Assalamualaikum wr wb
[ mukodimah ]....
Dewan juri dan teman-teman sekalian yang semoga senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah. Alhamdulillah senantiasa kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan Allah kepada hambaNya. Karena sesungguhnya tidak ada kenikmatan yang kita kecap dalam kehidupan yang singkat ini kecuali datang dari Allah. Yang paling penting dalam bersyukur tidak hanya dengan ucapan Alhamdulillah, namun yang paling penting adalah bagaimana kita merubah kenikmatan menjadi ketatan.
Sholawat salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rosulullloh Muhammad SAW. Karena berkat risalah yang dibawa beliaulah kita mampu mengetahui jalan yang akan mendatangkan keridhoaan Allah dan bermuara pada kebahagiaan dunia akhirat. Tentunya kita berharap mendapatkan syafaat kelak di yaumul kiyamah.
Dewan juri yang kami hormati dan teman-teman yang kami banggakan.
[We all know that Indonesia is a country with a large number of Muslim and abundant natural resources. Wealth of forest, earth and sea is a pleasure that God gave to our nation. The pleasure we get is a blessing or it is essentially a disaster. Lest the condition of our country Gemah ripah loh jinawi. Maybe this is istidraj from Allah. What does it mean to istidroj ??
Kita ketahui bersama Indonesia merupakan sebuah Negara dengan jumlah muslim yang besar dan kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan dari hutan, perut bumi dan lautan merupakan kenikmatan yang Allah berikan untuk bangsa kita.
Kenikmatan yang kita dapatkan merupakan keberkahan atau justru pada hakikatnya adalah musibah. Jangan-jangan kondisi Negara kita yang gemah ripah loh jinawi merupakan sebuah istidroj dari Allah. Apa sih yang dimaksud dengan istidroj??
Rosululloh bersabda
Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُ
sementara dia masih bergelimang dengan maksiat
وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ
maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah
فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
Semua tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya, itulah istidraj
naudzubillahi min dzalik.
Marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada kita, kenikmatan jika tidak menambah ketaatan maka pada hakikatnya merupakan sebuah musibah.
Dewan juri yang saya hormati dan rekan-rekan yang kami banggakan.
Saat ini Negara kita banyak mengalami musibah. Musibah bukan hanya terkait dengan fenomena alam seprti kebakaran, banjir, gunung meletus ataupun gempa bumi. Akan tetapi ada musibah yang banyak masyarakat kita tidak meyadari bahwa apa yang menimpa mereka pada dasarnya adalah sebuah musibah. Yaitu jauhnya seorang hamba dari Allah Azza Wa Jalla. Jauhnya seorang hamba untuk mel;aksanakan kewajiban pada sang pencipta. Lalainya seorang hamba dari urusan yang berhubungan dengan agama.
Rosulpun memanjatkan doa terkait dengan hal tersebut
اللهم ولا مصيبتنا في ديننا
Ya Allah, jangan engkau jadikan musiabah yang menimpa kami dalam urusan agama kami.
Kenapa Rosululloh berdoa seperti itu?
Karena musibah dalam urusan agama, dan ketaatan kepada Allah merupakan sebesar-besar musibah karena akan menyebabkan kebinasaan di akhirat kelak.
Mari kita perhatikan kondisi masyarakat kita, kemaksiatan terjadi disana sini, narkoba meraja lela, pergaulan bebas seakan tanpa batas, perampokan, pencurian dan korupsi yang semakin menjadi. Tetapi disisi lain kajian tak diminati dan masjid semakin sepi.
Kita sepakat bahwa penyebab kerusakan yang ada dimuka bumi termasuk Negara kita adalah tingkah polah dari manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah As Syuaro ayat 30
"dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."
Banyaknya masyarakat yang melakukan maksiat merupakan salah satu penyebab musibah yang terjadi di Negara kita. Imam ibnu qayim al jauziyah dalam jawabul kaafi mengatakan “ diantara akibat dari dosa adalah menghilangkan nikmat dan mendatangkan bencana [musibah]. Oleh karena itu hilangnya suatu nikmat seorang hamba karena dosa. Begitu pula datang musibah di sebabkan oleh dosa”
Kenapa kondisi Negara kita bisa separah ini? Jauh keberkahan dari yang Allah berikan.
Pertama, banyak masyarakat yang kufur akan nikmat Allah. Salah satu indikasinya adalah tidak bertambahnya ketaatan kepada Allah disaat kenikmatan terus diberikan oleh Allah.
Yang kedua rusaknya akhlak bangsa. Kerusakan akhlak pada dasarnya musibah yang paling serius yang melanda bangsa kita. Padahal rusaknya akhlak akan membawa bangsa ini dalam kerusakan. Imam syaukani mengatakan bahwa
وانما الامم الاحلاقمابقيت
Sesungguhnya bangsa itu tergantung akhlaknya
فان هموذهبة اخلا قهم ذهبو
Bila rusak akhlaknya maka rusaklah bangsa itu
Lalu apa yang bisa kita lakukan??
Ali Bin Abi Tholib r.a mengatakan
ما نزل بلا الابذنب ولا رفع بلا الا بتو بة
Tidaklah musibah tersebut turun, melainkan karena dosa. Oleh karena itu tidaklah musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat [jawabul kaafi]
Bertaubat dari segala maksiat itulah salah satu solusi dari semua permasalahan, musibah dan bencana yang terjadi di Negara kita.
Bertaubat dari segala hal yang menyelisihi Allah dan Rosulnya. Bertaubat dari nikmat yang tidak disyukuri dengan menambah ketaatan. Melakukan segala sesuatu yang mendatangkan keridhoan Allah. Menjauhi segala sesuatu yang mendatangkan kemurkaan Allah.
Tapi tidak boleh juga kita tinggalkan adalah senantiasa berdo’a kepada Allah, semoga Negara kita menjadi Negara yang baldatun toyibatun wa rofun ghofur …aamiin.
Dewan juri dan rekan-rekan yang kami hormati demikianlah apa yang dapat saya sampaikan semoga mendatangkan manfaat, ada khilaf mohon maaf….
Wassalamualikum wr.wb
#juara3lombapidato_sekaresidenanSurakarta..smamta2016
No comments:
Post a Comment