hamzah_fara 230312 |
Pelajaran Pertama yang dapat diambil dari anakku yang baru bisa tengkurep adalah tak pernah menyerah dan selalu berusaha tanpa kenal lelah. Itulah yang ditunjukan hampir semua bayi, nggak pernah capek dan lelah dalam mencoba hal baru. Mereka mau jadi Superman tinggal mengambil sarung ditalikan ke leher udah mereka jadi…hehehehe. Begitu menginjak dewasa banyak orang yang mulai meninggalkan kebiasaan untuk berusaha lebih keras dan konsisten. Apalagi di zaman yang menyuguhkan berbagai fasilitas untuk mempermudah segala sesuatu, orang akan menjadi semakin malas. Banyak yang memilih menggunakan cara instan dalam meraih segala sesuatu. Kenapa seorang bayi tak pernah merasa lelahdalam berusaha? Mungkin karena dia belum mengenal teknologi jadi masih semangat untuk selalu berusaha dalam mencoba hal yang baru.
Ketika si Hamzah belajar tengkurep banyak yang memberinya selamat, “Iya, Dick Hamzah udah pinter tengkurep. Dick Hamzah, ayo coba terus!!!”. Ketika seorang bayi memasuki tahapan-tahapan perkembangan, orang-orang yang berada disekitarnya memuji, mendoakan paling tidak mengapresiasi tiap tahap yang di laluinya. MUngkin saat tersenyum, “Ihh, anakku tersenyum”. Saat bisa memiringkan badan, tengkurep, merangkak, duduk dan tahapan lain orang-orang disekitarnya hampir bisa dipastikan akan memberikan apresiasi kepadanya. Paling tidak itulah yang saya amati ketika melihat orang sekitar melihat dik hamzah miring dan tengkurap [maklumlah Dick Hamzah baru bisa tengkurap].
Pelajaran Kedua yang dapat saya ambil adalah apresiasi, hargai, pujilah dan berikan dukungan kepada anak kita, tidak hanya saat bayi tetapi sampai kapanpun. Paling tidak itulah yang saya katakan kepada Uminya Hamzah, untuk saling mengingatkan agar tidak lupa memberi apresiasi kepada Dick Hamzah saat ia mampu melakukan hal baru ataupun menciptakan sesuatu. Bahasa dorongan memang sangat diperlukan oleh siapapun baik itu seorang bayi, anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua sekalipun. Karena fitrah manusia ialah ingin dihormati dan dihargai setiap hasil karyanya. Bahasa cacian dan kurang menghargai lama kelamaan akan menciptakan mental block dalam pikiranya.
Tante Dorothy Law Nolte mengatakan bahwa jika anak dibesarkan dengan kritikan ia akan belajar memaki, apakah kita rela anak kita menjadi seorang yang suka memaki??. Hargailah apa yang telah dia lakukan dan berilah dorongan agar menjadi lebih baik. Karena anak yang dibesarkan dengan dorongan ia akan belajar untuk percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian dia akan belajar menghargai.
Anak kita tergantung kepada kita bagaimana mendidiknya. Seperti yang dikatakan Nabi Muhammad SAW yang intinya “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, tergantung orang tuanya mau menjadikan ia seorang majusi, yahudi atau nasrani”. Jelas peran orang tua adalah yang paling utama dalam mendidik anak dan menjadikan anak sesuai dengan keinginan kita. Jika ingin anak menjadi baik tentunya kita mendidik mereka, membentuk mereka dan mendampingi perkembangan mereka harus dengan penuh kasih sayang dan cinta. Begitu juga sebaliknya.
Teruntuk anakku Hamzah_fara, engkau telah memberikan pelajaran kepada abimu cara untuk mendampingimu nak. Semoga engkau menjadi anak yang Sholih dan selalu berpegang teguh kepada ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Hanya dengan itu keluarga besar kita akan berkumpul dalam jannah bersama-sama…aminnnn. Jazakumullah Nak...!!!
No comments:
Post a Comment