Resume Kulwap Material Pokok 7Grup HEbAT Matrikulasi 1
=====================
Selasa, 12 Maret 2016
Pukul 20.06- 21. 36
SME : Harry Santosa
Host : Siwi dan Lala
Pembukaan
Alhamdulillah, jazakumullah bunda Siwi, bunda Zahra dan team yang telah menyediakan kesempatan istimewa untuk saya dan kita semua berbagi dan belajar bersama malam ini 🙏😊
Tahap usia 11-14 adalah tahap paling kritikal dan berat sepanjang masa anak anak kita, karena di tahap inilah anak anak sudah mulai menjelang aqilbaligh, atau tahap pre aqilbaligh. Peran kita pada tahap ini juga telah bergeser dari Guide menjadi Mentor.
Tahap ini dalam syariah, ditandai dengan dipisahkannya kamar lelaki dan perempuan, lalu ada warning alert, yaitu boleh dipukul jika meninggalkan sholat dengan sengaja. Apa maknanya?
Di usia inilah anak anak kita harus tuntas fitrah keimanan dan fitrah seksualitasnya, karena akan fokus pada pengembangan akhlak dan bakatnya menuju tercapainya kemandirian dan tanggungjawab penuh (peran peradaban) ketika tiba aqilbaligh di usia 14-15 tahun.
Berbagai kenakalan anak terjadi pada rentang usia 11- 17 tahun, karena jika fitrahnya tidak tumbuh maka inilah fase paling galau, kacau, alai dan lalai. Karenanya walau saat ini anak anak kita masih usia balita, kita harus menyiapkan energi dan pemahaman agar mampu mengambil peran dalam mendidik anak anak kita yang sudah masuk fase hampir dewasa. Bagi yang anak anaknya berada pada fase ini, pasti sepakat bahwa anak sudah mulai susah diatur, melawan, dstnya ✅
Materi
🌱Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 11-14 Thn🌱
Tahap pendidikan pre aqil baligh usia 8-10 th merupakan masa kritis dimana anak akan mengalami transisi dr masa egosentris di usia < 7 thn kepada kesadaran awal sbg makhluk Tuhan & makhluk sosial. Tahap ini mrpkn tahap latihan&pembiasaan dg cara keteladanan&membangun kesadaran. Bila tahap ini gagal, dg berbagai alasan misalnya dg pemaksaan, trauma atau pendidikan tidak berhasil membuat terbangunnya kesadaran, maka fase berikutnya akan berat untuk memperbaiki kondisi tsb. Metode pendidikan yg paling efektif pada tahap ini adalah experiental learning atau project based learning atau biasa disebut menggali hikmah bersama peristiwa2 sehari2, atau dr sejarah, atau yg ada di alam semesta. Bagaimana dg tahap selanjutnya, Pre aqil baligh usia 11-14th?
Salam pendidikan peradaban utk para ayah bunda para pendidik generasi peradaban. Kita awali dgn merujuk pd siroh Nabawiyah ya, bagaimana keindahan orkestrasi kehidupan Rasulullah SAW pd rentang usia tersebut. Rasulullah SAW, sejak usia 9 tahun telah menjalani pendidikan bersama Paman dan keluarga besarnya. Dengan cara magang berdagang bahkan sampai ke Syams (Syiria). Namun mulai serius sejak usia 11 tahun. Nah jika rentang 8-10 adalah masa tadribat (pelatihan menuju aqil baligh) awal, maka 11-14 masa tadribat advance. Kemandirian penuh diharapkan terjadi ketika usia 15-16 tahun. Ini yg kita sebut usia aqil baligh. Namun latihan2 atau program menuju kesana mulai serius sejak usia 11-12 tahun.
Bagi yg punya anak atau adik di usia 11 tahun, maka mulai terasa agak berbeda sikapnya dari sebelumnya. Sedikit suka melawan, membantah, tdk suka diatur, banyak merenung, malas melakukan kerja rumahtangga dll. Mengapa demikian, itu krn mereka, anak2 kita sdh hampir separuhnya menjadi orang dewasa. Bukankah orang dewasa tdk suka diatur2, diperintah2, dianggap anak kecil dstnya?. KECUALI, sesuatu yg menjadi minat dan bakatnya, sesuatu yg merupakan idea dan gagasannya, sesuatu yg berangkat dari panggilan jiwanya. Performance Character spt disiplin, tekun, kerja keras, tepat waktu, tuntas dll dapat dikembankan dengan baik apabila berbasis minat, bakat, passion dll atau kita sebut dgn berbasis potensi keunikan. Dalam olahraga dan seni juga demikian, sangat penting bakat atau talent atau potensi seseorang.
Jadi usia 11 sampai 14, adalah fase latih pd tahap pre aqil baligh akhir menuju aqil baligh. Dari pengalaman, anak2 di usia 11 ke atas yg belum kenal Allah (contohnya malas Sholat) dan belum kenal diri (tak tahu bakat) maka akan lebih berat dan panjang recovery nya. Begitupula dengan fitrah belajar, bhw anak2 yang belum terbiasa berfikir kritis, logis, bernalar pd usia di atas 10 tahun akan cenderung susah dirubah. Karenanya anak2 yg hanya belajar ketika disuruh, belajar ketika ada ujian, belajar hanya memenuhi tugas dll adalah pertanda fitrah belajarnya telah meredup. Recovery nya juga lebih berat. Tentu mengenal Allah, mengenal diri (bakat), mengembangkan kemampuan berfikir kritis dll adalah perjalanan seumur hidup (journey), namun setidaknya usia 10 fondasinya selesai, dan tepat ketika aqilbalig (usia 14/15 tahun) fondasi ini telah berbentuk bangunan layak huni, layak memikul beban syariah, siap dikembangkan lebih lanjut dalam karya2 dan peran2 peradaban
Jadi ayah bunda, memperbanyak wawasan pd usia 0-10, dgn membaca/mengenal diri, membaca/mengenal Tuhan, membaca alam/masyarakat sebaiknya sdh dipenuhi, krn pd usia 11-14 anak2 akan fokus pd tadribat lanjutan menuju kedewasaan atau aqil baligh, dimana kewajiban syariah akan setara dgn kedua orangtuanya. Wawasan dan gagasan berubah menjadi pendalaman potensi dan aksi. Pada usia 11-14 tahun Rasulullah SAW disebutkan bhw masih magang namun telah memiliki tanggungjawab/ bisnis atau usaha kecil2an sendiri serta terlibat dalam aktifitas sosial masyarakat dalam skala terbatas. Wawasannya selama menggembala kambing dan magang pd usia sebelumnya, berwujud pd pendalaman potensi dan aksi.
Tanya- Jawab
1⃣ Bunda Yossy, Papua
Assalamualaikum. Pak Harry, bagaimana proses recovery yg bisa dilakukan kl mmg ternyata sudah terlanjur "gagal" pd pre aqil baligh ini?
1⃣bunda Yossy yang baik di Papua,
Para praktisi menyarankan untuk mengulang prosesnya, sebagaimana halnya bayi yang tidak merangkak dan langsung berdiri, maka proses merangkak harus diulang kembali. Karenanya secara fitrah perkembangan tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik.
Bagaimana mengulang proses itu? Silahkan lihat di framework HE FBE. Misalnya anak sudah usia 12 tahun masih susah disuruh sholat, ini pertanda fitrah keimanannya tidak tumbuh paripurna pada tahap usia dini dan sebelumnya. Maka prosesnya diulang seperti anak kecil, yaitu diberikan lagi keteladanan dan suasana keshalihan untuk membangun imaji2 positif ttg Allah, RasulNya, alIslam dan amal kebaikan lainnya.
Namun kali ini berikan keteladanan yang lebih intens dengan suasana keshalihan yang lebih kuat, misalnya menginapkan pada keluarga shalih (homestay), atau antarkan pada komunitas dengan ruhiyah yang kuat dan berkesan, lebih baik lagi jika komunitas itu relevan dengan bakatnya atau minatnya.
Ini berlaku untuk semua fitrah lainnya, yaitu diulang prosesnya sesuai metodenya dengan intensitas yang lebih kuat ✅
2⃣ Feby-semarang
Bagaimana mengatasi anak 11-14 tahun mereka mulai lebih memilih peer velue (nilai sesama gank/teman seumuran)
Dan ini sering bertolak belakang dengan nilai2 yg selama ini ditanamkan di keluarga.
2⃣Feby yang baik di Semarang,
Sebenarnya jika anak dekat kepada orangtuanya, maka peer value nya tidak akan banyak berpengaruh, kecuali sesaat. Maka orangtua penting untuk menjadi mentor (fungsi mentor akan dibahas kemudian) di usia ini. Di sisi lain, anak memang di usia 11-14 sudah punya keinginan "berjamaah" atau fitrah sosial, disamping sudah ingin mandiri. Namun jika fitrahnya tidak tumbuh maka fitrah berjamaah atau bersosial akan berwujud menjadi Geng, dan fitrah kedewasaan akan berwujud susah diatur namun tidak bisa mengatur dirinya sendiri.
Solusi terbaiknya adalah
1. Jadilah mentor baginya, atau carikan Mentor yang bisa menjadi idolanya (misalnya relevan dengan bakatnya namun orang yang punya value yang kita anggap baik)
2. Bantulah untuk masuk dalam komunitas yang sibuk pada kebaikan dan karya manfaat.
3. Jangan perlakukan seperti anak anak, dia akan menjauh. Berikan banyak peran sosial, bukan terlalu banyak membantu pekerjaan sehari2 di rumah. Bantu untuk eksis pada sosialnya dengan minatnya. ✅
3⃣ Liss, Mataram
Putri saya usia 9th 6bl. Kelebihan dia telaten dan cekatan.sejak batita Rajin beberes dan membantu. Tapi menjelang usia 9 sampai saat ini sikapnya banyak berubah. Sulit diatur dan tidak serapih dan serajin dulu. Melamun dan impulsif. Apakah munkin terjadi percepatan fase perkembangan? Apakah hal tersebut normal?
3⃣bunda Liss yang baik di Mataram,
InshaAllah dia akan tetap rajin, cekatan dalam membantu. Namun, bershabarlah sejenak, ananda yang memasuki masa pre aqilbaligh biasanya "agak galau", dia sedang sibuk dengan dirinya untuk sementara sehingga perlu melamun. Wajar saja, orang dewasa dimanapun pasti tidak suka diatur, termasuk anak anak kita yang menjelang dewasa. Maka berhentilah memandangnya sebagai anak anak, ajaklah bicara dengan lembut layaknya teman, gali perasaannya, fikirannya, aktifitasnya saat ini dll. Sementara hentikan dulu tugas2 rumah, coba beri peran sosial yang membuatnya lebih eksis, misalnya ajak bisnis, ajak dagang, libatkan dalam kegiatan wanita dewasa sehingga ananda punya teman2 wanita yang lebih dewasa namun akhlaknya baik dll. Lakukan apapun yang membuatnya merasa diakui keberadaannya. Petakan bakatnya, ajak ke sanggar atau kursus yang relevan, ajak ke kegiatan masjid dan sosial lainnya. InshaAllah nanti akan ceria kembali dan akan mantap dengan dirinya. Shabar ya, ananda hanya perlu waktu dan perlu difasilitasi kedewasaannya ✅
4⃣. Derris/tangerang
Bagaimana memberikan pemahaman kpd putri usia 11-14 ttg batasan pergaulan kpd lawan jenis, krn usia ini umumnya sdh memiliki wawasan tsb dr lingkungannya.
Terima kasih pak 🙏🏻
4⃣bunda Derris yang baik di Tanggerang,
Di usia 11-14 sebaiknya anak perempuan di dekatkan kepada ayahnya, agar fitrah seksualitasnya tumbuh wajar dan alamiah. Agar tidak mencari figur lelaki di luar rumah (pacaran), agar tidak mudah mengalami pelecehan seksual karena memahami bagaimana lelaki dari kacamata lelaki (ayahnya) dsbnya. Ayah sebaiknya menjelaskan bagian mana dari tubuh yang boleh dipandang dan disentuh oleh muhrim serta yang tidak boleh dipandang dan disentuh oleh bukan muhrim, Mengapa ayah, karena ayah adalah lelaki, maka akan memberitahu dengan sungguh sungguh dan penuh kasih sayang ✅
5⃣.Bunda anik - purworejo
Assalamualaikum.. sejauh ini kami mendidik anak mgk tmsk standard sj.sejujurnya kami pun ingin mjdkn anak2 kami sbg khoiru ummah.dlm prosesnya membuat fondasi mrk agar kuat kami sdh mencoba gunakn penekanan aqidah dg alur berfikir ( mendalam).harapannya sgl sesuatu pembelajaran bs terinternalisasi dlm pribadi mrk .hanya sj yg msh membuat sy ckp prihatin knp dlm akademik nya di sekolah( msh SD,usia 10 th) terlihat kurang ya.sampai saat ini utk belaj ar spt hrs kami paksa.adakah cara kami spt ini justru mencederai fitrah? Mhn tanggapannya.jzk
5⃣bunda Anik yang baik di Purworejo,
Khoiru Ummah adalah peran komunal atau peran kolektif secara berjamaah. Dalam jama'ah maka kafa'ah kafa'ah yang beragam bersinergi melahirkan peradaban terbaik. Jadi tidak semua orang harus bisa semua, tidak semua anak harus juara dalam akademis, ada jalur lain seperti bisnis dan professional. Coba amati dan temukan bakat anak, Rasulullah SAW juga menugaskan para Sahabat sesuai karakteristiknya atau bakatnya. Misalnya Umar bin Khattab ra, tidak pernah diperintah menjadi panglima perang, karena Umar walaupun temperamental dan suka mencabut pedang, namun beliau bukan orang lapangan yang berfikir taktis seperti Khalid bin Walid ra dan panglima lainnya. Begitupula Abdurrahman bin Auf ra yang memang hebat dalam ekonomi, jarang kita dengar mencatat dan meriwayatkan hadits, dsbnya.
Tidak mungkin khoiru ummah, isinya panglima semua, gubernur semua, ulama semua dstnya, ada banyak peran disana yang bukan juga selalu saintis atau akademis. Sekali lagi coba amati apakah ananda sesungguhnya lebih berbakat di Kuliner atau Komunikasi atau lainnya.
Belajar akan menyenangkan jika relevan dengan diri anak, sebaiknya kita tidak terperangkap dengan wacana prestasi akademis yang menggegas anak harus bernilai tinggi dalam semua mata pelajaran. Target kita adalah anak suka belajar dan bernalar, bukan dipaksa menguasai sesuatu yang tidak relevan dengan dirinya. Abu Bakar ra mengatkan bahwa "bukan aib bagi seseorang yang tidak mengetahui sesuatu yang tidak relevan dengan dirinya ✅
6⃣ bunda Lala
jika anak sdh telanjur diatas 10th sementara keragaman aktifitas saat 0-7th sangatlah kurang.
a. Apakah masih tetap harus diteruskan menjalankan keragaman tsb? Apakah ada perbedaannya kegiatan utk usia <7th dan diatas 10th ?
b. Jika seorang anak ber cita2 sama seperti profesi orgtua & eyangnya, apa bisa dibilang memang itu bakat si anak yg sebenarnya, ato orgtua tetap perlu mencari tahu bakat anak yg sesungguhnya?
Terima kasih ust. Harry
6⃣bunda Lala
a. Ya lanjutkan, namun pilih yang paling relevan dengan bakatnya. Biasanya di atas usia 10 anak sudah mulai nampak memilih kegiatan atau aktifitas yang sangat disukai. Tentu saja yang produktif dan syar'i ya.
Di bawah usia 7 tahun kegiatan lebih banyak bermain, antara 7 - 10 kegiatan mulai dipandu yang relevan, bermakna dan sosial, di atas 10 tahun kegiatan menjurus pada persiapan kemandirian dan kemampuan memikul beban syariah.
b. Bakat itu bukan profesi atau peran, tetapi sifat2 dasar bawaan seorang manusia, yang kemudian akan menjadi peran kelak. Kita tidak pernah tahu peran/profesi anak kita kelak. Jangan jangan profesi orangtuanya di masa depan tidak ada lagi. Misalnya sifat suka merawat, suka melayani, suka peduli, suka analisa, suka berkomunikasi, suka empati dll adalah sifat yang dibutuhkan seorang dokter, bisa juga seorang guru/dosen kesehatan, bisa juga aktifis anak terlantar dll. Jadi fasilitasi saja aktifitas yang relevan dengan sifatnya, namun temukan dahulu sifat2 dominannya dan jangan terburu memastikan perannya , karena dengan sifat2 yg sama bisa memiliki peran2 berbeda ✅
7⃣ bunda Rina - jepara
Anak saya umur 9 menjelang 10 tahun. Ausah mulai membentuk geng... walaupun dengan teman sekelasnya.. sayangnya, apa yg dibicarakan di dalam kelompoknya ini (saya lebih nyaman pake istilah kelompok) akan menjadi acuan.. bbrp peristiwa menunjukkan bahwa pembicaraan dlm kelompok ini mengarah ke pembenaran apa yg terjadi di masyarakat, misal salah satu temannya menceritakan ttg video lucu di youtube, sampe rumah dibrowsing, pdhl isi video tsb kurang layak untuk anak seusia dia.
Lalu, apa yg harus kami sebagai orang tua lakukan? Menjauhkan dari kelompok tersebut atau bagaimana? Krn setiap saat selalu diingatkan, mana yg baik dan sesuai syariat mana yg tidak..
Terimakasih atas penjelasannya
7⃣bunda Rina yang baik di Jepara.
Anak usia 9-10 tahun sudah menguat fitrah sosialnya, maka wajar jika anak kita sudah mulai punya "jama'ah". Kita menyebutnya geng atau kelompok karena umumnya tidak produktif.
Anak yang tidak disibukkan oleh kebaikan maka akan disibukkan oleh keburukan. Kebaikan bukan berarti selalu urusan belajar di sekolah sebagaimana kita umumnya cuma punya pilihan itu, tetapi kebaikan adalah semua aktifitas yang baik yang relevan dengan minat, sifat atau bakat produktif anak anak kita.
Saran saya, coba buat gengnya atau kelompoknya lebih produktif, misalnya dengan secara terbuka berdsikusi dengan mereka untuk menggali harapan dan mimpi serta aktifitas yang mereka sukai lalu memfasilitasinya. Tentu saja dengan menurunkan ego dan nafsu mengatur serendahnya. Beri kepercayaan, namun arahkan sesuai minat mereka. Misalnya jika suka youtube, coba ajak membuat film pendek ttg sosial atau tips2 ringan dan diupload ke youtube, undang pakar jika perlu dstnya.
Yang kedua, berikan jamaah lain yang lebih produktif dan punya karya sehingga anak tidak mubadzir energinya. Jangan lupa berikan anak pendamping akhlak dan juga pendamping bakatnya ✅
🔅Penutup🔅
Jazakumullah atas pertanyaan2 ayahbunda HEbAT yang luarbiasa, terimakasih atas perhatiannya dan kesempatan istimewa untuk berbagi. Sebagai catatan, usia 11-14 adalah tahap menuju aqilbaligh atau kedewasaan secara sempurna, semoga anak anak kita bisa hantarkan untuk mampu memikul beban syariah dan hantarkan kepada peran peradabannya ketika aqilbaligh tiba. Tetap semangat, rileks dan optimis ya. Jangan ragu untuk bertanya dan berbagi, karena mendidik anak memerlukan peran bersama atau berjamaah. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan. Waswrwb 🙏😊