Matematics for child
matematika is real |
Belajar di waktu kecil
bagaikan mengukir diatas batu dan belajar di waktu tua bagaikan mengukir diatas
air. Itulah pepatah yang sering kita dengar untuk memotivasi kita agar semangat
dalam belajar. Pun, matematika sebaiknya sudah diajarkan kepada anak secara
sadar maupun tidak sadar. Saya mempunyai seorang kenalan yang menjadi pelatih
olimpiade di kotanya dan berhasil mencetak beberapa anak sampai tingkat
internasional. Dia adalah mr. Jadi Nur Indriyatno asal Banyumas, beliau
bercerita bahwa dia merasa ayahnya sudah mendidiknya untuk matematika sejak dia
masih kecil. Suatu hari sang ayah menyuruhnya untuk membeli suatu barang,
katakanlah kopi. Kopi sebenarnya hanya seharga 1.600 rupiah, tetapi ayahnya
memberi uang sebanyak 2.000. kemudian ayahnya ngecek uang kemablian yang
seharusnya diterima. Hal itu selalu dilakukan berulang-ulang dengan memberi
uang lebih untuk membeli sesuatu.
Kemudian di naikkan levelnya,
ayahnya meminta Mr. Jadi untuk membelikan kopi satu bungkus, gula setengah kilo
dan mie instan 5 bungkus. Kopi sebungkus 1.600, gula setengah kilo 3.400 dan mi
instan 1200 per bungkus. Total uang yang harus dibayar sebanyak 10.000,
lagi-lagi bapaknya memberikan uang lebih dari sepuluh ribu.
Macam-macam jenis barang
merupakan upaya untuk melatih daya ingat si anak. Jadi anak akan mengingat
barang apa yang harus dibelinya agar sesuai dengan permintaan sang ayah. Sedangkan,
uang yang harus dibayar dan jumlah uang kembali merupakan alat untuk menghitung
[belajar matematika]. Simpel tapi ternyata bisa dijadikan untuk mengenalkan
anak-anak kita dengan matematika. Simpel tapi memberikan latihan daya ingat dan
kecepatan menghitung kepada anak kita. Selain itu sebenarnya kita telah melatih
mereka sebuah karakter yang sudah mulai luntur di negeri ini, yaitu karakter
Tanggung Jawab
Jika anda di waktu kecil pernah
di suruh ibu atau bapak anda untuk membeli berbagai jenis barang dengan uang
yang lebih, beruntunglah anda karena tanpa sadar anda sudah dikenalkan
matematika oleh mereka. Maka berteriam kasihlah kepada mereka…. Bagi anda yang belum
pernah mengalami kejadian trsebut, saya turut prihatin yang sebesar-besarnya…. Maka
agar anak anada tidak menjadi anak yang saya prihatinkan, maka ajarkanlah anak
anda matematika sejak dini….hehehe.
Oleh-oleh
dari LPMP
dalam acara evaluasi uji implementasi model
pembelajaran
semarang, 9-10 oktober 2012
No comments:
Post a Comment