Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun
Subject Matter Expert (SME):
Ust. Harry Santosa
(Founder MLC sekaligus praktisi HE sejak 1994)
💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝
Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.
Salam takzim utk ayah bunda semua.
Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.
Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.
Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.
Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.
Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.
Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.
Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.
Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.
Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarakatnya
»»
Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.
Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya
Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.
_________________
1⃣bunda Iing yang baik di Jogja
1. Bunda sudah tahu jawabannya, yaitu agar anak tumbuh curiosity nya pada usia dini adalah jangan terlalu cepat menjelaskan dan kreatiflah untuk memancing agar anak bertanya.
Sesungguhnya tiap anak curios dan suka bertanya krn ini fitrah belajar dan nalarnya, namun pertahankan dan gali gairah bertanyanya. Pastikan 5W dan banyak H untuk tiap tema atau topik. Manfaatkan momen atau peristiwa berkesan (learning through living). Contoh, misalnya suatu hari tanaman di rumah mati kena hama, maka ajak anak untuk bertanya. Menurut kamu apa itu hama? Kok bisa, darimana kira2 datang nya? Coba kapan ya munculnya? Kok tanaman bisa mati ya (mengapa)? Kok ga begitu? Bagaimana seandainya jika begini dan begitu...? Dstnya. Kait2kan dengan berbagai pengalaman sebelumnya.
Tentu lebih seru jika bersama2 mencari jawabannya, buka alQuran atau alHadits utk fitrah imannya ttg kematian, bukan ensiklopedia atau internet, ajak ke perkebunan atau tukang jual tanaman untuk bertanya kembali dan mendalami pertanyaan serta jawaban sebelumnya dstnya.
2. Semua anak selalu suka yang baru, kalau bosan pasti berpindah topik. Upayakan agar tdk bosan dan asik pada satu topik, tapi fleksibel saja jangan dipaksa untuk tidak boleh berpindah pada topik berikutnya, bisa jadi kita kurang asik membuat mereka curios atau terlalu banyak topik yang menarik dalam sebuah tempat ✅
2⃣Mery
Aslm pak harry,anak saya sekarang usia 14 bulan,apa saja yg yg harus saya fasilitasi untuk membangun imaji2 positifnya?permainan permainan apa yg bisa mengembangkan fitrahnya?
Dan apakah usia 14 bulan harus sering bermain d luar?bersama teman sebayanya?
Krn saya jarang lama2 jika bermain d luar rumah bersama tetangga.
2⃣bunda Mery yang baik,
Imaji positif nya akan tumbuh dengan semua hal positif di sekitarnya. Suara bunda dan suami yang lembut, wajah sumringah setiap saat, sentuhan yang nyaman, pelukan yang hangat, dialog yang akrab (walau anak tdk paham artinya terus ajak berdialog ) dstnya. Tentunya permainan imajinatif bukan permainan kognitif, seperti buku sentuh (kasar, halus, lembut, keras dll). Sensomotorik anak sedang butuh utk menyentuh, meraba, menggenggam, merasakan dstnya tentu dengan memberi waktu untuk banyak berekplorasi di alam. Tidak perlu lama asal sering. Volume otak akan membesar bukan dengan kognitif tetapi dengan banyak bahagia dan bermain. ✅
3⃣Bu uzi, purwokerto.
a.
Saya masih baru bgt jadi ibu.. Alhamdulillaah dikaruniai putri usia 17 bulan..
Dalam membersamai keseharian pendidikan anak kok saya banyak menggunakan kata: "mboten pareng, ampun" = tidak boleh, jangan..
Karena anak sdg awal masa eksplorasi, demi keamanan & keselamatan anak jd banyak gak bolehnya ya Tadz..
Apa itu salah?
Bgmna sebaiknya?
b.
Maksud dari "Bahasa Ibu yg Sempurna" itu yg bagaimana nggih Tadz?
3⃣bu Uzi yang baik,
Bukan tidak boleh menggunakan kata jangan, tentu untuk hal yang terkait aqidah tidak mengapa. Namun biasanya kata jangan disampaikan dengan nada agak keras, negatif atau cenderung menekan dan anak akan semakin penasaran "mengapa jangan" atau sebaliknya "jadi serba peragu" karena kebanyakan kata jangan. Irit saja menggunakannya untuk hal2 yang sangat urgent dan bahaya, sehingga anak sensitif.
Biasakan menggantinya dengan menjelaskan kebaikan (amar ma'ruf) sebelum (nahi munkar), misalnya anak naik ke atas meja, daripada mengatakan "jangan naik ke atas meja" lebih bijak menjelaskan "nak, meja untuk apa ya?" , "Meja untuk menaruh makanan atau makan, bukan untuk menaurh kaki atau jalan" , "jalan dimana sayang? Di ubin kan" dsbnya.
Dengan demikian imaji anak akan positif ttg meja, kelekatan terbangun, fungsi meja akan terekam seumur hidupnya. Kreatiflah dan berlaku adilah pada anak anak.
b. Bahasa Ibu sempurna adalah mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan secara baik dan santun, tepat dan jelas. Ada pakar yg mensyaratkan dengan 9000 kosa kata ✅
4⃣Bunda Erien, Bogor
1. Saya masih bingung soal bahasa ibu.. Saya dan suami berdarah sunda tp sy sendiri tdk fasih bahasa sunda, suami yg lebih fasih.jadi sy kesulitan utk menerapkan ini. Mohon jelaskan detail hubungan bahasa ibu dg fitrah anak.
2. Anak ke 2 sy, usia 3th 8bln. Suka sekali berimajinasi tentang kehancuran ya dilakukan oleh binatang. Misal, "nanti mamah dikejar Dino, trus mamah dimakan Dino, trus mamah mati deh" dan dia suka merimaji menjadi binatang favoritnya itu dan binatang2 pemangsa lainnya. Apakah ini akibat ada yg salah saat kami memberikan tontonan buat dia? mohon saran ust. Bagaimana memperbaikinya...
4⃣bunda Erien yang baik di Bogor,
1. Gunakan bahasa yang keduanya, suami dan istri, fasih. Bahasa Ibu tidak selalu bahasa daerah.
Berbahasa ini sesungguhnya adalah fitrah manusia, Allahlah yang menginstal kemampuan berbahasa pada setiap bayi yang lahir, yang kemudian "bahasa ibu" lah yang mentrigger nya untuk aktif. Hewan tidak diinstal kemampuan berbahasa walaupun mereka punya cara berkomunikasi. Karenanya hewan tdk dapat diajarkan menggunakan bahasa manusia manapun.
2. Kemungkinan anak bunda terpapar film sadis atau film horror spt Jurasic Park, yang menampilkan adegan sadis Tyrex memangsa manusia. Sepintas seperti film menarik utk anak padahal banyak adegan sadis. Jika berlanjut akan masuk ke alam bawah sadarnya sehingga menikmati adegan sadis. Ada kasus beberapa anak yang dititipi ke neneknya atau pembantunya, suka melihat acara tv semisal "buru sergap", dll dinyatakan menderita nyaris psikopat, atau menyukai kesadisan.
Karena ananda masih sangat belia, saran saya bunda mengarang cerita ttg Dino yang baik, dino ke masjid, dino menyelamatkan ayah dari banjir, dino membantu bunda memasak dll. Setiap kali tema Dino sadis muncul bunda ganti dengan tema Dino yang baik hati. Semoga berhasil. ✅
5⃣Yani dr Wonosobo
Pk hari sy masih bingung dlm menemani anak2 itu dlm praktek nya seperti apa? Agar bisa menumbuhkan semua fitrahnya. Kalo pemahaman sy sebelumnya hanya sekedar anak dikasih mainan tanpa ada konsep nilai apa yg ingin diajarkan pd anak. Anak sy 2 usia 3,5 dan 1,5 th.
Jazakumulloh
5⃣bunda Yani yang baik di Wonosobo ,
Tidak usah galau dan cemas ya Bunda. Untuk memulainya memang kadang kagok dan canggung, tetapi kalau sudah biasa ya seperti bunda memandikan atau mengajaknya bicara saja, bukan program yang rigid dan rumit. Tentu sesuai tahapannya, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik.
Fitrah iman misalnya, ditumbuhkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan di rumah agar anak anak punya imaji2 positif ttg Allah, Rasulullah, amal amal kebaikan dsbnya. Keteladanan tentu bukan terlalu banyak diajarkan, cukup perilaku baik spt senyuman ketika adzan berkumandang, ucapan lembut, santun yang menyenangkan, cara toileting yang baik dan benar, diajak sholat dengan menyenangkan tanpa target tertib dstnya. Atmosfir keshalihan misalnya suasana rumah yang damai, hindari ucapan buruk, lantunan alQuran, hindari pertengkaran di depan anak, singkirkan televisi dsbnya.
Begitupula fitrah2 lainnya
6⃣ayah Aditya yang baik di Jogja,
Jenis Fitrah ada banyak dari berbagai pendapat ulama tafsir alQuran maupun hadits, kami mengklasifikasi menjadi 7 (ini pokok, masih bisa berkembang) agar mudah diingat. Dalam materi HE kami batasi 4 dulu yaitu fitrah belajar dan nalar, fitrah keimanan (tauhid, spiritualias, moral, relijiusitas), fitrah bakat dan fitrah perkembangan. InshaAllah bahasan kelak akan bertambah dengan fitrah seksualitas dan cinta, fitrah estetika dan bahasa, fitrah sosial dan kehidupan. Semua klasifikasi bisa dipertanggungjawabkan sumbernya.
2. HE memiliki 2 tujuan besar (kami menyebutnya Misi), yaitu
- mengembalikan fitrah peran mendidik ayah dan bunda,
- mengembalikan pendidikan fitrah pada anak anak
Misi akhir
- mencapai peran peradaban personal dan komunal sesuai fitrahnya ketika aqilbaligh termasuk memikul beban syariah
6⃣ Aditya, Yogyakarta
1. Apa yg menjadi dasar /sumber dlm penentuan ke empat fitrah anak?
2. Apa yg menjadi goal/ tujuan akhir dr keberhasilan penerapan HE pada anak?apa parameter keberhasilannya?
Terimakasih
7⃣bu Roby yang baik di Bekasi,
Fitrah jasadi tetap dilatih dan tidak ditargetkan dengan tujuan kesehatan dan kebugaran, juga selama bukan gangguan fisiologis (kesalahan tulang atau postur) tidak perlu ada yang diperbaiki. Jika ragu sebaiknya konsultasi ke ahli fisiologi.
HE adalah kewajiban, bukan pilihan, jalani dan nikmati amanah ini dengan bahagia, yakin, rileks dan optimis. Ftrah adalah jalan sukses. Tahapan dan cara adalah sunnatullah. Kunci sukses adalah perbanyak doa ayah bunda agar diberi kemudahan, keshabaran dan hati yang ikhlash, ridha dan lapang menerima amanah anak. Ingatlah mendidik anak tidaklah lama, hanya sampai aqilbaligh, setidakma 15 tahun, setelah itu anak anak kita menjadi orang dewasa setara kita yang menanggung kewajiban syariah dan perannya, mereka bukan lagi anak kita. Maka syukuri dan nikmati karunia idah tiada tara ini ✅
7⃣ bu Roby, Bekasi
Assalamu'alaikum ust. Harry, anak saya laki2 usia 5 tahun. Kami memperhatikan dia secara fisik lemah, keseimbangannya kurang bagus, intinya motorik kasarnya tidak menonjol. Apakah motorik kasarnya blm tumbuh atau harus saya latih terus? Sampai batas apa saya melatih motoriknya? Karna melihat dia berlari kencang itu mengerikan, postur tubuhnya ketika berlari tdk seimbang.
Yang kedua ustadz, bagaimana mempertahankan semangat utk konsisten menemani anak dengan menyajikan HE dirumah?
Mohon penjelasannya ustadz. Terimakasih.
8⃣ Juniarti, Bogor
Berkaitan dgn pertanyaan sy pd materi sebelumnya. Mengenai fitrah belajar 0-7thn. Metode belajar tiap anak tentunya berbeda2. Anak sy, Qisthi (Q) 4thn, sejak usianya belum genap 3thn, Q bisa menulis huruf atas usahanya sendiri. Berbekal karpet puzzle, tempelan kulkas, dan mainan lainnya. Dari awal, Q yg selalu semangat brtanya, "ini apa". Sy beritahu sekali saja, Q langsung ingat hingga akhirnya tau semua abjad. Lalu tiba2 bisa menulis semua huruf dengan sendirinya, berusaha mengikuti bentuk huruf tsb dan jadilah huruf. Tapi sy sempat ragu ketika ada teman yg mengingatkan bahwa belum usianya belajar menulis. Padahal sy tidak menjejalinya. Sy jg merasa itu hanya sekedar mengenal huruf dan sekedar tahu tulisan namanya sendiri.
Pertanyaan sy : Apakah fitrah anak sy terganggu? Sementara Q termasuk anak yg seriously, ketika ingin tahu tentang satu hal, Q akan mendalaminya. Bahkan beberapa kali Q minta diajarkan membaca, setelah sy beri penjelasa alasannya, Q malah bilang "Q bisa dr skrg, bunda. Kenapa hrs nanti? Percayalah, Q bisa"
Sampai skrg, Q lbh senang dengan kertas dan pulpen daripada mainan lainnya..
8⃣bunda Juniarti yang baik di Bogor,
Dalam beberapa kasus tentu ada anak yang lebih cepat dalam mempelajari sesuatu karena minat dan curiosity yang tinggi pd sesuatu itu. Sepanjang terjadi alamiah bukan stimulus yang belum waktunya maka tidak mengapa dan perlu diberi kesempatan sembari tetap menjalani masa anak anaknya dengan sepuasnya.
Rekognisi simbol sampai merangkai sebenarnya belum perlu untuk anak di bawah 7 tahun. Bisa saja anak mampu, namun indikatornya adalah apakah anak sudah perlu? Tapi jika dia suka, biarkan saja dan tidak perlu dijadikan yang utama disamping bahasa ibu, kelekatan, senso motorik dengan bermain di alam, psikomotorik untuk keseimbangan/kekuatan fisik, executive functioning dengan memelihara hewan dan tumbuhan, kearifan lokal dan kisah kepahlawanan bersastra baik, gairah fitrah keimanan utk ridha pada alHaq ✅
No comments:
Post a Comment