kamu anak kecil...yang sabarrrr!!!! |
Kita mulai
dari sebuah cerita, pada suatu hari ada seseorang bernama Abdul yang kehabisan
bekal dalam perjalanannya. Uang yang ada di kantongnya sudah menipis, makanan dan
minuman pun sudah tak ada lagi. Dia meminta bantuan kepada beberapa orang yang
ditemuinya. Ada seorang penunggang kuda yang terburu-buru, si Abdul mencegat
dan dengan bahasa yang sopan ia meminta bantuan. Namun, karena si penunggang
kuda terburu-buru maka ia tidak dapat membantunya. Abdul harus menahan lapar
lebih lama dech..... Sampailah si Abdul di sebuah rumah yang cukup bagus. Abdul
tadi memberanikan diri untuk masuk ke dalam pekarangan dan mengetuk pintu rumah
yang cukup bagus. Tak berapa lama si pemilik rumah keluar dan menanyakan urusan
Abdul.
Abdul
mengutarakan maksudnya bahwa ia hendak meminta bantuan, karena kehabisan bekal
dalam perjalananya. Pemilik rumah itu kemudian masuk ke dalam rumah dan
mengambil beberapa makanan dan beberapa lembar uang. Dilemparnya makanan dan
uang itu ke pengembara sambil berkata, ”Nich buat kamu, makanya kalau gak punya
bekal gak usah mengadakan perjalanan”. Walaupun sebenarnya Abdul membutuhkan
makanan dan uang itu untuk melanjutkan perjalanan, namun ia merasa sakit hati
karena diberlakukan seperti itu. Tanpa basa-basi Abdul langsung pergi
meninggalkan rumah tersebut tanpa mengambil sedikitpun makanan dan uang yang
diberikan oleh pemiliki rumah tersebut.
Suatu kebaikan
dilakukan tanpa cara yang baik maka akan berdampak tidak baik. Orang kaya tadi
menolong tapi dengan cara yang kurang baik, akhirnya diterima salah oleh orang
yang ditolongnya. Sama halnya ketika kita menasehati seseorang baik teman kita,
anak kita, tetangga kita atau anak kita sendiri. Jika kita menasehati mereka
dengan cara dan waktu yang kurang tepat, hampir dapat dipastikan mereka tidak
akan menerima nasehat yang kita sampaikan. Lebih buruk lagi akan terjadi salah
paham dan dapat menyebabkan keadaan yang semakin runyam. Seperti halnya kita
menangkap lalat dengan menggunakan bom...hahaha.
Anda ingin
nasehat diterima dengan sehat??? Syaratnya adalah gunakan cara dan waktu yang
tepat. Dijamin nasehat akan membuat sehat…hahaha. Banyak orang yang menasehati
dengan cara membentak-bentak, bahkan sampai memukul. Mungkin kita pernah
melihat seorang guru yang memarahi muridnya saat tidak mengerjakan PR atau
melakukan suatu kesalahan atau orang tua yang mengomeli anaknya karena
memecahkan sesuatu. Pada dasarnya orang-orang tersebut memberikan nasehat,
namun cara yang digunakan kurang tepat. Sehingga yang teringat tentang amarah
yang dikeluarkan oleh orang yang menasehati, bukan pada apa inti dari nasehat
tersebut.
Pernah suatu
ketika seorang pemuda yang main bola, dia sampai rumah waktu adzan Magrib.
Sesampai di rumah ia di marahi oleh ibunya, “kaaaamu, jam segini baru
pulang!!gak denger adzan yaaa????” bilang ibunya dengan suara yang cukup keras
dan muka yang memancarkan ketidak sukaan. Si pemuda juga ikut marah karena sudah
capek sampai rumah malah di beri kopi pahit sama ibunya.
Seandainya ibu
tersebut membiarkan anaknya untuk mandi terlebih dahulu kemudian sholat. Baru
setelah itu si ibu mengutarakan ketidaksukaannya kalau anaknya main bola sampai
Magrib, kita yakin si anak akan menerima dengan lapang dada dan insya Alloh
akan merubah sikapnya tersebut. Ada sebuah iklan di televisi yang bisa kita
ambil pelajaran, iklan yang menawarkan teh..alkisah si ibu melihat atap
rumahnya bocor. Dia sudah
bilang kepada sang suami tentang hal tersebut, namun belum ada respon dari sang
suami. Sampai waktu hujan turun dan meneteslah air dari atap yang bocor. Ibu
berfikir apakah dia bilang tentang atap yang bocor kepada suaminya waktunya
yang kurang tepat?. Kemudian si ibu membuatkan teh untuk suami dan diminum bersama di teras
rumah. Barulah si ibu bilang kalau atapnya bocor dan sang suami baru tersadar
bahwa beberapa hari yang lalu si ibu sudah mengingatkan tentang atap yang bocor
tersebut. Hal ini menandakan betapa waktu yang tepat untuk mengingatkan orang
lain adalah sangat berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya nasehat/peringatan
tersebut.
Terkadang kita
melakukan hal seperti kasus pertama. Jika ada yang tidak sesuai dengan kehendak
kita, kita memarahi orang yang bersangkutan secara membabi buta....ich
sereem!!! Bisa jadi orang yang kita marahi justru melawan yang terjadi akhirnya
kita akan mendapatkan musuh baru....hahaha.
Ketika kita
hendak menyampaikan nasehat haruslah dikemas seindah mungkin, agar yang
menerima bisa merasakan indahnya sebuah nasehat. Ada sebuah kisah yang
menggambarkan jika segala sesuatu disampaikan dengan indah maka banyak manfaat
yang bisa didapatkan. Terkisah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja.
Suatu malam sang raja terbangun karena mimpi batang giginya tanggal.
Dipanggilah seorang peramal untuk menjelaskan mimpi sang raja tersebut. Peramal
tersebut mengatakan bahwa dikerajaan akan terjadi hal yang menyedihkan bagi
seluruh anggota kerajaan dan rakyatnya, hal itu dikarenakan tanggalnya gigi
baginda menandakan bahwa satu gigi berarti akan ada keluarga kerajaan
yang akan meninggal. Mendengar kabar itu sang raja menjadi marah dan
akhirnya si peramal dikenai hukuman cambuk selama seratus kali. Kemudian sang
raja memanggil lagi peramal yang lainya. Si peramal sudah tahu tentang kejadian yang menimpa
orang sebelumnya. Si peramal mengatakan bahwa maksud mimpi dari sang raja
adalah hal yang menggembirakan, karena sang raja akan sehat dan berumur
lebih panjang dari keluarga baginda yang lainya. Mendengar perkataan si
peramal sang raja menjadi sangat bahagia dan memberikan sekantung emas untuk
peramal tersebut. Dari sedikit cerita diatas, walaupun yang disampaikan adalah
berita menyedihkan namun menjadi indah ketika dikemas dengan bahasa yang indah
pula.
Dalam dunia
anak, untuk membangun karakter mereka. Kita hendaknya menggunakan cara dan tahapan dalam
menangani anak untuk menyampiakan nasehat. Adapun cara penanganan anak yang
dapat kita coba antara lain:
1. Memandang Dengan Visual
- memperhatikan dan menemani anak bermain
- orang tua atau
guru tidak mengeluarkan kata-kata apapun, kecuali hanya memandang mereka.
- Tidak ada
aturan-aturan kecuali ortu/guru memperhatikan tingkah laku mereka
- Sesuaikan
dengan cara belajar anak (visual”dilihat saja”, auditori “dilihat dari jarak
yang membuatnya nyaman”, kinestetik “melihat sambil membelai”)
2. Peryataan Tidak Langsung
- digunakan saat strategi dengan memandang visual tidak berhasil
- tidak menegur
anak dengan kata “kamu”.
- Membuat pernyataan tentang diri anak tanpa menunjuk.
Exmp: seandainya ramai kita akan mengganggu teman.
3. Mempertanyakan
- menanyakan tingkah laku anak
- anak sendiri yang menjawab
- pertanyaan
digunakan untuk menyadarkan akan kesalahan yang dilakukan anak
Exmp : Jika anak berantem “apakah kamu perlu bantuan?”
4. Peryataan Langsung
Ø memberi pilihan
- menggunakan bahas positif
- berhubungan
dengan perasaan dan keselamatan.
Exmp: anak mencuri..”kamu pilih mengembalikan uang atau
bapak ibumu kami panggil ke sekolah”
Ø mengungkapkan langsung/dari dalam hati.
Exmpl: Ananda, ibu kecewa dengan cara bicaramu yang
kotor.
5. Campur Tangan Fisik
- Amankan hal/benda yang berbahaya.
- Menayampaikan
pada anak apa yang ia kerjakan
- Bisa langsung
menggunakan strategi kelima jika dalam keasaan ayng berbahaya.
Selamat mencoba...semoga nasehat yang kita berikan untuk
orang lain bisa bermanfaat. Kita bisa belajar dari kesalahan yang kita dan
orang lain lakukan.
”masalah dan
kesalahan adalah kawan terbaik yang menunjukkan kita
untuk melakukan dengan cara yang lebih
baik”
Anggap saja ini hanyalah celoteh orang yang tak tahu
sesuatu apapun, tetapi dia ingin selalu belajar agar dia bisa tahu sesuatu. (vs ’79)
No comments:
Post a Comment