Saturday, January 11, 2014

Merancang Strategi Pembelajaran



1.       Strategi pembelajaran dengan membatasi waktu guru dalam melakukan presentasi (30%), limpahkan waktu terbanyak (70%) untuk aktivitas siswa. Dengan aktivitas tersebut, secara otomatis siswa akan belajar.
Proses transfer pengetahuan dalam pembelajaran akan berhasil apabila waktu terlama difokuskan pada kondisi siswa beraktifitas, bukan pada kondisi guru mengajar. Keberhasilan dalam belajar juga lebih cepat terwujud apabila transfer ilmu dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.
2.       Gunakan modalitas belajar yang tertinggi, yaitu dengan modalitas kinestetis dan visual dengan akses informasi melihat, mengucap dan melakukan. Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indera yang ita miliki. Otak manusia lebih cepat menangkap informasi yang berasal dari modalitas visual yang bergerak.
Presentase yang kita miliki jika ....
Membaca .................................................... 20%
Mendengar ................................................. 30%
Melihat ....................................................... 40%
Mengucapkan ............................................. 50%
Melakukan................................................... 60%
Melihat, mengucapkan dan melakukan ..... 90%
3.       Memori jangka panjang dengan mengaitkan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung keselamatan hidup.
“Ayo anak-anak!!!! Cepat kita selamatkan keluarga kucing kecil yang berada ditengah banjir bandang!!!!. Kalian harus menyelamatkan kucing sesuai dengan jumlah yang ada dalam kertas tugas...ayooo baca bismillah kita langsung terjun ke sungai...”. Ilustrasi sungai adalah pekarangan sekolah dan kucing hanyalah kerikil/batu kecil yang ada dihalaman. Setelah selesai dicocokan antara tugas yang tertulis di keras tugas dengan jumlah kucing yang diselamatkan.
4.       Menyampaiakn materi dengan melibatkan emosi siswa. Hindari mpenyampaian materi yang hambar dan membosankan.
Adalah Amin seorang anak yang tidak pernah mau mengalah dengan adiknya yang masih kecil bahkan sering menjahili dan mengganggunya. Bu Indah, mengajak anak-anak satu kelas ke panti anak-anak cacat. Anak-anak dilatih untuk merasakan dari apa yang mereka lihat. Melatih rasa empati terhadap sesama dan syukur kepada Allah SWT. Sampai pada seorang anak cacat yang tidak memiliki kedua tangan, Santi namanya. Sambil menunjukkan sebuah foto dia menceritakan bahwa foto ini adalah adiknya yang sangat lucu. Tetapi dia sering di ejek oleh adiknya. Kemudian dengan nada sedih dia mengatakan, “mungkin ini hikmah saya tidak memiliki kedua tangan. Seandainya saya memiliki kedua tangan mungkin aku akan membalas dan memukul adikku yang suka jahil.”
Ternyata cerita Santi masuk ke dalam memori si Amin, sejak saat itu Amin berjanji tidak akan menjahili dan mengganggu adiknya lagi. Bahkan dia selalu menjaga dan mengalah dengan adiknya.
5.       Pembelajaran dengan melibatkan partisipasi siswa untuk menghasilkan manfaat yang nyata dan dapat langsung dirasakan oleh orang lain. Siswa merasa mempunyai keammpuan untuk menunjukkan eksistensi diri.
Adalah Ahmad sebagai seorang anak buruh tani yang mengalami kesulitan keuangan dalam sekolah. SPP yang belum terbayar membuatnya gelisah karena ulangan kahir sudah dekat. Bu Dewi berpikir keras untuk membuat program agar bisa membantu si Ahmad. Akhirnya terbentuklah kelompok yang dinamakan “Gerakan Bantu Ahmad”. Mereka mengumpulkan data penyebab Ahmad mengalami kesulitan keuangan.  Setelah data terkumpul akhirnya mereka berdiskusi untuk memberikan bantuan kepada Ahmad. Muncullah Plan A, B dan C.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu