Semalem saya bersama Umi memeriksakan si Hamzah di salah satu rumah sakit di Sragen, rumah sakit ibu dan anak S****** H*****. Karena sudah dua minggu panasnya naik turun walaupun sudah berobat ke dokter umum dan bidan. Minum obat pun sudah hampir dua minggu tetapi belum bisa fit 100 persen.
hamzah saat bermain pasir.....!!!! |
Setiba di RSIA kita langsung menuju di loket pendaftaran, setelah mengisi data dan timbang badan kemudian kami menunggu giliran. Sambil menunggu giliran kami ajak si Hamzah melihat hiasan dinding,lukisan dan tropi-tropi yang ada di ruang tunggu pasien. Di lantai dua Si Hamzah melihat ada sesuatu yang menarik di lantai dua, dia merengek meminta naik ke atas."abiii, naikk..."katanya.
Saya mencoba menahan dia agar tidak naik ke lantai dua. Awalnya dia nurut, selang beberapa waktu dia meminta untuk naik ke lantai atas lagi. Kemudian saya gendong aja dia, kesempatan itu saya gunakan untuk mengajaknya berhitung. Saat hendak menaiki anak tangga pertama, saya ajak dia berhitung, "sa...." satu kata untuk memancing si Hamzah. "tu..." sahut si Hamzah.
Saat naik tangga ke dua saya bertanya kepadanya "terus pinten le...???" kata saya untuk memancing urutan setelah angka satu. Hamzah terus menjawab "duua....". Tiga, empat dan lima dapat dia urutkan degan benar dan lancar. Setelah angka lima dia mulai lupa "blank". "tuju..." katanya...."eee saallah..." sahut saya sambil menghentikan langkah menuju anak tangga yang ke enam. "dua....empat..." Hamzah mencoba lagi, tetapi belum betul juga.
Saya mencoba bantu dengan berkata, "ee...". "Empat...." jawabnya. Saya ulangi lagi untuk membantunya kali ini saya katakan, "ennn.....". "Namm..." jawabnya benar. Saya pun melangkah menuju ke anak tangga yang ke enam. Selebihnya, "tujuh, delapan, sembilan dan sepuluh" alhamdulillah dik Hamzah sudah bisa mengurutkannya.
Belajar berhitung ternyata menyenangkan, tidak harus duduk dan memperhatikan dengan serius. Terlebih untuk anak seusia dik Hamzah, mungkin dia tidak sadar bahwa ada transfer ilmu yang didapatkannya. Belajar berhitung mungkin hanya memerlukan kreativitas untuk mengajarkannya. Mungkin bisa kita lakukan dengan menghitung jumlah mainanya, menghitung jumlah bis yang lewat saat berada di pinggir jalan dan masih banyak hal lain di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai sarana belajar yang menyenangkan.
Belajar menulis pun juga demikian, tidak harus menggunakan kertas dan pensil. Ketika kita bermain di lapangan atau ditempat yang ada pasir kita bisa menggunakan untuk sarana belajar menulis bagi si kecil....Wallahu a'lam bi showab.
No comments:
Post a Comment