Hari ini, Sabtu 19 April 2014 adai yang beda di pagi hari. Saya ingin berangkat ke sekolah naik sepeda tua yang saya dapatkan dari Mbah Kakung. Saya berangkat kerja ingin merasakan bagaimana sensasi mengendarai si "onta" tua. Pagi itu kebetulan istri sekolahnya libur, jadi bisa mencoba nunggang "onta" untuk berangkat kerja...haahaa. Bismillahi rohmani rohiim..ku kayuh sepeda tuaku, ada rasa yang berbeda hari ini. Biasanya naik motor Jepang dengan kecepatan rata rata 60 km/jam, tapi hari ini naik sepeda kayuh tua degan kecepatan max sekitar 20 km/jam aja.
Dengan sepeda tua saya lebih bisa menikmati perjalanan walaupun agak capek sih....hehehe. Biasanya dengan kecepatan yang cukup tinggi tak pernah saya meperhatikan sekeliling saya, tak pernah memperhatikan gedung-gedung yang saya lewati, tak pernah jelas melihat jalan yang setiap hari saya lintasi. Memang berbeda saat naik si "onta", saya jadi lebih bisa menikmati pemandangan di kanan kiri jalan yang saya lalui walaupun pemandangan berupa gedung dan rumah. Dengan "onta" saya bisa sesekali memperhatikan aktivitas manusia di pagi hari. Dengan si "onta" saya bahkan bisa mendengar alunan musik pagi hari penduduk kota, berupa deru mesin mobil, sepeda motor, klakson d suara ndangdut yang di dendangkan oleh pemilik rumah yang saya lewati. Sungguh berbeda rasanya....ada hal hal yang tidak saya rasakan saat menaiki si Jepang yang terlalu cepat untuk menikmati perjalanan pagiku.
....TERKADANG MANUSIA BERJALAN TERLALU CEPAT, SEHINGGA TIDAK BISA MENIKMATI KEINDAHAN DI SEKITARNYA...
Dalam kehidupan kita sering di hadapkan dengan hal yang menjadikan rutinitas, sehingga kita tidak sempat menikmati kehidupan ini.
Ada sebuah cerita ilustrasi yang menggambarkan hal itu..Sebuah gerobak yang dinaiki seorang pedagang berjalan melintasi pegunungan dan lembah dengan kecepatan tinggi. Hal itu sudah dilakukan bertahun-tahun. Dia tidak menghiraukan keadaan sekitar karena terlalu kencang laju gerobak yang dinaikinya.
Sampai suatu hari di sebuah perbukitan tiba-tiba..."grubrakkkkk.....!!!" suara keras menghentikan gerobak tersebut. Ternyata ada salah satu roda yang terlepas dan menggelinding entah kemana. Hal ini memaksa si pedagang harus mencari sebuah roda dan memasangnya kembali agar bisa melanjutkan perjalan.
Dalam pencarianya di sedikit terpana dan takjub, ternyata jalan yang selama ini dilewatinya menyimpan keindahan yang sangat luar biasa. Dia menatap pemandangan alam dengan pematang sawah dengan model terasiring yang indah. Lereng pegunungan yang terlihat kokoh berdiri dengan pohon-pohon hijau yang lebat. Nampak beberapa burung beterbangan hinggap di dahan yang rindang. Kicauan burung yang merdu, suara hewan hutan yang menentramkan. Si pedagang baru menyadari ternyata begitu indah lingkungan yang selama ini dia lewati...
Saturday, April 19, 2014
Gowes tu skul
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Labeling Rat..!!! Sekolah kami menerapkan program yang disebut dengan Rolling Class yang petama kali diterapkan di kel...
-
Anak anda kelas 2 SD? Pernah mendapatkan soal seperti ini? Kamu mandi sehari berapa kali?. Jawaban yang di betulkan pasti 2 kali. Kare...
-
Penyakit “Disteachia” yaitu kesalahan dalam mengajar dan menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Disteachia mengandung 3T, yaitu Teach...
No comments:
Post a Comment