1. Strategi
pembelajaran dengan membatasi waktu guru dalam melakukan presentasi (30%),
limpahkan waktu terbanyak (70%) untuk aktivitas siswa. Dengan aktivitas
tersebut, secara otomatis siswa akan belajar.
Proses transfer
pengetahuan dalam pembelajaran akan berhasil apabila waktu terlama difokuskan pada kondisi siswa beraktifitas,
bukan pada kondisi guru mengajar. Keberhasilan dalam belajar juga lebih
cepat terwujud apabila transfer ilmu dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.
2. Gunakan
modalitas belajar yang tertinggi, yaitu dengan modalitas kinestetis dan visual dengan
akses informasi melihat, mengucap dan melakukan. Modalitas belajar adalah cara
informasi masuk ke dalam otak melalui indera yang ita miliki. Otak manusia
lebih cepat menangkap informasi yang berasal dari modalitas visual yang bergerak.
Presentase yang kita miliki jika ....
Membaca .................................................... 20%
Mendengar ................................................. 30%
Melihat ....................................................... 40%
Mengucapkan ............................................. 50%
Melakukan................................................... 60%
Melihat, mengucapkan dan melakukan ..... 90%
3. Memori
jangka panjang dengan mengaitkan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang
mengandung keselamatan hidup.
“Ayo
anak-anak!!!! Cepat kita selamatkan keluarga kucing kecil yang berada ditengah
banjir bandang!!!!. Kalian harus menyelamatkan kucing sesuai dengan jumlah yang
ada dalam kertas tugas...ayooo baca bismillah kita langsung terjun ke sungai...”.
Ilustrasi sungai adalah pekarangan sekolah dan kucing hanyalah kerikil/batu
kecil yang ada dihalaman. Setelah selesai dicocokan antara tugas yang tertulis
di keras tugas dengan jumlah kucing yang diselamatkan.
4. Menyampaiakn
materi dengan melibatkan emosi siswa. Hindari mpenyampaian materi yang hambar
dan membosankan.
Adalah Amin
seorang anak yang tidak pernah mau mengalah dengan adiknya yang masih kecil
bahkan sering menjahili dan mengganggunya. Bu Indah, mengajak anak-anak satu
kelas ke panti anak-anak cacat. Anak-anak dilatih untuk merasakan dari apa yang
mereka lihat. Melatih rasa empati terhadap sesama dan syukur kepada Allah SWT. Sampai
pada seorang anak cacat yang tidak memiliki kedua tangan, Santi namanya. Sambil
menunjukkan sebuah foto dia menceritakan bahwa foto ini adalah adiknya yang
sangat lucu. Tetapi dia sering di ejek oleh adiknya. Kemudian dengan nada sedih
dia mengatakan, “mungkin ini hikmah saya tidak memiliki kedua tangan. Seandainya
saya memiliki kedua tangan mungkin aku akan membalas dan memukul adikku yang suka
jahil.”
Ternyata cerita
Santi masuk ke dalam memori si Amin, sejak saat itu Amin berjanji tidak akan menjahili
dan mengganggu adiknya lagi. Bahkan dia selalu menjaga dan mengalah dengan
adiknya.
5. Pembelajaran
dengan melibatkan partisipasi siswa untuk menghasilkan manfaat yang nyata dan
dapat langsung dirasakan oleh orang lain. Siswa merasa mempunyai keammpuan
untuk menunjukkan eksistensi diri.
Adalah Ahmad
sebagai seorang anak buruh tani yang mengalami kesulitan keuangan dalam
sekolah. SPP yang belum terbayar membuatnya gelisah karena ulangan kahir sudah
dekat. Bu Dewi berpikir keras untuk membuat program agar bisa membantu si
Ahmad. Akhirnya terbentuklah kelompok yang dinamakan “Gerakan Bantu Ahmad”. Mereka
mengumpulkan data penyebab Ahmad mengalami kesulitan keuangan. Setelah data terkumpul akhirnya mereka
berdiskusi untuk memberikan bantuan kepada Ahmad. Muncullah Plan A, B dan C.
No comments:
Post a Comment