hiiii...ngeri bi!!! |
Nah, satu persatu wali murid sudah memasuki ruangan langsung saya buka
pertemuan di hari itu dengan salam dan memulainya dengan Basmallah. Saya mulai
membagikan hasil laporan UTS anak-anak satu persatu beserta dengan lembar
jawaban yang sudah dikoreksi dan dinilai. Kemudian dilanjutkan dengan sharing
tentang perkembangan anak. Singkat cerita masalah tv menjadi topik perbincangan
di hari itu. Pertama orang tua dari Syuhada mengeluhkan bahwa anaknya sudah
terjangkiti serial Tendangan Si Madun yang jam tayangnya adalah setelah magrib
sampai sekitar jam setengah sembilan. Lebih lanjut beliau menagatakan bahwa
film yang bertemakan sepak bola tersebut justru sangat sedikit porsi
teknik sepak bolanya. Film tersebut
justru banyak berisi tentang kata-kata kasar yang di keluarkan oleh tokoh
antagonis yang diperankan oleh anak-anak, khayalan [menendang sambil terbang],
menggunakan ilmu klenik dan lain sebagainya.
Kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, tidak hanya acara Tendangan
Si Madun saja yang menyuguhkan kenegatifan. Banyak lagi film anak yang menyuguhkan
amarah, kata kotor dan hal negatif lainya. Anak-anak adalah peniru yang hebat
dalam segala hal, termasuk ketika mereka melihat tayangan di tv akan menirunya
dalam permainan bersama teman-teman. Beberapa tahun yang lalu ada sebuah
tayangan kekerasan Smack Down yang harus dibatalka hak siarnya karena ada
beberapa anak yang meniru adegan gulat bebas tersebut. Bahkan sama menimbulkan
korban jiwa, beberpa lagi mengalami patah tulang karena mereka belum paham
bahwa itu sudah di setting sedemikian rupa dan dilakukan oleh orang yang sudah
profesional.
Alhamdulillah ada juga tayangan yang mendidik, saya suka acara seperti
Si Bolang, Laptop Si Unyil, Panji Sang Petualang, Si Made dan beberapa tayangan
yang bener-bener bermanfaat untuk anak. Karena merekea menambah pengetahuan
dari berbagai daerah [Si Bolang, Laptop Si Unyil], tentang binatang [Panji Sang
Petualang], dan memunculkan kreativitas [Si Made]. Walaupun terkadang ada acara
yang cukup mendidik anak tetapi waktu siarnya yang kurang tepat atau memang
diletakkna pada jam strategis [habis magrib]. Sebagai contoh Pemilihan Da’I cilik
di salah satu stasiun tv bersamaan dengan waktu belajar dan menagajai anak
yaitu bakda magrib. Acara mendidik namun tidak tepat waktunya, akhirnya nggak
jadi acara yang mendidik dech!!!!
Apakah dampak negatif hanya berlaku untuk anak-anak?. Ternyata tidak,
bahkan sampai orang tua yang terkena dampak negatif tv, khususnya oranga Islam.
Begitu banyak orang tua yang rela bangun jam setengah dua hanya untuk melihat
pertandingan sepakbola karena klub kesayangannya bermain di waktu itu. Namun untuk
bangun mengerjakan sholat tahajud…berat banget mata rasanya!!! Itulah kenyataan
yang perlu kita wapadai.
Banyak lagi dampak dari televisi, saya hanya menyebutkan sebagian kecil
dari yang banyak tersebut. Yang jelas kita harus melindungi diri kita dan
keluarga kita dari pengaruh buruk televisi…!!! Saya tertarik dengan salah satu
murid saya sebut namanya Adelia, ternyata ia memiliki jadwal untuk melihat tv.
Ia boleh melihat televisi seminggu 2 kali, hari selasa dan sabtu malam sampai
minggu. Ada lagi seorang teman yang ketika lahir anak pertama, tv yang dia
miliki langsung di jual. Ketika saya tanya dia memberi alasan yang cukup masuk
akal, dia beranggapan tv merupakan benda yang berbahaya dan ia tidak mau
anaknya dibesarkan oleh tv atau dengan kata lain TV menjadi gurunya. Selain itu
konsentrasi anak juga dapat terganggu dengan adanya TV.
banyak dokter sarankan anak tidak boleh terlalu banyak nonton televisi
ReplyDelete