Friday, February 27, 2015

Hutang Kita Pada Anak....!!

Kita selalu berhutang banyak cinta kepada anak-anak. Tidak jarang, kita memarahi mereka saat kita lelah. Kita membentak mereka padahal mereka belum benar-benar paham kesalahan yang mereka lakukan. Kita membuat mereka menangis karena kita ingin lebih dimengerti dan didengarkan. Tetapi seburuk apapun kita memperlakukan mereka, segalak apapun kita kepada mereka, semarah apapun kita pernah membentak mereka... Mereka akan tetap mendatangi kita dengan senyum kecilnya, menghibur kita dengan tawa kecilnya, menggenggam tangan kita dengan tangan kecilnya... Seolah semuanya baik-baik saja, seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya... Mereka selalu punya banyak cinta untuk kita, meski seringkali kita tak membalas cinta mereka dengan cukup.

Kita selalu berhutang banyak kebahagiaan untuk anak-anak kita. Kita bilang kita bekerja keras demi kebahagiaan mereka, tetapi kenyataannya merekalah yang justru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu dan tenaga kita. Kita merasa bahwa kita bisa menghibur kesedihan mereka atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecil mereka, tetapi sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan... Merekalah yang selalu berhasil membuang kesedihan kita, melapangkan kepenatan kita, menghapus air mata kita. 

Kita selalu berhutang banyak waktu tentang anak-anak kita. Dalam 24 jam, berapa lama waktu yang kita miliki untuk berbicara, mendengarkan, memeluk, mendekap, dan bermain dengan mereka? Dari waktu hidup kita bersama mereka, seberapa keras kita bekerja untuk menghadirkan kebahagiaan sesungguhnya di hari-hari mereka, melukis senyum sejati di wajah mungil mereka? 

Tentang anak-anak, sesungguhnya merekalah yang selalu lebih dewasa dan bijaksana daripada kita. Merekalah yang selalu mengajari dan membimbing kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Seburuk apapun kita sebagai orangtua, mereka selalu siap kapan saja untuk menjadi anak-anak terbaik yang pernah kita punya. 

Kita selalu berhutang kepada anak-anak kita... Anak-anak yang setiap hari menjadi korban dari betapa buruknya cara kita mengelola emosi. Anak-anak yang terbakar residu ketidakbecusan kita saat mencoba menjadi manusia dewasa. Anak-anak yang menanggung konsekuensi dari nasib buruk yang setiap hari kita buat sendiri. Anak-anak yang barangkali masa depannya terkorbankan gara-gara kita tak bisa merancang masa depan kita sendiri.

... Tetapi mereka tetap tersenyum, mereka tetap memberi kita banyak cinta, mereka selalu mencoba membuat kita bahagia.

Maka dekaplah anak-anakmu, tataplah mata mereka dengan kasih sayang dan penyesalan, katakan kepada mereka, "Maafkan untuk hutang-hutang yang belum terbayarkan... Maafkan jika semua hutang ini telah membuat Tuhan tak berkenan. Maafkan karena hanya pemaafan dan kebahagiaan kalianlah yang bisa membuat hidup ayah dan ibu lebih baik dari sebelumnya... Lebih baik dari sebelumnya."

Sunday, February 22, 2015

Mengapa....?? (Sebuah Pertanyaan untuk Pendidikan Karakter Anak Kita)


Di jalan raya banyak motor dan mobil saling menyalip satu sama lain.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih cepat dan bukan menjadi lebih sabar, mereka dididik untuk menjadi yang terdepan dan bukan yang tersopan.

Di jalanan pengendara motor lebih  (suka menambah kecepatannya saat ada orang yang ingin menyeberang jalan dan bukan malah mengurangi kecepatannya.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak kita setiap hari diburu dengan waktu, di bentak untuk bergerak lebih cepat dan gesit dan bukan di latih untuk mengatur waktu dengan sebaik-baiknya dan dibuat lebih sabar dan peduli.

Di hampir setiap instansi pemerintah dan swasta banyak para pekerja yang suka korupsi.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak-anak di didik untuk berpenghasilan tinggi dan hidup dengan kemewahan mulai dari pakaian hingga perlengkapan dan bukan di ajari untuk hidup lebih sederhana, ikhlas dan bangga akan kesederhanaan.

Di hampir setiap instansi sipil sampai petugas penegak hukum banyak terjadi kolusi, manipulasi proyek dan anggaran uang rakyat
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih pintar dan bukan menjadi lebih jujur dan bangga pada kejujuran.

Di hampir setiap tempat kita mendapati orang yang mudah sekali marah dan merasa diri paling benar sendiri.
Mengapa..?
Kerena dulu sejak kecil dirumah dan disekolah mereka sering di marahi oleh orang tua dan guru mereka dan bukannya diberi pengertian dan kasih sayang.

Di hampir setiap sudut kota kita temukan orang yang tidak lagi peduli pada lingkungan atau orang lain.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka dididik untuk saling berlomba untuk menjadi juara dan bukan saling tolong-menolong untuk membantu yang lemah.

Di hampir setiap kesempatan termasuk di face book ini juga selalu saja ada orang yang mengkritik tanpa mau melakukan koreksi diri sebelumnya.
Mengapa..?
karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah anak-anak biasa di kritik dan bukan di dengarkan segala keluhan dan masalahnya.

Di hampir setiap kesempatan kita sering melihat ada orang "ngotot" dan merasa paling benar sendiri.
Mengapa..?
karena dulu sejak kecil di rumah dan sekolah mereka sering melihat orang tua atau gurunya "ngotot" dan merasa paling benar sendiri.

Di hampir setiap lampu merah dan rumah ibadah kita banyak menemukan pengemis.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka selalu diberitahu tentang kelemahan2 dan kekurangan2 mereka dan bukannya di ajari untuk mengenali kelebihan2 dan kekuatan2 mereka.

Jadi sesungguhnya potret dunia dan kehidupan yang terjadi saat ini adalah hasil dari ciptaan kita sendiri di rumah bersama-sama dengan dunia pendidikan di sekolah.
Jika kita ingin mengubah potret ini menjadi lebih baik, maka mulailah mengubah cara mendidik anak-anak kita dirumah dan disekolah tempat khusus yang dirancang bagi anak untuk belajar menjadi manusia yang berakal sehat dan berbudi luhur.
Di olah kembali dari tulisan George Carlin seorang Comedian pemerhati kehidupan.

Thursday, February 19, 2015

Home Education Berbasis Potensi dan Akhlak

MERAWAT FITRAH ANAK
Sebuah grup WhatsApps yang saya ikuti, berbicara tentang parenting...
Wajar kini banyak orangtua yang panik. Betapa tidak, ketika sang buah hati diperintahkan untuk shalat, susahnya bukan main. Padahal dipihak lain, saat mereka dilarang untuk berpacaran mereka malah melakukannya. Banyak orangtua yang risau dibuatnya, karena bagaimanapun mereka diperintahkan untuk memelihara diri dan keluargannya adari api neraka. Yang lebih memusingkan, itu justru terjadi ketika upaya “Islalmisasi” rumah dan lingkungan sudah dilakukan optimal. Informasi sudah disaring, kehalalan makanan sudah dijaga, teman-teman mereka telah disortir, sementara media dan sumber informasi negatif sudah disterilisasi. Lalu, apalagi yang salah ?
Mungkin banyak yang lupa, bahwa pada fitrah anak kita telah Allah ilhamkan jalan dosa dan jalan taqwa (QS Asy-Syams : 8). Jika anak tiba-tiba berbohong, padahal sama sekali tak pernah diajarkan berbohong, maka jangan panik karena Allah telah ilhamkan padanya jalan dosa. Jika putri cilik kita tiba-tiba hobby menyarungkan jilbab ke kepalanya padahal tak disuruh, maka berbahagialah karena Allah telah ilhamkan jalan taqwa. Allah ilhamkan kedua jalan itu agar anak bisa memilih. Allah ilhamkan kedua jalan itu agar anak mampu membedakan antara benar dan salah.
Jadi, pendidikan anak itu bagi orangtua Muslim sebenarnya sangat sederhana : memelihara fitrah anak. Ya, karena mereka terlahir dalam fitrah, dan kedua orangtuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi (AlHadits). Perhatikan hadits tersebut ! sama sekali tak ada kalimat yang menyatakan bahwa “kedua orangtuanyalah yeng menjadikan dia Muslim”. Ya, karena fitrah itu dengan sendirinya Muslim, dan tak membutuhkan upaya “Islamisasi fitrah”. Wahai ayahbunda Muslim, gembirakan diri dengan kenyataan ini, karena hati yang senantiasa risau hanya akan melahirkan pendidikan yang tak ramah fitrah.
Ya, pendidikan yang tak ramah fitrah !!! Pendidikan yang tegak di atas kecemasan dan nyaris putus asa seakan-akan Allah telah meninggalkan anak-anak kita. Lalu pendidikan semacam ini akan penuh sesak dengan doktrin dan pemaksaan. Anak dikerangkeng dan dikoridor ketat, sedangkan sterilisasi dilakukan dimana-mana. Anehnya, semua benteng itu lalu jebol di sana-sini. Yang diajarkan shalat malah meninggalkan shalat. Yang menghafal AlQur’an saat kecil kini malas tilawah. Yang pergaulannya dijaga kini malah asyik berpacaran dan hamil di luar nikah. Yang dulu taat beragama kini malah melecehkan agama.
Mana mungkin mereka disterilisasi dari kebathilan, padahal Allah sendiri yang mengajarkan pada mereka jalan dosa ? Mana mungkin mereka tak tertarik pada kemaksiatan, padahal nenek-moyang mereka, Adam as pernah melanggar larangan Allah ? Tapi, mereka juga mustahil tak tertarik pada kebajikan, karena kebajikan itu ada di dalam sanubari merka. Dan tidak masuk akal mereka benci akan kebenaran, padahal kebenaran adalah jatidiri meraka. Sungguh, tugas kita, para orangtua adalah membersihkan kedua jalan itu, agar jalan dosa dan jalan taqwa keduanya berujung di pintu surga.
Sejujurnya, sya tak pernah rewel mengajari agama pada anak-anak saya. Sampai-sampai si Bungsu pernah berkata pada kakak sulungnya : “Kayaknya Abi tak mengajarkan kita agama” (tapi dibantah oleh kakaknya). Wajar, mungkin mereka bahkan tak merasakan bahwa sebenarnya saya mengajarkan mereka agama, namun sangat halus. Kalau toh kini mereka menjadi pemuda-pemudi yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah. Itu k karena saya “hanya” mengajarkan tiga hal pada mereka :
“Aku ridha pada Allah sebagai rabbku... dan pada Islam sebagai agamaku... dan pada Muhammad SAW sebagai nabi dan rasulku...”

Tuesday, February 17, 2015

Parenting nabawi vs umum

Bismillahirrohmanirrohiim
RINGKASAN MATERI
๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€
Parents Talk - Menjadi Orang Tua Modern ala Rasulullah SAW
Sabtu, 14 Februari 2015
Masjid Nurullah, Kalibata City, Jaksel
๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป
Pemateri
๐ŸŒปUst. Elvin Sasmita, S.Kom (Parenting Nabawiyah, Cahaya Siroh)
๐ŸŒปUstdzh. Sri Vira Chandra D. S.S., M.A. (AILA, Aliansi Cinta Keluarga indonesia, Ketua bidang Dakwah Pp Wanita Islam)
๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€๐Ÿ€
๐ŸŒปKalau ada masalah dengan anak, jangan dulu salahkan lingkungan & sekolah, tapi introspeksi diri dulu sebagai orangtua.
๐ŸŒปParenting yang umum di masa kini vs Parenting nabawiyah :
Parenting masa kini didasarkan pada hasil penelitian, sedangkan parenting nabawiyah bersasarkan quran & sunnah nabi.
Perbedaannya : hasil penelitian dapt berubah dari waktu ke waktu, sedangkan quran telah dijamin kekonsistenannya oleh Allah.
Contoh ketidakkonsistenan hasil penelitian : musik mozart. Tahun 93 hasil penelitian menunjukkan bahwa diperdengarkan musik klasik dapat meningkatkan kecerdasan. 15 tahun kemudian ada penelitian yang membantah hal tersebut, bahwa memperdengarkan musik klasik sama sekali tidak ada pengaruhnya pada anak.
Parenting Nabawiyah : ikuti contoh dari Rasul. Karena Rasulullah adalah Rujukan terbaik dalam berkeluarga ,
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR At-Thirmidzi no 3895)
๐ŸŒปQuran dan sunnah Nabi seharusnya dijadikan rujukan utama. Bila ada hasil penelitian yang tidak sesuai dengan Quran, tinggalkan hasil penelitian tersebut dan ikuti Quran.
๐ŸŒปKita membutuhkan pertolongan Allah dalam mendidik anak2, karena kita menghadapi manusia yang memiliki hati. Dan hati itu milik Allah. Hati manusia berada di antara jari jemari Allah. Allahlah yang membolak-balikkan hati manusia.
๐ŸŒปMintalah pertolongan Allah dalam mendidik anak2, karena hanya Allah yang dapat menggerakkan hati.
๐ŸŒปTujuan pendidikan : memiliki akhlak yang baik..sebelum menuntut akhlak yang baik pada anak, introspeksi dulu bagaimana akhlak kita selaku orangtua.
Yang paling tahu (akhlak) keseharian kita adalah keluarga, termasuk pembantu yang tinggal di rumah kita. Seperti apa keluarga atau pembantu kita akan memberikan testimoni tentang kita?
Gambaran : anas bin malik menjadi pembantu Rasul selama 10tahun. Menurut Anas, Rasul tidak pernah marah, tidak pernah mempertanyakan kenapa bila ada yg salah. Menurut anas pula , Rasul adalah yg paling baik akhlaknya.
๐ŸŒปMendidik anak agar menjadi shalih, qurrata ayun (penyenang hati), wajalna lil muttaqina imama (imam/pemimpin) bagi orang yang beriman.
๐ŸŒป Dalam islam, tidak ada istilah remaja, yang ada hanyalah mukallaf.
"Dan setiap kamu adalah pemimpin"
Siapkan anak menjadi dewasa & bertanggungjawab. Setelah anak baligh, setiap amal perbuatannya akan dicatat malaikat. Ia akan bertanggungjawab atas perbuatannya, tidak ada keringanan/pemakluman : "ah maklum masih usia remaja"
๐ŸŒนBiasakan sejak kecil ajak anak ke masjid๐ŸŒน
Figur remaja unggul :
Hasan al banna 23 tahun mendirikan organisasi islam besar.
Imam syafii 9 tahun hafal quran
Usamah bin zaid 18 tahun memimpin perang
Remaja sekarang apa kontribusinya?
๐ŸŒป Anak dan remaja kita sekarang dalam kepungan : seks bebas, pornografi, miras, narkoba.
Tips menghindarinya :
1. Menghadirkan Allah setiap saat.  Hati diterapi sejak.kecil..setiap malam ucapkan dalam hati : Allah melihatku, Allah mengawasiku Allah bersamaku.
Inilah terapi Sahl at Tusturi yg diajarkan pamannya: ุงู„ู„ู‡ ู…ุนูŠ، ุงู„ู„ู‡ ู†ุธุฑ ุงู„ูŠ، ุงู„ู„ู‡ ุดู‡ุฏ ุนู„ูŠ،
Diucapkan tanpa menggerakkan lidah, rasakan pengaruhnya, perbanyak intensitasnya.
3. Jadilah sahabat anak dan siapkan waktu. Berhentilah beraktivitas ketika anak nengajak berbincang
4. Didik anak dengan tanganmu dan hatimu sendiri
5. Jangan gaptek ya ayah dan bunda
6. Ingatkan misi keluarga QS 52:21 berkumpul di surga Allah SWT
7. Doakan mereka, doa, doa...

Thursday, February 12, 2015

Februari....ohhh....Februari!!!!


Sebagai seorang muslim, kita memang dilarang meyakini suatu masa sebagai masa keberuntungan atau kesialan. Singkat cerita kita tidak boleh meyakini adanya hari baik dan hari buruk. Kita harus meyakini bahwa semua hari adalah "netral". Allah yang menentukan takdir seorang hamba, apa yang terjadi pada hambanya tiap detik,menit,jam bahkan tahun. Ini adalah rahasia Alloh.
Takdir yang menyenangkan maupun menyedihkan, takdir yang membuat tersenyum maupun menangis. Pada hakikatnya semua hal tersebut adalah antara  "ujian" dan "peringatan" bagi hambanya yang mau berfikir.
Kita perlu bersyukur jika hal tersebut adalah "ujian", hal ini adalah salah satu cara kita untuk "naik kelas" dalam kehidupan baik moral maupun spiritual. Tapi semua itu dapat terjadi jika kita mampu dengan sukses mengatasinya.
Tapi kita juga harus bersyukur jika hal tersebut adalah "peringatan". Kenapa???? Karena kita  lagi "salah jalan" dan diingatkan agar kembali ke jalan yang seharusnya. Sekali lagi itu berlaku jika kita mau berfikir...hehehe.
Februari..Februari....
16 Februari 2014, saya kehilangan seorang wanita yang saya hormati sekaligus sangat saya sayangi, dia adalah Mbah Ru.... Walaupun hal itu sudah terjadi setahun lalu, tapi masih terekam jelas peristiwa tersebut. Alloh memberikan saya kesempatan untuk menemani, menuntunnya untuk istigfar dan berbakti kepada beliau untuk terakhir kali yaitu menjelang akhirnya...Usai sudah tugasku menjagamu Mbah Ru...!!!! Ya Alloh semoga Engkau menempatkanya di tempat yang membahagiakan...aamiin.
Selasa, 3 Februari 2015 diwaktu sore, ibu pulang dari pengajian naik sepeda motor. Semua berjalan lancar sampai pada saat ibu mau naik ke teras rumah. Kebetulan ada tanjakan yang lumayan tinggi, motor masuk gigi 2, gas kurang besar sampai akhirnya si motor gak kuat nanjak dan ibu terjatuh dengan tangan kanan menahan berat tubuh dan sepeda. Karena tidak kuat...akhirnya bahu ibu mengalami "dislokasi" pada engselnya. Masya Alloh, segala sesuatu terjadi karena kehendak Alloh....akhirnya kami bawa ke Karima Husada yang terkenal dengan spesialis tulang. 2 malam menginap, akhirnya boleh pulang....Alhamdulillah....
Ujian tidak sampai situ...ibu harus menahan untuk tidak menggerakkan tanganya terlebih dahulu sampai tanggal 25 Februari nanti.
Kemudian gantian bapak yang "ngedrop", mungkin kecapaian karena menemani ibu di rumah sakit. 2 minggu kondisi bapak tidak sehat, pergi ke dokter sampai dua kali baru sehat.
Disisi lain si Hamzah ikutan sakit, awalnya panas badanya setelah agak reda gantian giginya berlubang.... Astagfirulloh.
Pun demikian dengan si Umi Hamzah..dua bulan terakhir mengalami pusing yang tak kunjung sembuh. Awalnya kami kira sinusitis, lima kali ke dokter THT plus CT-Scan...alhamdulillah sinusitis negatif tapi pusingnya masih belum ilang.
Apa gerangan yang menjadi penyebab pusing di kepala? Kemungkinan kedua adalah sakit gigi yang berlubang, kita putusakan untuk mencabut gigi....alhamdulillah gigi sudah hilang, tapi sakit kepalanya belum ilang. Kemungkinan selanjutnya karena gangguan mata, kita chek mata ternyata normal nggak masalah. Kita cek darah mulai dari trigiserin, asam urat, ternyata semua normal..... bekam sampai rukyah sudah kami tempuh... tapi wallahu 'alam apa yang menyebabkan sakitnya kepala...
Itulah Februari_ku.... kami berharap itu semua adalah sebuah ujian dari Alloh yang dapat membuat keluarga kami "naik kelas". Bukan menjadi sebuah teguran karena dosa yang kami lakukan.. aamiin.
Sekali lagi cobaan dapat datang kapan saja dan dimana saja...kebetulan cobaan kami datang pada bulan Februari...... Februari...oh....Februari....!!!!!

Tuesday, February 10, 2015

Game "tidak sama dengan" permainan?

Kemarin saat kami pulang kerja dan menjemputnya ditempat pengasuh, si Hamzah begitu melihat kami dia langsung berlari menyambut kami... tapi terkejut saya dibuatnya, yang ditanyakan pertama....." HP nya mana bi? aku maen game mauan!". 
Astagfirulloh....ini anak udah segitunya saya HP dan game!!!!
Di sepanjang jalan kami kasih tau dia, "Dik... kalau ketemu abi ki ya salim dulu.... bukan langsung HP yang diminta!." Sore hari ia main lagi, tapi udah saya buat kesepakatan sama dia " Kalau abi bilang udah.....maenya udah yach??. Dia cuman bilang " Nggih....." singkat dan perhatianya tetap pada HP. Ini anak konsentrasinya udah ke HP rupanya. 
Malam hari selepas Magrib ini anak "rewel" menangis dan teriak-teriak penyebabnya sama yaitu HP dan gamenya, karena uminya tidak mengijinkan untuk memainkanya setelah Maghrib. Setelah "negosiasi" akhirnya kita sepakat sebagai ganti game kita akan membelikan si Hamzah mainan. Kami pun menghapus semua game yang ada di HP saya, sebagian saya yang menghapus dan sebagian lagi dia ingin menghapus sendiri. " Dik Hamzah yang hapus bii....!" katanya.
Alhamdulillah sampai tidur ini anak udah nggak bicara masalah HP dan game. 
Di hari, di tanggal 10 Februari '15 si Hamzah saya bangunkan dari tidurnya.... "Ayo dik bangun.... Sambil saya cium pipinya dan membacakan doa ditelinganya, "Alhamdulillahi ladzi akhyana bakdama amaatana wailaihinnusuur....." Meskipun masih malas-malasan akhirnya bangun juga ini anak, langsung aja dia bilang, "HP abi dimana??? aku pinjem bi...". Eee ini anak bangun tidur yang dicari HP, saya tahu apa yang diinginkanya, dia mau maen game yang ada dalam HP. 
Pikir saya biarlah dia pakai HP saya, toh nggak ada game lagi... Saya kasih itu HP ke Hamzah, kemudian saya tinggalkan dia untuk persiapan, sedang umi udah dari habis subuh di dapur. Si Hamzah biasa makan dulu sebelum mandi,,,, hehehe. Sambil maen HP si Hamzah makan disuapin simbah Putri. Setelah saya selesai berberes, saatnya menyuruh Hamzah untuk mandi. Saya lihat Hamzah maen HP, waktu saya lihat ternyata di HP saya sudah ada beberapa game baru. Tanpa saya duga ini anak sudah bisa download game dari aplikasi playstore
Perasaan seneng waktu itu sempat hinggap di hati saya, ini anak sekali diajari udah bisa, daya tangkapnya lumayan... memang salah saya karena pernah sekali memperlihatkan cara ngeDownload game. 
Saat mau mandi Si Hamzah pakai nangis yang nggak jelas penyebabnya, Saya coba mengingetkan kesepakatan diantara kami, " Dikk... khan kita sepakat, kalau dik Hamzah nagis atau nggak manut, gamenya di hapus abi tho?". Ternyata reaksi si Hamzah diluar dugaan saya. Dia menunjukkan reaksi yang tidak seperti biasanya..dia menangis, teriak-teriak sambil lari-lari. "Gamenya ampun dihapus bi....ampun di hapuussss". Hal ini berlanjut saat saya mengantarnya ke rumah pengasuh. Si Hamzah "ngambek" nggak mau ditinggal, sampai akhirnya kami harus meninggalkanya dalam keadaan menangis.... hal itu rasanya nggak enak banget....!!!
Sedih juga persaan saya melihat ini anak menangis dan teriak-teriak karena "GAME...". Tapi yaudahlah saya dan istri udah sepakat untuk membersihkan game dari HP kami. Walaupun kami melarang game yang "berbau" kekerasan tetep aja ada sisi negatif dari game tersebut.
Entah ini hanya terjadi pada anak kami yang berusia 3 tahunan atau pada anak-anak yang lain juga, setelah kami amati beberapa hari terakhir ternyata hal ada beberapa hal yang perlu kami pertimbangkan. Si Hamzah lebih mudah marah dan teriak-teriak, mengalami penurunan konsentrasi, lebih sulit di "nasehati", dan beberapa efek lainya. Saya share di teman-teman group WhatsApp tentang efek HP dengan Touch Screen. Salah satu efek negatifnya adalah cahaya yang ditimbulkan dari HP terhadap mata. 
Wallahu A'lam yang jelas ini menjadi PR buat kami dalam mengasuh Hamzah. Dalam menjadikanya anak yang Sholih sebagai investasi dunia akhirat. Kami perlu menyiapkan "permainan" yang sehat untuk tumbuh kembangnya. Bukan permainan yang mengganggu tumbuh kembangnya.
Semoga senantiasa dianugerahkan kepada kami kesabaran dan keikhlasan serta kreatifitas dalam mendampingi tumbuh kembag si Hamzah...aamiin.

Friday, February 6, 2015

1 jam = 1 kehidupan

"1 jam untuk 1 kehidupan"
����������
Suatu hari seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya :
”Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?“
Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata :
” Tidak, nak… “

Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi…
” Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun…?”
Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya.

” Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan…?”
Ayahnya tertawa…
”Mungkin tidak bisa juga,nak”

” OK ayah, ini yang terakhir kali…
Apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja…?”
Akhirnya ayahnya mengangguk.
“Kemungkinan besar,bisa nak”

Anak ini tersenyum lega…
” Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam, ayah…
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar… “

Pernyataan ini mengandung kebenaran …
Marilah kita hidup dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan cara kita menjalani hidup ini…
Dari latihan yang paling kecil dan sederhana sekalipun…
Akan menjadikan kita terbiasa…
Dan apa yang sudah biasa kita lakukan akan menjadi sifat…
Dan sifat akan berubah jadi karakter…

HIDUPLAH 1 JAM TANPA :
Tanpa kemarahan,
Tanpa hati yang jahat,
Tanpa pikiran negatif,
Tanpa menjelekkan orang,
Tanpa keserakahan,
Tanpa pemborosan,
Tanpa kesombongan,
Tanpa kebohongan,
Tanpa kepalsuan…

Lalu ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya.. .

HIDUPLAH 1 JAM DENGAN :
Dengan kasih sayang kpd sesama…
Dengan damai,
Dengan kesabaran,
Dengan kelemah lembutan,
Dengan kemurahan hati,
Dengan kerendahan hati..
Dengan ketulusan..

Dan Mulailah dari Jam ini…

1 jam yang sederhana, tapi sangat mungkin akan berarti bagi perjalanan 10 tahun kedepan, bahkan mungkin sampai akhir hayat.
Aamiin .

Hamzah bergaya dengan burung hantu