Thursday, March 31, 2016

Home Education 8-10 th

Materi Pokok ke 5 Kulwap Grup HEbAT Matrikulasi 1
🏹Konsep pre Aqil Baligh 8-10 tahun

Narasumber : Ust. Harry Santosa

Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh. Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabawiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh.

Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun.
Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat. Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan).
Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya.  Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius.

Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (kutahu yg kumau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan "bermain main saja walau berbakat" menjadi latihan "teknik dan muscle memory".

Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun. Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10  atau 11 tahun. Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.
1⃣ Bunda Fitri, Salatiga
assalamualaikum ...
mhn pencerahannya ustadz..
anak perempuan kami usia hampir 10 th,mempunyai 3 adik dg jarak dekat, dulu msh saya didik dg cara outside in, usia pra latih dan pre baligh I  tidak terselesaikan dg baik, skr kadang emosi msh labil, potensi menulis sdh terlihat tp blm terlatih.
Sudah terlambatkah kami?
Apa yang harus kamilakukan agar potensi dan fitrah nya bs berkembang optimal..?
terimakasih ustadz...

fitri, salatiga
1⃣bunda Fitri yang baik,
Sesungguhnya tidak ada istilah terlambat, tetapi ibarat menanam pohon jika ada yang terlewat untuk tumbuh, baik krn kelalaian atau karena terlalu cepat menggegas, maka recovery nya akan cukup perlu effort. Tetapi ananda masih muda 10 tahun, framework yang kami buat adalah framework ideal, jadi tidak perlu risau dan panik. Tetap tenang namun mulailah dengan banyak meminta maaf dan memeluk, mulailah kenali dan mengamati lebih mendalam semua aspek fitrah anak anak, ajak anak untuk memahami perubahan yang akan bunda dan suami lakukan untuk memulai kehidupan  dan masa depan yang lebih baik bersama2, dan bantu anak untuk menggali perasaan (sifat), gagasan2 (fikiran) yang terpendam, aktifitas yang diimpikan dll. Kenali mengapa emosinya labil dengan proses menggali tadi. Petakan semuanya lalu rancanglah program untuk mensyukuri semua karunia Allah yang baik yang ada pada dirinya. Jangan sibuk dengan keterbatasan (kita sering menganggap sisi keburukan), tetapi sibuklah dengan sisi kebaikannya atau sisi kekuatan atau sisi positifnya. Akhlak yang baik akan tumbuh bersamaan dengan penghargaan atas sisi positifnya. Bantu dengan keteladanan di luar rumah baik personal maupun komunal, dalam aktifitas yang dia sukai maupun keshalihan yang menginspirasi

2⃣Bunda Yani, Pacitan
Ustadz Harry anak saya berusia 11 th, laki-laki, dari keempat fitrah yg harus ditumbuhkan, fitrah bakatnya yg belum bisa kami temukan. Anaknya multi talenta, sehingga kami kesulitan untuk mencari mana bakatnya yg paling dominan. Apa yg harus kami lakukan untuk anak yg multi talenta, dan apakah kamu sudah terlambat?
👤Ustadz Harry
2⃣bunda Yani yang baik,
Bakat dalam makna aktifitas yang disukai bisa beragam, namun sifat dominan biasanya hanya beberapa (versi Gallup ada 5 dari 34 tema sifat). Misalnya sifatnya suka melihat orang lain maju (developer), suka merancang (designer) dll. Aktifitas nya bisa mengajar, memberi, membagi pengetahuan, merawat manusia, merancang dll. Nanti dari aktifitas akan mengerucut beberapa saja dan menjadi peran. Pilih saja 3 sampai 5 aktifitas yang disukai untuk didalami dan dikembangkan dengan magang, kursus dll ✅
3⃣Bunda Roby
Saya punya anak 5 tahun, laki2, saya minta dia utk sholat, sy bilang ayo sholat biar disayang Allah.. Nah kebetulan sy sedang haid, akhirnya dia nanya ke saya, fatih disuruh sholat supaya disayang Allah, knp umi ga sholat? Nah bagaimana menjelaskan ke anak usia 5 tahun ini ya Ustadz?
👤 Harry
3⃣bunda Roby yang baik, apa yang bunda lakukan cukup baik, "agar disayang Allah", tapi lebih baik lagi jika inside out, "karena Allah sayang sama kita". Intinya anak di bawah usia 7 tahun yang terpenting bukan tertib gerakannya, tetapi suka dan bergairah walau terlihat berantakan.
Ketika sedang haidh saya kira bunda bisa sekedar simulasi saja, pakai mukena dan meniru gerakan sholat namun bukan sholat, tetapi upaya menginspirasi anak untuk bergairah sholat. Menyebut nama anak ketika sujud dalam doa2 yang baik, akan sangat baik utk konsep diri dan fitrah iman anak. ✅
4⃣bunda Irene
bgmn membantu anak agar tdk sering diganggu/dibully. tipe anaknya memang gak kuat dan mudah menangis pdhl anak laki"...
👤
4⃣bunda Irene yang baik,
Jika anak "berhasil di Bully" itu ada tiga kemungkinan,
1. Anaknya secara internal dan kecerdasan sosial memadai namun lingkungannya sangat keras sehingga anak tidak mampu bertahan, atau
2. Anak tidak memiliki kecerdasan sosial untuk beradaptasi positif pada lingkungan atau
3. Anak secara internal punya sifat sifat yang memang "mudah dibully", "mudah diperas" dll.

Solusinya berbeda2, pada kasus pertama, yaitu lingkungan yang memang berat, maka solusinya harus banyak pihak.yang terlibat, ini sudah perkara sistem. Bisa jadi ada budaya kuat di lingkungan tsb untuk saling membully seperti rimba.
Pada kasus kedua, perlu diteliti penyebab tidak memiliki kecerdasan sosial, misalnya pernah trauma sehingga sangat takut bersosial. Bisa juga karena sering diproteksi sejak kecil sehingga tidak memiliki mental driver, jadi mudah dibully atau dikendalikan orang lain.
Pada kasus ketiga, ini barangkali yang terjadi pada pertanyaan di atas. Bisa jadi ananda punya empati tinggi, tidak suka konflik, suka berbagi, tidak curigaan dll sehingga renatn dibully, diperas, ditipu dll. Untuk kasus ini bantu anak kita untuk menyadari sifat sifat baiknya itu perlu dipertahankan, namun jangan sampai menjadi resiko dan kelemahan. Bantu ananda untuk merancang strategi agar jangan sampai sifat baiknya itu dimanfaatkan orang lain. Latih untuk simulasi menghadapi anak pembully, teknik menjawab dengan cerdas tekanan pembully yang membuat pembully malas atau tidak berselera lagi membully dstnya
Dalam tiga kasus di atas yang sama dalam membantu adalah tidak diperkenankan menyuruh anak melawan balik apalagi secara fisik. Dalam banyak kasus pembully akan semakin menjadi jadi jika dilawan, karena akan semakin eksis dan tidak menyembuhkan. Mungkin dia berpindah ke lingkungan lain atau menjadi dendam.✅

5⃣Bu uzi - purwokerto..
a) Bgmna dgn kisah teladan masa kecil para ulama hebat terdahulu..
Usia 7 th sdh pada hafal Al-Qur'an..
Kebanyakan adalah anak yatim, lalu oleh Ibunya di "pondokkan" ke ulama yg lebih senior..
Apa itu gak berlawanan dgn konsep menumbuhkan fitrah Tadz?
Apakah ini juga disebut dgn HE?

b) pernah dengar cerita dari salah seorang pakar parenting islami di negeri ini.. Bahwa sebenarnya Imam Syafi'i itu lebih tertarik ke bidang x (maaf saya lupa), tp oleh gurunya yg melihat kelebihan beliau di bidang Fiqih, maka gurunya mengarahkan ke hal tsb..
Begitu pula dgn kisah Imam Bukhori yg menuruti arahan gurunya utk mendalami ttg Hadits..
Jadi utk mengarahkan anak soal pendalaman bakatnya, bila berbeda keinginginan & hasil pandangan orangtua (mengacu dari hasil portopolio anak) bgmana sebaiknya?
5⃣bunda Uzi di Purwokerto yang baik,
a)  Yang pertama, yakinlah bahwa tiap manusia itu diciptakan berbeda, tidak ada yang sama. Tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menjadi ulama. Bukankah tidak setiap orangtua juga mampu menjadi ulama? Jangan titipkan cita cita kita pada anak anak kita jika tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka,
Jika memang anak sangat mudah menghafal, bisa menghafal 1 halaman hanya beberapa jam, sangat menyukai alQuran lebih dari anak rata rata, ya antarkan mereka pada ahli ahli alQuran berlisensi, untuk menjadi hafizh alQuran bahkan sampai menjadi Ulama dengan karya karya hebat di usia belasan tahun ketika aqilbaligh. Di pondokkan juga boleh sepanjang sosok ayah ibu hadir, bukan diboarding atau diasrama, tetapi homestay di rumah ustadz atau ulama dengan sosok ayah ibu utuh.
Tapi jika anak kita tidak memiliki kemampuan menghafal yang hebat, agak susah hafal tetapi mudah lupa dsbnya kita harus realistis, bahkan ada anak yang cepat menghafal seperti anak autis Asperger Syndrom, dalam hitungan detik bisa menghafal 1 halaman, tetapi tidak menyukai pekerjaan menghafal, lebih suka kepada sains dan teknik. Ini juga harus diperhatikan. Bagaimnana juga dengan anak yang lebih tertarik pada perdagangan, seni dll. Inipun harus menjadi perhatian. Jadi ingat bahwa tiap anak itu unik tidak bisa diseragamkan. Tidak setiap manusia harus mampu dan menjadi seperti Ulama. Ada banyak peran peran yang dibutuhkan peradaban Islam.
Yang kedua perlu diingat tahapan. Anak di bawah usia 7 tahun, berikanlah haknya untuk bermain, fleksibelkan interaksinya dengan alQuran bukan dengan target2 yang berat, nanti alih alih menjadi hafidz malah membenci alQuran. Dahulukan cinta pada Kitabullah dan akhlaknya sebelum menjalankan syariah termasuk akhlak untuk menghafal dstnya. Menghafal alQuran adalah fardu kifayah dan akhlak mulia, tetapi menjadi hafizh bagi yang berbakat kuat dalam menghafal dan sangat mencintai alQuran, menurut saya bisa menjadi fardu ain.

b) Imam Syafi'i adalah manusia jenius dan setidaknya memiliki bakat INPUT, suka belajar dan CONTEXT - suka mengkontekskan pengetahuan. Dua bakat yang bisa direfelskikan ke berbagai bidang seperti dosen, peneliti, ahli fikih dll. Jadi apapun bidangnya, asal relevan dengan bakatnya, saya yakin tidak ada masalah. Bakat tidak bisa berubah, tetapi bidang bisa diarahkan yang lebih produktif. Jangan keliru antara bakat dan bidang. Bakat adalah sifat atau aktifitas yang dominan dan sangat disukai, sedangkan bidang adalah peran dimana bakat seseorang diimplementasikan. Orangtua boleh mengarahkan kepada bidang yang lebih produktif namun tetap relevan dengan bakat atau sifat dan aktifitas yang disukai anak. Imam Syafi'i memiliki bakat sangat suka belajar, sangat cepat menghafal, sangat hebat dalam mengkontekskan ayat dan hadits, maka bidang yang diarahkan oleh gurunya adalah bidang ahli fiqih atau fuqaha bukan ahli biologi dan lainnya. Walau keduanya produktif namun menjadi ahli fiqih dianggap lebih produktif dan Imam Syafi'i ternyata terbukti sangat produktif karena sesuai juga dengan bakatnya✅
Closing statment :
Peradaban Islam membutuhkan banyak peran peran peradaban produktif yang dijalani oleh generasi peradaban anak anak kita, tentu dengan semulia mulia akhlak. Tugas Kenabian adalah menyempurnakan akhlak manusia, tugas kita adalah mendidik anak anak kita agar memiliki peran peradaban produkfit sesuai fitrahnya lalu disempurnakan akhlaknya dengan Dienullah. Maka anak anak kita harus mengenal dirinya dan mengenal Allah dengan sebaik baiknya, agar mampu berperan produktif dengan akhlak terbaik. "Hadapkanlah wajahmu pada Agama yang lurus, Tetaplah pada fitrah Allah, yang dengan fitrah itu Allah menciptakan manusia. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang kokoh. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya".(30:30)
"Katakanlah: "Tiap-tiap orang beramal menurut bawaannya." (17:84).

Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Tetap semangat dan istiqomah, yakin dan syukur, tenang dan optimis pada Rahmat Allah dalam mendidik potensi fitrah dan akhlak anak anak kita ya

Waswrwb 🙏😊✅

Salam Pendidikan Peradaban

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu