Ini Masjid Bukan TK
pernah aku bertanya kepada ayah bunda
kenapa anak-anak selalu maunya tertawa dan bercanda
ayah bunda bilang nanti saja jawabnya
ayah bunda bilang pertanyaanmu bikin susah saja
agar gampang kalau kelak sudah dewasa
agar nanti hidupnya benar secara agama
agar nanti cinta dengan masjidnya
bagaimana kami benar agamannya
kalau di masjid tak boleh tertawa
bagaimana kami cinta pada masjidnya
kalau apa-apa selalu marah dan ancaman saja
kini kami disuruh sholat ke masjid
diminta berdiri dengan paksa
diancam kalau baca "aamiin"nya berbeda nadanya
pernah aku bertanya kepada
imam masjid yang panjang jenggotnya
kenapa anak-anak selalu menjadi sasaranya???
dia menjawab, "Ini Masjid bukan TK....."
Tak mendapatkan peran ayah di rumah juga di sekolah,anak-anak mengadu peruntungan di sebuah tempat yang harusnya paling aman dan nyaman bagi anak-anak. Seperti di contohkan Rosululloh SAW dulu bersama anak di Masjid Beliau.
Naifnya, sekarang masjid kadang tidak lagi menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Sebagian pengurus masjid sangat tidak mengerti tentang perkembangan anak-anak. Sehingga mereka pengurus masjid yang terhormat memperlakukan anak-anak sesuai dengan nafsunya sendiri.
Al hasil, anak-anak alih-alih mencintai masjid, datang ke masjid saja mereka ogah-ogahan. Kenapa? karena pengurus masjid sendiri telah menjelmakan masjid itu penuh dengan kekerasan, ancaman, makian, kekejaman dan sejenisnya ....
bahkan yang lebih menyedihkan, setiap khitbah JUm'at amatlah jarang sang Khotib menyebut atau sekedar menyapa anak-anak yang hadir. Padahal anak-anak memenuhi sepertiga lebih masjid tersebut.
Al hasil, anak-anak alih-alih mencintai masjid, datang ke masjid saja mereka ogah-ogahan. Kenapa? karena pengurus masjid sendiri telah menjelmakan masjid itu penuh dengan kekerasan, ancaman, makian, kekejaman dan sejenisnya ....
bahkan yang lebih menyedihkan, setiap khitbah JUm'at amatlah jarang sang Khotib menyebut atau sekedar menyapa anak-anak yang hadir. Padahal anak-anak memenuhi sepertiga lebih masjid tersebut.
No comments:
Post a Comment