Ketika saya membuka sebuah tabloid online, saya menemukan sebuah berita yang membuat prihatin. Entah apa yang terjadi di negeri ini, entah apa yang sudah terjadi dengan generasi akhir ini. Seorang siswa SMP "nembak" siswi SD untuk "jadian"....Naudzubillahi min dzalik.
Semoga Allah melindungi kita dan keluarga dari hal-hal yang dapat menghadirkan kemurkaan-Nya...aamiin. Saya mencoba menyikapi berita tersebut diatas sebagai sebuah pelajaran dan peringatan bagi saya, baik sebagai pendidik di sebuah sekolah maupun sebagai orang tua. Setidak nya ada 3 hal yang perlu kita sikapi dengan kejadian tersebut.
1. Sekolah
Terlihat dalam gambar tersebut terjadi di lingkunga sekolah, terlihat beberapa ruang kelas dan anak-anak berseragam sekolah. Yang menjadi pertanyaan dalam benak saya, apakah yang akan dilakukan sekolah tersebut? Lebih mengkhawatirkan jika sekolah tidak mengetahui kejadian tersebut. Lebih mengkhawatirkan lagi jika sekolah mengetahui hal tersebut dan menganggapnya sebuah kewajaran. "Namanya juga anak-anak....!".
Ternyata sebagai orang tua kita perlu selektif memilihkan sekolah untuk anak-anak kita. Sekolah yang berorientasi pada DUNIA DAN AKHIRAT. Tidak hanya mengejar kemampuan secara akademik semata, namun perlu penanaman sikap dan moral yang kuat sesuai ajaran Islam. Alhamdulillah telah banyak kita jumpai sekolah yang bernuansa Islam, yang tidak hanya menawarkan IPTEK semata, tetapi juga IMTAQ sebagai keunggulanya dalam promosinya. Paling tidak ada dasar-dasar keagamaan dan akhlak yang diajarkan oleh sekolah-sekolah tersebut. Wallahu 'alam bi showab
2. Keluarga
Pendidikan paling awal untuk meletakkan pondasi keimanan kepada Allah. Mengajarkan iyang benar dan salah. Lebih penting lagi mengajarkan batasan pergaulan dengan lawan jenis. Pernah ada perbincangan dengan seorang kawan melalui grup Whats Apps, tentang pelecehan seksual yang terjadi di JIS. Apakah perlu melatih anak sejak dini terutama perempuan untuk menutup aurat? Bagaimana cara mengenalkan "barang" milik mereka yang harus dijaga dan tidak boleh dilihat atau dipegang orang lain?.
Menurut hemat saya sangat lah perlu diajarkan untuk menjaga apa yang ada dalam diri mereka, menutup aurat dan mengajarkan cara bergaul dengan lawan jenis. Seorang dosen Psikologi ditanya bagaimana cara menjaga anak kita agar tidak terjadi pelecehan seksual?.
Untuk anak-anak (0-6 th) perempuan dikatakan bahwa batasan orang boleh memegang mereka hanya sebatas KEPALA sampai PUNDAK, melebihi itu mereka (anak-anak) diajarkan untuk melawan dan melarang. Sedangkan untuk laki-laki batasanya KEPALA sampai PERUT, selebihnya itu anak-anak diajarkan untuk berani menolak, melawan dan melarangya.
Yang lebih penting lagi dari faktor keluarga adalah saling "MENASEHATI" antar anggota keluarga. Hal ini menurut saya adalah kunci untuk mencapai keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah. Kemudian pertanyaan yang muncul, Seberapa sering kita saling menasehati dalam keluarga? Kapan terakhir kali kita duduk bersama dan sharing dengan anggota keluarga? Wallahu 'alam bi shawab.
3. Media
Untuk masalah media saya pikir kita sudah tahu bagaimana dampak negatif nya bagi perkembangan anak-anak kita. Walaupun pasti juga ada dampak positifnya. Media mampu menjadikan yang baik tampak menjadi buruk sehingga dijauhi. Tetapi juga mampu mengemas hal-hal yang buruk menjadi sesuatu yang "terlihat" baik dan menjadi panutan. Media mampu membuat yang salah jadi benar, dan yang benar jadi salah.
Walaupun kita memiliki KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan Lembaga Sensor Film, tetap saja kita sebagai orang tua perlu memberikan filter bagi anak-anak kita. Filter yang paling aman adalah kita mendampinginya ketika mereka menonton TV. Tentunya tidak hanya menemani semata, tetapi kita juga perlu memberikan nasehat dan pelajaran yang terkandung dalam setiap tayangan TV.
Walaupun KPI sudah memberikan teguran kepada beberapa stasiun TV terkait acara yang kurang mendidik, tetap saja sebagai orang tua kita harus WASPADA...!!!
Saya pernah mendengarkan keluh kesah seorang wali murid tentang pengaruh televisi bagi putra putrinya...
Demikian sedikit pelajaran yang bisa saya tuliskan untuk mensikapi kejadian yang "mungkin" mencoreng dunia pendidikan kita untuk kesekian kalinya... Wallahu 'alam...Astagfirulloh hal adzim.
Demikian sedikit pelajaran yang bisa saya tuliskan untuk mensikapi kejadian yang "mungkin" mencoreng dunia pendidikan kita untuk kesekian kalinya... Wallahu 'alam...Astagfirulloh hal adzim.
No comments:
Post a Comment