Dewasa ini kita melihat bagaimana
perkembangan teknologi dan informasi yang begitu bebas tanpa batas. Melaju
cepat dengan segala madharat dan manfaat.
Teknologi ibarat dua mata pisau,
disisi lain mendatangkan keuntungan. Namun, disisi yg lain mendatangkan kerugian.
Saat ini kita kenal twitter,
facebook, instagram, whatsapps, line dan beberapa media sosial yang cukup
familiar. Semua bisa diakses dengan mudah asal ada koneksi internet. Sebagai
seorang muslim hendaknya kita selalu berhati hati dengan apa yang kita lakukan,
termasuk dalam penggunaan teknologi. Tentunya perlu kita timbang, apakah hal
tersebut di ridhoi oleh Allah atau justru sebaliknya.
Alhamdulillah ada sebagian saudara
kita yang telah menggunakan teknologi untuk berusaha mencari ridho Alloh.
Memanfaatkan youtube untuk
mengupload kajian-kajian Islam, group facebook, whatsapps maupun BBM yang
mensyiarkan Islam dan diskusi tentang keislaman. Mungkin kita juga kenal dengan
ODOJ (One Day One Juz) yang merupakan komunitas pengguna Whatsapps untuk saling
menjaga dan mengingatkan dalam di menjaga tilawah Al Quran baik kualitas maupun
kuantitasnya. Website tentang kajian, motivasi dan berita Islam pun cukup mudah
kita temukan sehingga dapat meningkatkan hati ini pada Lillahi Robii.
Tetapi tidak sedikit pula yang
justru terlalaikan dengan teknologi sehingga perintahNya diabaikan, laranganNya
diterjang. Setan telah berhasil memalingkan mereka melalui teknologi. Begitu
banyaknya situs yang mengandung unsur pornografi, perjudian dan penipuan. Baik
laki-laki perempuan, tua-muda, anak-dewasa, kota-desa, tak kenal tempat, waktu
maupun usia, semua bebas mengakses tanpa batas.
Pernah suatu ketika Seorang anak
ditanya kenapa ia kehilangan sholat subuhnya. Padahal ini anak bangun di waktu
subuh. Jawaban anak tersebut cukup menyentak, karena ketika bangun dia langsung
ambil HP dan main COC (clash of clan) sebuah game online yang cukup booming
saat ini.. Naudzubillah.
Ada Sebuah ilustrasi, saat
beberapa setan yang di utus untuk menggoda umat manusia sedang berkumpul.
Masing-masing dari mereka memamerkan prestasi dalam menjerumuskan manusia
kepada hal yang berbau dosa. Ada yang telah berhasil membuat seorang wanita
enggan menutup aurat, justru cenderung bangga dan memamerkanya. Membuat manusia
lalai dan meninggalkan sholat. Menjadikan keluarga yang harmonis menjadi
berantakan. Munculnya sifat ujub dan pamer dalam hati seorang ahlul ibadah. Ghibah,
gosip, fitnah dan caci maki menjadi kebiasaan oleh manusia.
Ada satu setan yang merasa telah
berhasil untuk menggoda manusia untuk melakukan semua kemaksiatan dan dosa
tersebut diatas. "saya membuat hati
mereka tergantung pada media elektronik yang berupa smartphone, HP, tab dan
teknologi informasi lainya. Lihatlah mereka, dengan bangganya memamerkan foto
yang membuka aurat dan di share ke berbagai media sosial. Mereka sibuk denganya
hingga imanpun telah remuk, sholat menjadi berat, maksiat terasa nikmat". “berita
bohong, ghibah dan fitnah jadi menu tiap hari, caci maki sering kali terjadi,
seakan-akan mereka yang paling suci.”
"Nikmatnya setelah bertaqorub
kepada Allah di sepertiga malam, sungguh menentramkn hati" lalu di share di media sosial, berkuranglah
nilai ibadah mereka.” Begitulah kenyataan bahwa setan telah mampu menggelincirkan
manusia untuk bermaksiat hanya melalui sebuah teknologi.
Pada dasarnya teknologi adalah
netral, tergantung kita yang menggunakan. Apakah kita menggunakanya untuk
mendekat kepada Allah Yang Maha Hebat? Ataukah kita gunakan untuk berpaling dariNya
sehingga datang kemurkaNya?
Sebuah peringatan dari Allah!!!!
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan.... (Al
Hadid;20)
Ingatlah bahwa sebetulnya
kehidupan dunia, termasuk di dalamnya teknologi adalah sebuah permainan. Maka
berusahalah untuk "memainkanya", janganlah justru kita
"dipermainkanya". Cara terbaik agar kita mampu memegang kendali
permainan adalah dengan meng”install” keimanan dan ketakwaan di dalam hati
kita. Wallahu ‘alam bi Showab.
No comments:
Post a Comment