TRAINING CLASSROOM MANAGEMENT
22-24 Desember 2010
Hal yang perlu diperhatiakan dalam mendesain kelas antara lain:
- pencahayaan yang cukup
- suasana kelas seperti di rumah
- tekstur yang bervariasi
- ada benda hidup di dalam kelas (ex: akuarium, tanaman)
- ada ruang yang cukup (quet space)
- keamanan
- warna-warna yang lembut
Ada aturan untuk membuat aturan antara lain:
- peraturan dinyatakan secara positif (tidak mengandung kata larangan)
- peraturan dibuat secara singkat dan jelas.
- harus bias dilakukan, jika tidak mampu maka dihapuskan.
- peraturan sedikit saja, jangan terlalu banyak.
- peraturan dapat/mudah difahami.
- melibatkan anak dalam membuat peraturan
- ketika aturan dilanggar maka harus ada sesuatu yang terjadi.
- ada reward dan punishment.
Prosedur
Dalam menerapkan peraturan harus melalui prosedur yang telah disepakati bersama. Prosedur bertujuan untuk mengatur dan memastikan bahwa apa yang telah kita sepakati berjalan dengan baik. Pembuatan prosedur harus selengkap mungkin agar anak mudah memahami apa yang harus dilakukan dalam mematuhi peraturan tersebut.
Contoh format prosedur kelas.
No | Peraturan | Prosedur | Langkah-langkah | Alat/bahan |
1 | Menjaga ketertiban kelas saat KBM | Menghentikan aktivitas sejenak | 1. guru mengangkat tangan keatas sambil melihat ke siswa. 2. guru tidak mengeluarkan sepatah kata pun. 3. siswa yang melihat mengikuti gerakan guru tanpa mengeluarkan kata 4. siswa yang melihat gerakan siswa lainya ikut melakukan seperti siswa yang dilihatnya 5. guru menurunkan tangan sambil mengucapkan terima kasih. | |
2 | Menjaga ketertiban saat KBM | Berbicara dan menyampaikan pendapat | 1. siswa mengangkat tangan memberitahu guru tentang kebutuhannya 2. siswa tetap mengangkat tangannya dengan mulut teteap tertutup sampai guru memberikan respon untuk memberikan izin berbicara. 3. guru mempersilahkan siswa untuk berbicara. 4. guru menjawab pembicaraan siswa. |
Contoh prosedur dalam rutinitas kelas:
- awal masuk pagi
- berlaku sopan santun
- tetap tenang dalam pelajaran
- menjaga kebersihan
- masuk kelas mengucapkan salam.
Fenomena guru yang menggunakan gertakan atau teriakan untuk menenangkan kelas, hal ini berdampak kurang baik antara lain:
- anak tidak tahu mengapa harus sopan
- anak merasa tidak di sayang.
- anak tidak diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
Tujuan strategic dalam mengingatkan/menasehati anak agar taat terhadap aturan yang belaku.
1. anak dapat mengontrol diri
2. anak dapat mengendalikan emosi
3. anak mengenal aturan yang diterapkan
4. anak percaya diri
5. anak memecahkan masalahnya sendiri
“sebagai seorang guru hindarilah : menyuruh_melarang_memarahi”
Adapun cara penanganan siswa yang baik antara lain:
1. Memandang Dengan Visual
- memperhatikan dan menemani anak bermain
- orang tua atau guru tidak mengeluarkan kata-kata apapun, kecuali hanya memandang mereka.
- Tidak ada aturan-aturan kecuali ortu/guru memperhatikan tingkah laku mereka
- Sesuaikan dengan cara belajar anak (visual”dilihat saja”, auditori “dilihat dari jarak yang membuatnya nyaman”, kinestetik “meliaht sambil membelai”)
2. Peryataan Tidak Langsung
- digunakan saat strategi dengan memandang visual tidak berhasil
- tidak menegur anak dengan kata “kamu”.
- Membuat pernyataan tentang diri anak tanpa menunjuk.
Exmp: seandainya ramai kiata akan mengganggu teman.
3. Mempertanyakan
- menanyakan tingkah laku anak
- anak sendiri yang menjawab
- pertanyaan digunakan untuk menyadarkan akan kesalahan yang dilakukan anak
exmp : jika anak berantem “apakah kamu perlu bantuan?”
4. Peryataan Langsung
Ø memberi pilihan
- menggunakan bahas positif
- erhubungan dengan perasaan dan keselamatan.
Exmp: anak mencuri..”kamu pilih mengembalikan uang atau bapak ibumu kami panggil ke sekolah”
Ø mengungkapkan langsung/dari dalam hati.
Exmpl: ananda ibu kecewa dengan cara bicaramu yang kotor.
5. Campur Tangan Fisik
- amankan hal/benda yang berbahaya.
- Menayampaikan pada anak apa yang ia kerjakan
- Bisa langsung menggunakan strategi kelima jik
Dalam dunia pendidikan kita harus meminimalisir kata-kata hukuman. Kata hukuman dapat diganti dengan kata “konsekwensi logis”
Konsekwensi logis :
- Timbul berdasarkan jalanya kejadian secara alamiah, tanpa campur tangan orang dewasa.
- Kita tidak mengambil rasa tanggung jawab yang seharusnya dipikul oleh siswa.
- Konsekwensi logis dapat dijadikan untuk sarana menghukum anak.
Konsekwensi logis memiliki beberapa unsur antara lain:
- proses belajar
- orang dewasa sebagai pendidik
- tumbuh dari hubungan hati
- tegas tetapi jujur dan adil
- suara ramah dan penuh ketenangan
- garis pemisah antara tindakan dan pelakunya.
- Si anak mendapat pengakuan keberadaanya.
INTI KONSEKWENSI LOGIS “MEMBUAT ANAK TIDAK NYAMAN DENGAN PERBUATANYA”
Pembentukan karakter pada anak:
- Dilakukan secara bertahap
- Buat standarisasinya (prosedur pelaksanaan)
- Membuat definisi (tidak membuat lawan katanya, jangan ada kata karakter yang lain)
- ciri-ciri pada anak
- Menggunakan bahas karakter (menggunakan SPOK/spesifik, berisi pujian, bimbingan adan bertanya, percakapan sehari-hari)
Contoh Karakter : tanggung jawab
Definisi : melakukan tugas dengan baik merawat barang sendiri dengan baik. Dst
Ciri Pada Anak : mengerjakan PR pada jadwal yang telah disepakati dll.
CHARACTER EDUCATION IS NOT ONE MORE THING ON YOUR PLATE, IT’S THE PLATE
CHARACTER EDUCATION == KURIKULUM
Membangun perdamaian :
- Jangan memakai pesan yang menyudutkan (anada jahat, menyebalkan dll)
- Melihat pesan dari sudut pandang saya (say merasa marah/sedih jika anda….)
Panduan sama-sama menang:
- Mengambil waktu untuk menenangkan diri jika dibutuhkan
- Setiap orang menyatakan perasaan mereka dan masalah seperti yang orang lain lihat dengan menggunakan pesan dari sudut pandang saya (Menurunkan tensi suara)
- Nyatakan masalah dari yang dilihat orang lain (coba anda lihat….)
- Mengatakan bagaimana bertanggung jawab atas masalah ini
- Bergagasan bersama-sama untuk menemukan jalan keluar.
- Memberi penghargaan (minta maaf, terima kasih,….)
semua hal di atas tidak akan berguna dan hanyalah sekedar pemanis belaka ketika kita tidak mampu melaksanakan secara
"konsisten dan konsekwen"
"konsisten dan konsekwen"
No comments:
Post a Comment