Wednesday, July 25, 2012

material vs un_material


Di bulan Rahamadhan 1433 H hampir sama dengan bulan Ramadhan di tahun tahun sebelumnya. Masjid mulai penuh sesak oleh jamaah yag hendak beburu pahala di bulan yang penuh berkah ini. Mulai dari anak-anak, remaja, orag tua bahkan yang sudah sangat tua pun ikut berburu pahala di bulan Ramadhan. Sholat tarawih pun menjadi kegiatan baru untuk kaum muslimin, walaupun hanya musim di Bulan Ramadhan…hehee. Di masjid saya ternyata dengan banyaknya pemburu pahala menimbulkan sedikit masalah ketika melaksanakan sholat “musiman”. Kenapa saya sebut musiman? Karena hanya di bulan Ramadhan sholat itu diadakan, dan kebayakan dari jamaah tidak mengganti dengan sholat malam di bulan selain Ramadhan.
Ada fenomena setiap bulan Ramadhan, masjid menjadi sangat ramai oleh jamaah dan ramai oleh “celoteh” anak kecil yang semangat bermain di masjid terutama saat sholat tarawih sehingga mengganggu ke khusukan para jamaah. Tidak haya di malam hari, pengajian TPA yang biasanya sepi peminat, sekarag menjadi bayak anak-anak yang berminat untuk mengaji. Itulah keadaan di masjid yang berada di kampung saya.
Kami [para pengajar TPA] mencoba untuk memberitahukan kepada anak-anak agar tenang selama taraawih. Saya mencoba untuk membuat kesepakatan dengan mereka, saya katakan ketika sholat tarawih anak TPA harus berada di shof depan atau paling tidak duduk di tengah. Saya katakan kepada mereka “jika kita berada di barisan depan maka kita aka mendapatkan banyak pahala dari Allah”. Jika di belakang maka sedikit, apalagi jika masih rame”. Kami buat kesepakatan tersebut agar anak berada di depan dan meninggalkan “markas” untuk ramai yaitu di pojok masjid bagian belakang.
Malam berikutnya Alhamdulillah mereka sudah menjadi lebih baik, tempat duduknya sudah agak maju kedepan dan kegaduha juga sudah bayak berkurang. Ada sesuatu yang menarik perhatian saya ketika selesai sholat isya’, Dhani namanya yang kebetulan duduk didekat saya kemudian menjulurkan tangan dan menengadah sambil berkata, “mas, pahalane endi? jare yen ngarep entuk pahala akeh?” [mas pahalanya mana? Katanya kalau duduk di depan pahalanya banyak?].
Namanya juga anak-anak selalu menuntut sesuatu yang riil, nyata dan bisa di rasakan oleh panca inderanya. Mungkin dia beranggapan bahwa pahala dapan di pegang dengan tangan dan dilihat dengan mata. Tidak hanya anak-anak bahkan kita pun mungkin juga masih menghitung keuntungan dari apa yang kita lakukan dengan materi yang bisa dirasakan dengan panca indera. Terkadang kita lupa bahwa ada hal non materi yang lebih berharga dengan benda materi yang dapat kita lihat.
Saya mencoba mengaitkan dengan profesi sebagai seorang guru yang berada di sebuah sekolah swasta Islam dengan gaji yang tidak begitu besar. Mungkin secara materi mereka merasa kurang untuk menutup kebutuhan bulanan, apa lagi dengan beban mengajar yang cukup berat dan sibuk. Namun sebenarnya ada sisi non materi yang dapat di rasakan ketika mengajar di sebuah swasta. Sebagai contoh ketika saya mengobrol dengan salah satu guru di sekolah Islam swasta dengan inisial Pak PY, beliau menuturkan “Sebenarnya secara materi mungkin kurang namun ada hal-hal yang tidak dapat dinilai dengan materi”. “Saya mendapatkan bayak ilmu dari sini, saya jadi tahu bagaimana mendidik anak untuk kedepanya, bagaimana cara menghadapi masalah anak banyak lagi yang saya dapatkan dari hal-hal non materi”, tambahnya. Kebetulan beliau bukan dari fak pendidikan, tetapi dari teknik.
Sebuah inspirasi yang luar biasa bagi saya untuk tidak mengukur segala sesuatu dengan benda-benda material. Dari kejadian semalam ketika si Dani menengadahkan tangan dan “meminta” pahala saya jadi teringat dengan apa yang pernah saya dengar dari salah seorang teman yaitu Pak PY. Bahwa nilai dari benda non materi jauh lebih berharga dibadingkan dengan nilai-nilai materi. Walaupun, tidak dipungkiri bahwa sebenarnya kita juga sangat membutuhkan benda-benda materi. Ada sebuah kata bijak yang berbicara tentang materi [uang].
MONEY
It can buy a House
But not a Home
It can buy a Bed
But not Sleep
It can buy a Clock
But not Time
It can buy you a Book
But not Knowledge
It can buy you a Position
But not Respect
It can buy you Medicine
But not Health
It can buy you Blood
But not Life
It can buy you Sex
But not Love
Money isn't everything
It often causes pain and suffering

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu