Tuesday, March 14, 2017

Takut Dosa

Suara isak tangis seorang anak dengan lirih mengusik suasana khusuk jamaah magrib di kala itu. Selepas salam seorang anak kecil datang menghampiri ku, ternyata si Hamzah yang tadi terisak. Okey.....perlu dicari tahu apa yang terjadi sampai dia terisak.
Sampai rumah kita "introgasi" si dia, " Ham, tadi di masjid kok nangis emang knapa?"
"Aku didorong sama Syahrin sampai jatuh...." jawabnya.
" lha ko ndak kamu balas kenapa??" Tanya saya lanjut.
Jawabnya singkat, padat dan entah dari mana, "aku takut dosa bi....".
Lha ini anak baru 5 tahun, dapat jawaban dari mana, yang ngajarin siapa. Tapi seneng juga denger jawabnya, semoga senantiasa tertanam dalam benak dan hatimu nak. Karena dewasa ini semakin menipis rasa takut akan dosa. Semakin besar keangkuhan untuk menantang dosa. Perlu keistiqomahan iman yang tertanam dalam hati untuk menjauhinya.
Perlu dilatih rasanya kepekaan hati ini untuk mendeteksi dosa yang terkadang berbungkus indahnya kata maupun tingkah laku.
Perlu ilmu untuk mendeteksi ini perbuatan dosa atau sesuatu yang boleh dikerjakanya.
Akhirnya saya kuatkan si Hamzah. "Kalau kamu mau memaafkan maka kamu ndak usah dibalas tapi juga ndak boleh nangis. Kalau Hamzah tidak terima di dorong, saat terjatuh.... bangun dan balas"
Kami berfikir kenapa dia kami bolehkan untuk membalas. Karena jika memang dia dalam posisi yang benar maka harus mempertahankan kebenaran tersebut, jika dia kamu tidak salah maka jangan mudah untuk mengalah dan menyerah.
Biasanya sih kita selalu komunikasi kalau ada "kejadian" yang bisa kita ambil hikmah dan pelajaran darinya.
Semoga engkau, aku dan keluarga kita senantiasa takut untuk berbuat dosa. Berani untuk membela kebenaran, jangan mengalah dan menyerah saat kita tidak salah..aamiin.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu