Monday, March 3, 2014

Belajar antara Sragen-Ponorogo-Wonogiri-Solo

Sabtu, 1 Maret 2014 berangkat dari Sragen 11.30 WIB menuju ke Ponorogo takziyah ke salah satu keluarga yang meninggal dunia. Berangkat dengan si Kijang Merah Tua yang selalu setia...hahaha. Kita berangkat dari Sragen ambil rute Magetan, ada jalan yang lebih dekat di banding lewat Madiun. Ini adalah pertama kalinya saya ke Ponorogo lewat jalur Magetan, ternyata  asyik punya jalurnya.....perbukitan, turunan dan tanjakan tajam menjadi medan yang harus kita lalui. Suasana perbukitan yang ditumbuhi berbagai sayuran di kanan kiri jalur menambah keindahan jalan yang kami lewati. Kombinasi antara tikungan dan tanjakan atau pun tikungan dengan turunan menjadi pelengkap medan yang kami lewati..Akhirnya sampai juga di Ponorogo, Alhamdulillah...!!!
Setelah bertemu dengan keluarga, mengobrol dan makan kemudian kita pamit, menjelang magrib kita berangkat dari Ponorogo. Kali ini kita mengambil jalur yang berbeda, kita memilih jalur Wonogiri. Jalanya hampir sama dengan jalur Magetan. Tanjakan, turunan dan kombinasi antara keduanya bersama dengan tikungan menjadi medan yang mayoritas kita lewati. Jalur Ponorogo-Wonogiri mayoritas kanan kiri adalah hutan yang masih terbentang luas dan jalan agak berlubang. Cukup memacu adrenalin, karena di malam hari dengan jalan yang berkelok-kelok dan gelap, kayak Tokyo Drift nya Fast ‘N Furios aja...hehehe.
Alhamdulillah sampai rumah langsung lega, dan tidur dengan nyenyaknya...hahaha.
Saya merasakan kehidupan kita juga seperti itu, dalam menjalaninya terkadang kita berada di atas dan terkadang kita berada dibawah. Sering kita dengar istilah “roda kehidupan”maksudnya adalah tidak ada yang abadi di dunia ini. Terkadang kita berada dalam kondisi yang membahagiakan tapi juga suatu saat kita akan merasakan sebuah kesedihan. Mungkin suatu waktu kita berhasil dalam menggapai apa yang kita inginkan mungkin juga suatu saat kita akan mengalami kegagalan. Orang yang dulu terkaya di sebuah desa bisa jadi suatu saat nanti akan jatuh miskin. Susah senang, kaya miskin, gagal dan berhasil merupakan sebagian “lakon” yang kita jalani dalam kehidupan ini.  

Kehidupan juga berkelak-kelok ada “tikungan” yang harus kita jalani. Dan “tikungan” bisa membuat kita berada di atas (menanjak) atau berada di bawah (menurun). Mantan kepala sekolah saya, dia memilih “tikungan” untuk lebih fokus menjadi pengusaha dibandingkan berkecimpung dalam dunia pendidikan. “Tikungan” yang beliau ambil adalah tikungan menanjak, sehingga beliau lebih sukses dan lebih di kenal sebagai pengusaha dibanding dulu waktu menjadi kepala sekolah. 
Dan ingatlah kawan....!!! Semua dalam kehidupan ini pasti ada ujian, rintangan dan “lubang-lubang” yang harus kita lewati. “lubang-lubang” itulah yang akan mengasah keahlian kita untuk menghadapi masalah yang ada. “lubang-lubang” itulah yang membuat seorang sopir memnjadi mahir mengendalikan mobilnya, kapan dia harus menghindari lubang yang ada dan kapan dia harus  menerjangnya....TEST DRIVE PONOROGO memberikan sebuah pelajaran hidup bagi kami.....kapan ya bisa TOURING LAGI???? Belajar ilmu kehidupan dari apa yang kita lalui... HIDUP BAGAIKAN JALAN PONOROGO_WONOGIRI...NAIK TURUN BERLIKU DAN PENUH LUBANG.....hehehehe.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu