hanya untuk dewasa...!!! |
Beberapa waktu yang lalu
sekolah kami melaksanakan Ujian Tengah Semester 2, kebetulan pada sebuah
kesempatan saya mendapatkan tugas untuk menjaga di kelas 1. Waktu masuk saya
mendengar seorang anak yang memukul meja sambil menyayinkan lagu yang cukup
heboh saat ini, lagu iwak peyek. Penggalan
liriknya kayak gini…
Iwak peyek (iwak peyek) iwak peyek (iwak peyek)
Iwak peyek sego tiwul (sego tiwul)
Sampek elek (sampek elek) sampek tuwek (sampek tuwek)
Sampek matek sagita mentul (pancen mentul)
Iwak peyek sego tiwul (sego tiwul)
Sampek elek (sampek elek) sampek tuwek (sampek tuwek)
Sampek matek sagita mentul (pancen mentul)
Neng kene sagita asolole (asolole)
Adoh-adoh aku tekan pace
Sagita ayo diamanke
Yen wes aman joged asolole..dst.
Adoh-adoh aku tekan pace
Sagita ayo diamanke
Yen wes aman joged asolole..dst.
Ternyata tidak hanya satu anak yang menyayikan
lagu itu. Ada beberapa lagi teman yang nyambung dengan lagu itu, jadi rame
dech..!!!
Suatu sore saya sedang duduk di teras rumah sambil bermain
dengan si Hamzah, tiba-tiba ada beberapa anak yang main sepeda melintas di
depan rumah. Mereka bersama-sama
menyanyikan lagu iwak peyek yang untuk saat ini memang cukup terkenal. Mereka
terdengar cukup fasih dalam melafalkan lagu tersebut, dan terlihat sangat
menikmati sambil mengayuh sepeda kecilnya. Sempat saya berfikir untuk beberapa
saat, kenapa anak-anak ini bisa begitu hafal dan fasih dalam menyanyikan lagu
yang notabene adalah lagu orang-orang dewasa?
Dimana lagu anak-anak
yang dulu sering saya dengar? Di masa kecil saya [usia sekolah dasar] ada
begitu banyak lagu anak-anak yang memiliki ruang tersendiri dalam hati
anak-anak seusia saya waktu itu. Sekitar tahun 1996 kita mengenal grup vokal Trio Kwek Kwek, Chikita Meydi, Joshua, Tasya,
Eno Lerian dan banyak lagi anak-anak
yang menyanyikan lagu khusus untuk mereka. Beberapa judul lagu anak yang cukup
terkenal waktu itu adalah Cit Cicit Cuit,
Diobok Obok, Ambilkan Bulan Bu dan Menabung. Memang pangsa pasar lagu
tersebut adalah anak-anak, jadi pencipta lagu harus menyesuaikan lirik dan
instrumennya dengan dunia anak-anak. Perkembangan anak pun berjalan sesuai
dengan umur mereka baik dari pola pikir dan tingkah laku. Karena mereka masih
dilindungi media dengan mendapatkan porsi tayangan yang khusus untuk
perkembangan mereka baik secara psikologis maupun pola pikir.
Saat ini lagu anak-anak
sudah tergantikan dengan lagu-lagu remaja yang tema paling populer adalah
tentang percintaan. Hal ini memang dijadikan sebagai komoditi untuk para
produser dan pencipta lagu untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Secara
tidak langsung anak-anak pun ikut menikmati lagu-lagu yang bertemakan tentang
percintaan anak remaja. Saya beberapa kali menemui anak-anak usia SD yang masih
duduk di kelas bawah menyanyikan lagu untuk orang dewasa, tidak hanya
dilingkungan masyarakat bahkan sudah sampai di lingkungan sekolah.
Lagu remaja yang di
“konsumsi” oleh anak-anak secara tidak langsung, secara sadar maupun tidak
sadar akan berpengaruh terhadap perkembangan mereka. Paling tidak hal ini yang
saya jumpai pada anak didik saya yang baru kelas 2 SD. Sebut saja namanya si AK
[Pr], anak ini sudah mengenal dan memiliki perasaan kepada lawan jenis [anak
laki-laki]. AK mengatakan kalau dia suka dengan anak yang namanya AT yang
sekarang duduk di kelas 5. Cukup memprihatinkan memang, tapi itulah
kenyataanya. Mungkin masih banyak anak-anak yang semacem dengan AK. Mereka
sudah bisa memilih cowok ganteng, perhatian dan penyayang. Bahkan berkhayal
untuk memilikinya layaknya anak yang remaja sedang berpacaran.
Penampilan remaja
sekarang sudah sangat berani memperlihatkan apa yang seharusnya disembunyikan,
terlebih anak perempuan yang dari kecil sudah melihat penampilan kakak-kakanya
memamkia pakaian diatas lutut dan memperlihatkan auratnya. Dengan begitu mudah
mereka mendapatkan model yang disuguhkan oleh lingkungan. Girl band yang banyak
bermunculan dewasa ini memperlihatkan penampilan yang mengumbar aurat dan
menyanyikan lagu tentang berpacaran, perselingkuhan dan hubungan lawan jenis.
Hal ini juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak kita.
Perkembangan teknologi
membawa dampak tersendiri buat perkembangan dan pendidikan anak. Media sudah
menuntun mereka menajdi dewasa lebih awal. Peran orang tua dalam mendidik anak
sedikit banyak sudah di rampas oleh teknologi [televisi, hp dan internet].
Jelas anak-anak mengetahui lagu-lagu remaja dari media. Sehingga sangat
diperlukan pendampingan anak dalam memanfaatkan media elektronik maupun cetak.
Iwak peyek hanya salah
satu contoh nyanyian dewasa yang di
konsumsi anak, masih banyak lagi nyanyian yang seharusnya untuk dewasa
terkonsumsi oleh anak. Sebagai orang tua kita harus lebih waspada dengan
pengaruh dari media, walaupun hanya sebatas lagu. Karena lagu juga bisa
membentuk karakter seseorang. Sebagai contoh angkatan bersenjata kita ketika
melakukan laatihan sering juga menyanyikan lagu untuk membakar semangatnya.
BERIKAN YANG TERBAIK
UNTUK ANAK KITA DALAM HAL APAPUN.
No comments:
Post a Comment