Monday, April 16, 2012

Rolling Kelas [Biarkan Aku Berada Di Tempat Yang Nyaman Pak Guru…!!!!]


Labeling Rat..!!!
                Sekolah kami menerapkan program yang disebut dengan Rolling Class yang petama kali diterapkan di kelas 6. Apa sih Rolling Class? Rolling Class [RC] adalah program dimana menyeleksi atau memindahkan anak sesuai dengan kemampuan akademik  yang berasal dari nilai refresh. Oh iya..sebelum lebih lanjut saya informasikan bahwa sekolah kami diadakan refresh mata pelajaran BI, MTK, IPA, IPS dan PKN yang dilakukan setiap hari Sabtu dengan mata pelajaran yang berbeda tiap Sabtunya. Minggu pertama refresh matematika, minggu kedua IPA dan seterusnya. Refresh bertujuan untuk mereview pelajaran selama satu bulan yang telah diberikan kepada gurunya pemahaman secara akademik tentunya, program ini diterapkan di semester 2.
                Sekolah kami mengklasifikasi anak berdasarkan nilai akademik, belum berdasarkan kecerdasan mereka dan gaya belajar mereka seperti  Sekolahnya Manusia by Munif Chatib. Jadi masih ada kelas unggulan dan kelas bawah, terlepas ada segi positif dan negatif dari pengelompokan kelas tersebut. Dengan label kelas atas [unggulan] dan kelas bawah [low akademik] secara psikologis hal ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Mungkin itu salah satu kekurangan dari adanya kelas unggulan.
RC sendiri akan mengklasifikasikan antara kelas atas [berisi anak yang matang secara akademik] dengan kelas rendah [akademik kurang matang]. Anak yang berada di kelas rendah, tetapi mendapatkan nilai yang bagus di bulan itu maka akan diklasifikasikan di kelas unggulan. Begitu juga sebaliknya untuk anak yang mendapatkan nilia rendah maka haru sturun kasta. Tujuan RC diantaranya adalah untuk memunculkan semangat bagi anak-anak, meningkatkan persaingan sehat diantara mereka dan menciptakan “suasana yang kondusif”.
                Tujuan tersebut untuk meningkatkan akademik masing-masing anak untuk berompetisi. Akan tetapi, ada sedikit permasalahan yang terkesampingkan dalam RC, faktor psikologis anak kurang diperhatikan. Tiap bulan anak harus beradaptasi dengan lingkungan kelas baru jika ia turun kasta maupun naik kasta. Sekedar info bahwa sekolah kami memakai kelas homogen, maksudnya adalah mengelompokkan kelas berdasarkan kemampuan akademik anak. Faktor kenyamanan dan kondusif nya lingkungan belajar juga terkesampingkan. Aristoteles pernah di tanya, bagaimana anda mengajarkan siswa anda sehingga mereka menjadi orang yang hebat?. Aristoteles dengan bijak menjawab “saya tidak memberikan banyak ilmu kepada mereka, saya hanya menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk mereka belajar”.
                Temuan dilapangan berkenaan siswa yang terkena RC sebetulnya bisa menjadi pertimbangan apakah program ini akan dilanjutkan atau tidak. Katakan namanya Rio yang berasal dari kelas bawah, karena di bulan itu nialinya bagus maka dia naik ke kelas atas. Akan tetapi, Rio merasa tidak nyaman dengan keadaan di kelas atas, karena ia merasa lebih enjoy berada di kelas bawah bersama teman-temannya yang “gokil-gokil”. Beda lagi dengan Rizki, anak kelas 5 ini kepingin naik dikelas atas karena ada temannya yang bernama Fian disana. Beberapa hari yang lalu saya melihat anak kelas 4 khususnya putri menangis karena ia akan turun “kasta” hanya anak yg ke kelas bawah, anehnya tidak hanya anak yang akan turun “kasta” yang menangis namun teman dekat nya pun menangis karena akan ditinggal teman baiknya. Ada satu kata yang menurut saya menyentuh, “Nanti kalau waktu istirahat kamu main ke sini yach?”.
                 Saat RC anak yang dari atas ke bawah maupun sebaliknya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan “iklim” di kelas tersebut. Ternyata tidak hanya siswa yang memerlukan adaptasi, gurupun dituntut demikian agar materi yang diajarkan dapat difahami oleh siswa. Pendapat pribadi saya, adanya RC kurang efektif untuk perkembangan anak secara akademis maupun secara psikologis. Adanya kelas “khusus” yang di huni oleh anak pintar dan bodoh pun sebenarnya saya tidak setuju walaupun dengan dalih agar guru dalam mengajar lebih enak dan mudah. Tidak adil rasanya kalau kita memberikan label belajar pada mereka, kamu anak pinter, kamu anak bodoh yang pasti menurut Multiple Intelegent semua anak adalah anak yang hebat dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sekali lagi semua anak, semua siswa dan semua peserta didik adalah pribadi yang unik dan memiliki style masing-masing….mereka semua adalah ORANG HEBAT…!!!!

2 comments:

Hamzah bergaya dengan burung hantu