Friday, March 11, 2016

Bagaimana memulai Home Education???

RESUME KULWAP MATERI POKOK 2
Grup Matrikulasi HEbAT
Selasa, 8 Maret 2016
****************************
Subject Matter Expert (SME):
Pak Harry Santosa
founder MLC sekaligus praktisi Home Education sejak 1994

Host : Bunda Kartika
Notulen : Bunda Zahara

💖 Bagaimana Memulai Home Education? 💖

Memulai Home Education adalah memulai untuk mendidik diri kita sebagai orangtua. Memulai mendidik diri kita sebagai orangtua adalah diawali dengan membaca ayat2 Allah, baik Qouliyah maupun Kauniyah, kemudian mensucikan diri kita untuk mengembalikan fitrah2 yg baik yg Allah telah karuniakan kpd kita.
Mengembalikan kesadaran akan peran2 kesejatian kita sebagai orangtua.

Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah. Tiada aktifitas dan peran paling penting di dalam rumah kita kecuali peran dan aktifitas mendidik anak2 kita.

Mendidik anak2 kita adalah membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita, karenanya para orangtua perlu mengawali dgn mengembalikan fitrah2 baiknya melalui tazkiyatunnafs lebih dulu.

Fitrah yg baik pd anak2 kita akan bertemu dgn fitrah yg baik yg ada dalam diri orangtua nya. Apa yg keluar dari fitrah yg baik, akan diterima oleh fitrah yg baik.

• Fitrah keimanan pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah keimanan kedua orangtuanya.

• Fitrah belajar pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah belajar kedua orangtuanya.

• Fitrah potensi bakat pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah pengakuan potensi anak2nya sbg karunia Allah swt, dari kedua orangtuanya.

• Fitrah tahapan perkembangan sesuai sunnatullah pertumbuhan anak, akan bertemu dengan fitrah pengakuan bhw segala sesuatu di muka bumi memiliki sunnatullah perkembangannya masing2 dstnya.

Tanpa memulai dengan ini maka perjalanan home education adalah perjalanan yg menjauh dari fitrah, berisi obsesi2 dan kecenderungan merusak fitrah krn ambisi tertentu maupun ketergesaan dalam tahapannya.

📌 Jadi memulai HE berawal dari bagaimana kita para ortu membangkitkan kesadaran fitrah kita sendiri dengan melakukan tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa.

Silahkan dibuka surat 62:2.

Hari Jum’at (Al-Jumu`ah):2
" Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

Ayat ini adalah jawaban atas Doa Nabi Ibrahim alaihissalam tentang generasi yg akan dibangkitkan dari keturunannya.

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.

Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(QS 2 Al Baqoroh Ayat 129)

Ada tahapan berbeda dari kedua ayat.

Doa Nabi Ibrahim as adalah "pembacaan", "pengajaran" , "pensucian"

Jawaban Allah adalah "pembacaan" dan "pensucian" sebelum memulai proses "pengajaran" (ta'limunal-Kitaba walHikmah).

Kata Tazkiyah atau pensucian oleh beberapa ulama dimaknakan sebagai Tarbiyah atau menumbuhkan fitrah yg merupakan inti Pendidikan itu sendiri, sdgkan pengilmuan atau pengajaran bersifat pemberian skill n knowledge.
 
📌 Ayah Bunda harap bersabar utk tdk langsung melompat ke teknis HE 😊🙏. 

Kita sungguh memerlukan pijakan yg kokoh, jiwa2 yg full ridha menjalaninya. Karena sejujurnya HE ini melawan arus, baik konsep maupun praktek pendidikan yg umumnya kita samakan dengan persekolahan atau pengajaran.

Pendidikan sebagaimana pengantar diawal adalah proses "inside out", membangkitkan fitrah2 dalam diri anak2 kita. Bukan proses penjejalan "outside in".

Setiap anak kita terlahir dalam keadaan fitrah (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah perkembangan dll).... namun semua fitrah itu adalah potensi2 terpendam, 💌maka tugas kitalah utk mendidik/membangkitkan/menumbuhkan potensi fitrah itu agar anak2 kita mencapai peran peradabannya atau misi spesifiknya sbg khalifah di muka bumi. Dalam QS. 13 ayat 11 Allah berfirman:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Banyak yg menggunakan ayat ini sbgai argumen untuk belajar atau bekerja keras agar Allah mengubah keadaanya menjadi lebih baik. Padahal maksud ayat ini adalah agar manusia tidak mengubah fitrahnya (مَا بِأَنْفُسِهِمْ) sehingga masa depan kehidupannya menjadi lebih buruk. Yg terakhir di atas adalah nasehat dari ustadzuna Ferous.

Semoga memahami bahwa mengapa kita menamakan dgn Home Education bukan Home Schooling? Karena pendidikan berbeda dgn persekolahan, mendidik tidak sama dengan mengajar, HE bukanlah memindahkan sekolah ke rumah. HE bukan menjejalkan pengetahuan namun menyadarkan, membangkitkan fitrah2.

Jika fitrah2 ini bangkit maka anak2 akan beriman dgn sendirinya, belajar tangguh dengan sendirinya, mengembangkan bakat dg sendirinya, menjalani kehidupan sesuai tahap2 perkembangan dengan sendirinya.

Memulai Teknis HE akan terasa mudah dan ringan jika kita memulai dari kesadaran ini. ✅

❓❓TANYA JAWAB❓❓

❓1⃣ Bunda rina Jepara

Kadang anak menyukai salah satu hal, setelah mulai kita eksplorasi, eh pindah lagi. Sampai tahap mana kita bisa menetapkan bakatnya? Atau usia brp?

1⃣bunda Rina di Jepara,
Bakat dalam arti sifat bawaan tidak akan berubah sampai kapanpun, jika usia 8 tahun sudah menyukai kebersihan maka sampai usia 88 tahun tetap demikian. Yang berubah rubah biasanya adalah aktifitas yang relevan dengan sifat. Jika sifatnya suka bersih bersih, maka akan terlihat pada aktifitas misalnya membersihkan rumah, membersihkan sampah, membersihkan udara dan sejenisnya.

Maka sejak 0-10 catat saja pola/portfolio nya dan fasilitasi saja ke berbagai aktifitas yang relevan agar kelak di usia 10 tahun fitrah bakat ini sudah mulai mengerucut menjadi peran yang siap untuk dikembangkan dengan serius menuju kemandirian dan peran spesifik peradaban ananda ✅

❓2⃣ Bunda Iing, Jogja

Secara konkret, setelah kesadaran dan keputusan HE diambil, dari manakah kita memulai untuk membuat perancangan yg lebih serius?

Misal, jika anak-anak sekarang usianya <7 tahun.

Apakah mengalir saja sambil mengobservasi anak?

Atau berawal dari analisis kondisi internal keluarga untuk kemudian menentukan langkah selanjutnya?

Atau perlu mengawali dg membangun visi yg sifatnya idealita (misalnya, eksplor dari ayah&ibu tentang masing-masing penginnya gimana lalu bikin visi yg spesifik), lalu menentukan program,

Atau bagaimana pak harry? Mohon penjelasannya... 🙏🏼

2⃣Bunda Iing yang baik di Jogja,
Semua bisa dijalankan paralel, idealnya perancangan pendidikan anak termasuk menjalankan full HE berangkat Core Mission (Misi Inti) sebuah keluarga. Misi inilah alasan mengapa kita menikah dan memiliki keturunan. Jangan keliru dengan tujuan penciptaan spt untuk Beribadah, untuk menjadi Khalifah, untuk menjadi Imama dan Imaroh.

Itu semua di atas adalah tujuan penciptaan (the purpose of creation), sementara tugas atau misi kehidupan adalah memberi manfaat dan menebar rahmat sesuai dengan fitrah bakat baik individu maupun keluarga.

Misi keluarga bisa jadi kolektif bakat bakat yang ada dalam sebuah keluarga atau kombinasi bakat suami istri dstnya. Dari misi atau bakat kolektif keluarga inilah maka ditentukan pendidikan yang selaras dengan HE dan CBE sebagai pendekatannya.

Ini semua bisa saja berjalan seiring karena perlu waktu untuk menentukan core mission sebuah keluarga, kecuali digali sebelum pernikahan. Core mission ini contohnya Gen Halilintar, the Home Team, Social Family, Keluarga Pedagang dll. Ada sesi khusus membahas ini.

Kurikulum pendidikan dalam hal ini HE dirancang bersama ayah dan bunda, dibreakdown dari family core mission, disesuaikan dengan framework yang ada dan keunikan anak masing masing.

Usia 0-7 yang terpenting adalah kelekatan, fitrah keimanan, bahasa ibu, senso motorik dan psikomotorik melalui belajar bersama alam, executive functioning dengan memelihara hewan atau tumbuhan, kisah kisah keteladanan dan kepahlawanan termasuk kearifan lokal kemudian sesuaikan dengan fase pertumbuhan anak sesuai usianya. Pahami aspek perkembangan manusia di usia ini agar tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat ✅

❓ 3⃣Uzi (buneQiyya) - purwokerto

Dalam proses tazkiyah bagi orangtua, perangkat apa saja yg diperlukan pak?

Apa perlu guru/ustadz-ah pembimbing?
Apa perlu lembar catatan amal harian utk evaluasi?
Materi tazkiyah yg harus dipelajari & diterapkan apa saja?

Pertanyaan serupa yg berkenaan dgn tazkiyatun-nafs

🍄Bunda widya, Tegal
1. Yg dibaca semua atau ayat 2 tertentu yg berkenaan dg pendidikan anak?
2. Mensucikan diri itu bgmn langkah2nya

🍄 Bunda Wiwik, Klaten
P Harry, saya tertarik pd tahap pensucian diri kita. Sblum mengajarkan HE ke anak sebaiknya tahapan pensucian diri ini apa saja p Harry

3⃣bunda Uzi di Purwokerto, bunda Widya di Tegal, bunda Wiwiek di Klaten,

Tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa para pendidik maupun orangtua ini pada akhirnya menjadi syarat penting yang dianjurkan para praktisi pendidikan maupun oleh Kitabullah. Berbagai fenomena yang membuat rusaknya fitrah anak anak kita diakibatkan karena perilaku para orangtua dan pendidik yang "kering dan gersang" dari keyakinan kepada Allah SWT.
Sejak lebay obsesif, panikan, stress - an, galau, sedih, pesimis sampai malas tidak becus, pelit dan penakut lahir karena kosongnya jiwa atau menyimpangnya fitrah diri kita sbg orang tua maupun pendidik.

Tahapan2 tazkiyatunafs menurut beberapa ulama sbb
1. Mu'ahadah.
Mengingat dan menyadari kembali makna hidup dan kehidupan, Menyadari kembali janji janji pernikahan kita, menyadari kembali syahadah kita kepada Allah SWT, menyadari kembali keyakinan yang mulai hilang krn tergerus duniawi dstnya.

2. Muroqobah. Memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah SWT agar diberikan qoulan sadida, yaitu tutur, ucapan yang berkesan dan menyentuh hati anak, gagasan dan idea yang membuat anak bergairah, sikap dan tindakan yang indah dan layak diteladani.

3. Mujahadah.
Bersungguh sungguhlah dalam bertaubat atau mengembalikan fitrah kesucian kita demi anak anak, demi masa depan keturunan kita, demi akhirat kita kelak dstnya.

4. Muhasabah.
Lakukan evaluasi setiap hari, kelalaian hati kita akan berdampak pada terlukanya fitrah anak anak kita dan itu berarti kita telah menghilangkan masa depan seseorang yang diamanahkan kepada kita.

5. Muaqobah.
Hukumlah diri kita secara positif jika memang bersalah dengan meminta maaf pada anak tanpa ragu, dengan menginfaqkan harta kita dstnya. Di sisi lain rayakanlah setiap tahap keberhasilan kita dalam merawat dan menumbuhkan fitrah anak anak kita. ✅

❓ 4⃣Dwi,Jogja

Ust harry yg dirahmati ALLAH. Ini adalah titipan pertanyaan dr seorang teman. Teman sy memiliki seorang putri berusia 4 th,dan mulai banyak ingin tau. Si anak bertanya bagaimana bisa hamil,bagaimana bisa keluar adik bayi dari perut bundanya,kenapa bunda sering libur sholat,kenapa ketika haidh bunda tdk boleh sholat,dsb.

Pertanyaannya,sampe mana batasan menjelaskan  pendidikan seks ke anak usia 4 tahun?  Poin nya apa saja yang harus disampaikan?lalu,bagaimana menurut pandangan islam tentang mandi bersama (ortu&anak) adab dan penjelasannya. Trimakasih Ust.

4⃣bunda Dwi di Jogja,
Jawablah dengan jujur, syar'i namun sesuai kadar aqal anak. Usia 4 tahun ini (tahap 0-7 tahun) imaji dan abstraksi sedang puncak2nya, walau anak suka yang kongkret tetapi mereka bisa diajak memahami yang abstrak. Alam bawah sadar mereka masih terbuka, mereka akan mempercayai apa saja yang diucapkan orang yang terdekat.

Ingat bahwa di tahap ini dalam framework kita, fitrah keimanan adalah yang utama maka penjelasannya sebaiknya penjelasan yang imani.

Bagaimana bisa hamil? Allah yang meletakkan adik.

Bagaimana bisa keluar? Allah yang mengeluarkan. (biasanya anak tidak akan bertanya lewat mana, tetapi jika bertanya lewat mana, jawablah lewat bawah.

Kenapa bunda libur sholat? Allah yang kasih izin para bunda, karena ada saat bunda harus istirahat.

Kenapa ketika haidh (belum waktunya menjelaskan haidh di usia segini?) bunda tidak sholat? Bunda harus beristirahat karena bagi wanita sebulan sekali harus haidh.

Sebenarnya saya lebih suka menggunakan bahasa pendidikan fitrah seksualitas daripada pendidikan seks, karena pendidikan seks terkesan mengarah ke pertanyaan pertanyaan seputar reproduksi dstnya. Tentu saja pertanyaan2 ini perlu dijawab, namun jika fitrah seksualitasnya tumbuh bertahap dan alamiah pertanyaan2 ini akan lebih halus ditanyakan anak.

Jadi pendidikan fitrah seksualitas lebih kepada membangkitkan fitrah anak terkait gendernya, yaitu bagaimana mereka berfikir, merasa, bersikap, berbicara, berpakaian dll sesuai fitrah seksualitasnya baik sebagai lelaki sejati maupun perempuan sejati.

Selambatnya di usia 3 tahun, anak sudah harus dengan tegas menyebut dirinya "saya lelaki" atau "saya perempuan" , ini mempertemukan ego sentrisnya dengan fitrahnya seksualitasnya. Silahkan baca tulisan saya di FB  https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10208693246958694 ✅

❓5⃣Bunda Kiki, Jogja

Pak Harry yg baik, saya ingin bertanya
1⃣ Bagaimana agar orang tua saat ber-HE tidak tdk terobsesi target, tdk berorientasi pd hasil melainkan proses?*

2⃣ Apakah mengirim anak ke sekolah bermain krn anak tsb ingin bersekolah dan mengenal lbh banyak teman termasuk tidak sesuai dgn prinsip HE?

3⃣ Bagaimana jika terkadang orang tua merasa malas melakukan kebaikan, baik dlm ibadah maupun akhlak2 mulia lain, apakah mempengaruhi proses HE? Bagaimana solusinya jika mmg kemalasan orang tua berpengaruh thd penerapan HE di rumah?
Jazakallahu khayran sebelumnya pak

5⃣bunda Kiki yang baik di Jogja
1. Pahamilah proses perkembangan manusia sesuai tahapannya. Pahamilah bahwa tiap anak lahir dalam keadaan fitrah yang indah. Fitrah ibarat benih, yang Allah sudah instal segalanya, tugas kita hanyalah menemani merawat dan menumbuhkannya sesuai tahapannya. Maka jadilah petani, bukan tukang kayu apalagi peternak. Petani yang baik tidak obsesi, memberikan air dan pupuk sesuai tahapannya, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, tetapi makin tepat makin indah. Segala sesuatu akan indah pada saatnya.

2. HE tidak mempermasalahkan anak sekolah atau tidak sekolah. HE berprinsip dua, yang pertama kembalinya peran penuh orangtua dalam tanggungjawab mendidik fitrah anak anaknya, yang kedua adalah orangtua harus menjamin semua fitrah anak anaknya tumbuh indah sempurna baik bersekolah maupun tidak. Orangtuanyalah yang akan ditanya di akhirat kelak bukan sekolahnya.

3. Berapa banyak orangtua di muka bumi yang menjadi lebih baik hubungannya dengan Allah ketika sudah mempunyai anak?. Berapa banyak orangtua yang akhirnya bertaubat kembali ke jalan yang benar demi anak anaknya? Maka mendidik anak pada hakekatnya adalah mendidik diri kita sendiri, mendidik fitrah anak anak pada dasarnya adalah upaya mengembalikan fitrah kita yang hilang. Bahasa kerennya "Raise yourchild, raise yourself".

Kemalasan lahir karena ketidakyakinan bahwa mendidik adalah panggilan hidup para orangtua, ketidakyakinan bahwa Allah akan memampukan mereka yang terpanggil bukan memanggil mereka yang mampu.

Bacalah setiap pagi dan petang doa yang dicontohkan Rasulullah SAW:
"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Sedih dan Gelisah" (aspek kejiwaan)

"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Malas dan Ketidakbecusan" (aspek kompetensi)

"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Pengecut dan Pelit"(asepk sosial)

"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Dililit hutang dan ditindas orang" (aspek politik dan ekonomi) ✅

❓ 6⃣. Nn
Pak Harry, apakah benar fitrah seorang perempuan yg sdh menjadi ibu adlh merawat dan mengasuh anak2nya? Jika benar, bagaimana jika seorang ibu terpaksa bekerja di luar rumah krn tuntutan ekonomi dr keluarga tetapi dia tidak menikmati apa yg dia lakukan? Apa yg hrs dilakukannya sementara dia tidak memiliki pilihan lain selain bekerja di luar rumah?

6⃣Nn
Peran sejati manusia ada yang bersifat universal, ada yang terkait gender dan ada yang terkait personal. Peran yang bersifat universal berlaku untuk semua manusia adalah memberi manfaat dan menebar rahmat, peran yang terkait gender adalah menjadi ibu sejati dan perempuan sejati bagi perempuan juga sebaliknya bagi lelaki, dan yang terkait dengan personal adalah peran menurut bakatnya. Ketiga peran ini sebaiknya saling menguatkan dan mendukung.

Jadi secara personal bagi seorang ibu ada dua, yaitu sebagai ibu sejati bagi anak anaknya dengan peran mendidiknya dan sebagai wanita dengan bakat khusus yang dibutuhkan ummat.

Bekerja di luar rumah karena tuntutan ekonomi sebaiknya bersifat sementara, karena yang Allah kehendaki adalah bekerja karena ada peran khusus sesuai potensi fitrah bakat - panggilan hidup - yang dibutuhkan ummat. Ini berlaku untuk lelaki dan perempuan.
Lebih bagus lagi jika peran khusus sesuai potensi fitrah bakat itu dapat mendukung peran sejati seorang ibu dalam menunaikan amanah "panggilan" mendidik anak anaknya bersama suaminya.

Kaidahnya adalah Allah akan memampukan mereka yang terpanggil, bukan memanggil mereka yang mampu. Niatkanlah dengan kuat agar diberi jalan untuk memadukannya. Hari ini banyak kemungkinan para ibu bisa bekerja dari dalam rumah atau dekat rumah sehingga tidak melalaikan pendidkan anak anaknya. Contoh sudah banyak, kuatkan hati, optimislah, apa selamanya kita akan bekerja dengan cara seperti sekarang. Banyak mendekatlah kepada Allah agar diberikan jalan keluar. Diantara makna Taqwa adalah berjalan sesuai panggilan Allah, sehingga Allah akan berikan jalan keluar dari arah yang tidak terduga ✅

❓ 7⃣ Bunda Erien, Bogor
Assalamu'alaikum Ustadz,
1. Di pembahasan materi sebelumnya dijelaskan jika anak usia di atas 7 th malas2an sholat nya,  artinya ada fitrah iman yg terlukai, kemungkinan ada perintah yg terlalu cepat disampaikan. Jika itu sudah terjadi perlukah ortu meminta maaf , kemudian bagaimana memperbaikinya?

2. Sy pernah mencoba mencari tau minat anak yg sulung usia 8,5 th kelas 2 SD secara lgs kpd nya.  Menurutnya dia suka pelajaran berhitung. Dan sejak sebelum sekolah dia memang mampu menjumlahkan dan mengurangi tanpa alat bantu, kami mengajarkannya sambil bermain. Misal, menghitung jumlah kendaraan saat di jalan. Tp ketika sy dampingi belajar ada soal yg dia kesulitan mengerjakannya. Menurut sy memang soal itu terlalu sulit utk kelas 2 SD . Apakah itu termasuk bukan fitrah bakat yg sesuai atau memang blm waktu yg pas?
Trima kasih

❓8⃣Henni-Bogor

Aslkm ustadz..
Putra sy usia 11 tahun. Selama ini sy perhatikan, perkembangan emosinya blm sejalan dg usia.

Dlm konteks HE, langkah apa yg perlu kami lakukan untuk memperbaiki "hutang pengasuhan" tsb..?

Adakah tahapan2 yg bisa kami lakukan per periode usia. Baik untuk yg mulai di usia awal, ataupun untuk yg kasus sp diatas..?

Jzkllh..

7⃣Bunda Erien di Bogor,
1. Ya meminta maaf dengan tulus adalah hal yang memberi efek kejut bagi bangkitnya fitrah anak. Ulangi lagi prosesnya, bangun imaji positif dan keberkesanan yang mendalam tentang Allah, Rasulullah SAW dan Islam, baik melalui keteladanan maupun atmosfir keshalihan berupa lingkungan yang bersemangat dalam amal shalih maupun kisah kisah keteladanan. Sesekali Homestay atau menginap di rumah keluarga shalihah dan Pesantren kilat dapat membantu.

2. Sulitnya soal matematika bisa jadi karena banyak hal, misalnya anak belum memahami konsepnya atau matematika yang disukainya lebih ke aritmatika bukan geometri atau yang lain, karena ciri bakat adalah easy, enjoy dan excellent dalam melakukan sebuah aktifitas. Coba diamati apakah konsepnya sudah paham dan model matematikanya bukan aritmatika.✅

8⃣bunda Henni yang baik di Bogor,
Semua yang terlewati maka prosesnya selalu diulang - coba lihat framework. Terkait emosional juga perlu dilihat apakah perihal emosional ini adalah keterbatasannya dalam sifat sebagai pelengkap kekuatannya, krn anak yang emosianal agak terbatas biasanya anak yang sangat rasional, kreatif dll, jika ya maka perlu penguatan fitrah keimanan karena terkait rasa, spiritual dan moralitas.✅

❓9⃣Juniarti - Bogor

Fitrah bakat dan perkembangan tiap anak tentunya berbeda. Bagaimana jika anak ingin mengerjakan/berminat terhadap suatu hal tapi belum waktunya (belum sesuai dgn waktu perkembangannya)?

Bagaimana jika anak yg tetap ingin sekolah karena melihat teman dan saudaranya? Apalagi sampai menjadi uring2an karena tak kunjung sekolah.

9⃣bunda Juniarti yang baik,
Jika anak ingin melakukan sesuatu sebelum waktunya, maka pastikan semua yang sesuai waktunya sudah dijalankan. Tidak berlaku kaidah lebih cepat lebih baik. Pertanyaannya bukan apakah anak mampu tetapi apakah anak perlu. JIka semua keperluan dasarnya sudah matang di tahap usianya tentu bisa dipertimbangkan memfasilitasi minatnya kepada aktifitas yang belum waktunya. Ini kasus per kasus. Intinya jangan sampai ada fitrah yang damage.

HE sekali lagi bisa full HE bisa juga dikombinasi dengan sekolah, semua pilihan ini dengan pertimbangan harus sesuai dengan core mission keluarga bukan ikut ikutan dan harus dijamin bahwa pilihannya jangan sampai merusak fitrah anak anak.✅

❓🔟Nia, Jogja

1. Menurut bapak, bagaimana cara menerapkan HE, dalam kondisi suami-istri yang sama-sama bekerja?
Terimakasih bunda 😀

🔟bunda Nia di Jogja.
HE adalah kewajiban bukan pilihan. Bagi suami istri bekerja, menerapkan HE justru jauh lebih baik dari menitipkan anak di lembaga karena prinsip HE bukan memindahkan sekolah ke rumah seperti umumnya HS atau menitipkan anak seluruhnya di sekolah.

Pendidikan berbeda dengan persekolahan, karena mendidik adalah membangkitkan - inside out - fitrah semua fitrah anak kapan saja, dimana saja.

Manfaatkan IT dan media komunikasi elektronik lainnya selama tidak bersama anak, rancang kurikulum berbasis fitrah anak sehingga kitalah yang memastikan semua fitrahnya tumbuh sehat paripurna.

Obrolan pendidikan dalam HE dengan anak adalah bukan obrolan atau dialog persekolahan spt "sudah buat PR belum", "berapa nilai ulangan", "tadi les apa, belajar apa" dll
Tetapi obrolan dan diskusi hangat yang menginspirasi tumbuhnya fitrah iman, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah seksuaitas dll yang semuanya tidak ada di sekolah.

Seperti "Mengapa ikan peliharaan mati? Yuk buka alQuran, buka ensiklopedia... besok weekend kita ke peternakan Ikan ya bertemu pakar?
Kamu suka apanya dari peternakan? Apa perasaan kamu? dll" ✅

❓1⃣1⃣Bunda Muhammad, Jogja

Kalau anak usia 0-7 th, bila senang d ajari calistung, &si anak kelihatan senang,apakah ini termsk inside out?

1⃣1⃣ bapak Muhammad yang baik di Jogja,
Jawaban saya seperti no 9

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu