Andai Imam Bonjol Tahu
ini bagian terberat menjadi anak
selesai makan malam harus bikin PR pula
maunya kita bisa tidur enak
aku pegang buku
ayah duduk di depanku
buku sejarah tentang pahlawan
manusia hebat suka berkorban
ayah tersenyum penuh bangga
lihat aku mulai membaca
buku sejarah aku buka
tepat tentang Imam Bonjol pahlawan luar biasa
Imam Bonjol pahlawan kita
baju dan sorbanya mirip AA Gym rupanya
bedannya, Imam Bonjol senang berperang
AA Gym senang berdendang
aku tebak, Imam Bonjol pastilah bijaksana
sukamendengar curhat anak-anak juga
sambil berbisik aku berkata
"Wahai Imam aku sedang berduka"
kulihat ayah semakin bangga
kulihat Imam senyum bibirnya
dia mengangguk mau icara
"tapi berbisik saja biar ayahmu tak marah," katanya.
"kenapa engkau berduka?" tanyanya
belajar malam alangkah beratnya
perut kenyang mata mengantuk
kepala berat pengin menggaruk
Imam tertawa mendengarnya
dia pusing tak tahu bilang apa
"ha...haha kita berbeda," katanya
"waktu kecil aku tak ada PR segala"
ayah tampaknya mulai curiga
aku bicara seperti orang gila
"eh, kamu belajar apa bercanda?"
"nanti besar mau jadi apa?"
aku heran semakin heran
kenapa belajar tidak boleh sambil bercanda
apakah bercanda tidak akan jadi siapa-siapa?
sedangkan Imam saja suka bercanda rupannya
Obsesi entah jenis apa yang di idap oleh sebagian orang tua, terutama ayah sehingga membuat hidup anaknnya hampir sebagian stimulan akademis. Sehingga tiada hari tanpa belajar akademis. Termasuk setelah makan malam.
Lebih hebatnya lagi adalah anak-anak harus belajar dengan sekian banyak peraturan yang di keluarkan secara sepihak oleh orang tua.
No comments:
Post a Comment