Beberapa hari yang lalu saya
mendapatkan sebuah sms dari seorang teman yang mengeluhkan tentang keadaan
anaknya yang baru kelas 1. Dia mengeluhkan perilaku anaknya yang sering tidak jujur,
sering ngobrol sama temanya di kelas. Bahkan wali kelasnya sampai jengkel. Saya hanya mencoba untuk memberikan sedikit tulisan tentang kondisi Si Hamzah anak kami dan harapan serta do'a untuk nya.Wallahu a'lam bi Showab.
Kami sekeluarga memiliki
kebiasaan untuk saling menceritakan kejadian yang kami alami, kami dengar dan
kami lihat. Disaat sedang santai kita sering sharing dan bercerita tentang
kegiatan, kejadian dan peristiwa yang kami alami di hari itu. Kejadian apa yang
menarik, yang menyedihkan dan mungkin juga yang membuat jengkel. Intinya kita
saling terbuka satu sama lain.
Hal itu juga coba kita biasakan kepada
si Hamzah, anak pertama kami yang menginjak tahun ke 3 nya. Setiap ada kejadian
kita minta si Hamzah untuk bilang sama uminya, simbah kakung maupun putri,
terkadang juga kepada om nya. Hal ini kami lakukan supaya si Hamzah bisa
terbuka dengan orang-orang terdekat. Walupun pada awalnya kami tidak menyadari
akan hasil dari hal tersebut. Seperti kejadian tadi malam, Si Hamzah ikut ke
Masjid untuk sholat magrib. Kebetulan ia anak cukup mobile, jadi nggak bisa diem saat di masjid. Lari kesana kemari padahal
sedang sholat. Tepat di samping saya ada jamaah yang sholat sambil menggendong
anaknya yang seumuran dengan si Hamzah. Di rakaat kedua si Hamzah ikut ikutan
minta gedong. Yaudah dech....rekaat 2 dan 3 saya lewatkan dengan menggendong si
Hamzah.
Sampai di rumah sambil ngaji,
ketika uminya datang saya tanya ma Hamzah “Dik Hamzah tadi ten masjid
ngapain???“. Dia tahu maksud saya apa, sambil liat uminya, dia bilang “aku tadi gendong
Abi pas sholat, kayak mas Sahrin.....”. Wallahu ‘alam apakah cara kami ini
efektif atau tidak. Yang jelas kami ingin melatih anak kami agar memiliki
kebiasaan untuk “terbuka” dengan orang-orang terdekatnya. Ketika dia terbuka
maka Insya Allah dia akan jujur dengan menceritakan apa yang dialami. Pernah suatu
ketika dia melihat sebuah botol minyak gosok (Freesh Care) di meja, tiba-tiba
dia berkata, “aku tadi mecahke botol Mamak
(panggilan pengasuh Hamzah) yang kayak gini (botol fresh care). Ayo diijoli (diganti) miiii....!!”. Saat
kami kroscek ke Mamak ternyata benar
si Hamzah memecahkan botol. Sedikit lega hati kami melihat polah tingkah si
Hamzah, harga sebuah freshcare telah melatihnya untuk terbuka, jujur, dan berempati. Doa kami semoga kebiasaan baik tersebut bisa tertanam dalam hati dan jiwanya sehingga menjadi karakter baginya..aamiin.
Kemarin si Hamzah saya jemput, tiba-tiba dia bilang ke saya " Tadi mas Sadan tak nakali biii...!!" katanya dengan polos. "dinakali gimana dik...?" tanya saya ke Hamzah. "Tadi tak tendang...!" jawabnya enteng. "bagus nggak le....?" timpal saya. "enggak....." jawabnya singkat. Itulah Si Hamzah....hehehe. Semoga Alloh senantiasa menancapkan sikap jujur dalam dirinya karena sekarang kejujuran adalah barang yang sangat langka.
BERTANYA
Ya....bertanya kepada anak itu
penting untuk mengetahui apa yang dilakukannya di rumah pengasuh, di sekolah
atau dimanapun dia dihari itu. Selain itu si anak juga merasakan perhatian
kita. Hal ini merupakan komunikasi yang cukup efektif untuk membuat dia lebih
terbuka. Tadi dik Hamzah ngapain di tempat mamak? Dik Hamzah nagis mboten tadi?
Main apa sama mbak Shofi?. Dan pertanyaan lain yang bisa mendekatkan kita pada
mereka. Yang perlu kita perhatikan saat menyampaikan pertanyaan pada anak kita
diantarnaya adalah :
- Waktu :
pilihlah waktu yang tepat, saat dia berada di kondisi rileks.
- Intonasi :
intonasi yang rendah dan bersahabat akan membuat anak kita senang menjawab
pertanyaan kita. Sebaliknya jika intonasi kita tinggi maka mereka akan enggan
manjawab. Sama halnya dengan kita sebagai seorang dewasa.
- Gesture : gerak tubuh kita, mungkin saat
kita mengajukan pertanyaan sambil merangkulnya, mengelus kepalanya atau sambil
menciumnya.
- Apresiasi :
apresiasi semua yang disampaikan anak walaupun kita juga harus mengiringi
dengan nasehat dan solusi jika ada yang tidak pas dan benar.
BERCERITA
Bercerita adalah hal yang sangat menyenangkan. Perhatikanlah dengan seksama ketika kita mengobrol dengan orang lain, sebagian besar dari obrolan kita adalah berupa cerita. Dan dengan cerita akan memberikan banyak seklai manfaat untuk kita dan orang-orang terdekat kita. Manfaat lain dari cerita adalah kita menasehati seseorang tetapi orang yang kita nasehati tidak berasa kita gurui. Untuk anak kita secara tidak langsung kita melakukan proses pembentukan karakter kepada anak kita.
Yang lebih penting dengan bercerita kita akan lebih dekat denan mereka. Cukuplah kita menceritakan apa yang kita alami hari itu dan menunujukkan sedikit saja hikmah dan nasehat untuk anak kita. Semoga kami bisa beristiqomah melakukan hal yang Insya Alloh diridhoi oleh Allah..aamiin.
BUKA DAN TUTUP HARINYA DENGAN HAL YANG MENYENANGKAN
Hal ini penting untuk kita lakukan agar hari-hari anak kita menyenangkan dan membahagiakan. Kami selalu mencoba untuk menutup hari Hamzah (menjelang tidur) dengan hal yang membuat dia ceria. Menjelang tidur kami biasa bercerita terlebih dahulu bersama uminya dan Hamzah. Semaksimal mungkin kita berusaha membuat Hamzah tidur sambil tersenyum.
Yang tidak kalah penting adalah ketika kita membangunkan di pagi hari. Bisikan doa bangun tidur, Surat Al Fatihah, Sayyidul Istighfar dan Doa di Pagi Hari. Itulah hal yang coba kami biasakan kepada Si Hamzah agar paginya menyenangkan. Yang perlu kami ingat adalah ketika kita membangunkannya tidak boleh hilang peluk dan cium kami kepadanya, diiringi dengan canda-canda kecil.
Semoga kita bisa beristiqomah untuk tetap membuat Putra pertama kami si Hamzah Fara untuk senantiasa terbuka dan dapat berkata jujur apapun resikonya.
So Salut to you, brother...
ReplyDelete