Emosional, kita sering mendengar istilah tersebut. Tapi apakah yg dimaksud emosional??
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
[emosi/emo·si/ /émosi/ n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat;2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); 3cak marah;].
Sedangkan emosional adalah _[emosional/emo·si·o·nal/ /émosional/ a 1menyentuh perasaan; mengharukan; 2 de,ngan emosi; beremosi; penuh emosi]
Pagi ini sebuah kejadian yg menjelaskan arti emosi terjadi. Hamzah (4,5 th) menyuapin asma' adiknya dengan "jenang mutiara" semacam bubur manis, padahal si Asma' baru 3,5 bulan. Melihat hal tersebut secara refleks, Umi Hamzah membentak dan memukul bagian punggung si Hamzah. "Plak........@#$%&!!" Kontan saja si Hamzah yg mendapatkan perlakuan tersebut kaget dan marah. Dia menangis dan membalas memukul uminya, tetapi uminya karena perasaan khawatir yang cukup tinggi serta dalam keadaan emosi tetap memarahi si Hamzah.
Si Asma hanya diem aja, telentang sambil nendang-nendang karena memang baru segitu kemampuan geraknya.
Kemudian saya mencoba menenangkan si hamzah, namun tetep aja dia berontak. Kemudian saya minta umi yg nenangkan si Hamzah dengan mengendalikan dirinya terlebih dahulu. Akhirnya dipeluklah si Hamzah, wlaupun masih dalam keadaan menangis tetapi amarahnya lebih terkendali.
Beberapa waktu kemudian saya mendapatkan pesan dari Umi, pada intinya dia menyesal kurang bisa mengendalikan emosi, dalam hal ini adalah amarahnya.
Itulah emosi, sebuah ekspresi perasaan secara spontan terhadap suatu keadaan yg dialami. Bukan hanya amarah, tetapi juga sering kali kita akan menjumpai banyak yg mengekspresikan kegembiraan dengan melompat tinggi dan teriak2. Disaat sedih dengan menangis, bahkan meraung-raung.
Yang perlu kita ketahui puncak kesedihan dan kebahagiaan adalah tangis/air mata. Teringat final sepakbola EURO 2016 antara Prancis vs Portugal. Dan dimenangkan team Portugal yg akhirnya menjadi juara. Bintang portugal pun menangis gembira, sementara pranvia menangis sedih.
Itulah emosional, yg memang sensasional karena datang tak diundang, pergi tanpa permisi......!!!!
Thursday, October 6, 2016
Emosional memang sensasional
Sunday, October 2, 2016
Pidato kondisi bangsaku
Assalamualaikum wr wb
[ mukodimah ]....
Dewan juri dan teman-teman sekalian yang semoga senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah. Alhamdulillah senantiasa kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan Allah kepada hambaNya. Karena sesungguhnya tidak ada kenikmatan yang kita kecap dalam kehidupan yang singkat ini kecuali datang dari Allah. Yang paling penting dalam bersyukur tidak hanya dengan ucapan Alhamdulillah, namun yang paling penting adalah bagaimana kita merubah kenikmatan menjadi ketatan.
Sholawat salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rosulullloh Muhammad SAW. Karena berkat risalah yang dibawa beliaulah kita mampu mengetahui jalan yang akan mendatangkan keridhoaan Allah dan bermuara pada kebahagiaan dunia akhirat. Tentunya kita berharap mendapatkan syafaat kelak di yaumul kiyamah.
Dewan juri yang kami hormati dan teman-teman yang kami banggakan.
[We all know that Indonesia is a country with a large number of Muslim and abundant natural resources. Wealth of forest, earth and sea is a pleasure that God gave to our nation. The pleasure we get is a blessing or it is essentially a disaster. Lest the condition of our country Gemah ripah loh jinawi. Maybe this is istidraj from Allah. What does it mean to istidroj ??
Kita ketahui bersama Indonesia merupakan sebuah Negara dengan jumlah muslim yang besar dan kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan dari hutan, perut bumi dan lautan merupakan kenikmatan yang Allah berikan untuk bangsa kita.
Kenikmatan yang kita dapatkan merupakan keberkahan atau justru pada hakikatnya adalah musibah. Jangan-jangan kondisi Negara kita yang gemah ripah loh jinawi merupakan sebuah istidroj dari Allah. Apa sih yang dimaksud dengan istidroj??
Rosululloh bersabda
Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُ
sementara dia masih bergelimang dengan maksiat
وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ
maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah
فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
Semua tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya, itulah istidraj
naudzubillahi min dzalik.
Marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada kita, kenikmatan jika tidak menambah ketaatan maka pada hakikatnya merupakan sebuah musibah.
Dewan juri yang saya hormati dan rekan-rekan yang kami banggakan.
Saat ini Negara kita banyak mengalami musibah. Musibah bukan hanya terkait dengan fenomena alam seprti kebakaran, banjir, gunung meletus ataupun gempa bumi. Akan tetapi ada musibah yang banyak masyarakat kita tidak meyadari bahwa apa yang menimpa mereka pada dasarnya adalah sebuah musibah. Yaitu jauhnya seorang hamba dari Allah Azza Wa Jalla. Jauhnya seorang hamba untuk mel;aksanakan kewajiban pada sang pencipta. Lalainya seorang hamba dari urusan yang berhubungan dengan agama.
Rosulpun memanjatkan doa terkait dengan hal tersebut
اللهم ولا مصيبتنا في ديننا
Ya Allah, jangan engkau jadikan musiabah yang menimpa kami dalam urusan agama kami.
Kenapa Rosululloh berdoa seperti itu?
Karena musibah dalam urusan agama, dan ketaatan kepada Allah merupakan sebesar-besar musibah karena akan menyebabkan kebinasaan di akhirat kelak.
Mari kita perhatikan kondisi masyarakat kita, kemaksiatan terjadi disana sini, narkoba meraja lela, pergaulan bebas seakan tanpa batas, perampokan, pencurian dan korupsi yang semakin menjadi. Tetapi disisi lain kajian tak diminati dan masjid semakin sepi.
Kita sepakat bahwa penyebab kerusakan yang ada dimuka bumi termasuk Negara kita adalah tingkah polah dari manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah As Syuaro ayat 30
"dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."
Banyaknya masyarakat yang melakukan maksiat merupakan salah satu penyebab musibah yang terjadi di Negara kita. Imam ibnu qayim al jauziyah dalam jawabul kaafi mengatakan “ diantara akibat dari dosa adalah menghilangkan nikmat dan mendatangkan bencana [musibah]. Oleh karena itu hilangnya suatu nikmat seorang hamba karena dosa. Begitu pula datang musibah di sebabkan oleh dosa”
Kenapa kondisi Negara kita bisa separah ini? Jauh keberkahan dari yang Allah berikan.
Pertama, banyak masyarakat yang kufur akan nikmat Allah. Salah satu indikasinya adalah tidak bertambahnya ketaatan kepada Allah disaat kenikmatan terus diberikan oleh Allah.
Yang kedua rusaknya akhlak bangsa. Kerusakan akhlak pada dasarnya musibah yang paling serius yang melanda bangsa kita. Padahal rusaknya akhlak akan membawa bangsa ini dalam kerusakan. Imam syaukani mengatakan bahwa
وانما الامم الاحلاقمابقيت
Sesungguhnya bangsa itu tergantung akhlaknya
فان هموذهبة اخلا قهم ذهبو
Bila rusak akhlaknya maka rusaklah bangsa itu
Lalu apa yang bisa kita lakukan??
Ali Bin Abi Tholib r.a mengatakan
ما نزل بلا الابذنب ولا رفع بلا الا بتو بة
Tidaklah musibah tersebut turun, melainkan karena dosa. Oleh karena itu tidaklah musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat [jawabul kaafi]
Bertaubat dari segala maksiat itulah salah satu solusi dari semua permasalahan, musibah dan bencana yang terjadi di Negara kita.
Bertaubat dari segala hal yang menyelisihi Allah dan Rosulnya. Bertaubat dari nikmat yang tidak disyukuri dengan menambah ketaatan. Melakukan segala sesuatu yang mendatangkan keridhoan Allah. Menjauhi segala sesuatu yang mendatangkan kemurkaan Allah.
Tapi tidak boleh juga kita tinggalkan adalah senantiasa berdo’a kepada Allah, semoga Negara kita menjadi Negara yang baldatun toyibatun wa rofun ghofur …aamiin.
Dewan juri dan rekan-rekan yang kami hormati demikianlah apa yang dapat saya sampaikan semoga mendatangkan manfaat, ada khilaf mohon maaf….
Wassalamualikum wr.wb
#juara3lombapidato_sekaresidenanSurakarta..smamta2016
Saturday, September 3, 2016
Long time no see
Tak terasa udah 3 bulan ndak nulis di blog. Banyak sih sebenernya moment yang bisa dijadikan bahan buat corat coret. Bulan Mei ada pengumuman hasil Ujian Nasionalnya para siswa kami, bulan Juni ada kelahiran Putri kami yang kedua, moment silaturahmi saat lebaran, bulan Agustus ada kemerdekaan, bergejolaknya si Hamzah karena perasaan cemburu pada adiknya yang baru.
Tapi semuanya terlewat, jika sempat akan kami catat buat pengingat dan semoga mendatangkan manfaat..
Wednesday, May 11, 2016
Sombong itu ujub, ujub itu sombong
SOMBONG adalah PENYAKIT yg sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.
Ditingkat PERTAMA:
SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR MATERI, di mana kita merasa:
- Lebih KAYA,
- Lebih RUPAWAN, &
- Lebih TERHORMAT daripada orang lain.
Ditingkat kedua:
SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR KECERDASAN, kita merasa:
- Lebih PINTAR,
- Lebih KOMPETEN yang PALING BENAR, &
- Lebih BERWAWASAN dibandingkan orang lain.
Ditingkat ketiga:
SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR KEBAIKAN, kita sering menganggap diri:
- Lebih BERMORAL,
- Lebih PEMURAH, &
- Lebih TULUS dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik...., Semakin Tinggi tingkat KESOMBONGAN kita, semakin sulit pula kita mendeteksinya.
SOMBONG karena MATERI mudah terlihat, namun SOMBONG karena PENGETAHUAN, apalagi SOMBONG karena KEBAIKAN, SULIT TERDETEKSI, apalagi "SOMBONG KARENA DIRI LEBIH BERTAQWA, LEBIH SHAHIH", itu seringkali hanya berbentuk benih~benih halus di dalam bathin kita..!!
Subhanalloh....
Segala "pujian" hanya bagi Alloh swt, "Kesombongan" hanya milik Alloh swt, tidak diperkenankan untuk kita..
Thursday, April 14, 2016
HE konsep 11-14 tahun
Resume Kulwap Material Pokok 7Grup HEbAT Matrikulasi 1
=====================
Selasa, 12 Maret 2016
Pukul 20.06- 21. 36
SME : Harry Santosa
Host : Siwi dan Lala
Pembukaan
Alhamdulillah, jazakumullah bunda Siwi, bunda Zahra dan team yang telah menyediakan kesempatan istimewa untuk saya dan kita semua berbagi dan belajar bersama malam ini 🙏😊
Tahap usia 11-14 adalah tahap paling kritikal dan berat sepanjang masa anak anak kita, karena di tahap inilah anak anak sudah mulai menjelang aqilbaligh, atau tahap pre aqilbaligh. Peran kita pada tahap ini juga telah bergeser dari Guide menjadi Mentor.
Tahap ini dalam syariah, ditandai dengan dipisahkannya kamar lelaki dan perempuan, lalu ada warning alert, yaitu boleh dipukul jika meninggalkan sholat dengan sengaja. Apa maknanya?
Di usia inilah anak anak kita harus tuntas fitrah keimanan dan fitrah seksualitasnya, karena akan fokus pada pengembangan akhlak dan bakatnya menuju tercapainya kemandirian dan tanggungjawab penuh (peran peradaban) ketika tiba aqilbaligh di usia 14-15 tahun.
Berbagai kenakalan anak terjadi pada rentang usia 11- 17 tahun, karena jika fitrahnya tidak tumbuh maka inilah fase paling galau, kacau, alai dan lalai. Karenanya walau saat ini anak anak kita masih usia balita, kita harus menyiapkan energi dan pemahaman agar mampu mengambil peran dalam mendidik anak anak kita yang sudah masuk fase hampir dewasa. Bagi yang anak anaknya berada pada fase ini, pasti sepakat bahwa anak sudah mulai susah diatur, melawan, dstnya ✅
Materi
🌱Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 11-14 Thn🌱
Tahap pendidikan pre aqil baligh usia 8-10 th merupakan masa kritis dimana anak akan mengalami transisi dr masa egosentris di usia < 7 thn kepada kesadaran awal sbg makhluk Tuhan & makhluk sosial. Tahap ini mrpkn tahap latihan&pembiasaan dg cara keteladanan&membangun kesadaran. Bila tahap ini gagal, dg berbagai alasan misalnya dg pemaksaan, trauma atau pendidikan tidak berhasil membuat terbangunnya kesadaran, maka fase berikutnya akan berat untuk memperbaiki kondisi tsb. Metode pendidikan yg paling efektif pada tahap ini adalah experiental learning atau project based learning atau biasa disebut menggali hikmah bersama peristiwa2 sehari2, atau dr sejarah, atau yg ada di alam semesta. Bagaimana dg tahap selanjutnya, Pre aqil baligh usia 11-14th?
Salam pendidikan peradaban utk para ayah bunda para pendidik generasi peradaban. Kita awali dgn merujuk pd siroh Nabawiyah ya, bagaimana keindahan orkestrasi kehidupan Rasulullah SAW pd rentang usia tersebut. Rasulullah SAW, sejak usia 9 tahun telah menjalani pendidikan bersama Paman dan keluarga besarnya. Dengan cara magang berdagang bahkan sampai ke Syams (Syiria). Namun mulai serius sejak usia 11 tahun. Nah jika rentang 8-10 adalah masa tadribat (pelatihan menuju aqil baligh) awal, maka 11-14 masa tadribat advance. Kemandirian penuh diharapkan terjadi ketika usia 15-16 tahun. Ini yg kita sebut usia aqil baligh. Namun latihan2 atau program menuju kesana mulai serius sejak usia 11-12 tahun.
Bagi yg punya anak atau adik di usia 11 tahun, maka mulai terasa agak berbeda sikapnya dari sebelumnya. Sedikit suka melawan, membantah, tdk suka diatur, banyak merenung, malas melakukan kerja rumahtangga dll. Mengapa demikian, itu krn mereka, anak2 kita sdh hampir separuhnya menjadi orang dewasa. Bukankah orang dewasa tdk suka diatur2, diperintah2, dianggap anak kecil dstnya?. KECUALI, sesuatu yg menjadi minat dan bakatnya, sesuatu yg merupakan idea dan gagasannya, sesuatu yg berangkat dari panggilan jiwanya. Performance Character spt disiplin, tekun, kerja keras, tepat waktu, tuntas dll dapat dikembankan dengan baik apabila berbasis minat, bakat, passion dll atau kita sebut dgn berbasis potensi keunikan. Dalam olahraga dan seni juga demikian, sangat penting bakat atau talent atau potensi seseorang.
Jadi usia 11 sampai 14, adalah fase latih pd tahap pre aqil baligh akhir menuju aqil baligh. Dari pengalaman, anak2 di usia 11 ke atas yg belum kenal Allah (contohnya malas Sholat) dan belum kenal diri (tak tahu bakat) maka akan lebih berat dan panjang recovery nya. Begitupula dengan fitrah belajar, bhw anak2 yang belum terbiasa berfikir kritis, logis, bernalar pd usia di atas 10 tahun akan cenderung susah dirubah. Karenanya anak2 yg hanya belajar ketika disuruh, belajar ketika ada ujian, belajar hanya memenuhi tugas dll adalah pertanda fitrah belajarnya telah meredup. Recovery nya juga lebih berat. Tentu mengenal Allah, mengenal diri (bakat), mengembangkan kemampuan berfikir kritis dll adalah perjalanan seumur hidup (journey), namun setidaknya usia 10 fondasinya selesai, dan tepat ketika aqilbalig (usia 14/15 tahun) fondasi ini telah berbentuk bangunan layak huni, layak memikul beban syariah, siap dikembangkan lebih lanjut dalam karya2 dan peran2 peradaban
Jadi ayah bunda, memperbanyak wawasan pd usia 0-10, dgn membaca/mengenal diri, membaca/mengenal Tuhan, membaca alam/masyarakat sebaiknya sdh dipenuhi, krn pd usia 11-14 anak2 akan fokus pd tadribat lanjutan menuju kedewasaan atau aqil baligh, dimana kewajiban syariah akan setara dgn kedua orangtuanya. Wawasan dan gagasan berubah menjadi pendalaman potensi dan aksi. Pada usia 11-14 tahun Rasulullah SAW disebutkan bhw masih magang namun telah memiliki tanggungjawab/ bisnis atau usaha kecil2an sendiri serta terlibat dalam aktifitas sosial masyarakat dalam skala terbatas. Wawasannya selama menggembala kambing dan magang pd usia sebelumnya, berwujud pd pendalaman potensi dan aksi.
Tanya- Jawab
1⃣ Bunda Yossy, Papua
Assalamualaikum. Pak Harry, bagaimana proses recovery yg bisa dilakukan kl mmg ternyata sudah terlanjur "gagal" pd pre aqil baligh ini?
1⃣bunda Yossy yang baik di Papua,
Para praktisi menyarankan untuk mengulang prosesnya, sebagaimana halnya bayi yang tidak merangkak dan langsung berdiri, maka proses merangkak harus diulang kembali. Karenanya secara fitrah perkembangan tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik.
Bagaimana mengulang proses itu? Silahkan lihat di framework HE FBE. Misalnya anak sudah usia 12 tahun masih susah disuruh sholat, ini pertanda fitrah keimanannya tidak tumbuh paripurna pada tahap usia dini dan sebelumnya. Maka prosesnya diulang seperti anak kecil, yaitu diberikan lagi keteladanan dan suasana keshalihan untuk membangun imaji2 positif ttg Allah, RasulNya, alIslam dan amal kebaikan lainnya.
Namun kali ini berikan keteladanan yang lebih intens dengan suasana keshalihan yang lebih kuat, misalnya menginapkan pada keluarga shalih (homestay), atau antarkan pada komunitas dengan ruhiyah yang kuat dan berkesan, lebih baik lagi jika komunitas itu relevan dengan bakatnya atau minatnya.
Ini berlaku untuk semua fitrah lainnya, yaitu diulang prosesnya sesuai metodenya dengan intensitas yang lebih kuat ✅
2⃣ Feby-semarang
Bagaimana mengatasi anak 11-14 tahun mereka mulai lebih memilih peer velue (nilai sesama gank/teman seumuran)
Dan ini sering bertolak belakang dengan nilai2 yg selama ini ditanamkan di keluarga.
2⃣Feby yang baik di Semarang,
Sebenarnya jika anak dekat kepada orangtuanya, maka peer value nya tidak akan banyak berpengaruh, kecuali sesaat. Maka orangtua penting untuk menjadi mentor (fungsi mentor akan dibahas kemudian) di usia ini. Di sisi lain, anak memang di usia 11-14 sudah punya keinginan "berjamaah" atau fitrah sosial, disamping sudah ingin mandiri. Namun jika fitrahnya tidak tumbuh maka fitrah berjamaah atau bersosial akan berwujud menjadi Geng, dan fitrah kedewasaan akan berwujud susah diatur namun tidak bisa mengatur dirinya sendiri.
Solusi terbaiknya adalah
1. Jadilah mentor baginya, atau carikan Mentor yang bisa menjadi idolanya (misalnya relevan dengan bakatnya namun orang yang punya value yang kita anggap baik)
2. Bantulah untuk masuk dalam komunitas yang sibuk pada kebaikan dan karya manfaat.
3. Jangan perlakukan seperti anak anak, dia akan menjauh. Berikan banyak peran sosial, bukan terlalu banyak membantu pekerjaan sehari2 di rumah. Bantu untuk eksis pada sosialnya dengan minatnya. ✅
3⃣ Liss, Mataram
Putri saya usia 9th 6bl. Kelebihan dia telaten dan cekatan.sejak batita Rajin beberes dan membantu. Tapi menjelang usia 9 sampai saat ini sikapnya banyak berubah. Sulit diatur dan tidak serapih dan serajin dulu. Melamun dan impulsif. Apakah munkin terjadi percepatan fase perkembangan? Apakah hal tersebut normal?
3⃣bunda Liss yang baik di Mataram,
InshaAllah dia akan tetap rajin, cekatan dalam membantu. Namun, bershabarlah sejenak, ananda yang memasuki masa pre aqilbaligh biasanya "agak galau", dia sedang sibuk dengan dirinya untuk sementara sehingga perlu melamun. Wajar saja, orang dewasa dimanapun pasti tidak suka diatur, termasuk anak anak kita yang menjelang dewasa. Maka berhentilah memandangnya sebagai anak anak, ajaklah bicara dengan lembut layaknya teman, gali perasaannya, fikirannya, aktifitasnya saat ini dll. Sementara hentikan dulu tugas2 rumah, coba beri peran sosial yang membuatnya lebih eksis, misalnya ajak bisnis, ajak dagang, libatkan dalam kegiatan wanita dewasa sehingga ananda punya teman2 wanita yang lebih dewasa namun akhlaknya baik dll. Lakukan apapun yang membuatnya merasa diakui keberadaannya. Petakan bakatnya, ajak ke sanggar atau kursus yang relevan, ajak ke kegiatan masjid dan sosial lainnya. InshaAllah nanti akan ceria kembali dan akan mantap dengan dirinya. Shabar ya, ananda hanya perlu waktu dan perlu difasilitasi kedewasaannya ✅
4⃣. Derris/tangerang
Bagaimana memberikan pemahaman kpd putri usia 11-14 ttg batasan pergaulan kpd lawan jenis, krn usia ini umumnya sdh memiliki wawasan tsb dr lingkungannya.
Terima kasih pak 🙏🏻
4⃣bunda Derris yang baik di Tanggerang,
Di usia 11-14 sebaiknya anak perempuan di dekatkan kepada ayahnya, agar fitrah seksualitasnya tumbuh wajar dan alamiah. Agar tidak mencari figur lelaki di luar rumah (pacaran), agar tidak mudah mengalami pelecehan seksual karena memahami bagaimana lelaki dari kacamata lelaki (ayahnya) dsbnya. Ayah sebaiknya menjelaskan bagian mana dari tubuh yang boleh dipandang dan disentuh oleh muhrim serta yang tidak boleh dipandang dan disentuh oleh bukan muhrim, Mengapa ayah, karena ayah adalah lelaki, maka akan memberitahu dengan sungguh sungguh dan penuh kasih sayang ✅
5⃣.Bunda anik - purworejo
Assalamualaikum.. sejauh ini kami mendidik anak mgk tmsk standard sj.sejujurnya kami pun ingin mjdkn anak2 kami sbg khoiru ummah.dlm prosesnya membuat fondasi mrk agar kuat kami sdh mencoba gunakn penekanan aqidah dg alur berfikir ( mendalam).harapannya sgl sesuatu pembelajaran bs terinternalisasi dlm pribadi mrk .hanya sj yg msh membuat sy ckp prihatin knp dlm akademik nya di sekolah( msh SD,usia 10 th) terlihat kurang ya.sampai saat ini utk belaj ar spt hrs kami paksa.adakah cara kami spt ini justru mencederai fitrah? Mhn tanggapannya.jzk
5⃣bunda Anik yang baik di Purworejo,
Khoiru Ummah adalah peran komunal atau peran kolektif secara berjamaah. Dalam jama'ah maka kafa'ah kafa'ah yang beragam bersinergi melahirkan peradaban terbaik. Jadi tidak semua orang harus bisa semua, tidak semua anak harus juara dalam akademis, ada jalur lain seperti bisnis dan professional. Coba amati dan temukan bakat anak, Rasulullah SAW juga menugaskan para Sahabat sesuai karakteristiknya atau bakatnya. Misalnya Umar bin Khattab ra, tidak pernah diperintah menjadi panglima perang, karena Umar walaupun temperamental dan suka mencabut pedang, namun beliau bukan orang lapangan yang berfikir taktis seperti Khalid bin Walid ra dan panglima lainnya. Begitupula Abdurrahman bin Auf ra yang memang hebat dalam ekonomi, jarang kita dengar mencatat dan meriwayatkan hadits, dsbnya.
Tidak mungkin khoiru ummah, isinya panglima semua, gubernur semua, ulama semua dstnya, ada banyak peran disana yang bukan juga selalu saintis atau akademis. Sekali lagi coba amati apakah ananda sesungguhnya lebih berbakat di Kuliner atau Komunikasi atau lainnya.
Belajar akan menyenangkan jika relevan dengan diri anak, sebaiknya kita tidak terperangkap dengan wacana prestasi akademis yang menggegas anak harus bernilai tinggi dalam semua mata pelajaran. Target kita adalah anak suka belajar dan bernalar, bukan dipaksa menguasai sesuatu yang tidak relevan dengan dirinya. Abu Bakar ra mengatkan bahwa "bukan aib bagi seseorang yang tidak mengetahui sesuatu yang tidak relevan dengan dirinya ✅
6⃣ bunda Lala
jika anak sdh telanjur diatas 10th sementara keragaman aktifitas saat 0-7th sangatlah kurang.
a. Apakah masih tetap harus diteruskan menjalankan keragaman tsb? Apakah ada perbedaannya kegiatan utk usia <7th dan diatas 10th ?
b. Jika seorang anak ber cita2 sama seperti profesi orgtua & eyangnya, apa bisa dibilang memang itu bakat si anak yg sebenarnya, ato orgtua tetap perlu mencari tahu bakat anak yg sesungguhnya?
Terima kasih ust. Harry
6⃣bunda Lala
a. Ya lanjutkan, namun pilih yang paling relevan dengan bakatnya. Biasanya di atas usia 10 anak sudah mulai nampak memilih kegiatan atau aktifitas yang sangat disukai. Tentu saja yang produktif dan syar'i ya.
Di bawah usia 7 tahun kegiatan lebih banyak bermain, antara 7 - 10 kegiatan mulai dipandu yang relevan, bermakna dan sosial, di atas 10 tahun kegiatan menjurus pada persiapan kemandirian dan kemampuan memikul beban syariah.
b. Bakat itu bukan profesi atau peran, tetapi sifat2 dasar bawaan seorang manusia, yang kemudian akan menjadi peran kelak. Kita tidak pernah tahu peran/profesi anak kita kelak. Jangan jangan profesi orangtuanya di masa depan tidak ada lagi. Misalnya sifat suka merawat, suka melayani, suka peduli, suka analisa, suka berkomunikasi, suka empati dll adalah sifat yang dibutuhkan seorang dokter, bisa juga seorang guru/dosen kesehatan, bisa juga aktifis anak terlantar dll. Jadi fasilitasi saja aktifitas yang relevan dengan sifatnya, namun temukan dahulu sifat2 dominannya dan jangan terburu memastikan perannya , karena dengan sifat2 yg sama bisa memiliki peran2 berbeda ✅
7⃣ bunda Rina - jepara
Anak saya umur 9 menjelang 10 tahun. Ausah mulai membentuk geng... walaupun dengan teman sekelasnya.. sayangnya, apa yg dibicarakan di dalam kelompoknya ini (saya lebih nyaman pake istilah kelompok) akan menjadi acuan.. bbrp peristiwa menunjukkan bahwa pembicaraan dlm kelompok ini mengarah ke pembenaran apa yg terjadi di masyarakat, misal salah satu temannya menceritakan ttg video lucu di youtube, sampe rumah dibrowsing, pdhl isi video tsb kurang layak untuk anak seusia dia.
Lalu, apa yg harus kami sebagai orang tua lakukan? Menjauhkan dari kelompok tersebut atau bagaimana? Krn setiap saat selalu diingatkan, mana yg baik dan sesuai syariat mana yg tidak..
Terimakasih atas penjelasannya
7⃣bunda Rina yang baik di Jepara.
Anak usia 9-10 tahun sudah menguat fitrah sosialnya, maka wajar jika anak kita sudah mulai punya "jama'ah". Kita menyebutnya geng atau kelompok karena umumnya tidak produktif.
Anak yang tidak disibukkan oleh kebaikan maka akan disibukkan oleh keburukan. Kebaikan bukan berarti selalu urusan belajar di sekolah sebagaimana kita umumnya cuma punya pilihan itu, tetapi kebaikan adalah semua aktifitas yang baik yang relevan dengan minat, sifat atau bakat produktif anak anak kita.
Saran saya, coba buat gengnya atau kelompoknya lebih produktif, misalnya dengan secara terbuka berdsikusi dengan mereka untuk menggali harapan dan mimpi serta aktifitas yang mereka sukai lalu memfasilitasinya. Tentu saja dengan menurunkan ego dan nafsu mengatur serendahnya. Beri kepercayaan, namun arahkan sesuai minat mereka. Misalnya jika suka youtube, coba ajak membuat film pendek ttg sosial atau tips2 ringan dan diupload ke youtube, undang pakar jika perlu dstnya.
Yang kedua, berikan jamaah lain yang lebih produktif dan punya karya sehingga anak tidak mubadzir energinya. Jangan lupa berikan anak pendamping akhlak dan juga pendamping bakatnya ✅
🔅Penutup🔅
Jazakumullah atas pertanyaan2 ayahbunda HEbAT yang luarbiasa, terimakasih atas perhatiannya dan kesempatan istimewa untuk berbagi. Sebagai catatan, usia 11-14 adalah tahap menuju aqilbaligh atau kedewasaan secara sempurna, semoga anak anak kita bisa hantarkan untuk mampu memikul beban syariah dan hantarkan kepada peran peradabannya ketika aqilbaligh tiba. Tetap semangat, rileks dan optimis ya. Jangan ragu untuk bertanya dan berbagi, karena mendidik anak memerlukan peran bersama atau berjamaah. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan. Waswrwb 🙏😊
Nasehat buat diri yang hina ini...!!!
1. Jika Kita Memelihara
'Kebencian Dendam', maka
seluruh 'Waktu & Pikiran' yg
Kita Miliki akan Habis begitu saja, dan Kita Tidak akan pernah menjadi 'Orang Yang Produktif'...
2. Kekurangan Orang Lain
adalah 'Ladang Pahala' bagi Kita
untuk :
» Memaafkannya,
» Mendoakannya,
» Memperbaikinya,
» dan Menjaga Aibnya.
3. Bukan 'Gelar & Jabatan' yg menjadikan 'Orang Menjadi Mulia', Jika Kualitas Pribadi kita Buruk...
Semua itu hanyalah 'Topeng
Tanpa Wajah'....
4. Ciri Seorang 'Pemimpin yg Baik' akan Tampak dari :
» Kematangan Pribadi,
» Buah Karya,
» serta Integrasi antara 'Kata & Perbuatan' nya...
5. Jika Kita Belum bisa
'Membagikan Harta' atau
Membagikan Kekayaan, maka
Bagikanlah 'Contoh Kebaikan' karena Hal itu akan 'Menjadi Tauladan'...
6. Jangan Pernah Menyuruh
Orang lain utk Berbuat Baik,
'Sebelum Menyuruh Diri Sendiri',
Awali segala sesuatunya untuk kebaikan dari 'Diri Kita Sendiri'...
7. Pastikan Kita sudah 'Beramal' hari ini, Baik dengan :
» Materi,
» dengan Ilmu,
» dengan Tenaga,
» atau Minimal dgn
'Senyuman yg Tulus'...
8. Para Pembohong akan
'Dipenjara oleh Kebohongannya'
sendiri...
Orang yg Jujur akan
'Menikmati Kemerdekaan' dalam Hidupnya...
9. Bila Memiliki 'Banyak Harta',
maka Kita lah yg akan
'Menjaga Harta'...
Namun Jika Kita Memiliki 'Banyak Ilmu', maka Ilmu lah yg akan 'Menjaga Kita'...
10. Bila 'Hati Kita Bersih', Tak ada
Waktu untuk :
» Berpikir Licik,
» Curang,
» atau Dengki,
sekalipun terhadap Orang lain.
11. Bekerja Keras adalah 'Bagian Dari Fisik', Bekerja Cerdas merupakan 'Bagian Dari Otak', sedangkan Bekerja Ikhlas adalah
'Bagian Dari Hati'...
12. Jadikanlah setiap 'Kritik'
bahkan 'Penghinaan' yg Kita
Terima sebagai 'Jalan Untuk Memperbaiki Diri'...
13. Kita tdk pernah tahu Kapan
'Kematian' akan 'Menjemput
Kita', tapi yg Kita Tahu Persis adalah 'Seberapa Banyak Bekal yg Kita Miliki untuk 'Menghadapinya'...
Semoga bermannfaat
😊 salam ukhuwah...
Wednesday, April 13, 2016
Redakan konflik dengan pelukan
Tuesday, April 12, 2016
TEKHNOLOGI ANTARA RAHMAT DAN LAKNAT
Thursday, March 31, 2016
Home Education 8-10 th
Materi Pokok ke 5 Kulwap Grup HEbAT Matrikulasi 1
🏹Konsep pre Aqil Baligh 8-10 tahun
Narasumber : Ust. Harry Santosa
Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh. Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabawiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh.
Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun.
Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat. Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan).
Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya. Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius.
Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (kutahu yg kumau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan "bermain main saja walau berbakat" menjadi latihan "teknik dan muscle memory".
Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun. Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10 atau 11 tahun. Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.
1⃣ Bunda Fitri, Salatiga
assalamualaikum ...
mhn pencerahannya ustadz..
anak perempuan kami usia hampir 10 th,mempunyai 3 adik dg jarak dekat, dulu msh saya didik dg cara outside in, usia pra latih dan pre baligh I tidak terselesaikan dg baik, skr kadang emosi msh labil, potensi menulis sdh terlihat tp blm terlatih.
Sudah terlambatkah kami?
Apa yang harus kamilakukan agar potensi dan fitrah nya bs berkembang optimal..?
terimakasih ustadz...
fitri, salatiga
1⃣bunda Fitri yang baik,
Sesungguhnya tidak ada istilah terlambat, tetapi ibarat menanam pohon jika ada yang terlewat untuk tumbuh, baik krn kelalaian atau karena terlalu cepat menggegas, maka recovery nya akan cukup perlu effort. Tetapi ananda masih muda 10 tahun, framework yang kami buat adalah framework ideal, jadi tidak perlu risau dan panik. Tetap tenang namun mulailah dengan banyak meminta maaf dan memeluk, mulailah kenali dan mengamati lebih mendalam semua aspek fitrah anak anak, ajak anak untuk memahami perubahan yang akan bunda dan suami lakukan untuk memulai kehidupan dan masa depan yang lebih baik bersama2, dan bantu anak untuk menggali perasaan (sifat), gagasan2 (fikiran) yang terpendam, aktifitas yang diimpikan dll. Kenali mengapa emosinya labil dengan proses menggali tadi. Petakan semuanya lalu rancanglah program untuk mensyukuri semua karunia Allah yang baik yang ada pada dirinya. Jangan sibuk dengan keterbatasan (kita sering menganggap sisi keburukan), tetapi sibuklah dengan sisi kebaikannya atau sisi kekuatan atau sisi positifnya. Akhlak yang baik akan tumbuh bersamaan dengan penghargaan atas sisi positifnya. Bantu dengan keteladanan di luar rumah baik personal maupun komunal, dalam aktifitas yang dia sukai maupun keshalihan yang menginspirasi
2⃣Bunda Yani, Pacitan
Ustadz Harry anak saya berusia 11 th, laki-laki, dari keempat fitrah yg harus ditumbuhkan, fitrah bakatnya yg belum bisa kami temukan. Anaknya multi talenta, sehingga kami kesulitan untuk mencari mana bakatnya yg paling dominan. Apa yg harus kami lakukan untuk anak yg multi talenta, dan apakah kamu sudah terlambat?
👤Ustadz Harry
2⃣bunda Yani yang baik,
Bakat dalam makna aktifitas yang disukai bisa beragam, namun sifat dominan biasanya hanya beberapa (versi Gallup ada 5 dari 34 tema sifat). Misalnya sifatnya suka melihat orang lain maju (developer), suka merancang (designer) dll. Aktifitas nya bisa mengajar, memberi, membagi pengetahuan, merawat manusia, merancang dll. Nanti dari aktifitas akan mengerucut beberapa saja dan menjadi peran. Pilih saja 3 sampai 5 aktifitas yang disukai untuk didalami dan dikembangkan dengan magang, kursus dll ✅
3⃣Bunda Roby
Saya punya anak 5 tahun, laki2, saya minta dia utk sholat, sy bilang ayo sholat biar disayang Allah.. Nah kebetulan sy sedang haid, akhirnya dia nanya ke saya, fatih disuruh sholat supaya disayang Allah, knp umi ga sholat? Nah bagaimana menjelaskan ke anak usia 5 tahun ini ya Ustadz?
👤 Harry
3⃣bunda Roby yang baik, apa yang bunda lakukan cukup baik, "agar disayang Allah", tapi lebih baik lagi jika inside out, "karena Allah sayang sama kita". Intinya anak di bawah usia 7 tahun yang terpenting bukan tertib gerakannya, tetapi suka dan bergairah walau terlihat berantakan.
Ketika sedang haidh saya kira bunda bisa sekedar simulasi saja, pakai mukena dan meniru gerakan sholat namun bukan sholat, tetapi upaya menginspirasi anak untuk bergairah sholat. Menyebut nama anak ketika sujud dalam doa2 yang baik, akan sangat baik utk konsep diri dan fitrah iman anak. ✅
4⃣bunda Irene
bgmn membantu anak agar tdk sering diganggu/dibully. tipe anaknya memang gak kuat dan mudah menangis pdhl anak laki"...
👤
4⃣bunda Irene yang baik,
Jika anak "berhasil di Bully" itu ada tiga kemungkinan,
1. Anaknya secara internal dan kecerdasan sosial memadai namun lingkungannya sangat keras sehingga anak tidak mampu bertahan, atau
2. Anak tidak memiliki kecerdasan sosial untuk beradaptasi positif pada lingkungan atau
3. Anak secara internal punya sifat sifat yang memang "mudah dibully", "mudah diperas" dll.
Solusinya berbeda2, pada kasus pertama, yaitu lingkungan yang memang berat, maka solusinya harus banyak pihak.yang terlibat, ini sudah perkara sistem. Bisa jadi ada budaya kuat di lingkungan tsb untuk saling membully seperti rimba.
Pada kasus kedua, perlu diteliti penyebab tidak memiliki kecerdasan sosial, misalnya pernah trauma sehingga sangat takut bersosial. Bisa juga karena sering diproteksi sejak kecil sehingga tidak memiliki mental driver, jadi mudah dibully atau dikendalikan orang lain.
Pada kasus ketiga, ini barangkali yang terjadi pada pertanyaan di atas. Bisa jadi ananda punya empati tinggi, tidak suka konflik, suka berbagi, tidak curigaan dll sehingga renatn dibully, diperas, ditipu dll. Untuk kasus ini bantu anak kita untuk menyadari sifat sifat baiknya itu perlu dipertahankan, namun jangan sampai menjadi resiko dan kelemahan. Bantu ananda untuk merancang strategi agar jangan sampai sifat baiknya itu dimanfaatkan orang lain. Latih untuk simulasi menghadapi anak pembully, teknik menjawab dengan cerdas tekanan pembully yang membuat pembully malas atau tidak berselera lagi membully dstnya
Dalam tiga kasus di atas yang sama dalam membantu adalah tidak diperkenankan menyuruh anak melawan balik apalagi secara fisik. Dalam banyak kasus pembully akan semakin menjadi jadi jika dilawan, karena akan semakin eksis dan tidak menyembuhkan. Mungkin dia berpindah ke lingkungan lain atau menjadi dendam.✅
5⃣Bu uzi - purwokerto..
a) Bgmna dgn kisah teladan masa kecil para ulama hebat terdahulu..
Usia 7 th sdh pada hafal Al-Qur'an..
Kebanyakan adalah anak yatim, lalu oleh Ibunya di "pondokkan" ke ulama yg lebih senior..
Apa itu gak berlawanan dgn konsep menumbuhkan fitrah Tadz?
Apakah ini juga disebut dgn HE?
b) pernah dengar cerita dari salah seorang pakar parenting islami di negeri ini.. Bahwa sebenarnya Imam Syafi'i itu lebih tertarik ke bidang x (maaf saya lupa), tp oleh gurunya yg melihat kelebihan beliau di bidang Fiqih, maka gurunya mengarahkan ke hal tsb..
Begitu pula dgn kisah Imam Bukhori yg menuruti arahan gurunya utk mendalami ttg Hadits..
Jadi utk mengarahkan anak soal pendalaman bakatnya, bila berbeda keinginginan & hasil pandangan orangtua (mengacu dari hasil portopolio anak) bgmana sebaiknya?
5⃣bunda Uzi di Purwokerto yang baik,
a) Yang pertama, yakinlah bahwa tiap manusia itu diciptakan berbeda, tidak ada yang sama. Tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menjadi ulama. Bukankah tidak setiap orangtua juga mampu menjadi ulama? Jangan titipkan cita cita kita pada anak anak kita jika tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka,
Jika memang anak sangat mudah menghafal, bisa menghafal 1 halaman hanya beberapa jam, sangat menyukai alQuran lebih dari anak rata rata, ya antarkan mereka pada ahli ahli alQuran berlisensi, untuk menjadi hafizh alQuran bahkan sampai menjadi Ulama dengan karya karya hebat di usia belasan tahun ketika aqilbaligh. Di pondokkan juga boleh sepanjang sosok ayah ibu hadir, bukan diboarding atau diasrama, tetapi homestay di rumah ustadz atau ulama dengan sosok ayah ibu utuh.
Tapi jika anak kita tidak memiliki kemampuan menghafal yang hebat, agak susah hafal tetapi mudah lupa dsbnya kita harus realistis, bahkan ada anak yang cepat menghafal seperti anak autis Asperger Syndrom, dalam hitungan detik bisa menghafal 1 halaman, tetapi tidak menyukai pekerjaan menghafal, lebih suka kepada sains dan teknik. Ini juga harus diperhatikan. Bagaimnana juga dengan anak yang lebih tertarik pada perdagangan, seni dll. Inipun harus menjadi perhatian. Jadi ingat bahwa tiap anak itu unik tidak bisa diseragamkan. Tidak setiap manusia harus mampu dan menjadi seperti Ulama. Ada banyak peran peran yang dibutuhkan peradaban Islam.
Yang kedua perlu diingat tahapan. Anak di bawah usia 7 tahun, berikanlah haknya untuk bermain, fleksibelkan interaksinya dengan alQuran bukan dengan target2 yang berat, nanti alih alih menjadi hafidz malah membenci alQuran. Dahulukan cinta pada Kitabullah dan akhlaknya sebelum menjalankan syariah termasuk akhlak untuk menghafal dstnya. Menghafal alQuran adalah fardu kifayah dan akhlak mulia, tetapi menjadi hafizh bagi yang berbakat kuat dalam menghafal dan sangat mencintai alQuran, menurut saya bisa menjadi fardu ain.
b) Imam Syafi'i adalah manusia jenius dan setidaknya memiliki bakat INPUT, suka belajar dan CONTEXT - suka mengkontekskan pengetahuan. Dua bakat yang bisa direfelskikan ke berbagai bidang seperti dosen, peneliti, ahli fikih dll. Jadi apapun bidangnya, asal relevan dengan bakatnya, saya yakin tidak ada masalah. Bakat tidak bisa berubah, tetapi bidang bisa diarahkan yang lebih produktif. Jangan keliru antara bakat dan bidang. Bakat adalah sifat atau aktifitas yang dominan dan sangat disukai, sedangkan bidang adalah peran dimana bakat seseorang diimplementasikan. Orangtua boleh mengarahkan kepada bidang yang lebih produktif namun tetap relevan dengan bakat atau sifat dan aktifitas yang disukai anak. Imam Syafi'i memiliki bakat sangat suka belajar, sangat cepat menghafal, sangat hebat dalam mengkontekskan ayat dan hadits, maka bidang yang diarahkan oleh gurunya adalah bidang ahli fiqih atau fuqaha bukan ahli biologi dan lainnya. Walau keduanya produktif namun menjadi ahli fiqih dianggap lebih produktif dan Imam Syafi'i ternyata terbukti sangat produktif karena sesuai juga dengan bakatnya✅
Closing statment :
Peradaban Islam membutuhkan banyak peran peran peradaban produktif yang dijalani oleh generasi peradaban anak anak kita, tentu dengan semulia mulia akhlak. Tugas Kenabian adalah menyempurnakan akhlak manusia, tugas kita adalah mendidik anak anak kita agar memiliki peran peradaban produkfit sesuai fitrahnya lalu disempurnakan akhlaknya dengan Dienullah. Maka anak anak kita harus mengenal dirinya dan mengenal Allah dengan sebaik baiknya, agar mampu berperan produktif dengan akhlak terbaik. "Hadapkanlah wajahmu pada Agama yang lurus, Tetaplah pada fitrah Allah, yang dengan fitrah itu Allah menciptakan manusia. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang kokoh. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya".(30:30)
"Katakanlah: "Tiap-tiap orang beramal menurut bawaannya." (17:84).
Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Tetap semangat dan istiqomah, yakin dan syukur, tenang dan optimis pada Rahmat Allah dalam mendidik potensi fitrah dan akhlak anak anak kita ya
Waswrwb 🙏😊✅
Salam Pendidikan Peradaban
Antara kognitif dan afektif
Pembukaan dengan basmallah, dilanjut sambutan dari ketua paguyuban oran tua wali.
Diawali dengan katidak puasan (tersirat) dari hasil pencapaian anak-anak yang kurang memuaskan.
Siang itu, salah satu ibu siswa dengan mata memerah dan berkaca-kaca, suara agak sedikit serak seperti oranv menahan tangis menyampaikan perolehan nilai TryOut Ujian Nasional yang diperoleh anaknya ternyata masih jauh dari harapan. " Kalau nilai anak saya seperti ini, dia mau melanjutkan ke sekolah mana?. Masih jauh (nilainya) kalau mau masuk ke SMA favorit di kota kita!". Itulah prioritas seorang ibu menyekolahka anaknya, untuk mendapatkan nilai kognitif yang tinggi agar masuk ke SMA level atas.
Wali murid lain menyambung, " ustadzah, kalau nilai anak kita tertinggi hanya sekian, maka tidak ada yang bisa di terima di SMA unggulan. Karena untuk masuk ke sana grade nya harus lebih tinggi. Bagaimana ini...."
"Hasil try out ini belum memuaska sama sekali, gurunya harus belajar lagi ini", katanya. Si Bapak memberikan saran agar mencarikan guru private untuk anak mereka. Sekaligus merekomendasikan guru-guru private sekaligus tempat dia mengajar. Yang rata-rata memang SMP favorit. "Guru yang saya rekomendasikan guru-guu yang pinter, buka muridnya. Salah satu indikatornya minimal ada 5 murid yang nilainya sempurna (100) dalam ujian" tambah bapak tersebut. Sekolah harus berbenah, harus lebih serius. Orang tua juga harus mendampingi dan mendokan....trus begini, begitu....bla...bla...bla.
Ada seorang wali murid dengan tenang ikut serta menyampaikan sesuatu. Diawalinya dengan ucapan terima kasih kepada Ustadz/zah yang sudah mendampinginya. "Tenang bapak ibu, ini masih nilai tryout. Masih ada waktu, kita perlu memotivasi dan mendampingi mereke tetapi tidak perlu memberikan target yang tinggi. Nilai TryOut seperti ini hanya nominal diatas kertas. Bukan faktor utama untuk mencapai kesuksesan. Dalam benak saya, anak berakhlak mulia, sholatnya tertib serta jujur dalam mengerjakan itu nilainya sudah dia atas 100". Perkataan bapak berbeda pandangan dan standar dengan 2 orang tua diatas. "Menanggapi bapak yang tadi, menurut saya bukan gurunya yang pinter, tapi siswanya yang pandai. Bisa di coba guru-guru yang katanya hebat tadi di minta ngajar di sekolah yang gradenya bawah, apa mungkin dia bisa membuat siswanya mendapatkan nilai sempurna?" Grrrrr..grrr diikuti tawa dan senyum peserta pertemuan wali.
Yach begitulah orang tua murid di sekolah kami, sekolah yang termasuk dalam jaringan Islam Terpadu. Kita akan sering menjumpai dua tipe orang tua tersebut, tipe KOGNITIF DAN AFEKTIF......!!!! Silahkan anda menentukan, tipe orang tua yang manakah anda????.
Thursday, March 17, 2016
TV...Ooh..TV.... Sinetronmu itu lho!!!!
Huht......!!!!
Kemarin malem saya sama ibu menjenguk anak tetangga kami yg sedang sakit dirumah sakit. Kami berangkat malam selepas sholat magrib. Singkat cerita kami sampai di RS dan bertemu dengan anak yang hendak kami jenguk. Ini anak sakit pada pencernaan, Ahmad namanya, usianya sekitar 3,5 tahun.
Waktu menunjukkan 19.30 wib, si anak mulai merengek dan menangis. Buka karena sakit yang di deritanya, bukan pula meminta mainan atau makanan. Tetai ini anak merengek, more nta sama ibunya agar diajak untuk nonton sinetro "anak jalanan" yang memang sedang hits di kalangan masyarakat. " ayo buk, ndelok boy ( tokoh utama), huuuuu.... Ayo buk, nonton tv. Ayo medun ndelok tv". Si anak menangis sejadinya agar mengajak ke lobi, karena tv nya ada di lobi baah. Malam itu secara langsung saya ditunjukan sebuah dampak dari TV, khususnya sinetron.
Dua hari sebelumnya, Sahrin (4,5 th) temen dari Hamzah, selepas show lat magrib di masjid dia nggak ikut pulang, tetapi main dulu ke tempat kami. Mereka lihat tv di rumah simbah yang kebetulan behimpitan dengan rumah kami. Karena memang kami tidak "memelihara" TV di rumah. Sebetulnya Si Hamzah sangat jarang ngelihat TV.
Tapi hari itu dia lihat TV dan sayangnya kami tidak melarangnya. Kebetulan yang mereka tonton adalah sinetron Anak Jalanan, ketika ada adegan dimana menampilkan tokoh utama (Boy dan Reva), si Sahrin kemudian bilang "lha iku Boy pacaran sama Reva".
"Apaan tho ituuu, nggak boleh!" Kata umi Hamzah yang kebetulan mendampingi mereka.
Astagfirulloh, begitu besar ternyata dampak tayangan televisi untuk kita. Anak usia 3,5 tahun sudah "kecanduan" sinetron, tentunya hal ini karena dia sering melihat sinetron tersebut, sampai-sampai seperti menjadi "kebutuhan pokok". Ada yang kurang kalau sehari tidak melihat sinetron. Ini anak baru 3,5 tahun lho yach..... Yang mungkin belum paham dengan apa yg dilihatnya, terlebih alur cèritanya. Tetapi, yang perlu kita ingat sebenarnya dia sedang belajar, meniru dan suatu saat akan mempraktekanya.
Masak sih mereka belajar?. Tuh si Sahrin udah tahu istilah "pacaran" ketika di tampilkan adegan Boy dan Reva.
Kita perlu kasih anak kita pengawasan agar belajarnya bener, seorang teman pernah berujar bahwa "CARA TERBAIK UNTUK MENGHADAPI PEKEMBANGAN TEKNOLOGI ADALAH PENGAWASAN DARI ORANG TUA DAN IMUNISASI IMAN"
walahu a'lam bi showab.
Semoga keluarga kita senantiasa berada di jalan yang diridahoi oleh Allah dan terhindar dari kemaksiatan dan hal yang di murkai olehNya.. Aamiin.
Home Education 0-7 tahun
Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun
Subject Matter Expert (SME):
Ust. Harry Santosa
(Founder MLC sekaligus praktisi HE sejak 1994)
💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝
Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.
Salam takzim utk ayah bunda semua.
Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.
Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.
Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.
Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.
Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.
Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.
Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.
Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.
Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarakatnya
»»
Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.
Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya
Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.
_________________
1⃣bunda Iing yang baik di Jogja
1. Bunda sudah tahu jawabannya, yaitu agar anak tumbuh curiosity nya pada usia dini adalah jangan terlalu cepat menjelaskan dan kreatiflah untuk memancing agar anak bertanya.
Sesungguhnya tiap anak curios dan suka bertanya krn ini fitrah belajar dan nalarnya, namun pertahankan dan gali gairah bertanyanya. Pastikan 5W dan banyak H untuk tiap tema atau topik. Manfaatkan momen atau peristiwa berkesan (learning through living). Contoh, misalnya suatu hari tanaman di rumah mati kena hama, maka ajak anak untuk bertanya. Menurut kamu apa itu hama? Kok bisa, darimana kira2 datang nya? Coba kapan ya munculnya? Kok tanaman bisa mati ya (mengapa)? Kok ga begitu? Bagaimana seandainya jika begini dan begitu...? Dstnya. Kait2kan dengan berbagai pengalaman sebelumnya.
Tentu lebih seru jika bersama2 mencari jawabannya, buka alQuran atau alHadits utk fitrah imannya ttg kematian, bukan ensiklopedia atau internet, ajak ke perkebunan atau tukang jual tanaman untuk bertanya kembali dan mendalami pertanyaan serta jawaban sebelumnya dstnya.
2. Semua anak selalu suka yang baru, kalau bosan pasti berpindah topik. Upayakan agar tdk bosan dan asik pada satu topik, tapi fleksibel saja jangan dipaksa untuk tidak boleh berpindah pada topik berikutnya, bisa jadi kita kurang asik membuat mereka curios atau terlalu banyak topik yang menarik dalam sebuah tempat ✅
2⃣Mery
Aslm pak harry,anak saya sekarang usia 14 bulan,apa saja yg yg harus saya fasilitasi untuk membangun imaji2 positifnya?permainan permainan apa yg bisa mengembangkan fitrahnya?
Dan apakah usia 14 bulan harus sering bermain d luar?bersama teman sebayanya?
Krn saya jarang lama2 jika bermain d luar rumah bersama tetangga.
2⃣bunda Mery yang baik,
Imaji positif nya akan tumbuh dengan semua hal positif di sekitarnya. Suara bunda dan suami yang lembut, wajah sumringah setiap saat, sentuhan yang nyaman, pelukan yang hangat, dialog yang akrab (walau anak tdk paham artinya terus ajak berdialog ) dstnya. Tentunya permainan imajinatif bukan permainan kognitif, seperti buku sentuh (kasar, halus, lembut, keras dll). Sensomotorik anak sedang butuh utk menyentuh, meraba, menggenggam, merasakan dstnya tentu dengan memberi waktu untuk banyak berekplorasi di alam. Tidak perlu lama asal sering. Volume otak akan membesar bukan dengan kognitif tetapi dengan banyak bahagia dan bermain. ✅
3⃣Bu uzi, purwokerto.
a.
Saya masih baru bgt jadi ibu.. Alhamdulillaah dikaruniai putri usia 17 bulan..
Dalam membersamai keseharian pendidikan anak kok saya banyak menggunakan kata: "mboten pareng, ampun" = tidak boleh, jangan..
Karena anak sdg awal masa eksplorasi, demi keamanan & keselamatan anak jd banyak gak bolehnya ya Tadz..
Apa itu salah?
Bgmna sebaiknya?
b.
Maksud dari "Bahasa Ibu yg Sempurna" itu yg bagaimana nggih Tadz?
3⃣bu Uzi yang baik,
Bukan tidak boleh menggunakan kata jangan, tentu untuk hal yang terkait aqidah tidak mengapa. Namun biasanya kata jangan disampaikan dengan nada agak keras, negatif atau cenderung menekan dan anak akan semakin penasaran "mengapa jangan" atau sebaliknya "jadi serba peragu" karena kebanyakan kata jangan. Irit saja menggunakannya untuk hal2 yang sangat urgent dan bahaya, sehingga anak sensitif.
Biasakan menggantinya dengan menjelaskan kebaikan (amar ma'ruf) sebelum (nahi munkar), misalnya anak naik ke atas meja, daripada mengatakan "jangan naik ke atas meja" lebih bijak menjelaskan "nak, meja untuk apa ya?" , "Meja untuk menaruh makanan atau makan, bukan untuk menaurh kaki atau jalan" , "jalan dimana sayang? Di ubin kan" dsbnya.
Dengan demikian imaji anak akan positif ttg meja, kelekatan terbangun, fungsi meja akan terekam seumur hidupnya. Kreatiflah dan berlaku adilah pada anak anak.
b. Bahasa Ibu sempurna adalah mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan secara baik dan santun, tepat dan jelas. Ada pakar yg mensyaratkan dengan 9000 kosa kata ✅
4⃣Bunda Erien, Bogor
1. Saya masih bingung soal bahasa ibu.. Saya dan suami berdarah sunda tp sy sendiri tdk fasih bahasa sunda, suami yg lebih fasih.jadi sy kesulitan utk menerapkan ini. Mohon jelaskan detail hubungan bahasa ibu dg fitrah anak.
2. Anak ke 2 sy, usia 3th 8bln. Suka sekali berimajinasi tentang kehancuran ya dilakukan oleh binatang. Misal, "nanti mamah dikejar Dino, trus mamah dimakan Dino, trus mamah mati deh" dan dia suka merimaji menjadi binatang favoritnya itu dan binatang2 pemangsa lainnya. Apakah ini akibat ada yg salah saat kami memberikan tontonan buat dia? mohon saran ust. Bagaimana memperbaikinya...
4⃣bunda Erien yang baik di Bogor,
1. Gunakan bahasa yang keduanya, suami dan istri, fasih. Bahasa Ibu tidak selalu bahasa daerah.
Berbahasa ini sesungguhnya adalah fitrah manusia, Allahlah yang menginstal kemampuan berbahasa pada setiap bayi yang lahir, yang kemudian "bahasa ibu" lah yang mentrigger nya untuk aktif. Hewan tidak diinstal kemampuan berbahasa walaupun mereka punya cara berkomunikasi. Karenanya hewan tdk dapat diajarkan menggunakan bahasa manusia manapun.
2. Kemungkinan anak bunda terpapar film sadis atau film horror spt Jurasic Park, yang menampilkan adegan sadis Tyrex memangsa manusia. Sepintas seperti film menarik utk anak padahal banyak adegan sadis. Jika berlanjut akan masuk ke alam bawah sadarnya sehingga menikmati adegan sadis. Ada kasus beberapa anak yang dititipi ke neneknya atau pembantunya, suka melihat acara tv semisal "buru sergap", dll dinyatakan menderita nyaris psikopat, atau menyukai kesadisan.
Karena ananda masih sangat belia, saran saya bunda mengarang cerita ttg Dino yang baik, dino ke masjid, dino menyelamatkan ayah dari banjir, dino membantu bunda memasak dll. Setiap kali tema Dino sadis muncul bunda ganti dengan tema Dino yang baik hati. Semoga berhasil. ✅
5⃣Yani dr Wonosobo
Pk hari sy masih bingung dlm menemani anak2 itu dlm praktek nya seperti apa? Agar bisa menumbuhkan semua fitrahnya. Kalo pemahaman sy sebelumnya hanya sekedar anak dikasih mainan tanpa ada konsep nilai apa yg ingin diajarkan pd anak. Anak sy 2 usia 3,5 dan 1,5 th.
Jazakumulloh
5⃣bunda Yani yang baik di Wonosobo ,
Tidak usah galau dan cemas ya Bunda. Untuk memulainya memang kadang kagok dan canggung, tetapi kalau sudah biasa ya seperti bunda memandikan atau mengajaknya bicara saja, bukan program yang rigid dan rumit. Tentu sesuai tahapannya, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik.
Fitrah iman misalnya, ditumbuhkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan di rumah agar anak anak punya imaji2 positif ttg Allah, Rasulullah, amal amal kebaikan dsbnya. Keteladanan tentu bukan terlalu banyak diajarkan, cukup perilaku baik spt senyuman ketika adzan berkumandang, ucapan lembut, santun yang menyenangkan, cara toileting yang baik dan benar, diajak sholat dengan menyenangkan tanpa target tertib dstnya. Atmosfir keshalihan misalnya suasana rumah yang damai, hindari ucapan buruk, lantunan alQuran, hindari pertengkaran di depan anak, singkirkan televisi dsbnya.
Begitupula fitrah2 lainnya
6⃣ayah Aditya yang baik di Jogja,
Jenis Fitrah ada banyak dari berbagai pendapat ulama tafsir alQuran maupun hadits, kami mengklasifikasi menjadi 7 (ini pokok, masih bisa berkembang) agar mudah diingat. Dalam materi HE kami batasi 4 dulu yaitu fitrah belajar dan nalar, fitrah keimanan (tauhid, spiritualias, moral, relijiusitas), fitrah bakat dan fitrah perkembangan. InshaAllah bahasan kelak akan bertambah dengan fitrah seksualitas dan cinta, fitrah estetika dan bahasa, fitrah sosial dan kehidupan. Semua klasifikasi bisa dipertanggungjawabkan sumbernya.
2. HE memiliki 2 tujuan besar (kami menyebutnya Misi), yaitu
- mengembalikan fitrah peran mendidik ayah dan bunda,
- mengembalikan pendidikan fitrah pada anak anak
Misi akhir
- mencapai peran peradaban personal dan komunal sesuai fitrahnya ketika aqilbaligh termasuk memikul beban syariah
6⃣ Aditya, Yogyakarta
1. Apa yg menjadi dasar /sumber dlm penentuan ke empat fitrah anak?
2. Apa yg menjadi goal/ tujuan akhir dr keberhasilan penerapan HE pada anak?apa parameter keberhasilannya?
Terimakasih
7⃣bu Roby yang baik di Bekasi,
Fitrah jasadi tetap dilatih dan tidak ditargetkan dengan tujuan kesehatan dan kebugaran, juga selama bukan gangguan fisiologis (kesalahan tulang atau postur) tidak perlu ada yang diperbaiki. Jika ragu sebaiknya konsultasi ke ahli fisiologi.
HE adalah kewajiban, bukan pilihan, jalani dan nikmati amanah ini dengan bahagia, yakin, rileks dan optimis. Ftrah adalah jalan sukses. Tahapan dan cara adalah sunnatullah. Kunci sukses adalah perbanyak doa ayah bunda agar diberi kemudahan, keshabaran dan hati yang ikhlash, ridha dan lapang menerima amanah anak. Ingatlah mendidik anak tidaklah lama, hanya sampai aqilbaligh, setidakma 15 tahun, setelah itu anak anak kita menjadi orang dewasa setara kita yang menanggung kewajiban syariah dan perannya, mereka bukan lagi anak kita. Maka syukuri dan nikmati karunia idah tiada tara ini ✅
7⃣ bu Roby, Bekasi
Assalamu'alaikum ust. Harry, anak saya laki2 usia 5 tahun. Kami memperhatikan dia secara fisik lemah, keseimbangannya kurang bagus, intinya motorik kasarnya tidak menonjol. Apakah motorik kasarnya blm tumbuh atau harus saya latih terus? Sampai batas apa saya melatih motoriknya? Karna melihat dia berlari kencang itu mengerikan, postur tubuhnya ketika berlari tdk seimbang.
Yang kedua ustadz, bagaimana mempertahankan semangat utk konsisten menemani anak dengan menyajikan HE dirumah?
Mohon penjelasannya ustadz. Terimakasih.
8⃣ Juniarti, Bogor
Berkaitan dgn pertanyaan sy pd materi sebelumnya. Mengenai fitrah belajar 0-7thn. Metode belajar tiap anak tentunya berbeda2. Anak sy, Qisthi (Q) 4thn, sejak usianya belum genap 3thn, Q bisa menulis huruf atas usahanya sendiri. Berbekal karpet puzzle, tempelan kulkas, dan mainan lainnya. Dari awal, Q yg selalu semangat brtanya, "ini apa". Sy beritahu sekali saja, Q langsung ingat hingga akhirnya tau semua abjad. Lalu tiba2 bisa menulis semua huruf dengan sendirinya, berusaha mengikuti bentuk huruf tsb dan jadilah huruf. Tapi sy sempat ragu ketika ada teman yg mengingatkan bahwa belum usianya belajar menulis. Padahal sy tidak menjejalinya. Sy jg merasa itu hanya sekedar mengenal huruf dan sekedar tahu tulisan namanya sendiri.
Pertanyaan sy : Apakah fitrah anak sy terganggu? Sementara Q termasuk anak yg seriously, ketika ingin tahu tentang satu hal, Q akan mendalaminya. Bahkan beberapa kali Q minta diajarkan membaca, setelah sy beri penjelasa alasannya, Q malah bilang "Q bisa dr skrg, bunda. Kenapa hrs nanti? Percayalah, Q bisa"
Sampai skrg, Q lbh senang dengan kertas dan pulpen daripada mainan lainnya..
8⃣bunda Juniarti yang baik di Bogor,
Dalam beberapa kasus tentu ada anak yang lebih cepat dalam mempelajari sesuatu karena minat dan curiosity yang tinggi pd sesuatu itu. Sepanjang terjadi alamiah bukan stimulus yang belum waktunya maka tidak mengapa dan perlu diberi kesempatan sembari tetap menjalani masa anak anaknya dengan sepuasnya.
Rekognisi simbol sampai merangkai sebenarnya belum perlu untuk anak di bawah 7 tahun. Bisa saja anak mampu, namun indikatornya adalah apakah anak sudah perlu? Tapi jika dia suka, biarkan saja dan tidak perlu dijadikan yang utama disamping bahasa ibu, kelekatan, senso motorik dengan bermain di alam, psikomotorik untuk keseimbangan/kekuatan fisik, executive functioning dengan memelihara hewan dan tumbuhan, kearifan lokal dan kisah kepahlawanan bersastra baik, gairah fitrah keimanan utk ridha pada alHaq ✅
-
Labeling Rat..!!! Sekolah kami menerapkan program yang disebut dengan Rolling Class yang petama kali diterapkan di kel...
-
Anak anda kelas 2 SD? Pernah mendapatkan soal seperti ini? Kamu mandi sehari berapa kali?. Jawaban yang di betulkan pasti 2 kali. Kare...
-
Penyakit “Disteachia” yaitu kesalahan dalam mengajar dan menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Disteachia mengandung 3T, yaitu Teach...