Tuesday, January 28, 2014

Guruku Ulang Tahun....surprise....!!!!



    
Adalah seroang guru tua yang penyabar, menyenangkan, kreatif,suka bercanda dan menjadi favorit anak-anak SD Islam. Dia adalah Pak Ali, yang selalu tersenyum kepada anak, walaupun sering juga kating marah atau cemberut. Beliau seorang guru yang memiliki ciri khas, yaitu berupa kumis tipis dan jenggot panjang. Beliau menjadi wali kelas 3 di sekolah tersebut.
      Minggu depan adalah hari ulang tahun Pak Ali, adalah Ahmad, Amir dan Abdul  yang merupakan pengurus kelas 3 memiliki rencana untuk memberikan surprise ulang tahun kepada Pak Ali. “Teman-teman, minggu depan Pak Ali ulang tahun mari kita buat kejutan dan ucapan selamat  untuk beliau” kata Ahmad sebagai ketua kelas.
     “Bagaimana caranya kita memberi kejutan ke Pak Ali?” tanya Umi. “aku juga belum tahu makanya mari kita pikirkan bersama, tapi setuju nggak dengan rencanaku tadi?” jawab Ahmad sambil menggaruk kepala. 

"Ustadz sudah tambah tua lho....."

hadiah dari anak-anak
   23 Januari 2014 seperti biasa saya menjalani rutinitas harian, bangun pagi, bersih-bersih rumah,membangunkan Hamzah sambil bercanda,mandi dan sarapan pagi lalu berangkat “ngantor” di sebuah SD Islam di kota sragen. Setelah absen di kantor lalu menuju ke kelas tempat saya bertugas. Ada yang aneh ketika saya melihat  beberapa alat tulis berupa boardmarker, tipe_X, bolpoin dan sebuah bungkusan kado. Kontan saja saya bertanya ke anak-anak, “punya siapa ini le??kok di mejanya ustadz(panggilan guru di sekolah)?”. 
    Tiba-tiba beberapa siswa putri menghampiri sambil membawa bingkisan dan mengucapkan “Selamat ulang tahun ya Ustadz??”. “Ulang tahun nya siapa?”, tanya saya. “ini khan hari ulang tahunya ustadz???” seru salah satu anakku.
Langsung saja ku tengok ke kalender, ternyata benar ini tanggal 23 Januari. Sampai lupa kalau aku sudah tambah tua.....Rasa haru, bangga, seneng, sedih, malu,  pokoknya campur dech saat itu...rasanya sesuatu banget!!!!hehehe..
Ternyata siswa saya perhatian juga, yang membuatku bahagia adalah ternyata mereka bisa menerimaku sebagai ganti “orang tua” mereka selama di sekolah. Sedihnya sich...aku merasa belum mampu memberikan yang terbaik buat mereka...salah satu siswa saya tiba-tiba bilang, “Ustad...Ustadz sudah tambah tua lho....hehehe”.

Saturday, January 11, 2014

Merancang Strategi Pembelajaran



1.       Strategi pembelajaran dengan membatasi waktu guru dalam melakukan presentasi (30%), limpahkan waktu terbanyak (70%) untuk aktivitas siswa. Dengan aktivitas tersebut, secara otomatis siswa akan belajar.
Proses transfer pengetahuan dalam pembelajaran akan berhasil apabila waktu terlama difokuskan pada kondisi siswa beraktifitas, bukan pada kondisi guru mengajar. Keberhasilan dalam belajar juga lebih cepat terwujud apabila transfer ilmu dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.
2.       Gunakan modalitas belajar yang tertinggi, yaitu dengan modalitas kinestetis dan visual dengan akses informasi melihat, mengucap dan melakukan. Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indera yang ita miliki. Otak manusia lebih cepat menangkap informasi yang berasal dari modalitas visual yang bergerak.
Presentase yang kita miliki jika ....
Membaca .................................................... 20%
Mendengar ................................................. 30%
Melihat ....................................................... 40%
Mengucapkan ............................................. 50%
Melakukan................................................... 60%
Melihat, mengucapkan dan melakukan ..... 90%
3.       Memori jangka panjang dengan mengaitkan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung keselamatan hidup.
“Ayo anak-anak!!!! Cepat kita selamatkan keluarga kucing kecil yang berada ditengah banjir bandang!!!!. Kalian harus menyelamatkan kucing sesuai dengan jumlah yang ada dalam kertas tugas...ayooo baca bismillah kita langsung terjun ke sungai...”. Ilustrasi sungai adalah pekarangan sekolah dan kucing hanyalah kerikil/batu kecil yang ada dihalaman. Setelah selesai dicocokan antara tugas yang tertulis di keras tugas dengan jumlah kucing yang diselamatkan.
4.       Menyampaiakn materi dengan melibatkan emosi siswa. Hindari mpenyampaian materi yang hambar dan membosankan.
Adalah Amin seorang anak yang tidak pernah mau mengalah dengan adiknya yang masih kecil bahkan sering menjahili dan mengganggunya. Bu Indah, mengajak anak-anak satu kelas ke panti anak-anak cacat. Anak-anak dilatih untuk merasakan dari apa yang mereka lihat. Melatih rasa empati terhadap sesama dan syukur kepada Allah SWT. Sampai pada seorang anak cacat yang tidak memiliki kedua tangan, Santi namanya. Sambil menunjukkan sebuah foto dia menceritakan bahwa foto ini adalah adiknya yang sangat lucu. Tetapi dia sering di ejek oleh adiknya. Kemudian dengan nada sedih dia mengatakan, “mungkin ini hikmah saya tidak memiliki kedua tangan. Seandainya saya memiliki kedua tangan mungkin aku akan membalas dan memukul adikku yang suka jahil.”
Ternyata cerita Santi masuk ke dalam memori si Amin, sejak saat itu Amin berjanji tidak akan menjahili dan mengganggu adiknya lagi. Bahkan dia selalu menjaga dan mengalah dengan adiknya.
5.       Pembelajaran dengan melibatkan partisipasi siswa untuk menghasilkan manfaat yang nyata dan dapat langsung dirasakan oleh orang lain. Siswa merasa mempunyai keammpuan untuk menunjukkan eksistensi diri.
Adalah Ahmad sebagai seorang anak buruh tani yang mengalami kesulitan keuangan dalam sekolah. SPP yang belum terbayar membuatnya gelisah karena ulangan kahir sudah dekat. Bu Dewi berpikir keras untuk membuat program agar bisa membantu si Ahmad. Akhirnya terbentuklah kelompok yang dinamakan “Gerakan Bantu Ahmad”. Mereka mengumpulkan data penyebab Ahmad mengalami kesulitan keuangan.  Setelah data terkumpul akhirnya mereka berdiskusi untuk memberikan bantuan kepada Ahmad. Muncullah Plan A, B dan C.

Thursday, January 9, 2014

DISTEACHIA...

Penyakit “Disteachia” yaitu kesalahan dalam mengajar dan menyampaikan ilmu kepada peserta didik.
Disteachia mengandung 3T, yaitu Teacher Talking Time, Task Analysis dan Tracking.

Wednesday, January 8, 2014

Rumus SDM 20/70/10


       
Beberapa waktu yang lalu sekolah kami mendapatkan pengarahan, evaluasi dan motivasi dari pihak yayasan untuk menghadapi semester 2 tahun ajar 2013/2014. Satu hal yang saya ingat ketika perwakilan dari yayasan memaparkan dalam perusahaan, lembaga atau instansi apapun, Sumber Daya Manusia (SDM) nya terbagi menjadi 3, dimana semuanya bermuara menjadi 100%.
      Beliau mengatakan 20 % SDM adalah orang-orang yang profesional, expert, memiliki kemampuan luar biasa dan kompeten di bidangnya. Mereka menjadi ujung tombak majunya sebuah lembaga atau instansi. 70 % nya adalah SDM dengan prosentasi paling banyak, bukan profesional tapi juga bukan trouble maker, jika ada pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik tetapi kurang memiliki inovasi dan kreatifitasnya rata-rata. Mereka adalah orang-orang yang berada di tengah-tengah. Yang terakhir dari SDM adalah prosentase 10%, “dianggap” sebagai trouble maker, tidak kompeten dalam bidangnya, sering mengkritisi pimpinan, kurang disiplin dan hal negatif lainya. Dengan bahasa halus mereka berada pada posisi yang perlu peningkatan dan pembinaan khusus. Beliau pun demikian juga menggambarkan keberadaan SDM di sekolah kami berada.

Hamzah bergaya dengan burung hantu