Wednesday, May 23, 2012

abi, umi aku ingin disayangi...!!!!

Pelajaran berharga yang saya peroleh dalam sebuah Artikel. Berkenaan tentang apa yang diinginkan anak kepada orang tuanya....ada sebuah pertanyaan dari seorang psikolog...!!!

ORANG TUA MERASA MEYAYANGI ANAK
ATAU 
ANAK MERASA DISAYANGI ORANG TUA

Untuk menemukan jawabannya silahkan klik di sini

Wednesday, May 16, 2012

Mbah Citro [penjual sarapan]...Kenapa harus berbahasa Jawa????


nasi pecel Mbah Citro...bergaransi..!!!

                Teringat pada sebuah kejadian di masa kuliah dulu, disalah satu Sekolah Tinggi Agama Inysa Allah Negeri di Surakarta. Saya dan teman-teman jika hendak makan ada sebuah warung lengganan kami, warung Mbah Citro yang menyediakan berbagai menu masakan mulai dari pecel, soto, gudeg dan masih banyak lagi. Kami sudah akrab dengan penjual yang bernama mbah Citro, sering saya dan teman-teman bercanda bersama. Mbah Citro pun suka menghabiskan waktu dengan bercerita keadaan masa lalu, saya suka mendengarkannya walaupun hanya menghabiskan uang 5-6 ribu tapi kami bisa satu jam berada di warung untuk bercerita dan bercanda bareng. Bahkan ketika lebaranpun kami berkunjung ke rumah beliau. Seperti kebanyakan orang tua, mbah Citro suka menyibukkan diri dengan aktivitas agar tidak merasa kesepian. Dengan kulitnya yang sudah keriput dan rambutnya yang sudah memutih beliau tetap semangat dalam bekerja.
                Suatu pagi seperti biasa kami mencari sarapan ke warung Mbah Citro, sampai disana saya langsung pesan makanan, ”mbah, kulo nyuwun sego pecel kalih wedang jeruk?”. “Mbeto telur mboten?”, tanya mbah Citro. “Mboten riyen mbah, nembe sepii..hehehe”, jawabku sekenanya. Setelah siap kami makan dengan nyantai, tidak lupa berdo’a biar disayang sama Allah…hehehe. Selesai makan kami tidak langsung pulang karena masih ada hidangan penutup yang pelu kami habiskan, sebatang Djarum Super filter….hehehe. Ditengah-tengah menghisap sebatang permen api [rokok] tiba-tiba anak dan cucu Mbah Citro datang ke warung bersama dengan baby sisternya. Ternyata anaknya mau pamitan hendak berangkat kerja, “mbah kula pamit riyen nggih”, kata anaknya. “iya nduk, ati-ati neng ndalan”, pesan Mbah Citro. Kemudian putri dari Mbah Citro pamitan juga kepada anaknya, “mama, berangkat dulu yach? Kamu ma mbok sum dulu”, kata ibunya sambil mencium anaknya. Akhirnya Putri Mbah Citro berangkat bekerja.
                Setelah putrinya berlalu kemudian mbah Citro berkata seraya menasehati kami, ”suk yen wis nduwe putra diajari basa jawa ae mas, ketok luwih sopan”. Saya terus bertanya, “lha pripun tho mbah?”. “bahasa jawa ki basane awake dewe, luwih sopan yen ngomong nganggo basa krama alus tinimbang bahasa Indonesia”, lanjut mbah Citro. Saya dan teman saya hanya menjawab, “nggih mbahhhh….”. Waktu itu saya menganggap itu sebuah omongan biasa dari beliau. Selang beberapa hari saya melihat seorang anak SD mungkin saat itu masih kelas 1 atau 2 berbicara kepada ibu nya, “ndang tho buk aku njaluk duite tak nggo tuku es”. Ternyata benar tidak enak di dengar karena bahasa tersebut layaknya digunakan dengan teman sebaya bukan dengan orang yang lebih tua. Dalam bahasa jawa kita mengenal beberapa tingkatan boso [bahasa], ada ngoko, ngoko alus, krama dan krama inggil. Semua itu diciptakan oleh….oleh siapa yach???saya juga nggak tu, yang jelas oleh “sang penemu” ternyata memiliki nilai kesopanan yang luar biasa. Menunjukkan cara bersikap dan bertutur kata kepada orang yang lebih muda, teman sebaya maupun yang lebih tua.
                Sekarang saya berkecimpung dalam dunia pendidikan dengan menjadi seorang guru di sebuah Sekolah Dasar. Kebetulan sekolah saya berada lingkungan kota kabupaten, banyak anak orang kaya, pengusaha, pejabat pemerintah dan para pebisnis. Mungkin saya baru menyadari kenapa Mbah Citro dulu berpesan seperti itu, saya menjumpai anak didik saya tidak bisa berbahasa yang “sopan” dengan guru dan orang yang lebih tua ketika menggunakan bahasa Jawa. Mereka kebanyakan banyak yang tidak faham ketika saya menggunakan bahasa Krama Inggil.
 Ajarkan anakmu bahasa jawa!!! Ketika anak di tanya, “mpun maem le..?”, akan sangat tidak sopan jika menjawab “wes..!!”. Ajarkan anak kita dengan bahasa jawa agar mereka bisa membedakan dalam bergaul dengan teman sebaya dan kepada orang tua. Ada pepatah jawa ajining diri gumantung ana ing lati [nilai/kehormatan seseoranag tergantung bagaimana ia menggunkan lisannya]. Jika kita tidak menghormati orang lain bagaimana kita bisa dihormati orang lain?. Kalau kita tidak bisa berbicara yang sopan kepada orang lain bagaimana mungkin orang lain mau berkata-kata sopan kepada kita?. Walaupun hanya sekedar berbicara, ternyata memiliki nilai yang sangat besar kepada nilai/kehormatan kita. Jika kita selalu bercanda, mungkin orang lain akan meremehkan kita karena kewibawaan kita akan berkurang.
Sekali lagi bahasa jawa sebenarnya mengajarkan kita bagaimana untuk menjaga kewibawaan kita. Sebagai contoh ketika kita berbicara dengan orang  yang lebih muda kita menggunakan Basa Ngoko, hal ini menandakan kita lebih tua dan layak untuk dihormati tetapi harus mengasihi dan menyayangi yang lebih muda. Sebaliknya ketika kita berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa krama, hal tersebut bertujuan agar kita tahu bahwa kita sebagai orang yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua. Paling tidak itulah hikmah yang saya ambil dari tingkatan dalam bahasa Jawa.
Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mengajarkan anak kita?. Orang yang paling depan dalam memikul tanggung jawab ini adalah kita sebagai orang tua. Mereka tidak bisa berbahasa jawa dengan halus karena kita tidak membiasakan mereka untuk berbahasa jawa dengan baik. Seandainya mereka sering mendengar dan kita ingatkan ketika salah dalam menggunakan bahasa yang tepat maka Insya Allah anak kita akan mampu menggunkan bahasa yang tepat untuk orang yang tepat pula. Sehingga mereka akan mengetahui bagaimana bersikap kepada sesama.
Kenapa harus bahasa Jawa?. Karena kita orang jawa maka selayaknya kita mengikuti kebudayaan jawa khususnya yang tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Salah satunya adalah culture dalam berbicara dan bersikap. Banyak ornamen jawa yang memberikan isyarat atau sebagai simbul dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya adalah pakaian adat Jawa yang memberikan banyak makna. Mari kita ajari anak kita berbahasa Jawa...!!!!

Tuesday, May 15, 2012

Hati-hati dengan hati…!!!


hati adalah kunci 

               Suatu pagi ada seorang nenek yang menggendong cucu nya di depan rumah. Dengan penuh kasih sayang si nenek bermain “ciii…luuppp…baaaa” dengan cucu tercinta. Cucunya saat itu berumur sekitar 6 bulan, tiba-tiba si cucu pipis di dalam pelukan nenek. Sang nenek justru tersenyum seraya berkata, “cucuku memang pinter, pagi-pagi sudah mengajak nenek mandi dan mencuci baju” [secara otomatis nenek harus membersihkan diri dan pakaian]. Kenapa si nenek tidak marah? Padahal si cucu sudah buang air kecil di bajunya. Karena si nenek memiliki hati yang sudah berisi rasa sayang dan cinta untuk si cucu. Sehingga perkataan yang keluar dan tindakan yang dilakukan pun sesuai dengan isi hati yaitu kasih sayang. Dari cerita tersebut dapat kita ambill pelajaran bahwa ketika kita memiliki hati yang bersih, apapun yang kita lakukan, apapun yang terjadi akan kita hadapi dengan tenang dan bersyukur serta mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian tersebut. 
                Hati merupakan muara dari setiap perbuatan dan perkataan kita. Jika baik hati kita, perbuatan dan perkataan kita pasti juga akan baik, begitu juga sebaliknya. Hati ibarat teko, jika di dalam teko berisi “teh manis” ketika kita menuangkan ke dalam gelas yang keluar adalah “teh manis” bukan sirup atau air putih. Begitu juga ketika dalam teko berisi “air keruh” maka ketika kita menuangkan pasti yang keluar adalah “air keruh”. Walaupun diluar teko di tulisi “teh manis” tetap yang keluar adalah air keruh. Begitupun manusia, ketika hatinya bersih maka terpuji akhlaknya, ramah tutur katanya dan bagus prasangkanya. Bahkan ketika kita bekerja dengan hati senang [bersih] pekerjaan seberat apapun akan terasa nikmat, begitu juga sebaliknya ketika hati kita sedang gundah maka pekerjaan yang ringan akan terasa sangat berat. Banyak amal yang dapat membersihkan hati kita diantaranya dengan berdzikir kepada Allah SWT, bergaul dengan orang yang tepat dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang kita lihat, dengar maupun rasakan. Setan tidak akan pernah tinggal diam dengan hati yang bersih, dia akan selalu mencoba dan berusaha untuk membuat hati kotor dan keruh. Membuat keburukan nampak begitu indah, dan kebaikan begitu buruknya.
                Segala sesuatu memang berasal dari hati, dimulai dari prasangka hati. Bayangkan saja kita sedang menghadiri sebuah pengajian dan kita melihat seorang wanita memakai perhiasan yang banyak dengan memakai gelang emas yang begitu besar di kedua tangan nya. Hati yang bersih berkata : ” orang itu memakai gelang yang bagus. Bagaimana dia bisa memiliki gelang yang sebagus itu? mungkin dia menjadi orang sukses dengan berbagai bisnis yang digelutinya”. Sedangkan hati yang kotor berkata :”ih…pamer, itu pasti gelang kreditan. Gitu aja bangga padahal belum lunas”. Itulah perbedaan antara hati yang bersih dan hati yang kotor, semuanya akan tersirat dalam prasangkan dan tervisualisasi dalam perkataan dan perbuatan.
Keikhlasan kita dalam melakukan sesuatu tergantung keadaan hati kita. Banyak amal dunia yang bisa berubah menjadi amal akhirat jika kita bisa menggunakan hati kita dengan semestinya. Sebagai contoh makan dan minum merupakan salah satu contoh perbuatan dunia, seandainya hati kita selalu menuntun lidah kita untuk membaca do’a maka hal itu bisa menjadi sebuah amal akhirat dan bernilai ibadah. Akan tetapi amal akhirat, sebagai contoh sholat bisa menjadi sebuah amal dunia dan tidak bernilai apapun di mata Allah seandainya kita sholat dengan khusyu’ karena di situ ada teman kita, ada atasan kita atau siapapun yang kita minta perhatiannya. Sama hal nya ketika Rosululloh melakukan hijrah ada kaum Muhajirin yang hijrah betul-betul hatinya hanya ingin mencari rindho Allah, namun ada juga yang karena hatinya mencintai dunia dan seorang wanita maka hijrahnya akan mendapatkan apa yang dia niatkan [yang ada dalam hati]. Itulah salah satu asbabul wurud dari hadits yang sangat populer, Innamal a’malu bin niyat [sesunggunya amal itu tergantung pada niatnya].

Kita sendiri yang bisa menilai apakah kita memiliki hati yang bersih atau kotor. Pun demikian terkadang kita juga memerlukan pendapat orang lain untuk menilai keadaan hati kita. Karena mungkin benar adanya pepatah yang mengatakan semut diseberang lautan tampak sedangkan gajah di pelupuk mata tak tampak. Orang lain akan menilai keadaan hati kita dengan melihat perbuatan dan tutur kata kita, karena mereka menganggap pebuatan dan perkataan yang keluar dari mulut merupakan gambaran hati kita. Tidak hanya itu suasana hati bisa tergambar dari raut wajah kita, karena dalam wajah terpancar begitu banyak ekspreasi. Senyum terhadap sesama dan saling tegur sapa itu akan membuat hati kita terasa sejuk dan nyaman. Dari sisi agama senyum kita kepada saudara kita merupakan sebuah shodaqoh. Bagaimana mungkin kita bisa tersenyum jika suasana hati kita sedih dan dalam keadaan yang kotor?. Hal terberat yang dilakukan oleh seorang yang hatinya dipenuhi dengan amarah adalah tersenyum. Dia tidak mampu menggerakan mulutnya walaupun hanya 2 centimeter saja. Maka benarlah jika dikatakan orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan amarahnya. Anda tahu kenapa ketika ada2 orang yang saling dipenuhi amarah bicaranya harus keras dan teriak-teriak?. Karena ketika marah jarak hati keduanya sangatlah jauh, sehingga mereka harus berteriak dengan keras.
Dalam menghadapi setiap masalah kehidupan, kita akan seringkali dihadapkan dengan berbagai pilihan pula. Suasana hati kita saat itu akan sangat menentukan mana yang akan kita pilih. Suatu hari kita melakukan perjalanan dan melihat teman satu kantor kita mengalami kecelakaan. Akan tetapi perkataan dan perbuatan teman kita masih meninggalkan luka di hati kita. Mungkinkah kita masih mau menolongnya?. Semua tergantung pada kemampuan hati kita untuk memaafkan dan mengambill hikmah dari kejadian tersebut. Jika kita memiliki hati yang bersih, mungkin kita akan membantunya semampu kita dan kita akan mengambil serta memetik hikmah dari kejadian tersebut. Sebagai contoh ketika Rosululloh sering dilempari kotoran unta oleh seorang kafir ketika melintasi rumahnya, namun suatu hari si pelempar kotoran unta sakit, Rosululloh lah yang pertama kali menengoknya. Sungguh hati Rosululloh adalah hati yang sangat mulia dan menjadikan sebuah hidayah untuk orang yang hatinya kotor. Ketika kita mampu menggunakan hati kita dengan baik, mungkin suatu saat kita juga akan membantu orang di sekitar kita untuk memiliki hati yang bersih.
Hati akan selalu terbolak balik karena itu sudah menjadi nash Allah SWT. Untuk memiliki hati yang bersih kita harus selalu menyapu hati ini dari hal-hal yang bisa mengotorinya seperti hasad, sombong, merendahkan orang lain dan mengolok-olok kekurangan orang lain. Sapu yang kita gunakan adalah selalu melihat kekurangan diri sendiri, menghargai orang lain, berkawan dengan hati yang bersih dan yang tak kalah penting adalah selalu berdo’a kepada Sang Pemilik Hati yaitu Allah SWT agar selalu mengisi hati kita dengan ketaatan dan keimanan.
Maka kita harus selalu berhati-hati dengan hati kita. Hati akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan kepada pemiliknya. Akan tetapi ia juga mampu memberikan petaka dan kesengsaraan kepada si empunya. Semua itu tergantung kepada si pemilik hati, apakah dia membiasakan menyapu setiap kotoran yang ada dalam hatinya atau justru tanpa sadar terus menikmati kotoran-kotoran yang ada dalam hati. 

Friday, May 4, 2012

do'a bersama untuk UN [sekolah unggul menurut sang ustadz...]

belajar untuk dunia akhirat
     Untuk menghadapi UN tahun 2011/2012 sekolah kami mengupayakan berbagai macam program untuk meraih hasil yang memuaskan dan nilai yang tinggi untuk sekolah kami. Serangkaian program seperti, try out, jam tambahan, mabit, refresh dan yang terakhir adalah do'a bersama.
     Kegiatan do'a bersama dilaksanakan kemarin [4 Mei 2012] setelah sholat Isya'. Para santri dan wali murid serta para guru dan komite menghadiri acara do'a bersama yang kami laksanakan di halaman sekolah. Acara pertama adalah pembukaan dilanjutkan dengan tilawah Al Qur'an secara bersama, pada kesempatan itu membaca Surah At Thoriq. Dilanjutkan dengan sambutan dari kepala sekolah, dari inti yang bisa saya tangkap adalah do'a bersama yang dilakukan merupakan salah satu pit stop dalam perlombaan F1. Jadi merupakan salah satu momentum untuk bersiap dalam menghadapi UN yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 7 Mei 2012 mendatang.
     Bapak Kepala Sekolah mengumumkan pencapaian dari beberapa "pitstop" yang sudah dilewati anak yaitu beberapa kali try out yang telah dilaksanakan. Sekolah kami mendapatkan rerata sekitar 8 koma sekian, matematika ada 2 anak yang mendapatkan nilai sempurna 100, Bahasa Indonesia 1 anak sedangkan IPA maksimal 9,75 akan tetapi merupakan tertinggi try out kabupaten.
     Setelah sambutan dari  kepala sekolah dilanjutkann dengan sambutan dari komite sekolah. Tidak banyak yang dapat saya ceritakan beliau hanya memberikan motivasi untuk anak-anak agar berusaha semaksimal mungkin untuk meraih nilai yang memuaskan.
    Setelah sambutan silanjutkan dengan tausiah oleh Ustadz Sumadi. Pesan yang dapat saya tangkap dan masih terngiang dalam diri saya adalah ketika beliau membicarakan sekolah unggul. SD kami mendapatkan torehan nilai yang seperti diatas sianggap biasa dan lumrah. Kenapa??? karena sudah banyak upaya dan iktiar yang dilakukan oleh sekolah jadi wajar kalau nilainya baik. Banyak sekolah yang seperti itu katanya....menurut sang Ustadz sekolah unggul sekolah yang tidak hanya hebat dalam nilai akademik namun sekolah yang hebat juga dalam akhlak. Sering kita kenal dengan karakter anak yang sesuai dengan nilai agama dan norma. Apa sich sekolah unggul??
    Sekolah unggul adalah sekolah yang hebat secara akademik dan baik akhlaknya, kelas yang unggul kelas yang nilai akademik bagus dan memeiliki kesopanan serta akhlak mulia. Dalam hal yang lebih kecil, manusia yang unggul manusia yang cerdas dan manusia yang berbudi mulia. Character Building seharusnya menjadi sesuatu yang bisa di unggulkan, karena hal tersebut akan sangat tampak dalam pergaulan sehari-hari tanpa kita harus melihat hasil ulangan, ataupun raport siswa.
    Dengan melihat tingkah laku mereka kita bisa mengukur apakah sekolah itu baik untuk anak kita atau tidak. Banyak dari wali murid saya ketika saya ajukan pertanyaan mengapa mereka menyekolahkan anak ke sekolah Islam? Rata-rata dari mereka menjawab agar anaknya memiliki akhlak yang baik. Sungguh ironis jika hanya nilai secara akademik yang di kejar tanpa memperhatikan akhlak anak.
    ....SEKOLAH UNGGUL ADALAH SEKOLAH YANG BERORIENTASI DUNIA AKHIRAT....
saya tertarik dengan sekolah unggul yang disampaikan oleh sang Ustadz, sedikit hikmah yang saya ambil dari acara do'a bersama semalem....kept spirit brow...!!!!

Thursday, May 3, 2012

Mereka [bukan] pahlawan tanpa tanda jasa……. Kehebatan para OB disekolah_Ku



                Kalau kita ditanya, Siapa pahlawan tanda jasa?. Kita pasti sepakat bahwa pahlawan tanda jasa adalah “GURU”. Tapi sekarang para guru sudah diberi “tanda jasa” dari pemerintah dengan berbagai program pemerintah seperti adanya sertifikasi yang sangat membantu para pahlawan “tanpa tanda jasa”. Memang sekarang profesi guru sangat banyak diperebutkan oleh berbagai kalangan, semoga niat mereka tulus untuk memberikan ilmu yang bermanfaat kepada para muridnya, bukan karena sekarang “tanda jasa” guru [khususnya guru di sekolah negeri] cukup besar.
                Dalam sekolah guru dianggap sebagai komponen yang sangat pokok untuk berlangsungnya roda kehidupan di sekolah. Akan tetapi ada sebuah komponen yang tidak kalah penting dari guru. Komponen ini sering dilupakan dan dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang.  Tanpa mereka, Kepala sekolah, guru bahkan mungkin siswa akan mengalami hambatan dalam proses belajar. Pun demikian komponen yang satu ini mungkin kita sering lupa, sering melihat namun tidak menghiraukan keberadaannya.  
                Komponen dalam sekolah tersebut adalah penjaga sekolah, office boy  atau cleaning service. Apapun sebutannya mereka semua bekerja di balik layar, mereka semua adalah orang yang memegang peranan penting dalam sebuah lembaga dan institusi, namun mereka pula yang terlupakan. Dalam dunia pendidikan, peranan penjaga sekolah sangatlah penting, terlebih sekolah yang sudah tumbuh besar menjadi sekolah terkenal dengan murid mencapai ratusan bahkan ribuan. Mereka menyiapkan segala sesuatu untuk kenyamanan dan kelancaran proses belajar. Mulai dari menyapu lantai, kemudian mengepelnya, menyapu halaman, membersihkan kamar mandi dan wc, menyiapkan makan siang dan snack serta minuman untuk para guru. Tanpa mereka sejujurnya kita akan mengalami kendala dalam melangsungkan proses belajar.
                Ada pengalaman pribadi yang cukup menarik terkait betapa penting peran seorang office boy. Ketika itu masih bulan Syawal, tahu lah di bulan Syawal acara paling populer di Indonesia adalah Halal Bi Halal…hehehe. Begitu juga dengan sekolah kami yang mendapatkan udangan dari dinas pendidikan kecamatan untuk menghadiri Halal Bi Halal. Acara akan dilaksanakan jam 09.00 WIB, akan tetapi kami para guru diharuskan berada di sekolah seperti biasa jam 07.00 WIB untuk membicarakan sesuatu secra bersama. Jam 07.00 para guru sudah berkumpul dan berdiskusi tenta-ng perkembangan sekolah, namun ada beberapa rekan yang mengeluhkan, “kok nggak ada minum tho ini? OB pa nggak masuk?”. Ada lagi yang mengeluh, “nggak ada minum yach? Nggak ada snack?”.
                Mereka mengeluh karena biasanya mendapatkan minuman dan snack sudah tersedia diatas meja. Salah satu bukti bahwa keberadaan mereka sangat di butuhkan dalam sebuah lembaga. Di sekolah pun demikian jika lantai kotor, siap yang di cari? Pasti OB. Kalau ruangan belum disapu, siapa yang dicari? Pasti OB. Jika belum ada minuman di meja, siapa yang dicari? OB lagi. Jika ada makanan atau snak yang masih tersisa, siapa yang dicari? Pasti kantong plastik dan bukan OB…heheheheee.
                 Namun masih saja ada segelincir orang yang mengganggap kerja mereka belum maksimal. Ada seorang teman yang masih mempertanyakan tentang kerja OB kami. Karena menemukan sebagian kecil lantai yang masih kotor atau sampah masih ada yang berserakan. Mungkin dia tidak mengetahui betapa OB telah bekerja keras dalam menyiapkan segalanya untuk berlangsungnya kegiatan di sekolah. Dibandingkan dengan warga sekolah, orang yang paling sibuk adalah OB….!!!!
                Coba kita bayangkan, mereka berangkat dari rumah jam 6, sesampai di sekolah mereka membuka pintu kelas per kelas, setelah itu mempersiapkan minuman untuk para guru, mereka mempersiapkan snack dan makan siang untuk siswa dan guru. Setelah selesai sholat mereka mengambil wadah untuk makan dari kelas, ketika jam belajar di sekolah telah selesai mereka belum bisa ikut pulang seperti halnya warga sekolah yang lain. Mereka msih harus membereakan pekerjaan menyapu tiap kelas dan terasnya, belum lagi kalau ada jadwal mengepel kelas. Paling tidak jam 15.30  mungkin lebih mereka baru bisa pulang ke rumah. Itulah sedikit gambaran kerja OB di tempat saya mengajar….sungguh luar biasa!!!!
                Jika ada kegiatan sekolah, OB lagi-lagi mengambil peran penting dalam mensukseskan kegiatan. Mulai dari mempersiapkan peralatan sampai mengurusi masalah konsumsi. Yang sangat disayangkan adalah ketika mereka melakukan sedikit kesalahan beberapa oknum menyalahkan bahkan memarahi mereka. Semoga OB ku selalu diberi kesabaran dalam menjalankan tugas mulianya. Walaupun mereka [bukan] pahlawan tanpa tanda jasa namun sebenarnya jasa mereka sangat terasa. Hanya orang-orang yang menghargai mereka yang dapat merasakan besarnya jasa para OB ku….semangat mas Brow…!!!!
[BUKAN] PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Engkau memang bukan pahlawan
Namun keberadaanmu sangatlah dibutuhkan
Banyak yang memandangmu dengan sebelah mata
Namun sebenarnya engkau sangat berjasa
Engkau keluarkan segala kemampuan
Untuk mereka yang merasa menjadi tuan
Engkau keluarkan segala upaya
Namun mereka masih mencela
OB ku…
Jangan dengarkan mereka
Mereka tak pernah mau merasakan apa yang kau rasa
Mereka tak pernah tahu  saat berada dalam posisimu
Mereka hanya bisa mencari kesalahanmu
Tapi OB ku…..
Engkau adalah idola anak didikku
Kuarahkan mereka untuk selalu menghargai jasamu
Walaupun engkau [bukan] pahlawan tanpa tanda jasa
Biarlah jasamu dilunasi oleh Sang Maha Kuasa
OB_ku semoga keberkahan terlimpahkan atas dirimu..

Hamzah bergaya dengan burung hantu