Monday, October 29, 2012

mendongeng memang menyenangkan...!!!1


master dongengnya indonesia
Pada suatu hari di sebuah kelas di salah satu tempat pendidikan sekolah dasar yang berstatus luar negeri atau swasta. Ada seorang guru yang tengah memberikan motivasi dan pengarahan kepada peserta didiknya. Sang guru ingin memulai dengan mengajak terbang siswanya melalui cerita tentang keluarga burung. Di sebatang pohon di sebuah hutan hiduplah sekeluarga burung, baru saja sang induk menetaskan beberapa butir telur menjadi burung-burung kecil yang lucu dan lincah. Sang induk sangat bahagia dengan bertambahnya anggota keluarga sehingga merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Setelah beberapa minggu berlalu, anak-anak burung tersebut sudah mulai belajar untuk mengepakkan sayap dan mencari-cari sesuatu untuk dipatuknya.
Dari beberapa anak burung tersebut ada seekor anak burung yang berbeda dengan saudara yang lainnya. Ia kelihatan lemah dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ia memilih diam dan berada di sarang dari pada lelah dan terjatuh. Ia lebih memilih bermalas-malasan walaupun sang induk sudah menyarankan agar si burung kecil ikut berlatih terbang dan mematuk-matuk sesuatu. Disaat saudaranya belajar mencari makan ia justru memilih untuk menunggu belas kasihan dari saudaranya agar mereka mau berbagi makanan dengannya. Demikian hal itu terjadi seterusnya.
Sang induk berangsur sudah menjadi tua dan tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Si burung kecil kini merasakan kesedihan yang cukup mendalam. Seringkali ia hanya melihat saudaranya dari bawah saat mereka terbang ke langit yang tinggi. Disaat saudaranya berpindah dari satu pohon ke pohon lain ia hanya berada di satu pohon yang lebih randah. Si anak burung kemudian mengatakan kepad ibunya bahawa ia sangat sedih dengan keadaannya saat ini dibandingkan dengan saudaranya. Dengan bijaksana sang induk mengatakan ”Pada dasarnya kalian dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudara-saudaramu. Akan tetapi kamu memilih merangkak dalam menjalani hidup ini, sehingga sayapmu menjadi kerdil”. Demikian cerita tentang sekeluarga burung yang hidup bersama.
Sang guru tersebut kemudian menjelaskan pelajaran yang dapat diambil dari cerita tersebut diatas. Bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan jalan hidup mereka masing-masing. Di dalam sekolah setiap murid juga berhak memilih untuk menjadi anak yang pandai atau menjadi anak yang bodoh. Namun juga perlu diingat bahawa setiap pilihan tersebut pasti mengandung resiko. Boleh memilih pahit di awal dan manis diakhirnya atau pilih manis di awal dan pahit diakhir. Akan tetapi tampaknya kurang tepat ketika memilih di awal dan diakhir sama-sama manis tanpa ada perjuangan.
Kita coba membawa cerita diatas ke dalam dunia pendidikan. Mungkin ada anak yang melanggar kesepakatan. (Kenapa kesepakatan??? Karena kita beranggapan kata kesepakatan lebih halus dibanding dengan aturan. Secara tidak langsung kesepakatan merupakan aturan yang dibuat bersama seluruh warga kelas dan sudah dimusyawarahkan) dalam kelas. Sebagai contoh di sebuah kelas ada kesepakatan untuk tenang saat guru sudah datang di dalam kelas. Namun suatu waktu saat guru datang ke kelas tersebut ada anak yang belum dapat tenang. Sang guru kemudian memanggilnya dan memberikan pilihan untuknya, misalnya ”Kamu pilih tenang atau pilih untuk bercerita di depan kelas?” dengan begitu anak diharapkan mampu berfikir manakah yang lebih ia pilih dan dengan sendirinya dia akan mengetahui mana yang seharusnya dilakukan dan seharusnya ditinggalkan.
Di sebuah kelas ada kesepakatan, jika setiap warga sekolah yang masuk ke kelas tersebut harus mengucapkan salam. Boleh mereka memilih saat masuk kelas langsung mengucapkan salam atau mengulang dari luar pintu baru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam.
Ketika ujian ada seorang murid yang ramai dan mengganggu teman lainya yang sedang mengerjakan ujian. Guru yang mengawasi ujian memanggil anak tersebut. Guru tersebut memberikan pilihan kepada siswanya, ”kamu pilih tenang atau mengerjakan soal ujian di ruang kepala sekolah”. Sang guru berusaha mengingatkan siswanya dengan memberikan pilihan.
Boleh kita coba dalam mengingatkan peserta didik dengan cara memberikan pilihan yang dapat membuatnya berfikir tentang kesalahan yang dia lakukan. Namun, kita harus konsekwen dengan akibat yang di dapat ketika mereka memilih sesuatu. Misalnya, jika kamu masih ramai kamu kerjakan soal di ruang kepala sekolah. Kalau memang anak masih ramai maka kita harus betul-betul membawanya ke ruang kepala sekolah untuk mengerjakan soal disana. Selain belajar konsekwensi, dengan ini anak juga akan belajar tentang memilih mana yang baik untuknya.
Selamat mencoba untuk memberikan pilihan kepada anak-anak kita dalam menjalani hidup. Namun kita idealnya menyelipkan nilai-nilai moral dalam pilihan-pilihan yang kita tawarkan kepada mereka....selamat mencoba, semoga bermanfaat!!!!!!!
Perhatian: tulisan tersebut diatas hanya untuk memotivasi penulis agar dalam mendidik dapat menjadi inspirasi dan membentuk karakter positif peserta didiknya.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu