📱 *MENDIDIK KARAKTER GEN-Z* 📱
Oleh: Abdul Kholiq
📌 _Apakah Gen-Z itu?_
📌 _Bagaimana perilaku Gen-Z terhadap Gadget?_
📌 _Bagaimana sikap orangtua terhadap Gen-Z?_
📌 _Bagaimana menumbuhkan karakter Gen-Z?_
📌 _Bagaimana menjaga karakter Gen-Z?_
📌 _Awas kecanduan Gadget!_
📌 _Jangan salah mendidik Gen-Z !_
🖱 _*Apakah Gen-Z itu?*_
Gen-Z atau Generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1995 dan seterusnya, disebut juga Generasi NET atau Gen Net ada juga yang menyebut juga Gen C. Generasi ini lahir saat internet telah berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Mereka lahir dalam keadaan tidak mengetahui masa kehidupan tanpa internet, komputer, dan handphone. Dengan kata lain, generasi ini lahir pada era digital, sehingga dalam kehidupan mereka selalu terkoneksi dengan dunia on line.
Akibat selalu terkoneksi dengan dunia online itulah maka generasi Z merupakan generasi yang benar-benar berbeda, terputus, terjadi gap dan seolah tidak ada keterkaitan perkembangannya dengan generasi-generasi sebelumnya, sehingga generasi Z memiliki karakter yang jauh berbeda dengan generasi sebelumnya yaitu gen-X dan gen-Y yang belum banyak mengenal dunia internet.
🖱 _*Bagaimana perilaku Gen-Z terhadap Gadget?*_
Karena ketersediaan akses internet yang mudah dimanapun dan kapanpun, akhirnya Gen-Z memiliki dua perilaku pokok, yaitu ingin menuntaskan rasa penasaran dan kebebasannya.
1⃣ *PENASARAN*
Mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap media internet, karena ketersediaan informasi lengkap tentang berbagai hal menarik yang mudah didapatkan dimanapun dan kapanpun. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi, maka dengan berbagai cara mereka berusaha untuk mengakses internet walau dihalangi atau dilarang sekalipun. Karena bagi mereka media internet adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Dengan demikian sehingga mereka memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan generasi sebelumnya:
💡Lebih menguasai berbagai pengetahuan
💡Lebih mahir dalam menggunakan teknologi digital
💡Dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus
💡Lebih cepat dalam mengambil keputusan
💡Cenderung serba instan
2⃣ *KEBEBASAN*
Karena media internet bagi mereka adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari hidup mereka, maka mereka menuntut adanya kebebasan dalam penggunaannya, sebagaimana mereka menuntut kebebasan untuk hidup. Dalam menggunakan media internet, kebebasan yang mereka inginkan antara lain:
🔓 Bebas memilih konten yang disukainya
🔓 Bebas mengembangkan potensi dirinya
🔓 Bebas mengekspresikan jati dirinya
🔓 Bebas bersosial media
Walau bagaimanapun keadaan generasi pada zaman digital ini , mereka tetaplah manusia yang terlahir dalam keadaan fitrah (1). Mereka terlahir memiliki kecenderungan kepada tauhid, condong kepada Islam, dan menyukai kebaikan (2).
🖱 _*Bagaimana sikap orangtua terhadap Gen-Z?*_
Generasi Z memiliki banyak kecenderungan positif, namun di sisi lain muncul akibat yang cenderung negatif yang harus disikapi oleh orangtua dengan bijaksana. Secara fitrah gen-Z memiliki tiga karakter, yaitu taat, pembelajar, dan berpotensi. Agar karakter-karakter tersebut tumbuh indah di dunia digital ini, maka orangtua hendaknya memberikan kepercayaan kepada mereka berupa pengakuan terhadap jati diri Gen-Z dan kemudian membimbing mereka dengan pembersamaan terhadap aktifitas mereka.
🖱 _*Bagaimana menumbuhkan karakter Gen-Z?*_
Penumbuhan karakter Gen-Z dilakukan dengan memberikan *pengakuan* kepada mereka.
🌷 *PENGAKUAN*
Mereka terlahir dalam keadaan condong kepada kebaikan, maka hendaknya orangtua berpikir positif bahwa tidak ada anak nakal. Kenakalan mereka adalah cara mereka menuntaskan egosentris, cara mereka belajar, dan cara mereka menumbuhkan potensi uniknya meskipun belum tampak buahnya. Dengan memberikan pengakuan kepada mereka dan memberikan kepercayaan kepada mereka, dapat lebih menumbuhsuburkan karakter-karakter mereka, baik karakter keimanan, karakter belajar, maupun karakter bakat mereka.
1⃣ *Karakter keimanan*
Anak yang diberi kepercayaan dari orangtuanya, maka anak akan merasa dirinya adalah anak yang baik dan bisa dipercaya, maka secara fitrah anak akan senantiasa menjaga kepercayaan tersebut untuk melakukan hal-hal yang dibolehkan syariat dalam berselancar dengan internet. Hal ini akan menguatkan moral anak atau karakter keimanan anak.
2⃣ *Karakter belajar*
Anak yang diberi kepercayaan dari orangtuanya akan lebih bergairah dalam belajar tanpa rasa takut akan gagal atau berbuat salah, karena gagal dan salah adalah kewajaran dalam proses belajar. Dengan demikiaan anak akan menjadi pembelajar yang tangguh sesuai dengan gaya belajarnya.
3⃣ *Karakter bakat*
Anak yang diberi kepercayaan dari orangtuanya akan lebih leluasa mengembangkan potensi uniknya (bakat), disisi lain media internet menyediakan banyak hal terkait potensi uniknya tersebut, sehingga potensi bakat anak akan lebih berkembang melalui media internet tersebut.
🖱 _*Bagaimana menjaga karakter Gen-Z?*_
Menjaga karakter Gen-Z agar tidak tersimpangkan, dilakukan dengan *membersamai* mereka.
🌷 *PEMBERSAMAAN*
Tidak cukup hanya dengan memberikan kepercayaan saja, karena tanpa pembersamaan dikhawatirkan anak akan melakukan penyimpangan akibat pengaruh dari kebebasan internet yang didalamnya juga terdapat banyak keburukan. Dengan adanya pembersamaan setelah pemberian kepercayaan, maka diharapkan karakter-karakter anak yang tumbuh akan lebih terjaga dari penyimpangan-penyimpangan akibat pengaruh-pengaruh buruk media internet, sehingga akan terjaga karakter imannya, karakter belajarnya, dan karakter bakatnya. Pembersamaan dalam hal ini tidak dapat disamaartikan dengan pengawasan ketat sehingga mengganggu kebebasan anak. Dengan membersamai anak ketika berselancar di dunia internet, diharapkan orangtua dapat mengetahui aktifitas anak sehingga orangtua dapat memberikan perhatian, mendengar, menjawab pertanyaan anak, memberikan empati, mengarahkan, membimbing, berdialog, dan banyak hal lain yang dapat dilakukan orangtua terhadap anak.
1⃣ *Karakter keimanan*
Banyak sekali konten yang dapat merusak moral anak yang terpampang pada media internet, baik tentang pemahaman agama yang menyimpang, pornografi, berita dusta (hoax), dan konten yang dapat merusak moral lainnya. Dengan adanya pembersamaan orangtua terhadap anaknya maka orangtua dapat memberikan arahan mana yang salah dan benar, memberikan penjagaan, perlindungan, dan motivasi anak untuk menjadi pribadi yang bermoral dan taat beribadah kepada Allah ta’ala.
2⃣ *Karakter belajar*
Dengan banyaknya konten media internet yang menarik dan mudah didapatkan, akan menjadikan rasa penasaran anak meningkat berlebihan. Hal ini akan menjadikan anak lupa waktu sehingga sering disebut dengan istilah kecanduan gadget atau kecanduan media internet. Diantara kecanduan media internet antara lain adalah kecanduan game online. Dengan pembersamaan ini maka anak akan terbantu untuk membatasi dirinya, dengan mengingatkan waktu makan, waktu ibadah, waktu istirahat, dan aktifitas offline lainnya, sehingga karakter belajar anak tetap tumbuh indah tanpa melampaui batas.
3⃣ *Karakter bakat*
Menemukan potensi berupa bakat bukanlah hal mudah, maka dengan pembersamaan ini anak akan terbantu oleh orangtuanya untuk menemukan potensi bakat uniknya, Kemudian orangtua dapat membimbing anak untuk fokus pada potensi bakat tersebut dan menyiasati potensi keterbatasannya. Dengan terfokus pada kelebihan, maka anak akan mempelajari hal-hal yang dibutuhkannya saja, sehingga tidak banyak hal sia-sia yang dilakukannya.
🌷 _*Awas kecanduan Gadget!*_
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa cara belajar Gen-Z menggunakan gadget, cara bersosial mereka, belanja mereka, diskusi mereka, alarm, jam, peta, dan fasilitas-fasilitas hidup lainnya ada pada gadget. Sehingga dari bangun tidur sampai tidur lagi mereka selalu bersama gadget. Mereka tidak dapat lepas dari gadget, karena gadget merupakan perangkat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka.
Apakah itu yang dinamakan kecanduan?
Disisi lain ada seorang anak bermain game online pada gadget hingga lupa sholat, makan terlambat, mandi tidak teratur, dan ketidakteraturan hidup lainnya, jika dijauhkan dari gadget bereaksi dengan reaksi yang berlebihan, berontak, marah.
Apakah itu yang dinamakan kecanduan?
Tentu saja kasus yang kedua inilah yang dinamakan kecanduan gadget.
Bagaimana cara mengatasinya?
Mengatasinya dengan pembersamaan untuk menjaga karakter mereka. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya.
Jangan tergesa menyimpulkan bahwa anak telah kecanduan gadget atau kecanduan game. Jika diukur dengan ukuran gen-X, maka jika anak Gen-Z lebih menyukai bermain game dengan gadgetnya dibanding bermain dengan aktifitas fisik, pastilah anak Gen-Z dihukumi kecanduan. Padahal bisa jadi perilaku anak tersebut adalah wajar-wajar saja bagi Gen-Z.
Bersamailah ananda ketika mereka berselancar di dunia internet, berilah apresiasi terhadap apa yang mereka lakukan, dengarkan keluhan mereka, dampingi mereka, peluk ciumlah mereka, jagalah mereka, dan berilah mereka jaminan, maka orangtua akan dapat membantu menumbuhkan kesadaran anak, sehingga anak akan menggunakan gadget dengan bijaksana.
🌷 _*Jangan salah mendidik Gen-Z !*_
Hal yang perlu dihindari dalam mendidik karakter Gen-Z antara lain:
1⃣ *Sterilisasi*
Anak disterilkan dari dunia internet, baik dalam bentuk pelarangan, ancaman, hukuman, atau sejenisnya. Hal ini akan melukai fitrah anak, yang dikhawatirkan akan menjadi tidak tumbuhnya karakter-karakter anak karena luka tersebut.
2⃣ *Pembiaran*
Pembiaran akan menjadikan anak tidak terarah, tak terkendali, dan bimbang tentang dirinya. Hal ini akan menjadikan karakter-karakter anak tumbuh tak terarah sehingga akan memunculkan perilaku-perilaku merusak pada diri anak.
_*KESIMPULAN:*_
Dalam mendidik karakter Gen-Z, orangtua harus berlaku bijak bahwa Gen-Z tak dapat terpisahkan dengan media internet. Karena media internet adalah bagian dari hidup mereka. Maka yang harus dilakukan orangtua adalah memberikan kepercayaan kepada mereka dalam penggunaan media internet, kemudian membersamai mereka dalam aktifitas mereka. Memberikan kepercayaan kepada mereka untuk menumbuhkan karakter-karakter mereka, dan membersamai mereka untuk menjaga karakter-karakter mereka dari penyimpangan.
Segala sesuatu yg dibutuhkan manusia untuk hidup berhak dipelajari oleh generasi ini, selama mereka membutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupannya.
Apalagi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam telah bersabda:
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ
دُنْيَاكُمْ
_“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” (HR. Muslim, no. 2363)_
Dari generasi ke generasi selalu ada perubahan zaman seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat mempengaruhi karakter diri dan sosial.Gen-X yang telah melahirkan Gen-Z harus lebih siap menghadapi dan menerima kondisi zaman Gen-Z.
_*Catatan kaki:*_
(1) Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
_"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi" (HR. Muslim)_
(2) Dijelaskan dalam sebuah hadits qudsi:
إِنِّيْ خَلَقْتُ عِبَادِيْ حُنَفَاءً ، فَاجْتَالَتْهُمُ الشَيَاطِيْنُ عَنْ دِيْنِهِمْ
_“Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hanif (condong kepada tauhid), kemudian syetan-syetan menyesatkan mereka dari agamanya”._
(dikutib dari tafsir Ibnu Katsir)
Wallahu ta'ala a'lam
♻Bebas save & share, insyaAllah berpahala jariyah
✅Jangan lupa diamalkan
_"Barangsiapa mengajak kepada suatu kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana pelakunya". (HR. Muslim no. 3509)_