Tuesday, October 28, 2014

menyuap [i] dan disuap [i] itu rasanya menyenangkan....!!!!


Pagi ini, 28 Oktober 2014 ada moment spesial yang kami lakukan bersama anak kami Hamzah. Ini anak maunya mandi sendiri di depan kolam yang baru, bahkan sangat baru karena belum ada ikanya....hehehe. Main airlah sepuasnya si Hamzah.... saya tinggalkan dia untuk mengerjakan kerjaan lain. Setelah saya selesai ternyata si Hamzah sudah berganti baju, di mandikan dan diganti baju oleh uminya. 
Waktu Hamzah lagi asyik main air dan mandi di depan ada penjual makanan dan sayuran yang biasa lewat di depan rumah. Kemudian, Umi membeli beberapa bungkus nasi dan gorengan untuk sarapan pagi. Sebelum mandi saya kok pengin makan dulu sarapan yang sudah dibelikan umi....maklum laper..... Saya makan itu nasi bungkus.... tiba-tiba Hamzah bilang, "Abiii,,,,aku ambilke sendok!". "mau buat apa lee sendoknya?"....tanya saya. "Abi tak dulang (disuapi) ya...!!" katanya. Yaudah dech saya ambilkan dia sendok,

Anak itu melihat dan melakukan

Sebuah kisah untuk mengingatkan kita agar selalu memberikan contoh yang baik untuk anak kita. Kenapa???? Karena ANAK AKAN BELAJAR DAN MELAKUKAN APA YANG DIA LIHAT. Sayangi orang tua kita yang telah renta karena itu adalah sebuah contoh yang akan dipelajari dan dilakukan anak kita jika diri kita telah menjadi renta.
Suatu hari seorang kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu,  dan seorang cucu laki-lakinya. Penglihatan si kakek sudah tidak begitu jelas lagi. Dan Ia sudah tidak dapat mendengar dengan baik. Juga lututnya sudah mulai bergetar. Terkadang jika ia duduk di meja makan, ia tidak dapat lagi memegang sendok dengan erat. Dan tampa sengaja seringkali Ia menumpahkan makanan di atas meja makan, Bahkan makanan yang keluar dari mulutnya. Melihat hal itu anak dan menantunya merasa jijik saat makan bersamanya. Oleh sebab itu mereka memutuskan untuk tidak memperbolehkan  kakek tersebut untuk makan bersama mereka. Mereka menempatkan sang kakek ditempat khusus, makan hanya dengan mangkok yang kecil. Ia sering tidak mendapat makan dan minum yang cukup dan tentu saja ia tetap lapar dan haus. Terkadang sesekali ia mencoba melihat-lihat makanan yang ada di meja makan mencoba untuk hilangkan laparnya.

Suatu ketika disaat jemarinya yang sudah tua tidak dapat lagi memegang mangkuk. Mangkuk itu jatuh dan pecah. Menantu perempuannya mencaci-makinya habis-habisan. Tapi, kakek tua itu hanya bisa diam dan pasrah. Ia membiarkan semuanya terjadi. Lalu Menantunnya tidak ingin lagi ada mangkuk yang pecah dirumahnya maka ia membelikan sebuah piring yang terbuat dari kayu dengan harga yang tidak terlalu mahal. Kini dengan piring kayu itu kakek tua itu harus makan. Dengan begitu Ia lebih tenang karena sangat mustahil untuk pecah di buat si kakek.

Suatu hari anaknya yang masih berumur  5 tahun sedang belajar menggambar dan hasilnya seperti sebuah piring. "Apa yang sedang kamu buat, Nak ?" tanya ayahnya. "Saya sedang membuat sebuah piring kayu ," jawab anaknya polos, "dengan piring ini ayah dan ibu akan makan, jika nanti saya sudah besar."

Ayah dan ibunya saling bertatapan teringat perlakuan mereka yang selama ini memberikan makan orang tuanya dengan piring kayu. Mereka mulai membayangkan hal tersebut terjadi kepada mereka. Tampa sengaja sang ibu menangis dan langsung memeluk anaknya. Sejak kejadian itu mereka selalu memapah sang kakek ke meja makan, untuk makan bersama. Jika ia lapar atau haus, mereka segera membawakan makanan dan minuman untuknya. Mereka tidak lagi mempersalahkan perlakuan sang kakek, meski harus selalu membersihkan sisa makan sang kakek yang selalu tumpah di meja makan.

***
Semoga cerita ini bisa menjadi pengingat bagi kita yang masih muda, bahwa kita juga akan menjadi seperti mereka yang sudah tua yang selalu membutuhkan pertolongan orang lain. Bahkan bisa jadi nantinya kita akan lebih menyusahkan anak-anak kita. Jadi tanamkan sifat kesabaran dan keikhlasan menerima semuanya , saling mengerti dan menyadari keadaan orang tua kita, agar nantinya anak-anak kita dapat memperlakukan kita dengan baik (Sekecil apapun hal yang kita lakukan hari ini akan berdampak di kemudian hari).

Monday, October 13, 2014

"Penghargaan" haruslah menghargai...!!

       
Ada sebuah lembaga pendidikan yang menerapkan kedisiplinan kepada para staf pengajar dan karyawan dengan cara memberikan penghargaan bagi karyawan yang bisa hadir setiap hari dalam sebulan. Karyawan yang full masuk setiap hari dalam sebulan akan mendapat tambahan gaji sebanyak 100 ribu. Nggak ada alasan sakit, ijin terlebih alpa (tanpa keterangan). Sungguh luar biasa ide pimpinan untuk menghargai tingkat kedisiplinan dan kehadiran bawahanya. Sekaligus memberikkan perbedaan perlakuan kepada para bawahan, mana yang selalu aktif masuk dan tidak.
         Nampak hebat memang, tetapi benarkah hal itu sebuah "penghargaan"??. Coba kita lihat sebuah kasus, jika anda sakit dan harus istirahat sehari saja untuk memulihkan kondisi, walapun tidak pulih 100%. Dengan begitu kesempatan anda untuk mendapatkan bonus 100 ribu akan hilang. Belum lagi ketika anda berada dalam keadaan dimana ada keluarga yang sedang memiliki hajat, adik anda menikah misalnya. Hal ini membuat anda harus memilih antara tetap masuk kerja dengan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan 100 ribu. Atau memilih untuk mengikuti dan berpartisipasi dengan keluarga dalam hajat tersebut?. Silahkan anda pilih, hidup adalah pilihan!!!hehyeeee...
  Sepertinya "penghargaan" ini sedikit kurang menghargai kepentingan kita, sedikit kurang menghargai "kerepotan" kita yang berada di luar lembaga pendidikan tersebut. Mungkin beda rasanya saat kita berangkat tiap hari ke kantor tetapi mendapatkan sedikit tunjangan transport dari sekolah tiap kita berangkat kerja, tentunya jika kita tidak datang maka transport itu juga tidak dapat kita miliki.
   Sepertinya keduanya hampir sama, sama-sama HIDUP ADALAH PILIHAN....tetapi jika hanya tidak masuk sekali dalam sebulan entah gara-gara sakit atau ijin lalu kesempatan untuk mendapatkan bonus hilang rasanya kok ya......kurang menghargai kepentingan diluar kepentingan lembaga. Jika tiap datang ada anggaran transport berarti bawahan akan merasakan mendapatkan "penghargaan" harian bukan "penghargaan" bulan bersyarat....hehehe. Wallahu a'lam bi showab 

Friday, October 10, 2014

Balasan sebaiknya beralasan....!!!! (reward 'n punishment)

   Beberapa waktu lalu saya mengobrol dengan tetangga. Setelah kesana kemari sampai pada pembicaraan tentang pendidikan sekolah anaknya. Dimana anaknya berada di sebuah SD di kota Sragen. Sekarang dia berada di kelas 4. Tetangga saya menceritakan bahwa anaknya mendapatkan hukuman dari salah seorang gurunya. 
"Mas....Mas, wingi Luthfi kon nulis istigfar 10 lembar karo gurune." kata tetangga saya. "Lha ngapa kok kon nulis 10 lembar mbak?" tanya saya. "Gara-gara lali ra nggowo buku tulis."
      Saya membayangkan anak kelas 4 SD harus menulis 10 lembar istigfar yang berarti  20 halaman. Pemilihan reward dan punishment memang harus hati-hati. Karenanya reward dan punishment memang sangat penting dalam pendidikan anak. Tetapi jika kita salah menerapkan maka hasilnya akan jauh dari apa yang kita harapkan. Bagaimana sebaiknya kita membekali diri kita untuk memberikan reward maupun punishment. Awal tahun ajaran 2013/2014, saya mendapatkan tugas untuk mendapatkan membuat sebuah makalah dengan tema pendidikan. Saya memilih untuk membahas tentang reward dan punishment. Jika anda berkenan silahkan menengok makalah tentang reward dan punishment dengan klik disini.

Hamzah.....deal!!!!!

Beberapa hari yang lalu si Hamzah seperti biasa ikut ke masjid waktu sholat Magrib. Saya masih kesulitan untuk membuatnya tenang saat di masjid, khususnya saat sholat sedang ditegakkan. Di hari itu sengaja saya di sekolah download beberapa game adventure dan balap...kebetulan ada wifi di sekolah.....hehehe. Karena saya ingin membuat "deal" dengan si Hamzah. Siang, saya jemput dia di rumah pengasuhnya, saya lihatkan game yang sudah saya download. Dia tertarik juga, " Abi...maen truk njomplang (game balap truk)...". Saya kasih HP ke Hamzah asyik juga tu anak main....hehehe.
Adzan magrib berkumandang....!!!! saatnya kami ke masjid, tidak ketinggalan dengan si Hamzah. Disaat kami masuk pelataran masjid, saya gendong si Hamzah, "Dick, Hamzah nanti kalau sholat anteng yaach...sholat didekat abi, ampun (jangan) lari-lari dan teriak gih..!!!. Kalau rame gak ke masjid dua hari dan game yang tadi siang ilang semua...okey....deal??" bisik saya ke telingannya sambil saya kecup pipinya. 
" Deal bi....." katanya.  
Alhamdulillah, masuk masjid Hamzah dapat terkondisikan dengan baik. Diam dan berdiri di samping abinya untuk sholat.

Hamzah bergaya dengan burung hantu