Sunday, September 1, 2013

Cinta [sampai] Tua

Setahun terakhir seorang tua bernama Mbah Zaenal merawat istrinya yang terkena penyakit stroke. Dengan kerelaaan hati dan di dasari rasa cinta beliau merawat istrinya. Setiap pagi rutinitasnya adalah memandinkan, mengganti baju, menyisir rambut istri yang di dominasi waran putih dan tidak lupa menyuapi sarapan pagi untuk beliau. Masih teringat ketika saya berkunjung ke rumah beliau, dengan raut wajah yang ikhlas dan rasa cinta melakukan aktivitas seperti tersebut diatas. Sungguh pemandangan yang begitu indah dan inspiratif buat saya.
Ramadhan kemarin (Ramadhan 1434 H/ Juli-Agustus 2013) Simbah Putri kembali mengalami penurunan kondisi dan harus dilarikan ke rumah sakit. 10 Hari beliau dirawat di rumah sakit dan kondisi semakin memburuk, bahkan beliau sudah tidak bisa bangun dari tempat tidur. Lagi..... Mbah Zaenal dengan dibantu putra pertamannya selalu melayani Simbah Putri. Bahkan setelah lebaran kondisi Mbah Putri kembali "ngedrop" lagi, kembali beliau masuk rumah sakit. Mbah Zaenal berujar, "mbokmu tetep tak tambakne sampai titik darah penghabisan, senajan anak-anak do raiso. Tak tunggu lan tak rawate dewe..." (Ibumu tetap akan saya obatkan samapai titik darah penghabisan, walaupun anak-anak tidak bisa merawat. Saya akan merawatnya sendiri....). Begitulah kira-kira semnagat Mbah Zaenal untuk memberikan dan membuktikan rasa cinta beliau kepada Mbah Putri. 
Akhirnya waktu itu datang juga.....Simbah Putri dipanggil oleh Sang Pemilik Kehidupan, beliau beristiraht untuk selamnya, beliau dibebaskan dari rasa sakit di dunia di hari Kamis, 29 Agustus 2013 pukul 02.15 WIB, malaikat maut telah menjemput beliau.  Setelah pemakaman selesai saya sempat berbincang kepada Mbah Zaenal, "Mpun mbah, sak niki mbah putri mpun di pendet ingkang kagungan." (Sudah mbah, sekarang mbah putri sudah diambil sama pemiliknya)."Iya lee...aku yo wis ikhlas, tapi yen kelingan ngono motoku yo teles, kelingan sing ngopeni mbahmu." (Iya nak, aku juga sudah ikhlas, tetapi kalau teringat mataku juga basah (nangis), teringat ketika merawat simbahmu. 
Mungkin ini yang dikatakan cinta....CINTA (sampai) TUA....sungguh indah ketika kita berbicara tentang cinta..cinta dapat merubah sesuatu, memberikan kekuatan, kebahagiaan, emosi, bahkan cinta bisa menumbuhkan rasa benci. Apapun itu cinta adalah anugerah dari Sang Maha Kuasa untuk semua hambanya, tak perduli dia beriman atau pun tidak. Semoga cinta kita kepada Sang Pencipta Rasa Cinta (Alloh SWT) tidak tergantikan oleh apapun sampai akhir hayat.

Selamat jalan Eyang Siti Marfuah, [Surakarta, 29 Agustus 2013 dalam angka 74 Tahun]. Semoga ditempatkan temapt terindah di sisi Allah SWT...aamiin.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu