Di bulan Rahamadhan 1433 H hampir sama dengan bulan Ramadhan di tahun
tahun sebelumnya. Masjid mulai penuh sesak oleh jamaah yag hendak beburu pahala
di bulan yang penuh berkah ini. Mulai dari anak-anak, remaja, orag tua bahkan yang
sudah sangat tua pun ikut berburu pahala di bulan Ramadhan. Sholat tarawih pun
menjadi kegiatan baru untuk kaum muslimin, walaupun hanya musim di Bulan
Ramadhan…hehee. Di masjid saya ternyata dengan banyaknya pemburu pahala
menimbulkan sedikit masalah ketika melaksanakan sholat “musiman”. Kenapa saya sebut musiman? Karena hanya di bulan Ramadhan
sholat itu diadakan, dan kebayakan dari jamaah tidak mengganti dengan sholat
malam di bulan selain Ramadhan.
Ada fenomena setiap bulan Ramadhan, masjid menjadi sangat ramai oleh
jamaah dan ramai oleh “celoteh” anak
kecil yang semangat bermain di masjid terutama saat sholat tarawih sehingga
mengganggu ke khusukan para jamaah. Tidak haya di malam hari, pengajian TPA yang
biasanya sepi peminat, sekarag menjadi bayak anak-anak yang berminat untuk
mengaji. Itulah keadaan di masjid yang berada di kampung saya.
Kami [para pengajar TPA] mencoba untuk memberitahukan kepada anak-anak
agar tenang selama taraawih. Saya mencoba untuk membuat kesepakatan dengan mereka,
saya katakan ketika sholat tarawih anak TPA harus berada di shof depan atau
paling tidak duduk di tengah. Saya katakan kepada mereka “jika kita berada di barisan depan maka kita aka mendapatkan banyak
pahala dari Allah”. Jika di belakang
maka sedikit, apalagi jika masih rame”. Kami buat kesepakatan tersebut agar
anak berada di depan dan meninggalkan “markas” untuk ramai yaitu di pojok
masjid bagian belakang.
Malam berikutnya Alhamdulillah mereka sudah menjadi lebih baik, tempat
duduknya sudah agak maju kedepan dan kegaduha juga sudah bayak berkurang. Ada sesuatu
yang menarik perhatian saya ketika selesai sholat isya’, Dhani namanya yang kebetulan
duduk didekat saya kemudian menjulurkan tangan dan menengadah sambil berkata, “mas,
pahalane endi? jare yen ngarep entuk pahala akeh?” [mas pahalanya mana?
Katanya kalau duduk di depan pahalanya banyak?].
Namanya juga anak-anak selalu menuntut sesuatu yang riil, nyata dan bisa
di rasakan oleh panca inderanya. Mungkin dia beranggapan bahwa pahala dapan di
pegang dengan tangan dan dilihat dengan mata. Tidak hanya anak-anak bahkan kita
pun mungkin juga masih menghitung keuntungan dari apa yang kita lakukan dengan
materi yang bisa dirasakan dengan panca indera. Terkadang kita lupa bahwa ada
hal non materi yang lebih berharga dengan benda materi yang dapat kita lihat.
Saya mencoba mengaitkan dengan profesi sebagai seorang guru yang berada
di sebuah sekolah swasta Islam dengan gaji yang tidak begitu besar. Mungkin secara
materi mereka merasa kurang untuk menutup kebutuhan bulanan, apa lagi dengan
beban mengajar yang cukup berat dan sibuk. Namun sebenarnya ada sisi non materi
yang dapat di rasakan ketika mengajar di sebuah swasta. Sebagai contoh ketika
saya mengobrol dengan salah satu guru di sekolah Islam swasta dengan inisial Pak PY, beliau menuturkan “Sebenarnya secara materi mungkin kurang
namun ada hal-hal yang tidak dapat dinilai dengan materi”. “Saya mendapatkan
bayak ilmu dari sini, saya jadi tahu bagaimana mendidik anak untuk kedepanya,
bagaimana cara menghadapi masalah anak banyak lagi yang saya dapatkan dari
hal-hal non materi”, tambahnya. Kebetulan beliau bukan dari fak pendidikan,
tetapi dari teknik.
Sebuah inspirasi yang luar biasa bagi saya untuk tidak mengukur segala
sesuatu dengan benda-benda material. Dari kejadian semalam ketika si Dani
menengadahkan tangan dan “meminta” pahala saya jadi teringat dengan apa yang
pernah saya dengar dari salah seorang teman yaitu Pak PY. Bahwa nilai dari
benda non materi jauh lebih berharga dibadingkan dengan nilai-nilai materi. Walaupun,
tidak dipungkiri bahwa sebenarnya kita juga sangat membutuhkan benda-benda
materi. Ada sebuah kata bijak yang berbicara tentang materi [uang].
MONEY
It can buy a House
But not a Home
It can buy a Bed
But not Sleep
It can buy a Clock
But not Time
It can buy you a Book
But not Knowledge
It can buy you a Position
But not Respect
It can buy you Medicine
But not Health
It can buy you Blood
But not Life
It can buy you Sex
But not Love
Money isn't everything
It often causes pain and suffering
No comments:
Post a Comment