Friday, February 28, 2014

“Tugasku Telah Usai,Mbah Ru..!”

    
2003 teringat saat lulus dari SMA Negeri 3 Sragen, pilihan antara manajemen ekonominya UNNES (ketrima Ujian Masuknya UNNES) atau pilih menemani Mbah Ru dan mencari peruruan tinggi baru yang letaknya di daerah Solo. Dihadapkan pada pilihan masa depan, Mbah Ru gak ada temannya karena Mas Bowo putra bungsunya harus pindah ke Manado karena urusan pekerjaan. Yaudahlah kita putuskan saja....kuliah di Solo dan menemani, menjaga dan mengusir rasa sepi Mbah Ru. UNS pilihan utama, mau ambil POK nggak dapat restu dari ibu yaudah milih yang lainya...gagal tembus UNS pengin kerja sambil menemeni Mbah Ru. Eeee...gak boleh juga. Ada iklan kecil dalam koran yang berada diatas halaman pengumuman  mahasiswa baru yang diterima lewat SMPTN (seleksi masuk ke universitas negeri). Iklannya tentang penerimaan mahasiswa baru di sebuah Sekolah Tinggi yang belum pernah saya ketahui. STAIN Surakarta tempat pelabuhan selanjutnya....seraya berdoa,”Ya Allah, semoga saya tersesat ke jalan yang benar...aamiin”.

Tuesday, February 18, 2014

Mbah Rukijem

 
Mbah Ru
Seorang perempuan tua yang sudah memutih seluruh rambutnya. Wajah mulai berkeriput, senyum diwajahnya sangat jelas dengan gigi yang sudah tidak sempurnra lagi. Senyum manis seseorang yang sudah renta.
       Duduk diteras rumah memotong “puli/gendar” bahan mentah untuk membuat “karak” (kerupuk dari nasi). Dalam khusuknya terdengar nafas yang dalam dan sedikit terengah-engah. Sungguh nampak kebahagiaan berbungkus rasa lelah terpancar dari wajahnya. Dia adalah Mbah Ru(kijem), simbah kami satu-satunya yang tersisa dari ibu dan bapak.

Ketelitian...

Adalah Fajar Ruslan, teman satu profesi yang memiliki ciri khas unik ketika hendak mengajar. Dia adalah seorang guru yang membuka pelajaran dengan melemparkan tebak-tebakan kepada anak didiknya.
“Assalamualaikum anak-anak, ustadz punya tebak-tebak buat kalaian semua...” salam nya membuka pelajaran.
“Walaikum salam ustadz....” jawab serempak seisi kelas.
“kamu di beri uang sebanyak 5 riu oleh ibumu. Tetapi uangnya seribuan semua. Pada saat kamu di depan rumah, ada  penjuall pentol goreng lewat. Kemudian kamu membeli sebanyak seribu lima ratus. Berapa uang kemabliannya???” tanya Mr. Fajar Ruslan.
Serempak anak-anak menjawab, “tiga ribu lima ratus....!!!”
“kok bisa tiga ribu lima ratus???” tanyanya.
“khan lima ribu dikurangi seribu lima ratus...iya tho tadz???” jawab salah seorang anak.
“salah yo......” ejek nya kepada anak-anak.
Riuh mereka menjawab pertanyaan Mr. Fajar Ruslan. Sahut menyahut dan perdebatan yang cukup asyik terlihat di kelas tersebut. Sampai akhirnya dia membuka jawabnya untuk anak-anak.
“Jawaban yang benar adalah lima ratus rupiah....”
“salah....” jawabnya. "Uang lima ribu dibelikan seribu lima ratus masih tiga ribu lima ratus yo tadz...!” jawab anak-anak membantah gruru mereka.
“Oke.....dengarkan baik-baik. Kita memiliki uang sebanyak lima ribu dalam bentuk seribuan yang berjumlah lima. Untuk beli pentol goreng seribu lima ratus khan? Sekarang ustadz tanya, apakah kamu akan memberikan kelima uang seribuan itu kepada penjual? Nggak tho?? Kamu pasti akan memberikan 2 lembar seribuan. Jadi kembalianya berapa.....? ” tanyanya menutup penjelasan dar pertanyaan.

“lima ratus....” jawab anak-anak.. Anak-anak tertawa dan saling pandang satu sama lain sambil geleng-geleng kepala dan angguk-angguk.

Saturday, February 15, 2014

motivasi itumesti bervariasi....!!!

Hari Rabu, 12 Februari 2013 team sukses Ujian Nasional kelas 6 SD  tempat saya mengajar  melakukan kegiatan rapat dan koordinasi rutin demi suksesnya pelaksanaan Ujian Nasional dengan harapan siswa kami mampu mencapai hasil  yang maksimal. Koordinator kelas 6 menyampaikan tentang perkembangan, kendala dan masalah yang dihadapi kelas 6. Kondisi “anak-anak” secara umum masih harus disiapkan untuk menghadapi ujian akhir baik secara akademik maupun psikis.
Kemauan untuk belajar masih rendah, kesadaran akan pentingnya belajar masih butuh peningkatan. Sampai sebuah keadaan yang membuat saya cukup “prihatin” dimana anak-anak merasa bosen, muak dan jengah jika mendapatkan motivasi oleh para guru pendamping.  Ada sesak di dalam dada ketika mendengar dan menyaksikan bahwa anak didik kami yang akan menjadi penerus kemajuan pendidikan dan Islam khususnya mengalami perasaan seperti itu. Sangat sayang sekali karena mereka tidak sadar sebenarnya mereka membutuhkan motivasi.

Monday, February 10, 2014

Tenang....Jangan Panik..!!!!

Pernahkah kita merasa panik dalam melakukan sesuatu?. Rasa panik bisa membuat sesuatu yang kita rencanakan menjadi terabaikan. Rasa panik bisa membuat apa yang kita impikan dan bayangkan menjadi hilang. Rasa panik akan melupakan langkah-langkah yang harus kita ambil untuk mengatasi masalah dan rintangan yang kita hadapi. Ada sebuah cerita tentang rasa panik.
Ada seorang pemuda yang memiliki pemuda ajaib. Karena kuda tersebut memiliki password atau kata kunci untuk membuat dia berjalan dan berhenti. Jika ingin membuatnya berjalan maka kata kuncinya adalah “alhamdulillah” tanpa ucapan itu maka si kuda tidak akan pernah mau berjalan. Sebaliknya, untuk berhenti maka kata kuncinya adalah “bismilllah”.

Saturday, February 8, 2014

[per]Mainan....Membantu atau Mengganggu????

Main Gundu / Kelereng
     Mungkin tulisan berikut ini ada hubunganya dengan tulisan saya tentang bermain.
       Kemarin sekolah kami mengadakan rapat mingguan, seperti biasa dari akademik, bidang keagamaan dan terakhir bidang kesiswaan yang menyampaikan info kepada para guru. Sampailah pada pembahasan dari kesiswaan mengenai banyaknya anak yang membawa mainan setiap hari. Sekedar informasi “pada awalnya” sekolah kami melarang anak-anak membawa mainan. Saya sendiri tidak tahu mengapa ada larangan seperti itu. Mungkin agar mereka bisa fokus dalam belajar, mungkin juga permainan yang mereka bawa dapat mengganggu konentrasi dalam menuntut ilmu.
         Sang Kesiswaan meminta pendapat kepada para guru  apakah ada keluhan dengan banyaknya anak-anak  yang membawa mainan?. Menurut beliau, ketika pulang sebetulnya mainan ini dapat membuat siswa tidak lari kesana kemari mengganggu arus lalu lintas yang memang padat dengan lingkungan yang kurang luas. Akhirnya beberapa guru mengemukakan pendapat tentang masalah ini. Perwakilan guru kelas 2 menyatakan bahwa beliau sudah menyita permainan anak berupa kartu “Animal Kaisar” dari siswanya karena membawa mainan dan dimainkan saat pelajaran. 
          Ada lagi yang mengemukakan siswa boleh membawa mainan hanya di hari Sabtu, karena kalau setiap hari diijinkan membawa maka akan kacau. Ada yang mengusulkan selain membawa hanya di hari sabtu. Siswa juga dibatasi membawa mainanya, yang tidak mahal, tidak berbentuk kartu dan sebagainya.  Dan beberapa pendapat lagi.....akhirnya diambil keputusan siswa boleh membawa mainan setiap hari, dengan catatan tidak memainkannya ketika pelajaran, bukan merupakan benda yang mewah, tidak untuk ajang pamer, dilarang membawa kartu “Animal Kaisar” dalam jumlah yang besar.
Menurut pendapat saya bolehlah anak-anak membawa mainan, tetapi saat jam pelajaran mainan terebut di simpan/dikumpulkan di meja guru atau di lemari yang ada di setiap kelas hal ini untuk mengantisipasi agar siswa dapat fokus dalam belajar, ketika istirahat baru boleh dimainkan.
Menerawang jauh di masa lalu.......

Hamzah bergaya dengan burung hantu