Menjadi Orang Tua adalah sebuah KEHORMATAN…
Ingatlah, Anak adalah Anugerah Allah….
• Ingatlah ketika Allah mengabulkan harapanmu….
• Ingatlah ketika engkau memohon. Ingatlah ketika engkau berharap….
• Kau sambut kehadiran anakmu dengan tangis bahagia….
• Loeber (1990) menemukan, 70%, bahkan 90%, pelaku tindakan kriminal sudah menunjukkan kecenderungan agresif semenjak kanak-kanak. Mereka tampak sering menyerang atau melukai teman-temannya, kurang optimal dalam pelajaran, keterampilan sosialnya rendah dan kurang dapat diterima dalam lingkungan pergaulan.
Waspadalah…waspadalah..!!!!
• Penelitian Dodge, Pettit, Bates & Volente (1998) menunjukkan: orang-orang yang terlibat masalah-masalah kriminal kebanyakan berasal dari mereka yang ketika masih kanak-kanak sering menderita pemukulan-pemukulan (phisical abused child), atau bentuk-bentuk teror lain dari orang tuanya. Jumlah pelaku kriminal yang ketika kanak-kanak menjadi penderita pemukulan & teror ortu 4 kali lipat dari yang tidak…
Itulah sebabnya…
• Tak ada riwayat yang mewartakan bahwa Rasulullah SAW memukul, membentak atau meneror putra-putri dan cucu-cucunya. Beliau memperlakukan mereka dengan lemah lembut dan penuh hormat, hatta dalam menanamkan tauhid dan memerintahkan untuk mendirikan shalat….
• Bila kita mendidik dengan kekerasan, baik fisik maupun kata-kata, siapa sesungguhnya yang kita ikuti sunnahnya?
Sayangnya…
• Banyak orang tua dan guru yang tidak mengikuti sunnah Rasulullah yang mulia, dan hanya mengikuti hawa nafsunya sendiri…
• Na’udzubillah…..
Mengapa?
• Orang Tua yang tidak berbekal
• Orang Tua yang kurang peduli
• Orang Tua yang tidak mampu menjadi teladan
• Orang Tua yang tidak kompak, bahkan saling menyalahkan
• Orang Tua yang tidak memberi bimbingan ‘Time Management’
• Rumah yang GERSANG & tanpa program
• Tak ada penanaman Visi, Orientasi & Prinsip Hidup
• Aturan-aturan yang tidak jelas, tidak konsisten dan tidak konsekuen
• Komunikasi yang Buruk
• Orang Tua yang tidak menerapkan pola asuh yang tepat
• Orang Tua yang kurang menyayangi bahkan menolak anak-anaknya….
Ketika lahir mungkin Kau sangat menyayanginya. Namun kini, benarkah Kau masih mengasihi?
• Allah bertanya…
• Anak-anakmu pun bertanya…
JAWABLAH DENGAN HATIMU…!!!!
Pola asuh sangat berpengaruh terhadap pendidikan moral anak kita, adapun pola asuh dapat dibagi menjadi:
POLA ASUH 1
• Otoritatif
Ada tuntutan kepada anak untuk berbuat benar, ada standar pasti dan tegas mengenai nilai dan norma, namun ditanamkan secara persuasif, hangat dan dialogis. Arahan & bimbingan dilakukan secara intensif & sepenuh hati, bila perlu berani menegur dan tegas ketika anak berperilaku buruk. Ortu berorientasi agar anak memiliki kesiapan dan kemandirian untuk mengarungi masa depannya, namun bersikap apresiatif.
Ciri Ortu Otoritatif
• Penekanan hak & kewajiban anak secara seimbang
• Pengendalian terhadap anak tinggi, namun tetap hangat & peduli
• Dukungan terhadap pengembangan potensi anak tinggi, namun dibarengi dengan pengawasan yang tinggi pula
• Bersikap argumentatif, bukan emosional
POLA ASUH 2
• Otoriter
Menilai & menuntut anak mematuhi standar mutlak yang ditentukan secara sepihak, menuntut penghormatan & kepatuhan tanpa dialog, sering dengan kekerasan. Ortu merasa tak pernah salah. Biasanya fokus tindakan ortu hanyalah ketaatan, dan berorientasi pada masa kini. Anak dikendalikan secara penuh hanya demi kemudahan pengasuhan.
Ciri Ortu Otoriter
• Penekanan pada kewajiban anak secara dominan
• Pengendalian anak sangat tinggi & sepihak, didominasi dengan larangan, amarah, kekerasan dan hukuman
• Ekspresi kasih sayang cenderung lemah
• Mudah curiga, menyalahkan & mengkritik anak
• Lebih banyak mengembangkan komunikasi searah yang kurang simpatik, sehingga cenderung kurang harmonis
Mari kita renungkan...
• “Dari sekian banyak klien yang saya tangani, saat saya membimbing pikiran klien untuk mencari dan menemukan akar masalah dengan teknik terapi tertentu, lebih dari 95% masalah selalu berawal dari masa kecil mereka, umumnya pada usia sebelum 7 tahun. Ada juga yang pada usia 7-10 tahun.”
(Adi W. Gunawan, terapis jiwa)
Mereka umumnya adalah korban kekerasan fisik maupun emosi dari orang-orang terdekatnya...
• Kekerasan emosi:
Segala sesuatu yang dilakukan oleh orang dewasa yang merusak harga diri atau citra diri anak...
Contohnya:
• Tak ada kedekatan emosional
• Tak ada sentuhan fisik
• Mengabaikan & menolak anak
• Sangat sering memarahi anak, bahkan untuk hal-hal sepele
• Marah dengan ‘keras’ atau ‘kasar’
• Bentakan dengan kata-kata penghinaan: anak bodoh, goblok, dll.
• Ancaman yang mengerikan: bunuh, lempar ke sumur, sembelih, dibuang ke penjara, banting, cekik, dsb.
• Menuntut anak sempurna dengan standar orang dewasa
• Dll.
POLA ASUH 3
• Pemanjaan
Ortu cenderung untuk sepenuhnya membahagiakan anak. Karenanya, mereka membiarkan dan memfasilitasi segala hal yang membuat anak senang, tidak mengusik kesukaan anak, tidak mengendalikan dan menegur meski anak berperilaku buruk. Orientasinya pada kebahagiaan anak pada masa kini. Sangat longgar dalam standar norma dan perilaku.
Ciri Ortu Pemanjaan
• Penekanan pada hak anak & ungkapan kasih sayang secara berlebihan, namun kurang menanamkan rasa tanggung jawab
• Cenderung kurang memberi arahan & bimbingan
• Cenderung serba melayani dan over-protective
POLA ASUH 4
• Penelantar
Ortu cenderung kurang peduli pada perkembangan psikis anak. Anak dibiarkan berkembang sendiri tanpa arahan dan bimbingan. Ortu lebih fokus pada kepentingan dirinya sendiri dan tidak mau diganggu. Dalam soal pendidikan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak lain dan tak ingin repot-repot. Kehangatan hubungan dan kasih sayang kurang diperhatikan.
Ciri Ortu Penelantar
• Penanaman hak dan kewajiban sama-sama lemah
• Pengendalian dan pengawasan sangat lemah, anak merasa bebas
• Kehangatan & ekspresi kasih sayang lemah, sehingga ikatan emosional ortu-anak hambar
• Komunikasi minimalis dan cenderung serba formal/seperlunya
• Mementingkan keperluannya sendiri-sendiri
Akibatnya…
• Anak yang diasuh secara otoriter cenderung AGRESIF, IMPULSIF, atau PEMURUNG dan KURANG MAMPU BERKONSENTRASI.
• Anak yang diasuh dengan pemanjaan cenderung KURANG MATANG, IMPULSIF, CENGENG, KURANG MANDIRI, EGOIS & KURANG PERCAYA DIRI
• Anak yang diasuh dengan pola asuh penelantar cenderung brutal, seenaknya, tidak punya orientasi hidup, terjerumus pada perilaku kriminal, pergaulan bebas, dsb.
• Anak yang diasuh dengan pola asuh otoritatif cenderung lebih matang, mandiri, percaya diri dan bertanggung jawab
KOMUNIKASI POSITIF
• Kontak visual (Mata)
• Tatapan mata lembut/hangat
• Nada suara rendah
• Senyum
• Mulai dengan kalimat & sikap pengakraban
• Jarak dekat
• Apresiatif
5 BAHASA CINTA
n Bahasa DUKUNGAN
n Bahasa SENTUHAN FISIK
n Bahasa WAKTU ISTIMEWA
n Bahasa PELAYANAN SIMPATIK
n Bahasa HADIAH KEJUTAN
1. Bahasa DUKUNGAN
• Pujian Spesifik
“Subhanallah, ibu bahagia sekali melihat kakak ikhlas meminjamkan mainan kepada adik...”
“Wow, kamarmu rapi dan bersih. Kamu hebat!”
• Kata-kata kasih sayang
“Ayah selalu menyayangimu...”
“Kamu cahaya mentariku...”
“Betapa bangganya menjadi ibumu...”
• Dukungan di hadapan saudara
“Dik, kakak kemarin baca puisi di hadapan pak Kepala Sekolah lho... Kakak pemberani ya...”
2. Sentuhan FISIK
• Ciuman sayang
• Pelukan dan dekapan perlindungan
• Pelukan dan dekapan kebanggaan
• Tatapan & senyum penuh arti
• Sentuhan dan tepukan lembut
• Mengusap dan bersandar
• Bergelut & bergumul penuh canda
3. Waktu ISTIMEWA
• Meluangkan waktu secara khusus
• Kebersamaan penuh kesan
• Saat-saat berdua & lokasi istimewa
• ‘Proyek’/hobby bersama
• Tawaran menemani/membantu
• Mengobrol asyik & percapakan inspiratif
• Bertukar-pikiran
• Mendengar aktif
• Perayaan berkesan
• Mendongeng atau membacakan cerita
4. PELAYANAN Simpatik
• Pelayanan tanpa pretensi
• Pelayanan dengan senang hati
• Tindakan membantu secara spontan
• Tawaran simpatik
• Membantu hal-hal yang belum mampu dilakukan anak
• Suguhan minuman/makanan kesukaan
• Dll.
5. HADIAH KEJUTAN
• Hadiah sesuai kebutuhan & pengembangan minat anak, bukan keinginan
• Hadiah kejutan atas jerih payah
• Hadiah dalam perayaan
• Hadiah yang bersifat pribadi
• Membangun suasana emosional yang tepat ketika menyampaikan hadiah
• Ungkapan bahasa afirmasi bersamaan dengan pemberian hadiah
KOMUNIKASI NEGATIF
• Tanpa kontak visual (Mata)
• Tatapan mata tajam/menusuk
• Nada-nada tinggi, teriakan & kemarahan
• Kalimat sangat pendek/langsung
• Sinis & merendahkan
• Judgement & negative labelling
• Tegang, tanpa senyuman
• Cuek
Potensinya akan terus berkembang bila orang tua...
• Penerimaan Tulus
• Peduli
• Menanamkan VISI dan IMPIAN
• Terus menyemangati
• Memberi stimulasi optimal
• Memfasilitasi & memberi tantangan
• Menyiapkan mentalnya
• Bersabar dalam memberi dukungan
Ingatlah Pesan Allah…
• “Perintahkanlah anggota keluargamu untuk shalat. Dan BERSABARLAH (tekun, tiada henti, terus-menerus, tak putus asa) dalam melakukannya (mendidik untuk shalat itu)...” (QS 20 : 132)
Awalnya hanyalah sebuah respon. Setelah berulang-ulang Anda lakukan… jadilah KEBIASAAN…
Anda adalah kebiasaan Anda
• Tuliskan KEBIASAAN-KEBIASAAN BURUK Anda dalam berinteraksi dengan anak-anak Anda
• Menurut Anda, apa akibat buruknya….
Segala sesuatu ada kuncinya……….
Bila ditanya orang, APA KUNCI SUKSES ANDA dalam MENDIDIK & MENGASUH ANAK-ANAK ANDA?
Jadilah ortu yang peduli & bertanggung jawab
• Kita PASTI akan ditanya oleh Allah kelak di akhirat tentang bagaimana kita mengasuh anak-anak kita. Apakah kita ortu yang peduli dan bertanggung jawab?
• Kesalahan dalam mengasuh anak akan berakibat fatal di kemudian hari. Berhati-hatilah! Jadilah ortu yang CERDAS….
No comments:
Post a Comment