Wednesday, February 29, 2012

Nak..sholat yuk!!! (Alhamdulillah, Anakku Rajin Sholat)

sholat yuk...!!!
Di suatu sekolah Islam, ada seorang guru kelas 6 yang membuat kesepakatan dengan anak didiknya. Kesepakatanya adalah siapa yang tidak sholat lima waktu maka keesokan harinya ia harus mengganti sholat yang ditinggalkannya. Jika masih terulang lagi di hari berikutnya ia mengulang lagi sholat yang ditingalkannya sampai ada kesempatan ke 3. Ketika anak mengulangi untuk ke empat kalinya selain harus mengulangi sholat di masjid, si anak juga akan meminta nasehat kepada guru yang bertugas di bagian Diniyah.
Tibalah kesempatan hari pertama, di pagi hari sang guru bertanya kepada muridnya...”Bapak berharap kalian menjawab dengan jujur, siapa kemarin yang tidak mengerjakan sholat lima waktu???”. Anak-anak yang merasa tidak mengerjakan sholat dengan menunjukan jarinya keatas sambil berkata “Saya tidak sholat lima waktu Pak!!”. Ada separuh lebih anak yang tidak mengerjakan sholat lima waktu. Akhirnya mereka menuju ke masjid dan mengulang sholat yang belum dia kerjakan. Setelah selesai pak Guru menanyai mereka satu persatu kenapa tidak sholat. Berbagai alasan di katakan anak-anak tersebut. “Apakah bapak dan ibu kalian tidak mengingatkan untuk sholat??”. Sebagian besar dari mereka menjawab “tidak”.
Dari cerita diatas dapat diambil pelajaran, walaupun anak kelas 6 yang berada di lingkungan sekolah Islam ternyata belum memiliki kesadaran untuk mengerjakan sholat. Pelajaran selanjutnya untuk orang tua bahwa si anak perlu adanya motivasi untuk mencintai sholat. Orang tua tidak bisa lepas tangan untuk mnegeajarkan anak-anaknya untuk mencintai sholat.
Kita kaitkan cerita diatas dengan bedah buku yang kami ikuti beberpa waktu yang lalu....bedah buku yang berjudul “Alhamdulillah, Anakku Rajin Sholat” pada hari Ahad, 24 Juli 2011 di Gedung Sukowati, Sragen. Buku tersebut menguraikan banyak hal tentang bagaimana  cara menjadikan anak rajin dalam beribadah sholat.
Pertanyaan pertama adalah kenapa kita wajib melatih anak agar mencintai dan hobi sholat???. Pertanyaan awal ini untuk mencari tujuan dan manfaat kita sebagai orang tua harus mengajarkan si anak agar rajin sholat.
Pertama, kita semua tahu bahwa SHOLAT ADALAH PERINTAH ALLOH SWT.
Kita semua tahu bahwa sholat adalah perintah Alloh yang telah tercantum dalam ayat suci Al-Qur’an.
Firman Alloh dalam Q.S Toha ayat 132 yang artinya :”dan perintahkanlah kepada keluargamu melaksanakan sholat dan bersabarlah kamu dalm mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu....”.
Kedua, Rosululloh juga telah memerintahkan untuk sholat. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud;495 yang artinya “perintahkan anakmu untuk mengerjakan sholat saat ia berumur tujuh tahun, dan pukullah saat sudah beranjak sepuluh tahun
Ketiga, sebagai bentuk pertanggung jawaban orang tua kepada Alloh SWT. Karena anak merupakan amanah dari Alloh SWT. Sebagai orang tua tentunya memiliki cita-cita agar anak mereka menjadi anak yang soleh. Jadi anak merupakan asuhan dari orang tua. Selain itu juga akan mengeluarkan anak kita dari lingkung kekafiran dan kemunafikan. Khawatir anak kita tertimpa musibah (dunia akhirat)
Keempat, sholat merupakan hubungan antara hamba dengan Rabb nya.

Hendaknya para orang tua mendahulukan Targhib (dorongan) daripada Tarhib (ancaman).
Mengapa demikian???. pertama, karena Alloh telah menjelaskan dalam Q.S. An-Nahl ayat 125 yang artinya “serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik....”. Kenapa harus dengan dorongan??sebab, tujuan utama kita adalah menjadikan mereka gemar untuk melaksanakan sholat. Jika kita menyuruh anak untuk sholat dengan menancamnya, bisa jadi mereka akan membenci bahkan enggan mengerjakan sholat. Namun, jika mereka sudah mencintai sholat maka mereka tidak akan pernah meninggalkan sholat sepanjang hidupnya.
Targhib akan mampu menyalurkan kasih sayang dari orang tua kepada si anak. Si anak akan mereasa mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua mereka. Maka dari itu , mari kita jadikan sifat kasih sayang dan lemah lembut sebagai syiar dalam mengemban amanah yang mulia ini.
Sedangkan ancaman hanya akan mebuat jarak anak dan orang tua semakin jauh bahkan dapat mengakibatkan anak menjadi takut kepada orang tua. Apabila mereka mengerjakan sholat karena takut kepada orang tua akibatnya mereka akan mengerjakan sholat saat orang tua berada disampingnya. Hal ini dapat berdampak dengan menghilangya ketakwaan dan rasa takut kepada Alloh baik secara sembunyi maupun tereang-terangan. Selain itu, tarhib (ancaman) juga dapat mengajarkan anak untuk mencari jalan lain yang mereka sukai walaupun hal itu merupakan sesuatu yang dilarang.
            Apa yang harus kita lakukan?
  • Melatih anak sejak dini
  • Perhatian yang lebih pada si sulung , karena adik-adiknya akan berusaha meniru kakaknya
  • Selalu mengharap ridho dan pahala Allah
  • Bersabar
  • Berdoa
  • Tidak mudah menyerah dan putus asa

Bagaimana cara mendidik anak agar gemar mengerjakan sholat??
Sejak awal yang perlu disepakati adalah membuat “kesepakatan” antara orang tua dengan anak. Kesepakatan meliputi konsekwensi yang akan di dapatkan ketika si anak meninggalkan sholat. Kesepakatan yang tidka kalah penting adalah antara bapak dan ibu, jika tidak hal itu akan menjadi sia-sia. Sebagai contoh, pada suatu kesempatan ketika si ibu memberikan hukuman kepada anaknya karena kesalahan, tiba-tiba sang ayah datang dan memberikan keringanan kepada si anak yang dapat memuaskan hatinya. Ada jenjang usia yang perlu kita ketahui dalam menanamkan kebiasaan sholat kepada anak kita. Setiap usia perlu ada penanganan yang berbeda karena memiliki perbedaan sikap dan psikologis juga.
Periode pertama, masa kanak-kanak awal (umur 3-5 tahun)
Tahun ketiga merupakan tahun kebebasan anak untuk mengungkapkan perasaan dan keinginannya. Oleh sebab itu orang tua perlu memberikan dorongan dan semangat ke anak. Kesalahan yang sering dilakukan orang tua adalah melarang anaknya yang hendak ikut ke Masjid orang tuanya. Biarkan mereka bergerak bebas menyalurkan keinginannya.  Kita tidak perlu bersikap keras atas apa yang mereka lakukan, justru kita dapat memulai mengajari mereka untuk membaca surat-surat pendek seperti Al Fatihah, An Nass, Al Falaq dan Al Ikhlas.
Periode kedua, masa kanak-kanak pertengahan (antara 5-7 tahun)
Pada periode ini kita dapat menyampaikan pesan pesan ringkas dengan kata-kata halus dan lembut kepada anak. Ceritakan tentang kenikmatan yang diberikan oleh Alloh, berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, juga tentang kecintaan dan kasih sayang Alloh kepada hambanya yang beriman dan mengerjakan amal sholeh termasuk sholat. Pada saat ini anak membutuhkan adanya figur teladan yang tampak di depan mata. Maka hendaknya orang tua menjadi figur yang di tiru oleh anak. Apa yang mereka lihat akan mereka tirukan, maka orang tua perlu memperlihatkan anak nya bagaimana sholat yang baik dan benar. Perlu diperhatikan pula, orang tua seyogyannya menghindari menegur anak dengan caara yang kasar ataupun dengan nada yang keras.
            Periode ketiga (7-10)
Sebagai orang tua hendaknya membimbing anak dengan penuh kasih sayang, perhatian, memberikan pemahaman dan tentu didasari dengan kebijaksanaan sebagai orang tua. Hindari pertanyaan langsung, sebaiknya mengingatkan mereka dengan kata “kita” bukan menanyakan yang cenderung menghakimi. Karena menanayakan cenderung menggunakan kata “kamu”.  Dalam umur 10 tahun kita sudah diperbolehkan untuk memukul anak kita seperti dalam hadits nabi yang artinya , Ajarilah anak-anak kalian sholat pada usia 7 tahun, dan  pukullah mereka karena meninggalkannya pada usia 10 tahun.”(Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, 4.026). Tentunya memukul dengan penuh kasih sayang dan tidak menyakiti mereka, karena mereka akan merasa dibenci ketika kita memukul dengan kasar kepada mereka.
Periode keempat  yaitu masa puberitaas
Anak pada periode ini cenderung membangkang, menentang dan sulit untuk diatur. Bagaimana cara kita untuk mengatasi hal ini? Langkah awal kita mencoba memahami karakter mereka baik secara psikologis maupun secara fisik. Disaat kita sudah berhasil memahami karakter mereka dengan mudah kita akan menuntut mereka dan menciptakan mereka seperti yang kita minta. Ada kata-kata motivasi dalam mendidik anak, “masuki dunia mereka dana antarkan dunia kita kepada mereka”. Di periode ini yang lebih penting dan harus kita lakukan adalah memberikan keteladanan kepada mereka untuk membiasakan sholat dan menjelaskan kepada mereka tentang manfaat sholat baik sholat fardhu maupun sholat sunah seperti sholat dhuha, tahajud dan sholat sunah yang lainnya.
Yang terakhir dan terpenting yang tidak boleh ditinggalkan dan harus dilaksanakan adalah BERDOA KEPADA ALLAH SWT, memohon keistiqomahan untuk selalu menlaksanakan sholat lima waktu untuk diri kita sendiri dan anak-anak kita.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu