Wednesday, January 8, 2014

Rumus SDM 20/70/10


       
Beberapa waktu yang lalu sekolah kami mendapatkan pengarahan, evaluasi dan motivasi dari pihak yayasan untuk menghadapi semester 2 tahun ajar 2013/2014. Satu hal yang saya ingat ketika perwakilan dari yayasan memaparkan dalam perusahaan, lembaga atau instansi apapun, Sumber Daya Manusia (SDM) nya terbagi menjadi 3, dimana semuanya bermuara menjadi 100%.
      Beliau mengatakan 20 % SDM adalah orang-orang yang profesional, expert, memiliki kemampuan luar biasa dan kompeten di bidangnya. Mereka menjadi ujung tombak majunya sebuah lembaga atau instansi. 70 % nya adalah SDM dengan prosentasi paling banyak, bukan profesional tapi juga bukan trouble maker, jika ada pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik tetapi kurang memiliki inovasi dan kreatifitasnya rata-rata. Mereka adalah orang-orang yang berada di tengah-tengah. Yang terakhir dari SDM adalah prosentase 10%, “dianggap” sebagai trouble maker, tidak kompeten dalam bidangnya, sering mengkritisi pimpinan, kurang disiplin dan hal negatif lainya. Dengan bahasa halus mereka berada pada posisi yang perlu peningkatan dan pembinaan khusus. Beliau pun demikian juga menggambarkan keberadaan SDM di sekolah kami berada.

        20% perlu di”berdayakan” karena merupakan ujung tombak, sekaligus penentu arah sekolah. 70% perlu dibina untuk menjadi kader dan dimotivasi agar tidak menjadi trouble maker. 10% selanjutnya dijadikan sebagai orang yang perlu dibina lebih lanjut namun jika tidak mampu maka “dibinasakan” saja...

SUDUT PANDANG YANG BERBEDA....!!!!!
            Dalam dunia pendidikan saya mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dalam dunia pendidikan tidak bisa terlepas dari dua komponen pokok yaitu Guru dan Siswa. Sekarang kita coba bagi guru seperti prosentasi di atas, 20 persen guru yang memiliki skill diatas rata-rata, mungkin secara jenjang pendidikan telah menyelesaikan S2. 70 persen adalah guru rata-rata pada umumnya, bisa dikatakan jenjang pendidikan S1. 10 persen guru memiliki jenjang pendidikan D2, D3 atau mungkin hanya SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Mungkin kita menganggap orang yang paling berperan dan berpengaruh dalam dunia pendidikan adalah golongan 20%. Mungkin hal ini yang membuat pemerintah berfikir untuk meningkatkan yang 10 persen dari guru. Muncullah “sertifikasi” yang kalau boleh dikatakan adalah karena ada guru-guru yang berada di level 10 persen. Demi meningkatkan kinerja guru, pemerintah mewajibkan para guru untuk memiliki level S1 sebagai prasarat menerima sertifikasi. Kita tinggalkan sejenak untuk masalah guru.....
                Bagaimana dengan siswa?????. Untuk yang 20% saya pikir tidak ada masalah, karena secara akademik bagus, nilai tidak ada masalah dan semuanya beres. Pun demikian anak yang berada di level tengah tidak memberikan banyak masalah juga. Kita bandingan dengan anak yang berada pada level 10%, anak yang “dianggap” nakal, bandel, bodoh dan hal negatif lain yang “dilekatkan” pada mereka. Tetapi dibalik itu semua merekalah yang menjadi inspirasi dan inovasi ditemukannya berbagai macam metode dan model pembelajaran dalam dunia pendidikan. Seperti model kooperatif, jigsaw,  problem solving dan masih banyak lagi. Sampai pada akhirnya ditemukannya model Multiple Intelegent. Thomas Alfa Edison, Albert Einstein, dua contoh ilmuwan dimana ketika berada di dunia pendidikan dia dianggap sebagai anak yang berlevel 10 % sampai akhirnya di keluarkan dari sekolah.
                    Siswa yang berada di level 10% pada dasarnya menuntut para guru lebih jauh lagi kepada penyelenggara pendidikan (sekolah) untuk berfikir dan bertindak lebih kreatif dan memberikan berbagai trobosan dalam  “mewadahi” kelebihan mereka. “JADIKANLAH ANAK YANG BERADA PADA LEVEL 10% DALAM PENDIDIKAN SEBAGAI INSPIRASI DAN MOTIVASI UNTUK  BERFIKIR DAN BERTINDAK KREATIF.” Terima kasih anak-anak ku yang saat ini “dianggap” berada pada bagian 10%...wallahu a’lam bis showab..kebenaran hanya mililk Alloh.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu