Sabtu,
1 Maret 2014 berangkat dari Sragen 11.30 WIB menuju ke Ponorogo takziyah ke
salah satu keluarga yang meninggal dunia. Berangkat dengan si Kijang Merah Tua yang
selalu setia...hahaha. Kita berangkat dari Sragen ambil rute Magetan, ada jalan
yang lebih dekat di banding lewat Madiun. Ini adalah pertama kalinya saya ke
Ponorogo lewat jalur Magetan, ternyata asyik
punya jalurnya.....perbukitan, turunan dan tanjakan tajam menjadi medan yang harus
kita lalui. Suasana perbukitan yang ditumbuhi berbagai sayuran di kanan kiri
jalur menambah keindahan jalan yang kami lewati. Kombinasi antara tikungan dan
tanjakan atau pun tikungan dengan turunan menjadi pelengkap medan yang kami
lewati..Akhirnya sampai juga di Ponorogo, Alhamdulillah...!!!
Setelah
bertemu dengan keluarga, mengobrol dan makan kemudian kita pamit, menjelang
magrib kita berangkat dari Ponorogo. Kali ini kita mengambil jalur yang berbeda,
kita memilih jalur Wonogiri. Jalanya hampir sama dengan jalur Magetan. Tanjakan,
turunan dan kombinasi antara keduanya bersama dengan tikungan menjadi medan
yang mayoritas kita lewati. Jalur Ponorogo-Wonogiri mayoritas kanan kiri adalah
hutan yang masih terbentang luas dan jalan agak berlubang. Cukup memacu
adrenalin, karena di malam hari dengan jalan yang berkelok-kelok dan gelap,
kayak Tokyo Drift nya Fast ‘N Furios aja...hehehe.
Alhamdulillah sampai
rumah langsung lega, dan tidur dengan nyenyaknya...hahaha.
Saya merasakan
kehidupan kita juga seperti itu, dalam menjalaninya terkadang kita berada di
atas dan terkadang kita berada dibawah. Sering kita dengar istilah “roda
kehidupan”maksudnya adalah tidak ada yang abadi di dunia ini. Terkadang kita
berada dalam kondisi yang membahagiakan tapi juga suatu saat kita akan
merasakan sebuah kesedihan. Mungkin suatu waktu kita berhasil dalam menggapai
apa yang kita inginkan mungkin juga suatu saat kita akan mengalami kegagalan. Orang
yang dulu terkaya di sebuah desa bisa jadi suatu saat nanti akan jatuh miskin. Susah
senang, kaya miskin, gagal dan berhasil merupakan sebagian “lakon” yang kita
jalani dalam kehidupan ini.
Kehidupan
juga berkelak-kelok ada “tikungan” yang harus kita jalani. Dan “tikungan” bisa
membuat kita berada di atas (menanjak) atau berada di bawah (menurun). Mantan kepala
sekolah saya, dia memilih “tikungan” untuk lebih fokus menjadi pengusaha
dibandingkan berkecimpung dalam dunia pendidikan. “Tikungan” yang beliau ambil
adalah tikungan menanjak, sehingga beliau lebih sukses dan lebih di kenal
sebagai pengusaha dibanding dulu waktu menjadi kepala sekolah.
Dan ingatlah
kawan....!!! Semua dalam kehidupan ini pasti ada ujian, rintangan dan “lubang-lubang”
yang harus kita lewati. “lubang-lubang” itulah yang akan mengasah keahlian kita
untuk menghadapi masalah yang ada. “lubang-lubang” itulah yang membuat seorang
sopir memnjadi mahir mengendalikan mobilnya, kapan dia harus menghindari lubang
yang ada dan kapan dia harus
menerjangnya....TEST DRIVE PONOROGO memberikan sebuah pelajaran hidup
bagi kami.....kapan ya bisa TOURING LAGI???? Belajar ilmu kehidupan dari apa yang
kita lalui... HIDUP BAGAIKAN JALAN PONOROGO_WONOGIRI...NAIK TURUN BERLIKU DAN PENUH LUBANG.....hehehehe.
No comments:
Post a Comment