Thursday, March 31, 2016

Home Education 8-10 th

Materi Pokok ke 5 Kulwap Grup HEbAT Matrikulasi 1
🏹Konsep pre Aqil Baligh 8-10 tahun

Narasumber : Ust. Harry Santosa

Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh. Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabawiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh.

Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun.
Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat. Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan).
Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya.  Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius.

Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (kutahu yg kumau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan "bermain main saja walau berbakat" menjadi latihan "teknik dan muscle memory".

Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun. Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10  atau 11 tahun. Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.
1⃣ Bunda Fitri, Salatiga
assalamualaikum ...
mhn pencerahannya ustadz..
anak perempuan kami usia hampir 10 th,mempunyai 3 adik dg jarak dekat, dulu msh saya didik dg cara outside in, usia pra latih dan pre baligh I  tidak terselesaikan dg baik, skr kadang emosi msh labil, potensi menulis sdh terlihat tp blm terlatih.
Sudah terlambatkah kami?
Apa yang harus kamilakukan agar potensi dan fitrah nya bs berkembang optimal..?
terimakasih ustadz...

fitri, salatiga
1⃣bunda Fitri yang baik,
Sesungguhnya tidak ada istilah terlambat, tetapi ibarat menanam pohon jika ada yang terlewat untuk tumbuh, baik krn kelalaian atau karena terlalu cepat menggegas, maka recovery nya akan cukup perlu effort. Tetapi ananda masih muda 10 tahun, framework yang kami buat adalah framework ideal, jadi tidak perlu risau dan panik. Tetap tenang namun mulailah dengan banyak meminta maaf dan memeluk, mulailah kenali dan mengamati lebih mendalam semua aspek fitrah anak anak, ajak anak untuk memahami perubahan yang akan bunda dan suami lakukan untuk memulai kehidupan  dan masa depan yang lebih baik bersama2, dan bantu anak untuk menggali perasaan (sifat), gagasan2 (fikiran) yang terpendam, aktifitas yang diimpikan dll. Kenali mengapa emosinya labil dengan proses menggali tadi. Petakan semuanya lalu rancanglah program untuk mensyukuri semua karunia Allah yang baik yang ada pada dirinya. Jangan sibuk dengan keterbatasan (kita sering menganggap sisi keburukan), tetapi sibuklah dengan sisi kebaikannya atau sisi kekuatan atau sisi positifnya. Akhlak yang baik akan tumbuh bersamaan dengan penghargaan atas sisi positifnya. Bantu dengan keteladanan di luar rumah baik personal maupun komunal, dalam aktifitas yang dia sukai maupun keshalihan yang menginspirasi

2⃣Bunda Yani, Pacitan
Ustadz Harry anak saya berusia 11 th, laki-laki, dari keempat fitrah yg harus ditumbuhkan, fitrah bakatnya yg belum bisa kami temukan. Anaknya multi talenta, sehingga kami kesulitan untuk mencari mana bakatnya yg paling dominan. Apa yg harus kami lakukan untuk anak yg multi talenta, dan apakah kamu sudah terlambat?
👤Ustadz Harry
2⃣bunda Yani yang baik,
Bakat dalam makna aktifitas yang disukai bisa beragam, namun sifat dominan biasanya hanya beberapa (versi Gallup ada 5 dari 34 tema sifat). Misalnya sifatnya suka melihat orang lain maju (developer), suka merancang (designer) dll. Aktifitas nya bisa mengajar, memberi, membagi pengetahuan, merawat manusia, merancang dll. Nanti dari aktifitas akan mengerucut beberapa saja dan menjadi peran. Pilih saja 3 sampai 5 aktifitas yang disukai untuk didalami dan dikembangkan dengan magang, kursus dll ✅
3⃣Bunda Roby
Saya punya anak 5 tahun, laki2, saya minta dia utk sholat, sy bilang ayo sholat biar disayang Allah.. Nah kebetulan sy sedang haid, akhirnya dia nanya ke saya, fatih disuruh sholat supaya disayang Allah, knp umi ga sholat? Nah bagaimana menjelaskan ke anak usia 5 tahun ini ya Ustadz?
👤 Harry
3⃣bunda Roby yang baik, apa yang bunda lakukan cukup baik, "agar disayang Allah", tapi lebih baik lagi jika inside out, "karena Allah sayang sama kita". Intinya anak di bawah usia 7 tahun yang terpenting bukan tertib gerakannya, tetapi suka dan bergairah walau terlihat berantakan.
Ketika sedang haidh saya kira bunda bisa sekedar simulasi saja, pakai mukena dan meniru gerakan sholat namun bukan sholat, tetapi upaya menginspirasi anak untuk bergairah sholat. Menyebut nama anak ketika sujud dalam doa2 yang baik, akan sangat baik utk konsep diri dan fitrah iman anak. ✅
4⃣bunda Irene
bgmn membantu anak agar tdk sering diganggu/dibully. tipe anaknya memang gak kuat dan mudah menangis pdhl anak laki"...
👤
4⃣bunda Irene yang baik,
Jika anak "berhasil di Bully" itu ada tiga kemungkinan,
1. Anaknya secara internal dan kecerdasan sosial memadai namun lingkungannya sangat keras sehingga anak tidak mampu bertahan, atau
2. Anak tidak memiliki kecerdasan sosial untuk beradaptasi positif pada lingkungan atau
3. Anak secara internal punya sifat sifat yang memang "mudah dibully", "mudah diperas" dll.

Solusinya berbeda2, pada kasus pertama, yaitu lingkungan yang memang berat, maka solusinya harus banyak pihak.yang terlibat, ini sudah perkara sistem. Bisa jadi ada budaya kuat di lingkungan tsb untuk saling membully seperti rimba.
Pada kasus kedua, perlu diteliti penyebab tidak memiliki kecerdasan sosial, misalnya pernah trauma sehingga sangat takut bersosial. Bisa juga karena sering diproteksi sejak kecil sehingga tidak memiliki mental driver, jadi mudah dibully atau dikendalikan orang lain.
Pada kasus ketiga, ini barangkali yang terjadi pada pertanyaan di atas. Bisa jadi ananda punya empati tinggi, tidak suka konflik, suka berbagi, tidak curigaan dll sehingga renatn dibully, diperas, ditipu dll. Untuk kasus ini bantu anak kita untuk menyadari sifat sifat baiknya itu perlu dipertahankan, namun jangan sampai menjadi resiko dan kelemahan. Bantu ananda untuk merancang strategi agar jangan sampai sifat baiknya itu dimanfaatkan orang lain. Latih untuk simulasi menghadapi anak pembully, teknik menjawab dengan cerdas tekanan pembully yang membuat pembully malas atau tidak berselera lagi membully dstnya
Dalam tiga kasus di atas yang sama dalam membantu adalah tidak diperkenankan menyuruh anak melawan balik apalagi secara fisik. Dalam banyak kasus pembully akan semakin menjadi jadi jika dilawan, karena akan semakin eksis dan tidak menyembuhkan. Mungkin dia berpindah ke lingkungan lain atau menjadi dendam.✅

5⃣Bu uzi - purwokerto..
a) Bgmna dgn kisah teladan masa kecil para ulama hebat terdahulu..
Usia 7 th sdh pada hafal Al-Qur'an..
Kebanyakan adalah anak yatim, lalu oleh Ibunya di "pondokkan" ke ulama yg lebih senior..
Apa itu gak berlawanan dgn konsep menumbuhkan fitrah Tadz?
Apakah ini juga disebut dgn HE?

b) pernah dengar cerita dari salah seorang pakar parenting islami di negeri ini.. Bahwa sebenarnya Imam Syafi'i itu lebih tertarik ke bidang x (maaf saya lupa), tp oleh gurunya yg melihat kelebihan beliau di bidang Fiqih, maka gurunya mengarahkan ke hal tsb..
Begitu pula dgn kisah Imam Bukhori yg menuruti arahan gurunya utk mendalami ttg Hadits..
Jadi utk mengarahkan anak soal pendalaman bakatnya, bila berbeda keinginginan & hasil pandangan orangtua (mengacu dari hasil portopolio anak) bgmana sebaiknya?
5⃣bunda Uzi di Purwokerto yang baik,
a)  Yang pertama, yakinlah bahwa tiap manusia itu diciptakan berbeda, tidak ada yang sama. Tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menjadi ulama. Bukankah tidak setiap orangtua juga mampu menjadi ulama? Jangan titipkan cita cita kita pada anak anak kita jika tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka,
Jika memang anak sangat mudah menghafal, bisa menghafal 1 halaman hanya beberapa jam, sangat menyukai alQuran lebih dari anak rata rata, ya antarkan mereka pada ahli ahli alQuran berlisensi, untuk menjadi hafizh alQuran bahkan sampai menjadi Ulama dengan karya karya hebat di usia belasan tahun ketika aqilbaligh. Di pondokkan juga boleh sepanjang sosok ayah ibu hadir, bukan diboarding atau diasrama, tetapi homestay di rumah ustadz atau ulama dengan sosok ayah ibu utuh.
Tapi jika anak kita tidak memiliki kemampuan menghafal yang hebat, agak susah hafal tetapi mudah lupa dsbnya kita harus realistis, bahkan ada anak yang cepat menghafal seperti anak autis Asperger Syndrom, dalam hitungan detik bisa menghafal 1 halaman, tetapi tidak menyukai pekerjaan menghafal, lebih suka kepada sains dan teknik. Ini juga harus diperhatikan. Bagaimnana juga dengan anak yang lebih tertarik pada perdagangan, seni dll. Inipun harus menjadi perhatian. Jadi ingat bahwa tiap anak itu unik tidak bisa diseragamkan. Tidak setiap manusia harus mampu dan menjadi seperti Ulama. Ada banyak peran peran yang dibutuhkan peradaban Islam.
Yang kedua perlu diingat tahapan. Anak di bawah usia 7 tahun, berikanlah haknya untuk bermain, fleksibelkan interaksinya dengan alQuran bukan dengan target2 yang berat, nanti alih alih menjadi hafidz malah membenci alQuran. Dahulukan cinta pada Kitabullah dan akhlaknya sebelum menjalankan syariah termasuk akhlak untuk menghafal dstnya. Menghafal alQuran adalah fardu kifayah dan akhlak mulia, tetapi menjadi hafizh bagi yang berbakat kuat dalam menghafal dan sangat mencintai alQuran, menurut saya bisa menjadi fardu ain.

b) Imam Syafi'i adalah manusia jenius dan setidaknya memiliki bakat INPUT, suka belajar dan CONTEXT - suka mengkontekskan pengetahuan. Dua bakat yang bisa direfelskikan ke berbagai bidang seperti dosen, peneliti, ahli fikih dll. Jadi apapun bidangnya, asal relevan dengan bakatnya, saya yakin tidak ada masalah. Bakat tidak bisa berubah, tetapi bidang bisa diarahkan yang lebih produktif. Jangan keliru antara bakat dan bidang. Bakat adalah sifat atau aktifitas yang dominan dan sangat disukai, sedangkan bidang adalah peran dimana bakat seseorang diimplementasikan. Orangtua boleh mengarahkan kepada bidang yang lebih produktif namun tetap relevan dengan bakat atau sifat dan aktifitas yang disukai anak. Imam Syafi'i memiliki bakat sangat suka belajar, sangat cepat menghafal, sangat hebat dalam mengkontekskan ayat dan hadits, maka bidang yang diarahkan oleh gurunya adalah bidang ahli fiqih atau fuqaha bukan ahli biologi dan lainnya. Walau keduanya produktif namun menjadi ahli fiqih dianggap lebih produktif dan Imam Syafi'i ternyata terbukti sangat produktif karena sesuai juga dengan bakatnya✅
Closing statment :
Peradaban Islam membutuhkan banyak peran peran peradaban produktif yang dijalani oleh generasi peradaban anak anak kita, tentu dengan semulia mulia akhlak. Tugas Kenabian adalah menyempurnakan akhlak manusia, tugas kita adalah mendidik anak anak kita agar memiliki peran peradaban produkfit sesuai fitrahnya lalu disempurnakan akhlaknya dengan Dienullah. Maka anak anak kita harus mengenal dirinya dan mengenal Allah dengan sebaik baiknya, agar mampu berperan produktif dengan akhlak terbaik. "Hadapkanlah wajahmu pada Agama yang lurus, Tetaplah pada fitrah Allah, yang dengan fitrah itu Allah menciptakan manusia. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang kokoh. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya".(30:30)
"Katakanlah: "Tiap-tiap orang beramal menurut bawaannya." (17:84).

Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Tetap semangat dan istiqomah, yakin dan syukur, tenang dan optimis pada Rahmat Allah dalam mendidik potensi fitrah dan akhlak anak anak kita ya

Waswrwb 🙏😊✅

Salam Pendidikan Peradaban

Antara kognitif dan afektif

Suatu hari sekolah saya ada pertemuan wali kelas ix, dalam rangka penyampaian hasil latihan ujian nasional. Asyik bener hari ini perbincanganya, kebetulan saya sebagai moderatornya. Saya jadi tahu tipe orang tua dan orientasi mereka dalam menyekolahkn anaknya.
Pembukaan dengan basmallah, dilanjut sambutan dari ketua paguyuban oran tua wali.
Diawali dengan katidak puasan (tersirat) dari hasil pencapaian anak-anak yang kurang memuaskan.
Siang itu, salah satu ibu siswa dengan mata memerah dan berkaca-kaca, suara agak sedikit serak seperti oranv menahan tangis menyampaikan perolehan nilai TryOut Ujian Nasional yang diperoleh anaknya ternyata masih jauh dari harapan. " Kalau nilai anak saya seperti ini, dia mau melanjutkan ke sekolah mana?. Masih jauh (nilainya) kalau mau masuk ke SMA favorit di kota kita!". Itulah prioritas seorang ibu menyekolahka  anaknya, untuk mendapatkan nilai kognitif yang tinggi agar masuk ke SMA level atas.
Wali murid lain menyambung, " ustadzah, kalau nilai anak kita tertinggi hanya sekian, maka tidak ada yang bisa di terima di SMA unggulan. Karena untuk masuk ke sana grade nya harus lebih tinggi. Bagaimana ini...."
"Hasil try out ini belum memuaska  sama sekali, gurunya harus belajar lagi ini", katanya. Si Bapak memberikan  saran agar mencarikan guru private untuk anak mereka. Sekaligus merekomendasikan guru-guru private sekaligus tempat dia mengajar. Yang rata-rata memang SMP favorit. "Guru yang saya rekomendasikan guru-guu yang pinter, buka  muridnya. Salah satu indikatornya minimal ada 5 murid yang nilainya sempurna (100) dalam ujian" tambah bapak tersebut. Sekolah harus berbenah, harus lebih serius. Orang tua juga harus mendampingi dan mendokan....trus begini, begitu....bla...bla...bla.
Ada seorang wali murid dengan tenang ikut serta menyampaikan sesuatu. Diawalinya dengan ucapan terima kasih kepada Ustadz/zah yang sudah mendampinginya. "Tenang bapak ibu, ini masih nilai tryout. Masih ada waktu, kita perlu memotivasi dan mendampingi mereke tetapi tidak perlu memberikan target yang tinggi. Nilai TryOut seperti ini hanya nominal diatas kertas. Bukan faktor utama untuk mencapai kesuksesan. Dalam benak saya, anak berakhlak mulia, sholatnya tertib serta jujur dalam mengerjakan itu nilainya sudah dia atas 100". Perkataan bapak berbeda pandangan dan standar dengan 2 orang tua diatas. "Menanggapi bapak yang tadi, menurut saya bukan gurunya yang pinter, tapi siswanya yang pandai. Bisa di coba guru-guru yang katanya hebat tadi di minta ngajar di sekolah yang gradenya bawah, apa mungkin dia bisa membuat siswanya mendapatkan nilai sempurna?" Grrrrr..grrr diikuti tawa dan senyum peserta pertemuan wali.
Yach begitulah orang tua murid di sekolah kami, sekolah yang termasuk dalam jaringan Islam Terpadu. Kita akan sering menjumpai dua tipe orang tua tersebut, tipe KOGNITIF DAN AFEKTIF......!!!! Silahkan anda menentukan, tipe orang tua yang manakah anda????.

Thursday, March 17, 2016

TV...Ooh..TV.... Sinetronmu itu lho!!!!

Huht......!!!!
Kemarin malem saya sama ibu menjenguk anak tetangga kami yg sedang sakit dirumah sakit. Kami berangkat malam selepas sholat magrib. Singkat cerita kami sampai di RS dan bertemu dengan anak yang hendak kami jenguk. Ini anak sakit pada pencernaan, Ahmad namanya, usianya sekitar 3,5 tahun.
Waktu menunjukkan 19.30 wib, si anak mulai merengek dan menangis. Buka  karena sakit yang di deritanya, bukan pula meminta mainan atau makanan. Tetai ini anak merengek, more nta sama ibunya agar diajak untuk nonton sinetro  "anak jalanan" yang memang sedang hits di kalangan masyarakat. " ayo buk, ndelok boy ( tokoh utama), huuuuu.... Ayo buk, nonton tv. Ayo medun ndelok tv". Si anak menangis sejadinya agar mengajak ke lobi, karena tv nya ada di lobi baah. Malam itu secara langsung saya ditunjukan sebuah dampak dari TV, khususnya sinetron.
Dua hari sebelumnya, Sahrin (4,5 th) temen dari Hamzah, selepas show lat magrib di masjid dia nggak ikut pulang, tetapi main dulu ke tempat kami. Mereka lihat tv di rumah simbah yang kebetulan behimpitan dengan rumah kami. Karena memang kami tidak "memelihara" TV di rumah. Sebetulnya Si Hamzah sangat jarang ngelihat TV.
Tapi hari itu dia lihat TV dan sayangnya kami tidak melarangnya. Kebetulan yang mereka tonton adalah sinetron Anak Jalanan, ketika ada adegan dimana menampilkan tokoh utama (Boy dan Reva), si Sahrin kemudian bilang "lha iku Boy pacaran sama Reva".
"Apaan tho ituuu, nggak boleh!" Kata umi Hamzah yang kebetulan mendampingi mereka.
Astagfirulloh, begitu besar ternyata dampak tayangan televisi untuk kita. Anak usia 3,5 tahun sudah "kecanduan" sinetron, tentunya hal ini karena dia sering melihat sinetron tersebut, sampai-sampai seperti menjadi "kebutuhan pokok". Ada yang kurang kalau sehari tidak melihat sinetron. Ini anak baru 3,5 tahun lho yach..... Yang mungkin belum paham dengan apa yg dilihatnya, terlebih alur cèritanya. Tetapi, yang perlu kita ingat sebenarnya dia sedang belajar, meniru dan suatu saat akan mempraktekanya.
Masak sih mereka belajar?. Tuh si Sahrin udah tahu istilah "pacaran" ketika di tampilkan adegan Boy dan Reva.
Kita perlu kasih anak kita pengawasan agar belajarnya bener, seorang teman pernah berujar bahwa "CARA TERBAIK UNTUK MENGHADAPI PEKEMBANGAN TEKNOLOGI ADALAH PENGAWASAN DARI ORANG TUA DAN IMUNISASI IMAN"
walahu a'lam bi showab.
Semoga keluarga kita senantiasa berada di jalan yang diridahoi oleh Allah dan terhindar dari kemaksiatan dan hal yang di murkai olehNya.. Aamiin.

Home Education 0-7 tahun

Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun

Subject Matter Expert (SME):
Ust. Harry Santosa
(Founder MLC sekaligus praktisi HE sejak 1994)

💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝

Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.

Salam takzim utk ayah bunda semua.
Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.

Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.

Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.
Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.

Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.

Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarakatnya

»»

Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.

Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya

Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.
_________________
1⃣bunda Iing yang baik di Jogja
1. Bunda sudah tahu jawabannya, yaitu agar anak tumbuh curiosity nya pada usia dini adalah jangan terlalu cepat menjelaskan dan kreatiflah untuk memancing agar anak bertanya.
Sesungguhnya tiap anak curios dan suka bertanya krn ini fitrah belajar dan nalarnya, namun pertahankan dan gali gairah bertanyanya. Pastikan 5W dan banyak H untuk tiap tema atau topik. Manfaatkan momen atau peristiwa berkesan (learning through living). Contoh, misalnya suatu hari tanaman di rumah mati kena hama, maka ajak anak untuk bertanya. Menurut kamu apa itu hama? Kok bisa, darimana kira2 datang nya? Coba kapan ya munculnya? Kok tanaman bisa mati ya (mengapa)? Kok ga begitu? Bagaimana seandainya jika begini dan begitu...? Dstnya. Kait2kan dengan berbagai pengalaman sebelumnya.
Tentu lebih seru jika bersama2 mencari jawabannya, buka alQuran atau alHadits utk fitrah imannya ttg kematian, bukan ensiklopedia atau internet, ajak ke perkebunan atau tukang jual tanaman untuk bertanya kembali dan mendalami pertanyaan serta jawaban sebelumnya dstnya.
2. Semua anak selalu suka yang baru, kalau bosan pasti berpindah topik. Upayakan agar tdk bosan dan asik pada satu topik, tapi fleksibel saja jangan dipaksa untuk tidak boleh berpindah pada topik berikutnya, bisa jadi kita kurang asik membuat mereka curios atau terlalu banyak topik yang menarik dalam sebuah tempat ✅
2⃣Mery
Aslm pak harry,anak saya sekarang usia 14 bulan,apa saja yg yg harus saya fasilitasi untuk membangun imaji2 positifnya?permainan permainan apa yg bisa mengembangkan fitrahnya?
Dan apakah usia 14 bulan harus sering bermain d luar?bersama teman sebayanya?
Krn saya jarang lama2 jika bermain d luar rumah bersama tetangga.
2⃣bunda Mery yang baik,
Imaji positif nya akan tumbuh dengan semua hal positif di sekitarnya. Suara bunda dan suami yang lembut, wajah sumringah setiap saat, sentuhan yang nyaman, pelukan yang hangat, dialog yang akrab (walau anak tdk paham artinya terus ajak berdialog ) dstnya. Tentunya permainan imajinatif bukan permainan kognitif, seperti buku sentuh (kasar, halus, lembut, keras dll). Sensomotorik anak sedang butuh utk menyentuh, meraba, menggenggam, merasakan dstnya tentu dengan memberi waktu untuk banyak berekplorasi di alam. Tidak perlu lama asal sering. Volume otak akan membesar bukan dengan kognitif tetapi dengan banyak bahagia dan bermain. ✅

3⃣Bu uzi, purwokerto.
a.
Saya masih baru bgt jadi ibu.. Alhamdulillaah dikaruniai putri usia 17 bulan..
Dalam membersamai keseharian pendidikan anak kok saya banyak menggunakan kata: "mboten pareng, ampun" = tidak boleh, jangan..
Karena anak sdg awal masa eksplorasi, demi keamanan & keselamatan anak jd banyak gak bolehnya ya Tadz..
Apa itu salah?
Bgmna sebaiknya?
b.
Maksud dari "Bahasa Ibu yg Sempurna" itu yg bagaimana nggih Tadz?
3⃣bu Uzi yang baik,
Bukan tidak boleh menggunakan kata jangan, tentu untuk hal yang terkait aqidah tidak mengapa. Namun biasanya kata jangan disampaikan dengan nada agak keras, negatif atau cenderung menekan dan anak akan semakin penasaran "mengapa jangan" atau sebaliknya "jadi serba peragu" karena kebanyakan kata jangan. Irit saja menggunakannya untuk hal2 yang sangat urgent dan bahaya, sehingga anak sensitif.
Biasakan menggantinya dengan menjelaskan kebaikan (amar ma'ruf) sebelum (nahi munkar), misalnya anak naik ke atas meja, daripada mengatakan "jangan naik ke atas meja" lebih bijak menjelaskan "nak, meja untuk apa ya?" , "Meja untuk menaruh makanan atau makan, bukan untuk menaurh kaki atau jalan" , "jalan dimana sayang? Di ubin kan" dsbnya.
Dengan demikian imaji anak akan positif ttg meja, kelekatan terbangun, fungsi  meja akan terekam seumur hidupnya. Kreatiflah dan berlaku adilah pada anak anak.
b. Bahasa Ibu sempurna adalah mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan secara baik dan santun, tepat dan jelas. Ada pakar yg mensyaratkan dengan 9000 kosa kata ✅

4⃣Bunda Erien, Bogor
1. Saya masih bingung soal bahasa ibu.. Saya dan suami berdarah sunda tp sy sendiri tdk fasih bahasa sunda, suami yg lebih fasih.jadi sy kesulitan utk menerapkan ini. Mohon jelaskan detail hubungan bahasa ibu dg fitrah anak.

2. Anak ke 2 sy, usia 3th 8bln. Suka sekali berimajinasi tentang kehancuran ya dilakukan oleh binatang. Misal, "nanti mamah dikejar Dino,  trus mamah dimakan Dino,  trus mamah mati deh" dan dia suka merimaji menjadi binatang favoritnya itu dan binatang2 pemangsa lainnya. Apakah ini akibat ada yg salah saat kami memberikan tontonan buat dia? mohon  saran ust. Bagaimana memperbaikinya...
4⃣bunda Erien yang baik di Bogor,
1. Gunakan bahasa yang keduanya, suami dan istri, fasih. Bahasa Ibu tidak selalu bahasa daerah.
Berbahasa ini sesungguhnya adalah fitrah manusia, Allahlah yang menginstal kemampuan berbahasa pada setiap bayi yang lahir, yang kemudian "bahasa ibu" lah yang mentrigger nya untuk aktif. Hewan tidak diinstal kemampuan berbahasa walaupun mereka punya cara berkomunikasi. Karenanya hewan tdk dapat diajarkan menggunakan bahasa manusia manapun.
2. Kemungkinan anak bunda terpapar film sadis atau film horror spt Jurasic Park, yang menampilkan adegan sadis Tyrex memangsa manusia. Sepintas seperti film menarik utk anak padahal banyak adegan sadis. Jika berlanjut akan masuk ke alam bawah sadarnya sehingga menikmati adegan sadis.  Ada kasus beberapa anak yang dititipi ke neneknya atau pembantunya, suka melihat acara tv semisal "buru sergap", dll dinyatakan menderita nyaris psikopat, atau menyukai kesadisan.
Karena ananda masih sangat belia, saran saya bunda mengarang cerita ttg Dino yang baik, dino ke masjid, dino menyelamatkan ayah dari banjir, dino membantu bunda memasak dll. Setiap kali tema Dino sadis muncul bunda ganti dengan tema Dino yang baik hati. Semoga berhasil. ✅
5⃣Yani dr Wonosobo
Pk hari sy masih bingung dlm menemani anak2 itu dlm praktek nya seperti apa? Agar bisa menumbuhkan semua fitrahnya. Kalo pemahaman sy sebelumnya hanya sekedar anak dikasih mainan tanpa ada konsep nilai apa yg ingin diajarkan pd anak. Anak sy 2 usia 3,5 dan 1,5 th.
Jazakumulloh
5⃣bunda Yani yang baik di Wonosobo ,
Tidak usah galau dan cemas ya Bunda. Untuk memulainya memang kadang kagok dan canggung, tetapi kalau sudah biasa ya seperti bunda memandikan atau mengajaknya bicara saja, bukan program yang rigid dan rumit. Tentu sesuai tahapannya, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik.
Fitrah iman misalnya, ditumbuhkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan di rumah agar anak anak punya imaji2 positif ttg Allah, Rasulullah, amal amal kebaikan dsbnya. Keteladanan tentu bukan terlalu banyak diajarkan, cukup perilaku baik spt senyuman ketika adzan berkumandang, ucapan lembut, santun yang menyenangkan, cara toileting yang baik dan benar, diajak sholat dengan menyenangkan tanpa target tertib dstnya. Atmosfir keshalihan misalnya suasana rumah yang damai, hindari ucapan buruk, lantunan alQuran, hindari pertengkaran di depan anak, singkirkan televisi dsbnya.
Begitupula fitrah2 lainnya

6⃣ayah Aditya yang baik di Jogja,
Jenis Fitrah ada banyak dari berbagai pendapat ulama tafsir alQuran maupun hadits, kami mengklasifikasi menjadi 7  (ini pokok, masih bisa berkembang) agar mudah diingat. Dalam materi HE kami batasi 4 dulu yaitu fitrah belajar dan nalar, fitrah keimanan (tauhid, spiritualias, moral, relijiusitas), fitrah bakat dan fitrah perkembangan. InshaAllah bahasan kelak akan bertambah dengan fitrah seksualitas dan cinta, fitrah estetika dan bahasa, fitrah sosial dan kehidupan. Semua klasifikasi bisa dipertanggungjawabkan sumbernya.
2. HE memiliki 2 tujuan besar (kami menyebutnya Misi), yaitu
- mengembalikan fitrah peran mendidik ayah dan bunda,
- mengembalikan pendidikan fitrah pada anak anak
Misi akhir
- mencapai peran peradaban personal dan komunal sesuai fitrahnya ketika aqilbaligh termasuk memikul beban syariah
6⃣ Aditya, Yogyakarta

1. Apa yg menjadi dasar /sumber dlm penentuan ke empat fitrah anak?

2. Apa yg menjadi goal/ tujuan akhir dr keberhasilan penerapan HE pada anak?apa parameter keberhasilannya?
Terimakasih

7⃣bu Roby yang baik di Bekasi,
Fitrah jasadi tetap dilatih dan tidak ditargetkan dengan tujuan kesehatan dan kebugaran, juga selama bukan gangguan fisiologis (kesalahan tulang atau postur) tidak perlu ada yang diperbaiki. Jika ragu sebaiknya konsultasi ke ahli fisiologi.
HE adalah kewajiban, bukan pilihan, jalani dan nikmati amanah ini dengan bahagia, yakin, rileks dan optimis. Ftrah adalah jalan sukses. Tahapan dan cara adalah sunnatullah. Kunci sukses adalah perbanyak doa ayah bunda agar diberi kemudahan, keshabaran dan hati yang ikhlash, ridha dan lapang menerima amanah anak. Ingatlah mendidik anak tidaklah lama, hanya sampai aqilbaligh, setidakma 15 tahun, setelah itu anak anak kita menjadi orang dewasa setara kita yang menanggung kewajiban syariah dan perannya, mereka bukan lagi anak kita. Maka syukuri dan nikmati karunia idah tiada tara ini ✅

7⃣ bu Roby, Bekasi

Assalamu'alaikum ust. Harry, anak saya laki2 usia 5 tahun. Kami memperhatikan dia secara fisik lemah, keseimbangannya kurang bagus, intinya motorik kasarnya tidak menonjol. Apakah motorik kasarnya blm tumbuh atau harus saya latih terus? Sampai batas apa saya melatih motoriknya? Karna melihat dia berlari kencang itu mengerikan, postur tubuhnya ketika berlari tdk seimbang.

Yang kedua ustadz, bagaimana mempertahankan semangat utk konsisten menemani anak dengan menyajikan HE dirumah?
Mohon penjelasannya ustadz. Terimakasih.

8⃣ Juniarti, Bogor

Berkaitan dgn pertanyaan sy pd materi sebelumnya. Mengenai fitrah belajar 0-7thn. Metode belajar tiap anak tentunya berbeda2. Anak sy, Qisthi (Q) 4thn, sejak usianya belum genap 3thn, Q bisa menulis huruf atas usahanya sendiri. Berbekal karpet puzzle, tempelan  kulkas, dan mainan lainnya. Dari awal, Q yg selalu semangat brtanya, "ini apa". Sy beritahu sekali saja, Q langsung ingat hingga akhirnya tau semua abjad. Lalu tiba2 bisa menulis semua huruf dengan sendirinya, berusaha  mengikuti bentuk huruf tsb dan jadilah huruf. Tapi sy sempat ragu ketika  ada teman yg mengingatkan bahwa belum usianya belajar menulis. Padahal sy tidak menjejalinya. Sy jg merasa itu hanya sekedar mengenal huruf dan sekedar tahu tulisan namanya sendiri.
Pertanyaan sy : Apakah fitrah anak sy terganggu? Sementara Q termasuk anak yg seriously, ketika ingin tahu tentang satu hal, Q akan mendalaminya. Bahkan beberapa kali Q minta diajarkan membaca, setelah sy beri penjelasa alasannya, Q malah bilang "Q bisa dr skrg, bunda. Kenapa hrs nanti? Percayalah, Q bisa"
Sampai skrg, Q lbh senang dengan kertas dan pulpen daripada mainan lainnya..
8⃣bunda Juniarti yang baik di Bogor,
Dalam beberapa kasus tentu ada anak yang lebih cepat dalam mempelajari sesuatu karena minat dan curiosity yang tinggi pd sesuatu itu. Sepanjang terjadi alamiah bukan stimulus yang belum waktunya maka tidak mengapa dan perlu diberi kesempatan sembari tetap menjalani masa anak anaknya dengan sepuasnya.
Rekognisi simbol sampai merangkai sebenarnya belum perlu untuk anak di bawah 7 tahun. Bisa saja anak mampu, namun indikatornya adalah apakah anak sudah perlu? Tapi jika dia suka, biarkan saja dan tidak perlu dijadikan yang utama disamping bahasa ibu, kelekatan, senso motorik dengan bermain di alam, psikomotorik untuk keseimbangan/kekuatan fisik, executive functioning dengan memelihara hewan dan tumbuhan, kearifan lokal dan kisah kepahlawanan bersastra baik, gairah fitrah keimanan utk ridha pada alHaq ✅

Friday, March 11, 2016

Bagaimana memulai Home Education???

RESUME KULWAP MATERI POKOK 2
Grup Matrikulasi HEbAT
Selasa, 8 Maret 2016
****************************
Subject Matter Expert (SME):
Pak Harry Santosa
founder MLC sekaligus praktisi Home Education sejak 1994

Host : Bunda Kartika
Notulen : Bunda Zahara

💖 Bagaimana Memulai Home Education? 💖

Memulai Home Education adalah memulai untuk mendidik diri kita sebagai orangtua. Memulai mendidik diri kita sebagai orangtua adalah diawali dengan membaca ayat2 Allah, baik Qouliyah maupun Kauniyah, kemudian mensucikan diri kita untuk mengembalikan fitrah2 yg baik yg Allah telah karuniakan kpd kita.
Mengembalikan kesadaran akan peran2 kesejatian kita sebagai orangtua.

Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah. Tiada aktifitas dan peran paling penting di dalam rumah kita kecuali peran dan aktifitas mendidik anak2 kita.

Mendidik anak2 kita adalah membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita, karenanya para orangtua perlu mengawali dgn mengembalikan fitrah2 baiknya melalui tazkiyatunnafs lebih dulu.

Fitrah yg baik pd anak2 kita akan bertemu dgn fitrah yg baik yg ada dalam diri orangtua nya. Apa yg keluar dari fitrah yg baik, akan diterima oleh fitrah yg baik.

• Fitrah keimanan pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah keimanan kedua orangtuanya.

• Fitrah belajar pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah belajar kedua orangtuanya.

• Fitrah potensi bakat pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah pengakuan potensi anak2nya sbg karunia Allah swt, dari kedua orangtuanya.

• Fitrah tahapan perkembangan sesuai sunnatullah pertumbuhan anak, akan bertemu dengan fitrah pengakuan bhw segala sesuatu di muka bumi memiliki sunnatullah perkembangannya masing2 dstnya.

Tanpa memulai dengan ini maka perjalanan home education adalah perjalanan yg menjauh dari fitrah, berisi obsesi2 dan kecenderungan merusak fitrah krn ambisi tertentu maupun ketergesaan dalam tahapannya.

📌 Jadi memulai HE berawal dari bagaimana kita para ortu membangkitkan kesadaran fitrah kita sendiri dengan melakukan tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa.

Silahkan dibuka surat 62:2.

Hari Jum’at (Al-Jumu`ah):2
" Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

Ayat ini adalah jawaban atas Doa Nabi Ibrahim alaihissalam tentang generasi yg akan dibangkitkan dari keturunannya.

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.

Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(QS 2 Al Baqoroh Ayat 129)

Ada tahapan berbeda dari kedua ayat.

Doa Nabi Ibrahim as adalah "pembacaan", "pengajaran" , "pensucian"

Jawaban Allah adalah "pembacaan" dan "pensucian" sebelum memulai proses "pengajaran" (ta'limunal-Kitaba walHikmah).

Kata Tazkiyah atau pensucian oleh beberapa ulama dimaknakan sebagai Tarbiyah atau menumbuhkan fitrah yg merupakan inti Pendidikan itu sendiri, sdgkan pengilmuan atau pengajaran bersifat pemberian skill n knowledge.
 
📌 Ayah Bunda harap bersabar utk tdk langsung melompat ke teknis HE 😊🙏. 

Kita sungguh memerlukan pijakan yg kokoh, jiwa2 yg full ridha menjalaninya. Karena sejujurnya HE ini melawan arus, baik konsep maupun praktek pendidikan yg umumnya kita samakan dengan persekolahan atau pengajaran.

Pendidikan sebagaimana pengantar diawal adalah proses "inside out", membangkitkan fitrah2 dalam diri anak2 kita. Bukan proses penjejalan "outside in".

Setiap anak kita terlahir dalam keadaan fitrah (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah perkembangan dll).... namun semua fitrah itu adalah potensi2 terpendam, 💌maka tugas kitalah utk mendidik/membangkitkan/menumbuhkan potensi fitrah itu agar anak2 kita mencapai peran peradabannya atau misi spesifiknya sbg khalifah di muka bumi. Dalam QS. 13 ayat 11 Allah berfirman:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Banyak yg menggunakan ayat ini sbgai argumen untuk belajar atau bekerja keras agar Allah mengubah keadaanya menjadi lebih baik. Padahal maksud ayat ini adalah agar manusia tidak mengubah fitrahnya (مَا بِأَنْفُسِهِمْ) sehingga masa depan kehidupannya menjadi lebih buruk. Yg terakhir di atas adalah nasehat dari ustadzuna Ferous.

Semoga memahami bahwa mengapa kita menamakan dgn Home Education bukan Home Schooling? Karena pendidikan berbeda dgn persekolahan, mendidik tidak sama dengan mengajar, HE bukanlah memindahkan sekolah ke rumah. HE bukan menjejalkan pengetahuan namun menyadarkan, membangkitkan fitrah2.

Jika fitrah2 ini bangkit maka anak2 akan beriman dgn sendirinya, belajar tangguh dengan sendirinya, mengembangkan bakat dg sendirinya, menjalani kehidupan sesuai tahap2 perkembangan dengan sendirinya.

Memulai Teknis HE akan terasa mudah dan ringan jika kita memulai dari kesadaran ini. ✅

❓❓TANYA JAWAB❓❓

❓1⃣ Bunda rina Jepara

Kadang anak menyukai salah satu hal, setelah mulai kita eksplorasi, eh pindah lagi. Sampai tahap mana kita bisa menetapkan bakatnya? Atau usia brp?

1⃣bunda Rina di Jepara,
Bakat dalam arti sifat bawaan tidak akan berubah sampai kapanpun, jika usia 8 tahun sudah menyukai kebersihan maka sampai usia 88 tahun tetap demikian. Yang berubah rubah biasanya adalah aktifitas yang relevan dengan sifat. Jika sifatnya suka bersih bersih, maka akan terlihat pada aktifitas misalnya membersihkan rumah, membersihkan sampah, membersihkan udara dan sejenisnya.

Maka sejak 0-10 catat saja pola/portfolio nya dan fasilitasi saja ke berbagai aktifitas yang relevan agar kelak di usia 10 tahun fitrah bakat ini sudah mulai mengerucut menjadi peran yang siap untuk dikembangkan dengan serius menuju kemandirian dan peran spesifik peradaban ananda ✅

❓2⃣ Bunda Iing, Jogja

Secara konkret, setelah kesadaran dan keputusan HE diambil, dari manakah kita memulai untuk membuat perancangan yg lebih serius?

Misal, jika anak-anak sekarang usianya <7 tahun.

Apakah mengalir saja sambil mengobservasi anak?

Atau berawal dari analisis kondisi internal keluarga untuk kemudian menentukan langkah selanjutnya?

Atau perlu mengawali dg membangun visi yg sifatnya idealita (misalnya, eksplor dari ayah&ibu tentang masing-masing penginnya gimana lalu bikin visi yg spesifik), lalu menentukan program,

Atau bagaimana pak harry? Mohon penjelasannya... 🙏🏼

2⃣Bunda Iing yang baik di Jogja,
Semua bisa dijalankan paralel, idealnya perancangan pendidikan anak termasuk menjalankan full HE berangkat Core Mission (Misi Inti) sebuah keluarga. Misi inilah alasan mengapa kita menikah dan memiliki keturunan. Jangan keliru dengan tujuan penciptaan spt untuk Beribadah, untuk menjadi Khalifah, untuk menjadi Imama dan Imaroh.

Itu semua di atas adalah tujuan penciptaan (the purpose of creation), sementara tugas atau misi kehidupan adalah memberi manfaat dan menebar rahmat sesuai dengan fitrah bakat baik individu maupun keluarga.

Misi keluarga bisa jadi kolektif bakat bakat yang ada dalam sebuah keluarga atau kombinasi bakat suami istri dstnya. Dari misi atau bakat kolektif keluarga inilah maka ditentukan pendidikan yang selaras dengan HE dan CBE sebagai pendekatannya.

Ini semua bisa saja berjalan seiring karena perlu waktu untuk menentukan core mission sebuah keluarga, kecuali digali sebelum pernikahan. Core mission ini contohnya Gen Halilintar, the Home Team, Social Family, Keluarga Pedagang dll. Ada sesi khusus membahas ini.

Kurikulum pendidikan dalam hal ini HE dirancang bersama ayah dan bunda, dibreakdown dari family core mission, disesuaikan dengan framework yang ada dan keunikan anak masing masing.

Usia 0-7 yang terpenting adalah kelekatan, fitrah keimanan, bahasa ibu, senso motorik dan psikomotorik melalui belajar bersama alam, executive functioning dengan memelihara hewan atau tumbuhan, kisah kisah keteladanan dan kepahlawanan termasuk kearifan lokal kemudian sesuaikan dengan fase pertumbuhan anak sesuai usianya. Pahami aspek perkembangan manusia di usia ini agar tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat ✅

❓ 3⃣Uzi (buneQiyya) - purwokerto

Dalam proses tazkiyah bagi orangtua, perangkat apa saja yg diperlukan pak?

Apa perlu guru/ustadz-ah pembimbing?
Apa perlu lembar catatan amal harian utk evaluasi?
Materi tazkiyah yg harus dipelajari & diterapkan apa saja?

Pertanyaan serupa yg berkenaan dgn tazkiyatun-nafs

🍄Bunda widya, Tegal
1. Yg dibaca semua atau ayat 2 tertentu yg berkenaan dg pendidikan anak?
2. Mensucikan diri itu bgmn langkah2nya

🍄 Bunda Wiwik, Klaten
P Harry, saya tertarik pd tahap pensucian diri kita. Sblum mengajarkan HE ke anak sebaiknya tahapan pensucian diri ini apa saja p Harry

3⃣bunda Uzi di Purwokerto, bunda Widya di Tegal, bunda Wiwiek di Klaten,

Tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa para pendidik maupun orangtua ini pada akhirnya menjadi syarat penting yang dianjurkan para praktisi pendidikan maupun oleh Kitabullah. Berbagai fenomena yang membuat rusaknya fitrah anak anak kita diakibatkan karena perilaku para orangtua dan pendidik yang "kering dan gersang" dari keyakinan kepada Allah SWT.
Sejak lebay obsesif, panikan, stress - an, galau, sedih, pesimis sampai malas tidak becus, pelit dan penakut lahir karena kosongnya jiwa atau menyimpangnya fitrah diri kita sbg orang tua maupun pendidik.

Tahapan2 tazkiyatunafs menurut beberapa ulama sbb
1. Mu'ahadah.
Mengingat dan menyadari kembali makna hidup dan kehidupan, Menyadari kembali janji janji pernikahan kita, menyadari kembali syahadah kita kepada Allah SWT, menyadari kembali keyakinan yang mulai hilang krn tergerus duniawi dstnya.

2. Muroqobah. Memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah SWT agar diberikan qoulan sadida, yaitu tutur, ucapan yang berkesan dan menyentuh hati anak, gagasan dan idea yang membuat anak bergairah, sikap dan tindakan yang indah dan layak diteladani.

3. Mujahadah.
Bersungguh sungguhlah dalam bertaubat atau mengembalikan fitrah kesucian kita demi anak anak, demi masa depan keturunan kita, demi akhirat kita kelak dstnya.

4. Muhasabah.
Lakukan evaluasi setiap hari, kelalaian hati kita akan berdampak pada terlukanya fitrah anak anak kita dan itu berarti kita telah menghilangkan masa depan seseorang yang diamanahkan kepada kita.

5. Muaqobah.
Hukumlah diri kita secara positif jika memang bersalah dengan meminta maaf pada anak tanpa ragu, dengan menginfaqkan harta kita dstnya. Di sisi lain rayakanlah setiap tahap keberhasilan kita dalam merawat dan menumbuhkan fitrah anak anak kita. ✅

❓ 4⃣Dwi,Jogja

Ust harry yg dirahmati ALLAH. Ini adalah titipan pertanyaan dr seorang teman. Teman sy memiliki seorang putri berusia 4 th,dan mulai banyak ingin tau. Si anak bertanya bagaimana bisa hamil,bagaimana bisa keluar adik bayi dari perut bundanya,kenapa bunda sering libur sholat,kenapa ketika haidh bunda tdk boleh sholat,dsb.

Pertanyaannya,sampe mana batasan menjelaskan  pendidikan seks ke anak usia 4 tahun?  Poin nya apa saja yang harus disampaikan?lalu,bagaimana menurut pandangan islam tentang mandi bersama (ortu&anak) adab dan penjelasannya. Trimakasih Ust.

4⃣bunda Dwi di Jogja,
Jawablah dengan jujur, syar'i namun sesuai kadar aqal anak. Usia 4 tahun ini (tahap 0-7 tahun) imaji dan abstraksi sedang puncak2nya, walau anak suka yang kongkret tetapi mereka bisa diajak memahami yang abstrak. Alam bawah sadar mereka masih terbuka, mereka akan mempercayai apa saja yang diucapkan orang yang terdekat.

Ingat bahwa di tahap ini dalam framework kita, fitrah keimanan adalah yang utama maka penjelasannya sebaiknya penjelasan yang imani.

Bagaimana bisa hamil? Allah yang meletakkan adik.

Bagaimana bisa keluar? Allah yang mengeluarkan. (biasanya anak tidak akan bertanya lewat mana, tetapi jika bertanya lewat mana, jawablah lewat bawah.

Kenapa bunda libur sholat? Allah yang kasih izin para bunda, karena ada saat bunda harus istirahat.

Kenapa ketika haidh (belum waktunya menjelaskan haidh di usia segini?) bunda tidak sholat? Bunda harus beristirahat karena bagi wanita sebulan sekali harus haidh.

Sebenarnya saya lebih suka menggunakan bahasa pendidikan fitrah seksualitas daripada pendidikan seks, karena pendidikan seks terkesan mengarah ke pertanyaan pertanyaan seputar reproduksi dstnya. Tentu saja pertanyaan2 ini perlu dijawab, namun jika fitrah seksualitasnya tumbuh bertahap dan alamiah pertanyaan2 ini akan lebih halus ditanyakan anak.

Jadi pendidikan fitrah seksualitas lebih kepada membangkitkan fitrah anak terkait gendernya, yaitu bagaimana mereka berfikir, merasa, bersikap, berbicara, berpakaian dll sesuai fitrah seksualitasnya baik sebagai lelaki sejati maupun perempuan sejati.

Selambatnya di usia 3 tahun, anak sudah harus dengan tegas menyebut dirinya "saya lelaki" atau "saya perempuan" , ini mempertemukan ego sentrisnya dengan fitrahnya seksualitasnya. Silahkan baca tulisan saya di FB  https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10208693246958694 ✅

❓5⃣Bunda Kiki, Jogja

Pak Harry yg baik, saya ingin bertanya
1⃣ Bagaimana agar orang tua saat ber-HE tidak tdk terobsesi target, tdk berorientasi pd hasil melainkan proses?*

2⃣ Apakah mengirim anak ke sekolah bermain krn anak tsb ingin bersekolah dan mengenal lbh banyak teman termasuk tidak sesuai dgn prinsip HE?

3⃣ Bagaimana jika terkadang orang tua merasa malas melakukan kebaikan, baik dlm ibadah maupun akhlak2 mulia lain, apakah mempengaruhi proses HE? Bagaimana solusinya jika mmg kemalasan orang tua berpengaruh thd penerapan HE di rumah?
Jazakallahu khayran sebelumnya pak

5⃣bunda Kiki yang baik di Jogja
1. Pahamilah proses perkembangan manusia sesuai tahapannya. Pahamilah bahwa tiap anak lahir dalam keadaan fitrah yang indah. Fitrah ibarat benih, yang Allah sudah instal segalanya, tugas kita hanyalah menemani merawat dan menumbuhkannya sesuai tahapannya. Maka jadilah petani, bukan tukang kayu apalagi peternak. Petani yang baik tidak obsesi, memberikan air dan pupuk sesuai tahapannya, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, tetapi makin tepat makin indah. Segala sesuatu akan indah pada saatnya.

2. HE tidak mempermasalahkan anak sekolah atau tidak sekolah. HE berprinsip dua, yang pertama kembalinya peran penuh orangtua dalam tanggungjawab mendidik fitrah anak anaknya, yang kedua adalah orangtua harus menjamin semua fitrah anak anaknya tumbuh indah sempurna baik bersekolah maupun tidak. Orangtuanyalah yang akan ditanya di akhirat kelak bukan sekolahnya.

3. Berapa banyak orangtua di muka bumi yang menjadi lebih baik hubungannya dengan Allah ketika sudah mempunyai anak?. Berapa banyak orangtua yang akhirnya bertaubat kembali ke jalan yang benar demi anak anaknya? Maka mendidik anak pada hakekatnya adalah mendidik diri kita sendiri, mendidik fitrah anak anak pada dasarnya adalah upaya mengembalikan fitrah kita yang hilang. Bahasa kerennya "Raise yourchild, raise yourself".

Kemalasan lahir karena ketidakyakinan bahwa mendidik adalah panggilan hidup para orangtua, ketidakyakinan bahwa Allah akan memampukan mereka yang terpanggil bukan memanggil mereka yang mampu.

Bacalah setiap pagi dan petang doa yang dicontohkan Rasulullah SAW:
"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Sedih dan Gelisah" (aspek kejiwaan)

"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Malas dan Ketidakbecusan" (aspek kompetensi)

"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Pengecut dan Pelit"(asepk sosial)

"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari Dililit hutang dan ditindas orang" (aspek politik dan ekonomi) ✅

❓ 6⃣. Nn
Pak Harry, apakah benar fitrah seorang perempuan yg sdh menjadi ibu adlh merawat dan mengasuh anak2nya? Jika benar, bagaimana jika seorang ibu terpaksa bekerja di luar rumah krn tuntutan ekonomi dr keluarga tetapi dia tidak menikmati apa yg dia lakukan? Apa yg hrs dilakukannya sementara dia tidak memiliki pilihan lain selain bekerja di luar rumah?

6⃣Nn
Peran sejati manusia ada yang bersifat universal, ada yang terkait gender dan ada yang terkait personal. Peran yang bersifat universal berlaku untuk semua manusia adalah memberi manfaat dan menebar rahmat, peran yang terkait gender adalah menjadi ibu sejati dan perempuan sejati bagi perempuan juga sebaliknya bagi lelaki, dan yang terkait dengan personal adalah peran menurut bakatnya. Ketiga peran ini sebaiknya saling menguatkan dan mendukung.

Jadi secara personal bagi seorang ibu ada dua, yaitu sebagai ibu sejati bagi anak anaknya dengan peran mendidiknya dan sebagai wanita dengan bakat khusus yang dibutuhkan ummat.

Bekerja di luar rumah karena tuntutan ekonomi sebaiknya bersifat sementara, karena yang Allah kehendaki adalah bekerja karena ada peran khusus sesuai potensi fitrah bakat - panggilan hidup - yang dibutuhkan ummat. Ini berlaku untuk lelaki dan perempuan.
Lebih bagus lagi jika peran khusus sesuai potensi fitrah bakat itu dapat mendukung peran sejati seorang ibu dalam menunaikan amanah "panggilan" mendidik anak anaknya bersama suaminya.

Kaidahnya adalah Allah akan memampukan mereka yang terpanggil, bukan memanggil mereka yang mampu. Niatkanlah dengan kuat agar diberi jalan untuk memadukannya. Hari ini banyak kemungkinan para ibu bisa bekerja dari dalam rumah atau dekat rumah sehingga tidak melalaikan pendidkan anak anaknya. Contoh sudah banyak, kuatkan hati, optimislah, apa selamanya kita akan bekerja dengan cara seperti sekarang. Banyak mendekatlah kepada Allah agar diberikan jalan keluar. Diantara makna Taqwa adalah berjalan sesuai panggilan Allah, sehingga Allah akan berikan jalan keluar dari arah yang tidak terduga ✅

❓ 7⃣ Bunda Erien, Bogor
Assalamu'alaikum Ustadz,
1. Di pembahasan materi sebelumnya dijelaskan jika anak usia di atas 7 th malas2an sholat nya,  artinya ada fitrah iman yg terlukai, kemungkinan ada perintah yg terlalu cepat disampaikan. Jika itu sudah terjadi perlukah ortu meminta maaf , kemudian bagaimana memperbaikinya?

2. Sy pernah mencoba mencari tau minat anak yg sulung usia 8,5 th kelas 2 SD secara lgs kpd nya.  Menurutnya dia suka pelajaran berhitung. Dan sejak sebelum sekolah dia memang mampu menjumlahkan dan mengurangi tanpa alat bantu, kami mengajarkannya sambil bermain. Misal, menghitung jumlah kendaraan saat di jalan. Tp ketika sy dampingi belajar ada soal yg dia kesulitan mengerjakannya. Menurut sy memang soal itu terlalu sulit utk kelas 2 SD . Apakah itu termasuk bukan fitrah bakat yg sesuai atau memang blm waktu yg pas?
Trima kasih

❓8⃣Henni-Bogor

Aslkm ustadz..
Putra sy usia 11 tahun. Selama ini sy perhatikan, perkembangan emosinya blm sejalan dg usia.

Dlm konteks HE, langkah apa yg perlu kami lakukan untuk memperbaiki "hutang pengasuhan" tsb..?

Adakah tahapan2 yg bisa kami lakukan per periode usia. Baik untuk yg mulai di usia awal, ataupun untuk yg kasus sp diatas..?

Jzkllh..

7⃣Bunda Erien di Bogor,
1. Ya meminta maaf dengan tulus adalah hal yang memberi efek kejut bagi bangkitnya fitrah anak. Ulangi lagi prosesnya, bangun imaji positif dan keberkesanan yang mendalam tentang Allah, Rasulullah SAW dan Islam, baik melalui keteladanan maupun atmosfir keshalihan berupa lingkungan yang bersemangat dalam amal shalih maupun kisah kisah keteladanan. Sesekali Homestay atau menginap di rumah keluarga shalihah dan Pesantren kilat dapat membantu.

2. Sulitnya soal matematika bisa jadi karena banyak hal, misalnya anak belum memahami konsepnya atau matematika yang disukainya lebih ke aritmatika bukan geometri atau yang lain, karena ciri bakat adalah easy, enjoy dan excellent dalam melakukan sebuah aktifitas. Coba diamati apakah konsepnya sudah paham dan model matematikanya bukan aritmatika.✅

8⃣bunda Henni yang baik di Bogor,
Semua yang terlewati maka prosesnya selalu diulang - coba lihat framework. Terkait emosional juga perlu dilihat apakah perihal emosional ini adalah keterbatasannya dalam sifat sebagai pelengkap kekuatannya, krn anak yang emosianal agak terbatas biasanya anak yang sangat rasional, kreatif dll, jika ya maka perlu penguatan fitrah keimanan karena terkait rasa, spiritual dan moralitas.✅

❓9⃣Juniarti - Bogor

Fitrah bakat dan perkembangan tiap anak tentunya berbeda. Bagaimana jika anak ingin mengerjakan/berminat terhadap suatu hal tapi belum waktunya (belum sesuai dgn waktu perkembangannya)?

Bagaimana jika anak yg tetap ingin sekolah karena melihat teman dan saudaranya? Apalagi sampai menjadi uring2an karena tak kunjung sekolah.

9⃣bunda Juniarti yang baik,
Jika anak ingin melakukan sesuatu sebelum waktunya, maka pastikan semua yang sesuai waktunya sudah dijalankan. Tidak berlaku kaidah lebih cepat lebih baik. Pertanyaannya bukan apakah anak mampu tetapi apakah anak perlu. JIka semua keperluan dasarnya sudah matang di tahap usianya tentu bisa dipertimbangkan memfasilitasi minatnya kepada aktifitas yang belum waktunya. Ini kasus per kasus. Intinya jangan sampai ada fitrah yang damage.

HE sekali lagi bisa full HE bisa juga dikombinasi dengan sekolah, semua pilihan ini dengan pertimbangan harus sesuai dengan core mission keluarga bukan ikut ikutan dan harus dijamin bahwa pilihannya jangan sampai merusak fitrah anak anak.✅

❓🔟Nia, Jogja

1. Menurut bapak, bagaimana cara menerapkan HE, dalam kondisi suami-istri yang sama-sama bekerja?
Terimakasih bunda 😀

🔟bunda Nia di Jogja.
HE adalah kewajiban bukan pilihan. Bagi suami istri bekerja, menerapkan HE justru jauh lebih baik dari menitipkan anak di lembaga karena prinsip HE bukan memindahkan sekolah ke rumah seperti umumnya HS atau menitipkan anak seluruhnya di sekolah.

Pendidikan berbeda dengan persekolahan, karena mendidik adalah membangkitkan - inside out - fitrah semua fitrah anak kapan saja, dimana saja.

Manfaatkan IT dan media komunikasi elektronik lainnya selama tidak bersama anak, rancang kurikulum berbasis fitrah anak sehingga kitalah yang memastikan semua fitrahnya tumbuh sehat paripurna.

Obrolan pendidikan dalam HE dengan anak adalah bukan obrolan atau dialog persekolahan spt "sudah buat PR belum", "berapa nilai ulangan", "tadi les apa, belajar apa" dll
Tetapi obrolan dan diskusi hangat yang menginspirasi tumbuhnya fitrah iman, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah seksuaitas dll yang semuanya tidak ada di sekolah.

Seperti "Mengapa ikan peliharaan mati? Yuk buka alQuran, buka ensiklopedia... besok weekend kita ke peternakan Ikan ya bertemu pakar?
Kamu suka apanya dari peternakan? Apa perasaan kamu? dll" ✅

❓1⃣1⃣Bunda Muhammad, Jogja

Kalau anak usia 0-7 th, bila senang d ajari calistung, &si anak kelihatan senang,apakah ini termsk inside out?

1⃣1⃣ bapak Muhammad yang baik di Jogja,
Jawaban saya seperti no 9

Friday, March 4, 2016

Tentang Home Education

Resume Kulwap Grup Matrikulasi
🗓 Selasa 1 Maret 2016
⏰ Pukul                  : 19.30- 21.00
👩🏻 Host                    : Tissa
✍🏻 Notulen            : Siwi dan Lala
Narasumber    : Harry Santosa



💖 Apa itu Home Education? 💖 


Ass.wr.wb 
Ayah bunda apa kabar, tetap semangat ya 😊🙏


Ayah Bunda yg baik, 


Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun.

HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita  namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak.

Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.

Setiap anak kita setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan:

1. Potensi fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok Robb.
2. Potensi fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati
3. Potensi fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifik nya di muka bumi
4. Potensi fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqilbaligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik.

Ke 4 potensi fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke 4 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban.

Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat. 

Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat.

Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para sciencetist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif. 

Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata.

Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya. 

Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan melahirkan generasi yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia. ✅



Tanya- Jawab:


1⃣ Bunda Rina, Salatiga dan Bunda Mahrita, Banjarmasin

Apakah home education sama dengan home schooling? Atau beda? Jika berbeda, apa perbedaan keduanya?  Bgmn kurikulum HE? Apakah sama dg sekolah biasa?


Jawaban:

1⃣bunda Rina yg baik,
Home based Education atau Home Education bisa sama dengan Home Schooling (HS) jika para pelaku HS tidak memindahkan sekolah ke rumah. HE adalah prinsip dan kewajiban bukan pilihan krn kewajiban orangtua mendidik anak anaknya sudah ada sejak zaman Nabi Adam A.S. 
Sementara HS baru ada sejak tahun 1970an akibat berbagai riset lapangan yg menyatakan sistem persekolahan modern salah arah dan menghambat perkembangan anak. Tokohnya adalah John Holt, Ivan Illich dengan gerakan unschooling society dsbnya.

HS awalnya adalah diniatkan utk freedom learning, agar anak bebas belajar sesuai minatnya, namun hari ini banyak pelaku HS yang membawa kurikulum sekolah ke rumah shg anak2 akhirnya kembali tdk merdeka dalam belajar.
HE bukan saja "membebaskan" fitrah belajar utk tumbuh indah paripurna, namun juga fitrah iman, fitrah bakat, fitrah sosial, fitrah seksualitas, fitrah estetika dll. HE fokus pada inside out (pembangkitan), bukan outside in (pengisian). Jika ada HS yang demikian maka sejalanlah dengan HE ✅.

Kurikulum sekolah bisa saja jadi referensi, namun HE lebih banyak menemani, memfasilitasi dll daripada mengajarkan ✅

https://drive.google.com/file/d/0BzY0Dw3yPYGALTBYYXFFVS00UWlOODJHSUlyWmlNSmRIOUpr/view?usp=sharing


2⃣ Bunda Husnul, Samarinda

1. Apakah mengajarkan kemandirian/disiplin kepada balita termasuk HE?

2. Apakah anak balita di perbolehkan untuk bermain bersama anak seumurannya di luar rmh
Lalu bagaimana cara kita sbg ortu menjaga fitrah anak supaya tidak terkontaminasi oleh temannya tsb krn perbedaan pola asuh atau anak seusia itu msh blm perlu untuk sosialisasi dg lingkungan sekitar rmh?

Jawaban:

2⃣bunda Husnul yg baik,
1. Tentu saja, namun bertahap sesuai fitrah perkembangan usia dengan cara yang tdk menciderai fitrah dan sesuai keunikan fitrah masing masing anak. Dalam konsep dan praktek HE, tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, segala sesuatu akan indah bila tepat saatnya. Kami bahkan mendorong agar anak anak kita mandiri ketika mencapai aqilbaligh. Itu akan tercapai jika fitrah2 semuanya tumbuh terpadu sesuai tahapannya 

2. Tahap usia 0-7 tahun memang masa emas untuk membangkitkan fitrah keimanan, dengan metode keteladanan dan atmosfir keshalihan, hasilnya dalam wujud kelekatan pd orangtua serta kecintaan dan keridhaan kpd Allah, Rasul, Kitabullah dstnya. Namun disisi lain usia ini juga rentan terpapar baik penyakit fisik maupun penyakit moral lingkungan. Hal2 yg bisa kita kendalikan spt TV dll sebaiknya dihindari sama sekali, namun mengurungnya sama sekali agar tdk terpapar juga tidak bijak. Sepanjang lingkungan di luar rumah tdk parah betul, terpapar ringan sesekali tidak mengapa, agar anak imun thd kebathilan. Imunisasi lebih baik dari sterilisasi. Terlalu steril juga tdk sehat.
Misalnya tiba tiba pulang membawa ucapan buruk, meniru temannya. Nah ini kesempatan kita utk memperbaikinya dengan modal kelekatan selama ini, yakinlah anak yg lekat dengan ayahbunda nya akan lebih percaya sama ucapan ayahbundanya. Bacakan atau dongengkan kisah2 keteladanan yg inspiratif dan berkesan mendalam bagi anak anak.
Ibarat main hujan2an, bolehlah sesekali anak anak main hujan2an sepanjang bukan hujan besar, agar mereka imun dari penyakit ✅


3⃣ Bunda Fitri, Salatiga

adakah keterkaitan antara HE dengan ibu yg bekerja, bila ada sejauh mana pengaruh nya, apabila mmg terpaksa ibu harus bekerja ,adakah solusi agar HE tetap menjadi prinsip dalam mengasuh anak... terimakasih..

Jawaban:

3⃣bunda Fitri yang baik,
Konsep dan praktek HE yang kita usung adalah bukan memindahkan sekolah ke rumah dengan kurikulum rigid dan rumit. Namun fokus pada membangkitkan fitrah yg sudah Allah instal dalam diri anak kita dan anak anak kita. Dialektika ttg pendidikan bagi pelaku HE, bukanlah ttg menanyakan PR, tugas sekolah, nilai yg buruk, perilaku buruk di kelas dll tetapi lebih kpd upaya memberi idea menantang dan inspirasi hebat, ajakan merancang project based laerning/activities misalnya ekpedisi ke Ujung Kulon ketika liburan, belajar mandiri secara bersama dengan eksplorasi dunia nyata maupun dunia maya, mengunjungi panti asuhan dan terlibat aktifitas sosial keagamaan dsbnya. Kita bisa gunakan skype utk video chat dsbnya. Memang bagi ibu dan ayah yg banyak di luar rumah akan tdk sebaik yg full di rumah, namun bisa lebih efektif ketimbang banyak mengajar atau mengirim les private tanpa perencanaan. Anak yg fitrah belajarnya tumbuh akan belajar sepanjang hayatnya dan melahirkan inovasi melestarikan alamnya, anak yg fitrah imannya tumbuh akan ridha dan cinta pada kebenaran dan berakhlak mulia sepanjang hayatnya, anak yg fitrah bakatnya tumbuh maka akan punya peran peradaban hebat kelak ketika aqilbaligh  anak yg fitrah seksualitasnya tumbuh sehat akan menjadi lelaki dan ayah sejati atau wanita dan ibu sejati kelak ketika dewasa dstnya. Inilah point HE berbasis fitrah ✅

4⃣ Bunda Widya, Slawi-Tegal

1. Bagaimana memulai untuk bisa menumbuhkan keempat fitrah tsb?

2. Langkah2 nya?

3. Untuk bisa spt di atas apa msh di sekolahkan atau model hs?

Jawaban:

4⃣bunda Widya yg baik,
1. Semua pendidikan yg sejati mensyaratkan agar pendidik memulainya dengan pensucian diri (tazkiyatunnafs) , yaitu banyak mendekat kpdAllah shg diberikan kebersihan jiwa,  kebersyukuran atas semua pemberian Allah shg melahirkan jiwa yg yakin, tenang, rileks dan optimis dalam mendidik. Bhw tdk ada anak yg diciptakan tanpa maksud penciptaan yg baik, tak mungkin ada anak yg dilahirkan tanpa peran istimewa yg sdh Allab tentukan untuknya dstnya. Kedekatan pd Allah SWT akan memunculkan qoulan sadidia, yaitu ucapan dan tutur yg indah berbobot, idea dan gagasan yg inspiratif dan keren, sikap dan perilaku yg mulia shg layak diteladani.

2. Langkah teknisnya adalah paham dan yakini konsep fitrah, pahami dan detailkan framework pendidikan berbasis fitrah menjadi personal kurikulum sesuai tahap perkembangan dan fitrah keunikan anak masing2. Lalu eksekusi dan konsisten serta monitor progressnya. Jalankan dengan tenang dan rileks, yakin, bahagia dan optimis. Framework akan dibahas perlahan dalam kuliah.
3. Bagi HE , sekolah adalah opsi saja, syaratnya harus sejalan dan mendukung dengan program pendidikan fitrah yg telah kita rancang dan jalani utk tiap anak anak kita. ✅

5⃣ Bunda Yana, Bekasi

Assalamu'alaykum ust. Harry,
HE merupakan pendidikan yg jd kewajiban setiap org pd anak yg tdk dpt dialihkan pd org lain/pihak lain & pelaksanaannya pun bukan dg menjejalkan (outside in) namun dg menumbuhkan fitrah (inside out)...

1. Bagaimana kita tahu apa fitrah kita, fitrah pasangan kita & fitrah anak kita, lalu bagaimana cara menumbuhkan fitrah tersebut secara bersamaan agar seiring sejalan?

2. Bagaimana menyikapi pasangan (suami/istri), keluarga besar & lingkungan yg blm paham ttg menerapkan HE dlm rumahtangga?

( ttg pendidikan dg cara menumbuhkan fitrah & bukan dg cara menjejalkan)
Krn menurut saya (silakan dikoreksi bila saya salah) sebagian besar proses pendidikan pd anak saat ini justru sesuatu yg wajar bahkan harus dilimpahkan pd org lain/pihak lain yg dianggap lbh kompeten drpd ortunya.

3. Utk bergabung dg grup ini jg bersama dg pasangan, tp bgmn menyikapinya bila pasangan tdk ingin byk teori/ingin praktisnya saja/bahkan ada yg menyerahkan proses "mikir"nya pd pasangan & dia bantu pelaksanaannya saja?

Jawaban:

5⃣bunda Yana di Bekasi yang baik,
1. Fitrah itu meliputi fitrah bakat, fitrah iman, fitrah belajar, fitrah seksualitas dll. Mungkin yg dimaksud "bsgaimana kita tahu fitrah kita" adalah fitrah bakat.
Fitrah bakat ini sesungguhnya adalah secara mendasar adalah cara merasa, cara berfikir dan cara bersikap dari seseorang yg unik, yg kelak akan menjadi misi hidup atau peran spesifiknya di muka bumi. Fitrah bakat ini memang harus digali dan ditemukan shg kombinasi fitrah bakat ayah ibu menjadi core mission keluarga dan  menjadi landasan pembuatan kurikulum pendidikan anak2 di rumah yang disesuaikan dengan semua potensi fitrah anak anaknya sehingga menjadi seiring sejalan.

2. Mensikapi yang belum paham adalah ya diberikan keteladanan bhw pilihan HE memberikan perkembangan fitrah anak anak yg lebih baik. Di awal2 HE tentu sulit memberikan hal ini krn baru memulai krn orang lain akan meminta bukti hasil, pdhl HE bukan berorientasi hasil yg segera, misalnya anak yg bisa baca hitung sejak dini belum tentu suka baca dan berlogika, anak yg bisa banyak doa dan hafalan ayat belum tentu cinta alQuran dstnya. Jadi jalani saja dengan konsisten sampai kemudian keluarga besar melihat bahwa anak anak kita tumbuh lebih bahagia, dengan gairah belajar yg meluap2 (pertanda fitrah belajarnya tumbuh sehat), dengan gairah cinta pd Allah dan Rasul serta kebenaran yg besar (pertanda fitrah imannya tumbuh sehat), dengan gairah beraktifitas yg keren sesuai passionnya (pertanda fitrah bakatnya tumbuh sehat) dstnya.
Melimpahkan pengajaran skill dan knowledge bisa saja dgn pihak lain jika diperlukan sbg pendukung, tetapi keseluruhan HE tidak menyuruh kita banyak mengajar tetapi menemani anak dalam membangkitkan gairah fitrah belajar sehingga mereka akan belajar mandiri sepanjang hayatnya, begitupula dengan fitrah2 lainnya. Pada tahap tertentu anak membutuhkan Maestro yg sesuai dengan fitrah bakatnya utk pengembangan perannya.

3. Sejujurnya kita berhadapan dengan sistem pendidikan dan masyarakat yg sdh seratus tahun lebih memberhalakan kecerdasan akademis semata. Padahal mereka tahu bhw sistem ini buruk, namun tdk punya pilihan lain. Jika pasangan ingin praktis, ya jalankan saja yg praktis tapi jangan instan dan merusak fitrah.
Kita butuh pemahaman konsep yg kuat dan mendalam, krn praktek tanpa landasan konsep yg kuat akan membuat kita bagai "bunglon", mudah merubah orientasi krn pengaruh kiri dan kanan, bukan krn kebutuhan hakiki fitrah anak anak kita dan orientasi peran peradaban yg baik kelak. ✅

6⃣ Bunda Yani, Wonosobo 

1. Apakah konsep HE mengharuskan ibu di rumah (tidak bekerja)?

2. Bagaimana menerapkan konsep HE jika ibu bekerja?

Jazakumulloh.

Jawaban:

6⃣ bunda Yani Wonosobo yg baik,
1. HE adalah kewajiban bukan pilihan. HE juga dianjurkan tidak banyak mengajar (outside in) dengan kurikulum rigid dan rumit, tetapi fokus pada membangkitkan dan membebaskan fitrah secara alamiah dengan panduan kurkulum berbasis fitrah. Dengan demikian waktu2 mendidik dengan anak anak baik fitrah belajar, fitrah iman dll adalah waktu2 yg membangkitkan gairah, kebersamaan, eksplorasi dan pengamatab menyenangkan juga proyek2 belajar maupun aktifitas yg seru ketika weekend maupun ketika diskusi online. HE juga bukan belajar di rumah, tetapi di universitas kehidupan dan pengalaman nyata. Ibu dan ayah bekerja, lebih efektif menjalankan HE daripada menyekolahkan anak2nya jika paham caranya.

2. Rancanglah personal kurikulum utk tiap anak2 kita, pastikan kitalah yg merawatnya dan menjamin everything "right on place". Jika bekerja atau berkarir maka tantangannya adalah membuat kurikukum yg efisien dalam pelaksanaan program dan manajemen komunikasi yg efektif. ✅

7⃣  Bunda Prita, JakSel

Tujuan kami bergabung dgn grup ini adalah tentunya berikhtiar u/mencari pola pendidikan yg jauh lbh baik dr sistem yg ada bagi anak/keluarga kami, yg tampaknya sudah pasti membutuhkan peran serta kedua ortu yg lbh aktif.

Pertanyaan: bagaimana dgn anak2 yg nasibnya tdk seberuntung kami, di panti asuhan misalnya, apakah mrk jg bs mendapat kesempatan (yg wlpn tdk akan bs sama persis) u/mendapat model pendidikan sesuai prinsip HE ini? 
Terima ksh

Jawaban:

7⃣bunda Prita yg baik,
HE pun pada tahap tertentu memerlukan komunitas untuk bersama sama dalam mendidik, misalnya outing bersama, magang pd maestro, homestay pd keluarga shalih dll. It takes a village to raise a child. Butuh orang sekampung utk membesarkan anak. Program mendidik bareng ini kami sebut CBE, community based education, sebagai lanjutan HE.
Maka anak anak maupun lembaga darimanapun termasuk panti asuhan, anak dhuafa, nak jalanan dll dapat disertakan dalam program program CBE ini di tiap kota ✅

8⃣ Bunda Ika, Tegal

Jk sesuai fitrah usia brp kira2 yg pas ngajari anak membaca,menulis dan berhitung ya? Makasih sblmnya

Jawaban:

8⃣ bunda Ika yg baik,
Pertanyaan fitri utk tiap tahap adalah "apakah anak perlu", bukan "apakah anak mampu". Anak yang bisa membaca terlalu dini juga belum bisa mengikat makna pd usia itu, disamping otak kirinya belum siap utk belajar merangkai simbol.
Banyak pakar maupun psikolog muslim yg keberatan calistung diajarkan saat usia di bawah 7 tahun. Selain golden age 5 tahun pertama ternyata bukan di aspek kognitif, tetapi aspek imajinasi abstraksi dan justru golden age bagi fitrah keimanan, bahasa ibu, senso motorik, kisah2 inspiratif, kelekatan ayahbunda dll yg memerlukan effort yg cukup banyak dibanding calistung.
Hati2 bhw anak2 yg bisa membaca terlalu dini belum tentu suka membaca, anak2 yg bisa berhitung usia dini belum tentu suka berlogika dan bernalar dstnya. Maka utamakan dulu cinta buku sebelum membaca buku, cinta bernalar sebelum berhitung dstnya. Jika ingin anak bisa membaca alQuran maka lakukanlah dulu gairah mencintai alQuran dan reciting (dibacakan/dilantunkan) bukan reading (membaca) ✅

9⃣Bunda Iing, jogja

Pak harry, saya sepakat, idealnya memang setiap keluarga bisa menerapkan HE untuk generasi yg lebih berkualitas. 

Akan tetapi riilnya, tidak setiap keluarga mampu menjalankannya, entah karena pemahaman, urusan ekonomi, atau yg lainnya (misal single parent). 

Saya&teman-teman yg sedang menggiatkan program edukasi dan pemberdayaan keluarga di Jogja, ingin merintis CBE. Sayangnya, sebagian orang tua yg berminat bergabung belum menerapkan HE diantaranya memiliki hambatan yg saya sebutkan tadi.

Pertanyaan saya:
1. Apa yg sebaiknya saya&teman komunitas lakukan untuk menjembatani dua hal tsb? 
2. Langkah-langkah sistematis apa sajakah yg perlu kami siapkan?
Terima kasih 🙏🏼

Jawaban:

9⃣bunda Iing yg baik,
Ini pertanyaan advance.👍
1. Ideally CBE adalah lanjutan HE. Namun ketika saya di SA Ciganjur pertama kali CBE diterapkan pada kondisi orangtua tidak sama pemahamannya dan pelaksanaannya. Dimulai saja forum forum utk Ortu offline (kopdar) yang membahas bersama problem maupun program. Memang harus ada inner circle yang menggodok program sebelum difloorkan, lalu presentasikan dan minta masukkan serta kontribusi peserta dalam bentuk apapun. Bangun kesadaran bhw mendidik adalah kewajiban ortu dan akan sangat efektif jika berjamaah.
Program tidak harus ribet dan rumit, misalnya outing ke museum, planetarium, wisata terdekat atau sekedar olahraga bersama yg tdk formal dll. Bekali ortu dengan worksheet utk pengamatan anak dan games berupa WWP - work with parent dll. Seru dan rileks. Perlahan keinginan HE juga tumbuh bersamaan kesadaran ttg amanah merawat fitrah anak, kebersamaan dalam mendidik, menciptakan lingkungan yg sehat dan ramah anak bukan cuma defense thd yg buruk dll

2. Secara sistematis, background process nya adalah
a. Mapping resources. Petakan kekuatan dan sumberdaya komunitas. Petakan stakeholder yg terlibat siapa saja jika ada pihak lain yg terlibat misalnya lembaga, yayasan, koperasi, donatur dll.
Buat lingkaran2, tim inti, pendukung dan penggembira, utk memahami dinamika komunitas dan pemanfaatan sumberdaya

b. Program plan. Rancang program yang benar (do the right thing) dengan cara yang benar (do the thing right). Sesuai kemampuan dan kebutuhan. CBE ini meliputi program utk ortu, untuk anak di bawah 10 dan untuk anak di atas 10 tahun.

c. Beri panggung kontribusi utk semua. Libatkan setiap sumberdaya dalam proses mendidik. Siapapun dalam komunitas bisa berkontribusi apapun misalnya berbagi ilmu (utk ortu maupun anak), donors, info2 jaringan program spt tanam pohon, csr, ngo pendidikan, taman bacaan dll, juga bisnis bersama yg relevan utk revenue komunitas maupun wahana belajar, dsbnya.

d. Buat AD/ART agar mencegah konflik kepentingan yg mengatur hak dan wewenang serta kewajiban masing.

e. Mulai saja, jangan ragu. inshaAllah "akan lahir banyak idea dan pengikut". Setiap yang baik dan sesuai fitrah, maka manusia seharusnya lebih cenderung kepadanya. ✅

1⃣1⃣ Bunda Rina, Salatiga

Apa contoh kegiatan untuk menumbuhkan (inside out) ke-4 fitrah tersebut dalam diri anak usia 5 th?

*utk fitrah keimanan insyaAllah saya sudah faham. Namun utk fitrah belajar, bakat, dan perkembangan belum begitu yakin.😊 terimakasih

Jawaban:

1⃣0⃣bunda Rina yang baik,
Fitrah belajar dibangkitkan dengan idea menantang dan inspirasi berkesan sesuai tahapannya (fitrah perkembangan). 
Jika anak di usia 5 tahun, maka fitrah belajarnya tumbuh dengan banyak menginteraksikan senso motoriknya (muscle memory) di alam, spt menyentuh, memegang, mengendus, mencium dll. Riset membuktikan volume otak anak berkembang dengan banyak bermain baik di alam maupun dengan orangtua.

Manfaatkan momen apapun spt jalan jalan, ada momen menarik, bahkan ada musibah dll utk membangkitkan gairah belajarnya, pancing agar anak kita mengajukan pertanyaan2 5W, 3H. Apa ya? Kapan ya? Darimana tuh? Kok begitu ya? Bagaimana jika? Buka ensiklopedia, buka alQuran dsbnya.

Riset juga membuktikan anak akan memiliki fitrah belajar dan sosial yang sehat jika para ayah banyak bermain dan bercerita dengan anak anaknya pada usia ini, bahkan sampai usia 10 tahun, agar imaji2 ttg kehidupan, ttg diri, ttg Allah dll terbangun oleh ayahnya. 

Executive functioning sebagai bagian dari pembentukan fitrah kepemimpinan dapat ditumbuhkan dengan memelihara hewan dan tumbuhan yang disukai. Beri tanggungjawab memberi makan dll.
Fitrah belajar dari sisi bunda, banyak ditumbuhkan "dengan bahasa ibu" yang utuh lewat banyak dialog dan membacakan buku2 bersastra cukup baik, tidak berat tapi juga jangan terlalu ringan.

Di usia ini anak masih ego sentris, dirinya masih sebagai pusat semesta, maka puaskan egonya agar utuh menjadi identitas dirinya, baik secara seksualitas (jelas cowo atau cewe sejak usia 3 tahun) maupun fitrah bakat (sifat2 unik).✅

1⃣1⃣ Bunda Purdayanti

1. Home education mulai diluncurkan kapan?

2. Stimulan untuk ke 4 fitrah tersebut apa saja?mohon penjelasannya.Makasih

Jawaban:

1⃣1⃣ bunda Purdayanti yang baik,
1. HE ada sejak zaman Nabi Adam AS sudah ada, jauh sebelum persekolahan modern ada dan sebelum HS ada tahun 1970an.

2. Stimulan dalam terminologi kita adalah difasilitasi dan ditemani dalam menumbuhkan dan membangkitkan (inside out) fitrahnya.
Fitrah iman ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan.
Fitrah belajar ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan idea menantang dan inspirasi hebat.
Fitrah bakat ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan konsistensi dan disiplin pada aktifitas dan kegiatan yg diminati/disukai. Walau berubah2 amati saja dan akan mulai konsisten di usia 10 tahun.
Fitrah seksualitas ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan kelekatan ayah dan bunda.
Fitrah perkembangan adalah tahapan pertumbuhan utk tiap fitrah, sejak 0-2, 3-6, 7-10, 11-14, >15 tahun. Tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, tetapi segalanya akan indah pada saat yang tepat. ✅

1⃣2⃣ Bunda Adis, Samarinda dan Bunda Siti Mukamimah, Kendal

Apakah hobby dari setiap anak itu pasti sebuah bakat ? Jika ada perbedaannya bagaimana orang tua membedakan antar hobby anak dan bakat anak .. dan mana yang harus lebih dominan untuj di support ? Hobby atau bakat ? Makasih

Jawaban:

1⃣2⃣ bunda Adis dan Bunda Siti Mukamimah, Kendal
yang baik,
Hobby adalah bakat yang biasanya hanya sekedar sambilan. Hobby jika dilakukan dengan semangat, ditunggu2, dilakukan dengan asik seolah waktu berhenti, lalu diakhiri tanpa mengatakan "akhirnya kelar juga" , diulang2 tdk bosan maka itulah bakat. Jika diseriuskan maka bakat akan menjadi peran peradaban atau misi kehidupan anak kita yg kelak memberi manfaat bagi dirinya dan orang banyak. Mohon dicatat, bahwa hebat belum tentu bakat, apabila diulang2 membosankan anak. ✅

1⃣3⃣Bunda kiki, Jogja

Pak harry yg baik, mohon penjelasan ttg fitrah perkembangan yg harus dilalui setiap manusia. Meliputi perkembangan apa saja dan apa maksudnya tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik? Jazakallahu khayran

Jawaban:

1⃣3⃣bunda Kiki yg baik,
Fitrah perkembangan ini adalah sunnatullah pertumbuhan. Setiap segala seuatu di alam semesta memiliki tahapan pertumbuhan sesuai karakeristik/fitrahnya/kodrat masing masing, begitupula manusia. Kitabullah dengan jelas menyebut angka pada usia 0, 2, 7, 10, pre aqilbaligh, aqilbaligh, postaqilbaligh dstnya. Dalam pendidikan anak maka semua tahap masuk dalam tahap sebelum aqilbaligh (pedagogi) dan paska anak anak disebut aqilbaligh (pemuda/andragogi). Islam bahkan dunia tdk mengenal istilah remaja. 
Maka kami membagi tahapan rincinya menjadi 0-2 karena ada menyusui, 3-7 karena ada pentah sholat di usia 7, lalu 7-10 krn ada pemisahan kamar pada usia 10 dan boleh dipukul jika meninggalkan sholat (sbg warning) lalu ada 11-14 yaitu persiapan aqilbaligh utk mandiri dan memikul beban syariah yg umumnya dicapai pd usia 14-15 tahun. 
Fitrah ibarat benih dan kitalah petaninya. Ibarat menanam benih maka segala sesuatu akan indah pada waktunya, tdk bijak terlalu lebay obsesif, juga tidak bersyukur jika lalai pesimis ✅

1⃣4⃣ Bunda No name

1. Apa bedanya anak patuh karena "menurut" pada orang tua.. dengan " takut" kepada ortu. Karena kadang saya merasa serba salah.. anak2 suka bilang saya galak/ suka marah.. padahal saya hanya berusaha tegas.. 

2. Bagaimana memetakan bakat untuk anak laki2 yg sudah 10 tahun? Apakah ada tes nya?

Demikian. Terimakasih

Jawaban:

1⃣4⃣ bunda Noname yg baik,
1. Patuh adalah bentuk kesadaran, takut adalah bentuk keterpaksaan. Anak anak akan patuh jika dilibatkan dalam proses dan kesadaran utk melakukan sesuatu tanpa ada kita atau tidak, tetapi takut hanya akan dilakukan jika ada kita saja. Jika ketegasan kita melukai jiwa anak kita maka mereka merasa kita galak, krn galak tdk disukai oleh siapapun. Jika ketegasan kita membangun kesadaran maka mereka akan merasa kita bermakna dan berwibawa. 
Coba bunda definisikan dan review kembali apakah ketegasan kita selama ini melukai perasaan anak anak kita, misalnya memaki atau mengkritik terlalu keras atau terlalu panjang/tdk efektif instruksinya bercampur marah shg tdk dipahami.
2. Ya ada alatnya, free. www.temubakat.com . Namun itu hanya tools saja, yang terbaik adalah pengamatan dengan penuh empati thd momen atau aktifitas yg anak kita sangat sukai (gue banget) selama setahun terakhir. ✅

1⃣5⃣Bunda Reni, Cilegon

Setiap anak terlahir dengan fitrah dan salah satu nya fitrah kelembutan, namun bagaimana menghadirkan kembali fitrah kelembutan pada anak yang suka berteriak dan terkadang berkata kasar kepada yang lebih tua.

Jawaban:

1⃣5⃣ bunda Reni yg baik di Cilegon, fitrah kelembutan ini dalam buku saya masuk dalam fitrah estetika, bahwa tiap manusia menyukai keharmonian dan keindahan. Kekasaran lahir karena anak barangkali berada pada lingkungan yg kasar dan sering diperlakukan kasar. Cara mengembalikannya adalah dengan membawa kepada lingkungan yg penuh kehalusan dan kelembutan, misalnya didekatkan dengan sosok ibu yg lembut, diajak bercocok tanam tanaman hias atau memelihara ikan hias, berikan syair2 atau bacaan yg menghaluskan jiwanya atau jika bakatnya di suara/musik ajak kpd bacaan alQuran yg lembut, musik yg lembut dstnya. Sesuaikan dengan bakat anak  krn tiap anak akan merespon berbeda sesuai keunikannya. ✅

1⃣6⃣Bunda Achi Jogja,,

Bagaimana bentuk HE kalau anak harus tinggal berjauhan dg orangtua? Apa ada tips HE untuk LDR??

Jawaban:

1⃣6⃣bunda Achi yg baik,
Strateginya sebenarnya mirip jika ortunya bekerja penuh waktu, yaitu rancang program pendidikan berbasis fitrah, manfaatkan teknologi informasi utk bukan hanya berkomunikasi biasa namun menjalani proyek2 aktifitas bersama, memcari sosok pengganti yg setara ayah ibu jika pertemuannya kurang dari sepekan sekali.✅

1⃣7⃣ Bunda Noni, Tangerang

Setiap anak setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan :
1. Potensi Fitrah Keimanan
2. Potensi Fitrah Belajar
3. Potensi Fitrah Bakat
4. Potensi Fitrah Perkembangan

Keturunan, lingkungan, pergaulan, pengalaman, kesulitan hidup yang dihadapi, cara berfikir... hal ini membentuk pandangan hidup seseorang termasuk dalam mendidik putra putrinya

Maka bagaimanakah baiknya kita sebagai orangtua bersikap  supaya tidak melemahkan pribadi anak atau melemahkan 4 potensi fitrah anak... Tapi justru menguatkan pribadi anak dan ke4 potensi fitrah anak kita..??

Terimakasih Ustad Harry...

Jawaban:

1⃣7⃣ bunda Noni yang baik,
Orangtua yang mendidik fitrah anak anaknya dengan sungguh sungguh maka tanpa sadar pasti akan membaik fitrahnya, akan muncul gairah belajarnya demi anaknya, akan muncul lagi kesadaran bakatnya krn memahami pentingnya misi hidup terkait fitrah bakat, akan jadi sering mendekat xan curhat pada Allah agar jangan sampai karakternya merusak fitrah anak anak nya dstnya. Karenanya ada pepatah "raise your child, raise your self" , maka jangan ragu mendidik fitrah krn fitrah kitapun akan membaik jika sungguh2. "Allah tdk akan memanggil mereka yg mampu, tetapi memampukan mereka yg terpanggil" ✅

1⃣8⃣ Bun Ria, Pontianak

Mengenai potensi fitrah keimanan. Sebagai orangtua apa yang sebaiknya kami lakukan agar potensi fitrah keimanan dalam diri anak bisa muncul secara alami? Dan seperti apa bentuk pengaplikasiannya? Saat ini anak kami berusia 2 tahun. Yang kami lakukan selain membacakan cerita, masih sebatas membiasakannya untuk ikut ibadah bersama seperti berdoa juga sholat walaupun seringnya hanya bertahan satu rakaat saja setelah itu mukenahnya dilepas dan meninggalkan sajadah.

Jawaban:

1⃣8⃣bunda Ria yg baik,
Upayakan keteladanan dan atmosfir keshalihan di rumah  maka secara alami fitrah keimanan anak dalam hal ini fitrah rubbubiyatullah akan semakin kokoh tanpa perlu doktrinasi dan effort yg tdk perlu. Jangan terburu ingin lihat anak shalih, krn shalih adalah amal shalih bukan status shalih, jadi utamakan proses bukan hasil. Jangan memaksakan target yg bisa merusak fitrah imannya.

Perintah sholat baru di usia 7 tahun, Allah tdk mengatakan perintahkan anakmu shalat sejak dini, tetapi ketika berusia 7 tahun. Apakah Allah lalai? Maha Suci Allah. Tetapi Allah Maha Tahu bahwa tdk anak di bawah 7 tahun yg suka gerakan sholat, krn sholat adalah gerakan formal utk 7 tahun ke atas. Maka target sholat di bawah usia 7 tahun, bukan tertib dan jumlah rakaatnya, tetapi imaji2 indah ttg sholat, upayakan sholat menjadi sesuatu yg keren banget dan mengasyikkan di matanya. Karenanya Rasulullah SAW membiarkan cucunya bermain kuda2an sampai puas ketika beliau sujud. Ini semata2 agar cucunya punya imaji indah ttg sholat.

Maka janganlah keinginan kita utk terburu2 melihat anak shalih malah membuat fitrah imannya malah rusak. Bayangkan apa jadinya jika imaji anak kita ttg sholat adalah sesuatu yg menakutkan, membebani bahkan traumatik. Jadi rileks dan optimis saja, utamakan cinta kebenaran sebelum mengamalkan kebenaran. Jika anak anak sdh cinta pd Allah, pd Rasul dan alHaq maka mereka akan mencari dan menjalani serta membela kebenaran sepanjang hayatnya. Membacakan kisah2 keteladanan inspiratif sangat bagus, hindari kisah2 yg menyeramkan atau peperangan yg menakutkan ya. Utamakan kisah2 yg menampilkan keindahan pd kebaikan dan amal2 shalih ✅

1⃣9⃣Pak Haris, Bekasi

Bagaimana memetakan bakat, untuk anak anak yg sudah kadung lewat usia 14 thn...secara kasus mereka potensinya bagus...

Jawaban:

1⃣9⃣pak Haris yg baik,
Saran saya gunakan tools talent mapping atau ke psikolog utk didalami. Karena hebat pd satu bidang juga belum tentu bakat. Ada kasus atlit yg sejak kecil usia 6 tahjn hebat dalam renang, dan selalu mendapat medali. Lalu di usia 19 tahun sakit parah, ternyata selama hidupnya dia membenci renang  hanya krn didorong lingkungan dan orangtua saja ✅

2⃣0⃣Assalamu'alaikum ust sy bunda yanti dr purbalingga yg mau sy tanyakan:

Anak sy berumur 10 th,saat ini klu dia sedang sedih,malu,atau krn jatuh kmdn sakit, yg muncul kok rasa marah tadz,jd dia marah kmdn mengajukan permintaan yg mnrt dia sy ga akan memenuhi,dn itu jd alasan bagi dia untk tambah marah...biasanya sy akan menyampaikan bahwa itu sebenarnya rasa sedih jd tdk perlu marah,tp sepertinya tdk digubris tadz,dn dia tipenya komando,ke adiknya sering nyuruh2,walaupun cara nyuruhnya baik dg kt minta tlg,dn adiknya seneng2 aja bantuin kakaknya..dan 1 lg tadz,klu dia mendpt sesuatu yg membuat dia tdk nyaman mekanisme pembelaannya menarik diri....apa yg hrs sy lakukan atau untk memperbaiki perilakunya itu...terima kasih ustadz

Jawaban:

2⃣0⃣⃣bunda Yanti yg baik,
Anak memiliki sifat unik yang merupakan potensi yang akan menjadi perannya kelak, namun memperlakukan sifat anak ini hati hati, jangan sampai otoritas kita sbg orangtua jadi berkurang. Sepertinya anak bunda tidak suka konflik, tetapi kemudian memanipulasinya untuk "memeras" bunda.  Barangkali awalnya tidak sengaja, tetapi setiap mengambek selalu dipenuhi keinginannya akhirnya menjadi alat memanipulasi. Saran saya sibukkanlah diri kita mendidik sifat positifnya dan abaikan manipulasinya ✅

2⃣1⃣    Bunda Rina, Jepara

1. Sejak usia berapa kita bisa menentukan bakat anak?

2. Bagaimana memastikan bakat atau sekedar coba2?

Jawaban:

2⃣1⃣  bunda Rina yang baik
1. Bakat diamati sejak lahir dengan banyak wawasan dan aktifitas, lalu dipastikan idealnya di usia 10 tahun.

2. Dengan pengamatan, tools talents mapping atau ke psikolog. Bedakan bakat dalam aspek sifat, aktifitas dan peran.✅

2⃣2⃣ Bunda Robi, Bekasi.

Tanya : Kita skrg belajar HE, menjelajahi materi demi materi, kemudian paham mengenai fitrah dan insyaAllah menjalankan terutama untk anak dan keluarga. Tapi untuk kami para orng tua yg sudah terlanjur tua ini apa msh bs mengejar fitrah kita? Karna bimbingan ayah ibu kita yg dlu tidak faham fitrah. Contohnya fitrah bakat. Terima kasih.. 😊

Jawaban:

2⃣2⃣ bunda Robi yg baik,
Percayalah dengan kaidah bahwa memberi adalah menerima. Raise your child, raise your self. Mendidik fitrah anak dgn sungguh2, akan secara tdk langsung memperbaiki fitrah kita yg banyak tersimpangkan atau terkubur ✅ silahkan lihat juga jawaban No. 1⃣7⃣ 

2⃣3⃣Bunda Resty_Bontang 

Assalamu'alaikum.. Sy baru di dunia HBE ini. Terus terang banyak istilah-istilah baru yg sy masih bingung untuk memahami nya. Misal konsep menjejalkan (outside in) dan kebalikannya inside out itu seperti apa ya? Sy ibu dari 2 orang anak 3y & 1y. Saat ini sy menjalankan preschool at home ala kadar nya dirumah. Belum konsisten dan masih mengacu pada kurikulum & standar kompetensi paud. Sy bingung harus memulai dari mana & bagaimana cara membangun konsep belajar inside out itu tadi.

Jawaban:

2⃣3⃣bunda Resty yg baik,
Anak anak Indonesia dikenal pandai menjawab tetapi tidak pandai bertanya. Padahal ciri fitrah belajar dan bernalar yg baik adalah pandai mengemukakan gagasan dan pendapat kreatif. Kita lihat betapa alQuran mendorong ummat Islam untuk banyak merenung, refleksi dan bertanya, terutama Why, untuk menemukan hikmah2 terpendam dari ilmu Allah shg menjadi baiklah peradaban ini dengan penemuan2 yg bermanfaat dan menebar rahmat.

Nah, inilah inside out yg dimaksud, yg berangkat bhw manusia lahir bukan kosong tanpa bekal apapun shg perlu diisi banyak2. Anak2 yg terlalu banyak diajarkan akan minta diajarkan sepanjang hidupnya. Fitrah belajar dan bernalar sudah ada sejak lahir maka bangkitkan saja dengan inspirasi dan idea2 menantang,  fasilitasi serunya eksplorasi, jangan terlalu banyak mengajarkan. Begitupula dengan fitrah lainnya. Semoga bisa memahami ✅

2⃣4⃣Ayah Amir

Tanya : Bismillah.... anak kami perempuan, sdh bisa bikin life plan sendiri, impiannya adalah menjadi Ahli sejarah, tergabung di UNESCO dibidang penelitian sejarah, rencana kuliah di Turki ambil fakultas Sejarah, saat ini masih "magang" kelas 1 MTs di pondok tahfidz ingin menyelesaikan hafalan Al Qur'an, bahasa arab, dan bahasa Inggris sampai kelas 3... Yg masih bingung, saat lulus SMP sampai masuk kuliah kemana ya? Mau magang di mana yg sesuai passionnya? Catt : anak ini sdh dewasa cara pikirnya, terbukti dia lbh nyaman kumpul dengan anak-anak SMA.

Trus yg kami (orangtua) masih bingung, seandainya mimpi anak bi'idznillah jadi kenyataan, berarti anak saya bekerja, apakah ini tdk mengganggu fitrahnya sebagai ibu yg harus mendidik anak2 nya kelak?

Jawaban:

2⃣4⃣Ayah Amir yang baik,
Subhanallah, berarti fitrah bakatnya sdh tergali dengan baik. Saran saya magang ke pakar sejarah setamat SMP dan mengambil paket C. Atau coba melamar kuliah di LN setamat SMP dengan mengajukan portfolio misalnya karyatulis atau riset ttg sejarah. Atau kombinasikan keduanya, tetapi sebaiknya jangan dimasukkan ke SMA, akan banyak membuang waktu.
Masalah bekerja, tidak perlu khawatir, hari ini banyak peneliti dan dosen atau penulis yg bekerja online dari rumah ✅

2⃣5⃣Bunda Yani, Pacitan

Assalamu'alaykum
Sy Yani. Sy baru belajar HE setelah anak sy berusia 14 th, 11 th dan 8 th. Sepertinya memang banyak fase yg terlewatkan, terutama fase talent mapping. Bagaimana cara mengenal bakat anak dan cara mengarahkan mereka agar mereka bisa menyadari potensi mereka untuk anak pre akil baligh?

Jawaban:

2⃣5⃣ bunda Yani yg baik,
Fitrah bakat berada pada puncaknya di usia antara 10 - 14, idealnya memang ditemukan pada usia 10 dan dikembangkan dengan serius sehingga menjadi kemandirian dan peran ketika usia 14-15 tahun. Ini idealnya. Tetapi jangan khawatir, banyak orang yg baru tahu bakatnya di usia 50 tahun, lalu menuai sukses krn fokus pd panggilan hidupnya itu. 

Saya kira anak bunda masih muda dan masih banyak kesempatan utk mendalami dan mengembangkan bakatnya. Hanya saja, mungkin anak2 yg tdk kenal bakatnya sampai usia 15 tahun, godaan dan kegalauannya bisa mengganggunya. Maka hantarkan ananda ke maestro yg sesuai bakatnya segera dipastikan bakatnya, jangan lupa berikan murobby utk menggembleng akhlaknya secara paralel ✅

2⃣6⃣Bunda Ahza, Semarang

Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif.(Mohon penjelasannya/ contohnya bgmana sy kog blm faham) syukron jwbannya

Jawaban:

2⃣6⃣  bunda Ahza yg baik,
Ada manusia yang "learning for learning" belajar hanya utk belajar, tanpa melahirkan karya manfaat apapun sepanjang hidupnya karena tdk memahami peran dan misi atau panggilan hidupnya. Sejatinya "learning for being", belajar adalah untuk mendukung kita agar menjadi sesuatu atau berperan tertentu atau learning to be. Misi, peran dan panggilang hidup itu adalah ujung dari fitrah bakat.

Begitu pula bakat hanya berhenti sebagai bakat jika fitrah belajarnya meredup, dia punya peran namun tdk inovatif krn berhenti belajar. Berapa banyak orang yg berbakat dagang atau guru yg berhenti berinovasi dalam hidupnya, hanya menikmati perannya ✅

2⃣7⃣ Yana dari Jakarta

1. Contoh sederhana dalam mengembangkan ke 4 fitrah tersebut. Untuk anak usia 11 tahun misalnya

2. Bagaimana sebenarnya memulai Home Education itu. Apa yg harus dilakukan orang tua pertama kali.

Jawaban:

2⃣7⃣bunda Yana yang baik,
Usia 11 tahun dalam framework kita sudah masuk tahap pre aqilbaligh, tahap latih menuju aqilbaligh utk mampu mandiri dan mampu memikul beban syariah di usia 14-15 tahun. Ini fase terberat dalam hidup seorang anak.

Maka fitrah keimanan tetap ditumbuhkan dengan cara keteladanan dan atmosfir keshalihan, hanya saja di usia 11, anak memerlukan pendamping akhlak di luar rumah juga komunitas orang2 shalih.
Fitrah belajar dan bernalar tetap ditumbuhkan dengan cara memberikan idea menantang dan inspirasi hebat, namun kali ini tantangannya sudah kpd penelitian yg memberi manfaat dan sesuai minat.

Fitrah bakat tetap ditumbuhkan dengan cara konsisten dan disiplin namun kali ini konsisten dalam melahirkan karya bermanfaat melalui proyek2 real bersama Maestro bakat yg relevan. 
Fitrah perkembangan mengikuti tahapan usia ✅

2⃣8⃣  Bunda Adis, Samarinda

Pertanyaannya : 
1. Jika anak saya hobby pada suatu hal perlukan dipaksa juga untuk belajar hal lain yg menurut saya sebagai orang tua perlu ? Misalnya anak saya suka sekali menggambar, dan saya memaksa dia untuk belajar berhitung dan hafalan tabel pertambahan, pengurangan, dll .. juga hafalan surah2  ... apakah saya harus memaksanya ? 
Terima kasih 

2. Terkadang ada perasaan takut salah mem-push anak pada hal2 yang tidak mereka sukai namun saya anggap perlu .. bagaimana saya harus menyikapinya ?

Jawaban:

2⃣8⃣  bunda Adis yg baik,
1. Prinsipnya bakat difasilitasi dan akhlak digembleng, yang tdk relevan cukup sekedar tahu saja, tdk perlu dipaksa agar ekselen, justru menggambarnya yg sudah ekselen ditajamkan. Membaca dan menghafal ayat adalah akhlak mulia, harus digembleng, namun tanpa target ekselen jika itu bukan bakatnya. Menghafal alQuran atau alHadits adalah akhlak mulia, namun menjadi penghafal memerlukan bakat khusus. Abu Bakar RA mengatakan bahwa bukan aib bagi seseorang yg tidak mengetahui sesuatu yg tdk relevan dengan dirinya"

2. Anak perlu tahu sesuatu yg mendukung bakat dan akhlaknya, namun sebaiknya tidak ditekan untuk hebat pada sesuatu yg bukan dirinya, cukup sekedar paham. Kata Einstein, jika ikan dinilai dari kemampuannya memanjat pohon, maka ikan akan merasa bodoh selamanya. 
Konsep diri yg rusak akibat pemaksaan inilah yg kita hindari. Bayangkan jika anak kita akhirmya tdk punya bakat atau kesukaan sama sekali krn banyak ditekan utk sesuatu yg bukan dirinya, malah lebih fatal dan malfunction ✅

2⃣9⃣ Bunda Inayah, Tegal

Assalamu'alaikum...
Pertanyaan Saya:
1. Bagaimana Cara mengembangkan ke 4 potensi tsb?
2. Pd usia berapa bakat seorang anak terlihat?
3. Seandainta, Anak berbakat di bid. Okay raga dan lemah dlm akademiknya, Apa yg kita prioritaskan?
Terima kasih.


2⃣9⃣ bunda Inayah yg baik,
1.  Stimulan dalam terminologi kita adalah difasilitasi dan ditemani dalam menumbuhkan dan membangkitkan (inside out) fitrahnya.
•Fitrah iman, ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan.
•Fitrah belajar ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan idea menantang dan inspirasi hebat.
•Fitrah bakat ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan konsistensi dan disiplin pada aktifitas dan kegiatan yg diminati/disukai. Walau berubah2 amati saja dan akan mulai konsisten di usia 10 tahun.
•Fitrah seksualitas ditumbuhkan dan dibangkitkan dengan kelekatan ayah dan bunda.
•Fitrah perkembangan adalah tahapan pertumbuhan utk tiap fitrah, sejak 0-2, 3-6, 7-10, 11-14, >15 tahun. 
 
2. Bakat dalam arti sifat sdh terlihat sejak kecil, namun bakat dalam aktifitas yg disukai baru terlihat jika banyak aktifitas sepanjang 0-10 tahun. Bakat sebagai peran dan karya idealnya teelihat konsisten di usia 11 ke atas, apabila banyak wawasan dan aktifitas
3. Pastikan kekuatannya, fokus pada kekuatannya. Anak yg hebat olahraga bukan berarti anak yg tdk punya masa depan dan tdk mampu berfikir, hanya saja bidang yg disukainya bukan akademik. Saran saya, fokus pada sisi cahaya anak2 kita, maka keterbatasannya akan tdk relevan ✅

3⃣0⃣Bunda Widya, Tegal

1. Bunda mau tny lg... jd HE itu kan tdk memindahkan kurikulum sekolah ke rmh... jd kl u HE anak2 diajarkan ap dirmh?

2. Maaf bunda mau tny lg... Apakah membangkitkan fitrah anak bs dimulai dr anak yg sdh berumur 7 th ke atas (pd umur 0-7th saya tdk tahu ttg pendidikan berbasis fitrah) krn mrk sdh bs berargumen & menetapkan pilihan... bagaimana cara memulainya?

3. Anak2 sy perempuan berumur 8 (SDIT) n 6 th... smp hr ini mrk lbh senang bermain praktek jual beli n sekolah2an... smp kdg sy berpikir anak sy sptnya terlalu pny byk wkt u bermain... apakah jika sy bersama dg anak2 membuat jadwal sehari2 (dr bgn tidur smp tidur lg) mrk itu  termasuk menumbuhkan slh satu fitrahnya?

Jawaban:

3⃣0⃣ bunda Widya,
1. Benar. Bukan tdk diajarkan tetapi tdk perlu banyak diajarkan. Tdk perlu banyak diajarkan bukan berarti tidak belajar, tetapi memfasilitasi, mendorong (encourage - bukan menekan) agar gairah belajarnya selalu menyala sbg ciri tumbuhnya fitrah belajarnya.
Bukan hanya fitrah belajar saja, ada banyak fitrah yg perlu difasilitasi dan ditumbuhkan serta memerlukan effort yg banyak, spt fitrah keimanan dgn keteladanan dan atmosfir keshalihan, fitrah bakat dengan konsisten pd aktifitas yg relevan dengan bakat dan minatnya, fitrah seksualitas dgn kelekatan dan peran sosial keayahan dan keibuan dstnya.

Ada banyak program utk memfasilitasi cara2 menumbuhkan fitrah di atas, spt bahasa ibu, belajar bersama alam, project based learning/activities, executive functioning dll.

2.Fitrah bisa dibangkitkan pada usia berapapun, namun makin terlalu cepat atau terlalu lambat, maka perlu effort yang lebih banyak. Misalnya anak2 yg fitrah keimanannya (ridha dan cinta suka pd kebenaran) lalai dibangkitkan pd usia di bawah 7 tahun, misalnya krn tiadanya keteladanan, banyak melihat tayangan televisi, sibuk calistung, dipaksa sholat tertib sebelum 7 tahun dll, maka akan nampak pada tahap berikutnya, misalnya malas sholat ketika usia 7 tahun ke atas dll. Nah, perlu strategi dan cara yg tepat utk mengembalikan kesadaran fitrah keimanannya.

Tenang saja, selalu optimis, banyak mendekat pada Allah, doakan anak kita yg banyak di sepertiga malam, agar kita diberi keshabaran utk tdk tergoda merusak fitrah mereka dengan tutur, fikiran dan sikap yg buruk, doa dan minta petunjuk Allah  agar fitrah kita dan fitrah anak anak kita bisa kembali. Ingatlah bahwa pendidikan Fitrah adalah jalan sukses, sunnatullah tahapan dan metode adalah cara sukses, doa ayahibu dan ridha Allah adalah kunci sukses 

3. Di bawah usia 10 tahun, yang penting kaya wawasan dan kaya aktifitas, fasilitasi saja apa2 yg menjadi minat dan aktfitas yang disukai. Berikan idea dan inspirasi menantang sesuai kekhasan atau bakat anak. Ingat film kungfu panda kan? Fasilitasi gairah belajar mereka sesuai kekhasannya. Sesekali ajak jualan beneran, interview pedangan, dll kreatiflah agar anak sibuk dengan potensi keunikan dirinya. 

Jadwal belajar boleh dibuat, tetapi jangan kaku dan rigid, nanti sama2 stres dan susah konsisten. Rileks, optimis dan kreatiflah membuat program bersama yg menyenangkan dan relevan ✅

3⃣1⃣ Bunda Nia Alfanzury

tentang fitrah perkembangan, dikatakan bahwa ada tahap2 perkembangan yg dilalui anak2, bagiamana kita sbg org tua dapat memastikan bahwa anak2 qt sdh berkembang sesuai dg tahapannya? terima kasih.

3⃣1⃣ Bunda Nia Alfanzury

Tiap tahap perkembangan punya indikator, namun bukan evaluator yg bikin srtess. Ukurannya adalah kebahagiaan dan gairah atas semua fitrahnya sesuai tahapannya.
Misalnya indikator fitrah keimanan antara 0-7 adalah bahagia dan ridha pd Allah, RasulNya, bergairah beramal shalih, bukan jumlah dan status shalih. Ketika usia 7 ada perintah sholat maka amati gairahnya untuk mendirikan sholat. 

Upayakan jangan sampai dipukul krn meninggalkan sholat di usia 10 tahun, artinya buatlah program dan sub indikator2 agar imannya tetap menyala dan bergirah, dstnya. Di atas 10 tahun, seharusnya sdh menyerukan kebenaran, bukan lagi ridha dan melaksanakan secara individu.
Ini juga berlaku untuk fitrah belajar dan bernalar, fitrah bakat, fitrah seksualitas dsbnya dengan indikator2 yg berbeda. InshaAllah dibahas pada kuliah berikutnya ✅

3⃣2⃣ Bunda..

Mau tanya bagaimana caranya kita bisa mengenali atau menggali potensi (atau mungkin istilahnya fitrah)anak2 kita?kebetulan anak saya usia 1 tahun 2 bulan dan 3 tahun 2 bulan


3⃣2⃣ bunda ...
Fitrah ibarat benih yang Allah tanamkan dalam diri setiap manusia, maka tiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah. Fitrah ini setidaknya meliputi fitrah iman, fitrah bakat, fitrah belajar n nalar, fitrah seksualitas, fitrah sosial, fitrah estetika dstnya. Semua fitrah ini adalah potensi dan harus dibangkitkan, dtumbuhkan dan dirawat. Namun diantara fitrah ini, ada yang disebut fitrah bakat, ini tidak serta merta mudah terlihat seperti fitrah lainnya, kadang memerlukan pengamatan dan penggalian yang mendalam karena terkait peran spesifik, sementara fitrah lainnya sifatnya universal atau general.

Fitrah iman misalnya tidak perlu digali, cukup dibangkitkan begitupula fitrah belajar, fitrah seksualitas dsbnya. Nah fitrah bakat ini, di usia 0-7 akan nampak dalam keistimewaan/keunikan sifat (suka memerintah, suka berfikir, suka meneliti, suka mengatur, suka ramah dll) maupun keistimewaan/keunikan fisik (suka menari, suka memasak, suka olahraga dll). Semua anak tentu nampak suka semuanya, tetapi amati saja mana yang paling suka.

Nanti di usia 7-10, perbanyak dengan wawasan dan aktifitas, sehingga dari suka menjadi aktifitas, misalnya jika sifatnya suka mengatur, maka aktifitasnya mungkin adalah mengatur teman, mengatur barang, mengatur tumbuhan, mengatur ruangan dll. 
Libatkan saja dalam sanggar atau klub yang relevan dan beragam serta ajak tour the talent utk membuka wawasan thd aktifitas lainnya lalu catat dan dokumentasi setiap sesuatu yang nampak istimewa, mudah dilakukan, sangat menyenangkan, ekselen/keren dstnya. 

InshaAllah di usia 10 tahun, idealnya akan ketemu bakat sebagai peran yang spesifik, maka pada titik itu rancanglah kurikulum personal untuk mengembangkannya secara serius dengan magang bersama maestro sehingga menjadi kemandirian dan kesiapannya menjadi dewasa. Anak anak yg kenal dirinya dengan baik, lalu sibuk menjalani jalannya itu inshaAllah akan terhindar dari berbagai masalah yang tdk perlu ✅

3⃣3⃣ Bunda Hastien

klo saya pelajarin he ini memang sangat pas ntuk tujuan kita mendidik anak,,tp saya bingung gmn dengan anak yg sudah terlanjur menggunakan cara yg tidak membangkitkan fitrahnya,
Sedangkan dengan pengulangan tidak mungkin,,anak sudah usia 7 tahun

Jawaban:

3⃣3⃣ ⃣bunda Hastien yang baik,
Selalulah yakin dan optimis, tahapan yang ada dibuat dalam kerangka ideal, Sepanjang masih Allah berikan kehidupan maka fitrah ini masih punya banyak kesempatan untuk dibangkitkan kembali. Jika merasa ada yang terlewat, misalnya anak susah disuruh sholat ketika usia di atas 7 tahun, coba ingat ingat apakah kita dahulu terlalu cepat memaksa untuk sholat sebelum anak kita cinta dan ridha pada Allah dan RasulNya? Apakah kita lalai sama sekali tidak mengajaknya uintuk mencintai kebenaran dengan memberi keteladanan dan atmosfir keshalihan? dsbnya. Lalu mintalah maaf pada anak kita dengan tulus, peluklah dan bisikan dengan bahasa cinta yang mendalam, lalu katakan bahwa bunda/ayah ingin kembali memperbaiki apa yang sudah lewat dengan mengulang kembali prosesnya namun lebih intens dan melibatkan keteladanan di luar rumah misalnya homestay di rumah keluarga shalih selama beberapa pekan atau wisata ruhani, mengantarkan kpd komunitas orang2 shalih dsbnya ✅

Alhamdulillah, mohon maaf jika ada ucapan yg tdk berkenan. Mohon maaf juga jika perkuliahan kurang interaktif krn keterbatasan WA sehingga harus digilir. Tetap semangat ya, saling menguatkan dan menasehati dalam membesarkan anak anak kita sesuai fitrahnya dan dipandu Kitabullah secara berjamaah. Jazakumullah kpd ayahbunda dan team kordinator atas effortnya yg luar biasa 🙏😊 waswrwb.

Catatan redaksi :
Untuk mendapatkan pemahaman yg lebih, ayah-bunda bisa ricek kembali keterkaitan beberapa pertanyaan berikut yg senada
• 1 23
• 3 6 16
• 4 10 11 27 29 30
• 18 31
• 5 12 14 19 21 25 26 28 29 30 31 32 33

Hamzah bergaya dengan burung hantu