Wednesday, April 11, 2012

Orang tua curhat tentang tv

hiiii...ngeri bi!!!
Tiap bulan sekolah saya diadakan pertemuan dengan wali murid. Hal ini bertujuan agar komunikasi antara sekolah dan rumah dapat terjaga dengan baik, namanya juga fullday school. Biasanya kami membahas masalah anak baik di sekolah maupun di rumah dan melaporkan program-program sekolah yang perlu diperhatikan oleh wali murid. Pada hari Ahad [8 April 2012] kali ini berbeda, karena pertemuan kali ini bersamaan dengan pemberian hasil UTS 2. Seperti biasa setiap pertemuan wali murid diadakan pengajian terlebih dahulu yang dilakukan di masjid. Baru kemudian menuju kelas masing-masing untuk sharing dan tukar informasi bersama.
Nah, satu persatu wali murid sudah memasuki ruangan langsung saya buka pertemuan di hari itu dengan salam dan memulainya dengan Basmallah. Saya mulai membagikan hasil laporan UTS anak-anak satu persatu beserta dengan lembar jawaban yang sudah dikoreksi dan dinilai. Kemudian dilanjutkan dengan sharing tentang perkembangan anak. Singkat cerita masalah tv menjadi topik perbincangan di hari itu. Pertama orang tua dari Syuhada mengeluhkan bahwa anaknya sudah terjangkiti serial Tendangan Si Madun yang jam tayangnya adalah setelah magrib sampai sekitar jam setengah sembilan. Lebih lanjut beliau menagatakan bahwa film yang bertemakan sepak bola tersebut justru sangat sedikit porsi teknik  sepak bolanya. Film tersebut justru banyak berisi tentang kata-kata kasar yang di keluarkan oleh tokoh antagonis yang diperankan oleh anak-anak, khayalan [menendang sambil terbang], menggunakan ilmu klenik dan lain sebagainya.
Kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, tidak hanya acara Tendangan Si Madun saja yang menyuguhkan kenegatifan. Banyak lagi film anak yang menyuguhkan amarah, kata kotor dan hal negatif lainya. Anak-anak adalah peniru yang hebat dalam segala hal, termasuk ketika mereka melihat tayangan di tv akan menirunya dalam permainan bersama teman-teman. Beberapa tahun yang lalu ada sebuah tayangan kekerasan Smack Down yang harus dibatalka hak siarnya karena ada beberapa anak yang meniru adegan gulat bebas tersebut. Bahkan sama menimbulkan korban jiwa, beberpa lagi mengalami patah tulang karena mereka belum paham bahwa itu sudah di setting sedemikian rupa dan dilakukan oleh orang yang sudah profesional.
Alhamdulillah ada juga tayangan yang mendidik, saya suka acara seperti Si Bolang, Laptop Si Unyil, Panji Sang Petualang, Si Made dan beberapa tayangan yang bener-bener bermanfaat untuk anak. Karena merekea menambah pengetahuan dari berbagai daerah [Si Bolang, Laptop Si Unyil], tentang binatang [Panji Sang Petualang], dan memunculkan kreativitas [Si Made]. Walaupun terkadang ada acara yang cukup mendidik anak tetapi waktu siarnya yang kurang tepat atau memang diletakkna pada jam strategis [habis magrib]. Sebagai contoh Pemilihan Da’I cilik di salah satu stasiun tv bersamaan dengan waktu belajar dan menagajai anak yaitu bakda magrib. Acara mendidik namun tidak tepat waktunya, akhirnya nggak jadi acara yang mendidik dech!!!!
Apakah dampak negatif hanya berlaku untuk anak-anak?. Ternyata tidak, bahkan sampai orang tua yang terkena dampak negatif tv, khususnya oranga Islam. Begitu banyak orang tua yang rela bangun jam setengah dua hanya untuk melihat pertandingan sepakbola karena klub kesayangannya bermain di waktu itu. Namun untuk bangun mengerjakan sholat tahajud…berat banget mata rasanya!!! Itulah kenyataan yang perlu kita wapadai.
Banyak lagi dampak dari televisi, saya hanya menyebutkan sebagian kecil dari yang banyak tersebut. Yang jelas kita harus melindungi diri kita dan keluarga kita dari pengaruh buruk televisi…!!! Saya tertarik dengan salah satu murid saya sebut namanya Adelia, ternyata ia memiliki jadwal untuk melihat tv. Ia boleh melihat televisi seminggu 2 kali, hari selasa dan sabtu malam sampai minggu. Ada lagi seorang teman yang ketika lahir anak pertama, tv yang dia miliki langsung di jual. Ketika saya tanya dia memberi alasan yang cukup masuk akal, dia beranggapan tv merupakan benda yang berbahaya dan ia tidak mau anaknya dibesarkan oleh tv atau dengan kata lain TV menjadi gurunya. Selain itu konsentrasi anak juga dapat terganggu dengan adanya TV.  









1 comment:

  1. banyak dokter sarankan anak tidak boleh terlalu banyak nonton televisi

    ReplyDelete

Hamzah bergaya dengan burung hantu