Beberapa hari yang lalu si Hamzah badanya panas. 39℃ angka yang ditunjukan termometer saat kami selipkan di ketiaknya. Cukup tinggi sehingga dia ndak banyak gerak seperti biasanya. Perlu ada pelajaran yang kita berikan dari setiap kejadian. Perlu kita ajarkan hikmah agar hidup lebih berkah. Perlu kita ajarkan manfaat tersembunyi dari apa yang terjadi agar hidup lebih nikmat.
" Panasmu bisa buat menebus dosa hamz, tapi syaratnya harus sabar?" bilang saya ke dia. Dia hanya diam karena kondisi memang lagi panas. Biasanya dia ngejar dengan pertanyaan " lha knapa???".
Akhirnya kita yang perlu "mancing" dengan bertanya, " tahu ndak kenapa hamz?"
"Ndak tahu bi....!" Katanya lemas.
"Kata Rosululloh orang yang sakit itu bisa menggugurkan dosanya hamz..!!. Dosa ndak sopan sama orang tua, teriak-teriak dan dibilangin "ngeyel", suruh ngaji ndak mau dan masih banyaaaakkkk lagi."
[Dalilnya Nih tak kasih......]
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.
(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari)
Menjelang tidurnya kita biasa cerita sebelum tidur. Kali ini saya cerita tentang seorang sahabat Rosululloh yang meminta sakit demam tapi sakit tersebut tidak mengganggu ibadahnya. Dialah Ubay bin Ka'ab.
Ubay bin Ka’ab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Nabi. Ia berasal dari kaum Anshar dari suku Khazraj. Ia masuk islam dalam Ba’iah Aqabah. Kecerdasan dan kearifannya membuatnya menjadi hafidz atau penghafal Al Qur’an dan memperoleh kepercayaan Nabi sebagai salah satu dari penulis wahyu Allah.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Hai Ubay bin Ka’ab, aku dititahkan untuk menyampaikan Al Quran kepadamu.” Dengan hati-hati ia menanyakan kepada Rasulullah saw., ”Wahai Rasulullah, ibu-bapakku menjadi tebusan anda! Apakah kepada anda disebut namaku?” Rasulullah saw. menjawab, “Benar! Namamu dan turunanmu di tingkat tertinggi.”
Lihatlah, siapa sahabat yang mulia ini, hingga Allah pun secara khusus memerintahkan Nabi untuk menyampaikan Al Qur’an kepadanya dengan menyebut namanya. Tentulah ornag yang cerdas dan bisa memahami hikmah dengan sempurna yang pantas diberi amanah Al Qur’an.
Dengan kecerdasan dan pemahaman yang dalam akan penghambaan diri di dalam islam ini pulalah ia memilih untuk menderita sakit demam sepanjang hidupnya.
Suatu ketika ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi saw.tentang penyakit yang dialaminya, dan apa yang akan diterimanya karena penyakitnya tersebut. Nabi saw. bersabda, “Itu adalah penghapus dosa (kaffarah).”
Ubay yang saat itu hadir, seketika bertanya, “Walau sakit yang sedikit, wahai Rasulullah!”
“Ya,” Kata Nabi saw., “Walau hanya tertusuk duri, atau yang lebih ringan dari itu.”
Suatu ketika Ubay bin Ka’ab merasakan demam, ia teringat akan sabda Nabi SAW tersebut, maka ia pun berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta, agar Engkau tidak menghilangkan demam panas ini dari tubuh Ubay bin Ka’ab, hingga aku bertemu dengan-Mu. Tetapi janganlah demam ini menghalangi aku dari shalat, puasa, haji dan jihad di jalan-Mu.”