Tuesday, May 15, 2012

Hati-hati dengan hati…!!!


hati adalah kunci 

               Suatu pagi ada seorang nenek yang menggendong cucu nya di depan rumah. Dengan penuh kasih sayang si nenek bermain “ciii…luuppp…baaaa” dengan cucu tercinta. Cucunya saat itu berumur sekitar 6 bulan, tiba-tiba si cucu pipis di dalam pelukan nenek. Sang nenek justru tersenyum seraya berkata, “cucuku memang pinter, pagi-pagi sudah mengajak nenek mandi dan mencuci baju” [secara otomatis nenek harus membersihkan diri dan pakaian]. Kenapa si nenek tidak marah? Padahal si cucu sudah buang air kecil di bajunya. Karena si nenek memiliki hati yang sudah berisi rasa sayang dan cinta untuk si cucu. Sehingga perkataan yang keluar dan tindakan yang dilakukan pun sesuai dengan isi hati yaitu kasih sayang. Dari cerita tersebut dapat kita ambill pelajaran bahwa ketika kita memiliki hati yang bersih, apapun yang kita lakukan, apapun yang terjadi akan kita hadapi dengan tenang dan bersyukur serta mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian tersebut. 
                Hati merupakan muara dari setiap perbuatan dan perkataan kita. Jika baik hati kita, perbuatan dan perkataan kita pasti juga akan baik, begitu juga sebaliknya. Hati ibarat teko, jika di dalam teko berisi “teh manis” ketika kita menuangkan ke dalam gelas yang keluar adalah “teh manis” bukan sirup atau air putih. Begitu juga ketika dalam teko berisi “air keruh” maka ketika kita menuangkan pasti yang keluar adalah “air keruh”. Walaupun diluar teko di tulisi “teh manis” tetap yang keluar adalah air keruh. Begitupun manusia, ketika hatinya bersih maka terpuji akhlaknya, ramah tutur katanya dan bagus prasangkanya. Bahkan ketika kita bekerja dengan hati senang [bersih] pekerjaan seberat apapun akan terasa nikmat, begitu juga sebaliknya ketika hati kita sedang gundah maka pekerjaan yang ringan akan terasa sangat berat. Banyak amal yang dapat membersihkan hati kita diantaranya dengan berdzikir kepada Allah SWT, bergaul dengan orang yang tepat dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang kita lihat, dengar maupun rasakan. Setan tidak akan pernah tinggal diam dengan hati yang bersih, dia akan selalu mencoba dan berusaha untuk membuat hati kotor dan keruh. Membuat keburukan nampak begitu indah, dan kebaikan begitu buruknya.
                Segala sesuatu memang berasal dari hati, dimulai dari prasangka hati. Bayangkan saja kita sedang menghadiri sebuah pengajian dan kita melihat seorang wanita memakai perhiasan yang banyak dengan memakai gelang emas yang begitu besar di kedua tangan nya. Hati yang bersih berkata : ” orang itu memakai gelang yang bagus. Bagaimana dia bisa memiliki gelang yang sebagus itu? mungkin dia menjadi orang sukses dengan berbagai bisnis yang digelutinya”. Sedangkan hati yang kotor berkata :”ih…pamer, itu pasti gelang kreditan. Gitu aja bangga padahal belum lunas”. Itulah perbedaan antara hati yang bersih dan hati yang kotor, semuanya akan tersirat dalam prasangkan dan tervisualisasi dalam perkataan dan perbuatan.
Keikhlasan kita dalam melakukan sesuatu tergantung keadaan hati kita. Banyak amal dunia yang bisa berubah menjadi amal akhirat jika kita bisa menggunakan hati kita dengan semestinya. Sebagai contoh makan dan minum merupakan salah satu contoh perbuatan dunia, seandainya hati kita selalu menuntun lidah kita untuk membaca do’a maka hal itu bisa menjadi sebuah amal akhirat dan bernilai ibadah. Akan tetapi amal akhirat, sebagai contoh sholat bisa menjadi sebuah amal dunia dan tidak bernilai apapun di mata Allah seandainya kita sholat dengan khusyu’ karena di situ ada teman kita, ada atasan kita atau siapapun yang kita minta perhatiannya. Sama hal nya ketika Rosululloh melakukan hijrah ada kaum Muhajirin yang hijrah betul-betul hatinya hanya ingin mencari rindho Allah, namun ada juga yang karena hatinya mencintai dunia dan seorang wanita maka hijrahnya akan mendapatkan apa yang dia niatkan [yang ada dalam hati]. Itulah salah satu asbabul wurud dari hadits yang sangat populer, Innamal a’malu bin niyat [sesunggunya amal itu tergantung pada niatnya].

Kita sendiri yang bisa menilai apakah kita memiliki hati yang bersih atau kotor. Pun demikian terkadang kita juga memerlukan pendapat orang lain untuk menilai keadaan hati kita. Karena mungkin benar adanya pepatah yang mengatakan semut diseberang lautan tampak sedangkan gajah di pelupuk mata tak tampak. Orang lain akan menilai keadaan hati kita dengan melihat perbuatan dan tutur kata kita, karena mereka menganggap pebuatan dan perkataan yang keluar dari mulut merupakan gambaran hati kita. Tidak hanya itu suasana hati bisa tergambar dari raut wajah kita, karena dalam wajah terpancar begitu banyak ekspreasi. Senyum terhadap sesama dan saling tegur sapa itu akan membuat hati kita terasa sejuk dan nyaman. Dari sisi agama senyum kita kepada saudara kita merupakan sebuah shodaqoh. Bagaimana mungkin kita bisa tersenyum jika suasana hati kita sedih dan dalam keadaan yang kotor?. Hal terberat yang dilakukan oleh seorang yang hatinya dipenuhi dengan amarah adalah tersenyum. Dia tidak mampu menggerakan mulutnya walaupun hanya 2 centimeter saja. Maka benarlah jika dikatakan orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan amarahnya. Anda tahu kenapa ketika ada2 orang yang saling dipenuhi amarah bicaranya harus keras dan teriak-teriak?. Karena ketika marah jarak hati keduanya sangatlah jauh, sehingga mereka harus berteriak dengan keras.
Dalam menghadapi setiap masalah kehidupan, kita akan seringkali dihadapkan dengan berbagai pilihan pula. Suasana hati kita saat itu akan sangat menentukan mana yang akan kita pilih. Suatu hari kita melakukan perjalanan dan melihat teman satu kantor kita mengalami kecelakaan. Akan tetapi perkataan dan perbuatan teman kita masih meninggalkan luka di hati kita. Mungkinkah kita masih mau menolongnya?. Semua tergantung pada kemampuan hati kita untuk memaafkan dan mengambill hikmah dari kejadian tersebut. Jika kita memiliki hati yang bersih, mungkin kita akan membantunya semampu kita dan kita akan mengambil serta memetik hikmah dari kejadian tersebut. Sebagai contoh ketika Rosululloh sering dilempari kotoran unta oleh seorang kafir ketika melintasi rumahnya, namun suatu hari si pelempar kotoran unta sakit, Rosululloh lah yang pertama kali menengoknya. Sungguh hati Rosululloh adalah hati yang sangat mulia dan menjadikan sebuah hidayah untuk orang yang hatinya kotor. Ketika kita mampu menggunakan hati kita dengan baik, mungkin suatu saat kita juga akan membantu orang di sekitar kita untuk memiliki hati yang bersih.
Hati akan selalu terbolak balik karena itu sudah menjadi nash Allah SWT. Untuk memiliki hati yang bersih kita harus selalu menyapu hati ini dari hal-hal yang bisa mengotorinya seperti hasad, sombong, merendahkan orang lain dan mengolok-olok kekurangan orang lain. Sapu yang kita gunakan adalah selalu melihat kekurangan diri sendiri, menghargai orang lain, berkawan dengan hati yang bersih dan yang tak kalah penting adalah selalu berdo’a kepada Sang Pemilik Hati yaitu Allah SWT agar selalu mengisi hati kita dengan ketaatan dan keimanan.
Maka kita harus selalu berhati-hati dengan hati kita. Hati akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan kepada pemiliknya. Akan tetapi ia juga mampu memberikan petaka dan kesengsaraan kepada si empunya. Semua itu tergantung kepada si pemilik hati, apakah dia membiasakan menyapu setiap kotoran yang ada dalam hatinya atau justru tanpa sadar terus menikmati kotoran-kotoran yang ada dalam hati. 

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu