Tuesday, April 10, 2012

Lagu “iwak peyek” meneror anak-anak….


hanya untuk dewasa...!!!



Beberapa waktu yang lalu sekolah kami melaksanakan Ujian Tengah Semester 2, kebetulan pada sebuah kesempatan saya mendapatkan tugas untuk menjaga di kelas 1. Waktu masuk saya mendengar seorang anak yang memukul meja sambil menyayinkan lagu yang cukup heboh saat ini, lagu iwak peyek. Penggalan liriknya kayak gini…

Iwak peyek (iwak peyek) iwak peyek (iwak peyek)
Iwak peyek sego tiwul (sego tiwul)
Sampek elek (sampek elek) sampek tuwek (sampek tuwek)
Sampek matek sagita mentul (pancen mentul)
Neng kene sagita asolole (asolole)
Adoh-adoh aku tekan pace
Sagita ayo diamanke
Yen wes aman joged asolole
..dst.

Ternyata tidak hanya satu anak yang menyayikan lagu itu. Ada beberapa lagi teman yang nyambung dengan lagu itu, jadi rame dech..!!!
Suatu sore saya  sedang duduk di teras rumah sambil bermain dengan si Hamzah, tiba-tiba ada beberapa anak yang main sepeda melintas di depan rumah.  Mereka bersama-sama menyanyikan lagu iwak peyek yang untuk saat ini memang cukup terkenal. Mereka terdengar cukup fasih dalam melafalkan lagu tersebut, dan terlihat sangat menikmati sambil mengayuh sepeda kecilnya. Sempat saya berfikir untuk beberapa saat, kenapa anak-anak ini bisa begitu hafal dan fasih dalam menyanyikan lagu yang notabene adalah lagu orang-orang dewasa?
Dimana lagu anak-anak yang dulu sering saya dengar? Di masa kecil saya [usia sekolah dasar] ada begitu banyak lagu anak-anak yang memiliki ruang tersendiri dalam hati anak-anak seusia saya waktu itu. Sekitar tahun 1996 kita mengenal grup vokal Trio Kwek Kwek, Chikita Meydi, Joshua, Tasya, Eno Lerian dan banyak lagi anak-anak yang menyanyikan lagu khusus untuk mereka. Beberapa judul lagu anak yang cukup terkenal waktu itu adalah Cit Cicit Cuit, Diobok Obok, Ambilkan Bulan Bu dan Menabung. Memang pangsa pasar lagu tersebut adalah anak-anak, jadi pencipta lagu harus menyesuaikan lirik dan instrumennya dengan dunia anak-anak. Perkembangan anak pun berjalan sesuai dengan umur mereka baik dari pola pikir dan tingkah laku. Karena mereka masih dilindungi media dengan mendapatkan porsi tayangan yang khusus untuk perkembangan mereka baik secara psikologis maupun pola pikir.
Saat ini lagu anak-anak sudah tergantikan dengan lagu-lagu remaja yang tema paling populer adalah tentang percintaan. Hal ini memang dijadikan sebagai komoditi untuk para produser dan pencipta lagu untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Secara tidak langsung anak-anak pun ikut menikmati lagu-lagu yang bertemakan tentang percintaan anak remaja. Saya beberapa kali menemui anak-anak usia SD yang masih duduk di kelas bawah menyanyikan lagu untuk orang dewasa, tidak hanya dilingkungan masyarakat bahkan sudah sampai di lingkungan sekolah.
Lagu remaja yang di “konsumsi” oleh anak-anak secara tidak langsung, secara sadar maupun tidak sadar akan berpengaruh terhadap perkembangan mereka. Paling tidak hal ini yang saya jumpai pada anak didik saya yang baru kelas 2 SD. Sebut saja namanya si AK [Pr], anak ini sudah mengenal dan memiliki perasaan kepada lawan jenis [anak laki-laki]. AK mengatakan kalau dia suka dengan anak yang namanya AT yang sekarang duduk di kelas 5. Cukup memprihatinkan memang, tapi itulah kenyataanya. Mungkin masih banyak anak-anak yang semacem dengan AK. Mereka sudah bisa memilih cowok ganteng, perhatian dan penyayang. Bahkan berkhayal untuk memilikinya layaknya anak yang remaja sedang berpacaran.
Penampilan remaja sekarang sudah sangat berani memperlihatkan apa yang seharusnya disembunyikan, terlebih anak perempuan yang dari kecil sudah melihat penampilan kakak-kakanya memamkia pakaian diatas lutut dan memperlihatkan auratnya. Dengan begitu mudah mereka mendapatkan model yang disuguhkan oleh lingkungan. Girl band yang banyak bermunculan dewasa ini memperlihatkan penampilan yang mengumbar aurat dan menyanyikan lagu tentang berpacaran, perselingkuhan dan hubungan lawan jenis. Hal ini juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak kita.
Perkembangan teknologi membawa dampak tersendiri buat perkembangan dan pendidikan anak. Media sudah menuntun mereka menajdi dewasa lebih awal. Peran orang tua dalam mendidik anak sedikit banyak sudah di rampas oleh teknologi [televisi, hp dan internet]. Jelas anak-anak mengetahui lagu-lagu remaja dari media. Sehingga sangat diperlukan pendampingan anak dalam memanfaatkan media elektronik maupun cetak.
Iwak peyek hanya salah satu  contoh nyanyian dewasa yang di konsumsi anak, masih banyak lagi nyanyian yang seharusnya untuk dewasa terkonsumsi oleh anak. Sebagai orang tua kita harus lebih waspada dengan pengaruh dari media, walaupun hanya sebatas lagu. Karena lagu juga bisa membentuk karakter seseorang. Sebagai contoh angkatan bersenjata kita ketika melakukan laatihan sering juga menyanyikan lagu untuk membakar semangatnya.
BERIKAN YANG TERBAIK UNTUK ANAK KITA DALAM HAL APAPUN.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu