Tuesday, April 22, 2014

hati seperti kaca

Kemarin saya melakukan perjalanan bersama dengan keluarga menuju ke rumah Pakdhe yang berada di daerah Klaten, untuk acara tasyakuran menempati rumah baru, dalam istilah Jawa bernama "slupslupan". Acara berakhir jam 21.15 WIB, setelah mengobrol kemudian kami berpamitan untuk kembali ke Sragen.  Malam itu suasana agak mendung, akhirnya gerimis pun turun. Tidak begitu deras sih...tapi cukup mengganggu jarak pandang saya, hal ini di sebabkan oleh tidak berfungsinya wipper pada mobil yang saya kendarai. Terpaksa kita cuman berani jalan di kisaran 30-40 km/jam,padahal jalan relatif sepi karena malam hari. Tapi bagaimanapun perjalanan tetap terganggu karena jarak pandang yang terbatas disebabkab kaca yang berembun, efek dari wipper yang tidak berfungsi.
Hati dan pikiran kita ibarat sebuah kaca depan mobil yg memerlukan pembersih ketika hujan turun. Kita ibaratkan hujan adalah masalah yang akan selalu kita hadapi selama nafas kita terus bekerja.

Saturday, April 19, 2014

Gowes tu skul

Hari ini, Sabtu 19 April 2014 adai yang beda di pagi hari. Saya ingin berangkat ke sekolah naik sepeda tua yang saya dapatkan dari Mbah Kakung. Saya berangkat kerja ingin merasakan bagaimana sensasi mengendarai si "onta" tua. Pagi itu kebetulan istri sekolahnya libur, jadi bisa mencoba nunggang "onta" untuk berangkat kerja...haahaa. Bismillahi rohmani rohiim..ku kayuh sepeda tuaku, ada rasa yang berbeda hari ini. Biasanya naik motor Jepang dengan kecepatan rata rata 60 km/jam, tapi hari ini naik sepeda kayuh tua degan kecepatan max sekitar 20 km/jam aja.
Dengan sepeda tua saya lebih bisa menikmati perjalanan walaupun agak capek sih....hehehe. Biasanya dengan kecepatan yang cukup tinggi tak pernah saya meperhatikan sekeliling saya, tak pernah memperhatikan gedung-gedung yang saya lewati, tak pernah jelas melihat jalan yang setiap hari saya lintasi. Memang berbeda saat naik si "onta", saya jadi lebih bisa menikmati pemandangan di kanan kiri jalan yang saya lalui walaupun pemandangan berupa gedung dan rumah. Dengan "onta" saya bisa sesekali memperhatikan aktivitas manusia di pagi hari. Dengan si "onta" saya bahkan bisa mendengar alunan musik pagi hari penduduk kota, berupa deru mesin mobil, sepeda motor, klakson d suara ndangdut yang di dendangkan oleh pemilik rumah yang saya lewati. Sungguh berbeda rasanya....ada hal hal yang tidak saya rasakan saat menaiki si Jepang yang terlalu cepat untuk menikmati perjalanan pagiku.
....TERKADANG MANUSIA BERJALAN TERLALU CEPAT, SEHINGGA TIDAK BISA MENIKMATI KEINDAHAN DI SEKITARNYA...
Dalam kehidupan kita sering di hadapkan dengan hal yang menjadikan rutinitas, sehingga kita tidak sempat menikmati kehidupan ini.
Ada sebuah cerita ilustrasi yang menggambarkan hal itu..Sebuah gerobak yang dinaiki seorang  pedagang berjalan melintasi pegunungan dan lembah dengan kecepatan tinggi. Hal itu sudah dilakukan bertahun-tahun. Dia tidak menghiraukan keadaan sekitar karena terlalu kencang laju gerobak yang dinaikinya.
Sampai suatu hari di sebuah perbukitan tiba-tiba..."grubrakkkkk.....!!!" suara keras menghentikan gerobak tersebut. Ternyata ada salah satu roda yang terlepas dan menggelinding entah kemana. Hal ini memaksa si pedagang harus mencari sebuah roda dan memasangnya kembali agar bisa melanjutkan perjalan.
Dalam pencarianya di sedikit terpana dan takjub, ternyata jalan yang selama ini dilewatinya menyimpan keindahan yang sangat luar biasa. Dia menatap pemandangan alam dengan pematang sawah dengan model terasiring yang indah. Lereng pegunungan yang terlihat kokoh berdiri dengan pohon-pohon hijau yang lebat. Nampak beberapa burung beterbangan hinggap di dahan yang rindang. Kicauan burung yang merdu, suara hewan hutan yang menentramkan. Si pedagang baru menyadari ternyata begitu indah lingkungan yang selama ini dia lewati...

Saturday, April 12, 2014

Antara Nikmat dan Musibah

Sesungguhnya NIKMAT yang MENJAUHKAN diri dari Alloh adalah sebuah MUSIBAH
Sesungguhnya MUSIBAH yang MENDEKATKAN diri kepada Alloh adalah sebuah NIKMAT
Sebuah kata yang perlu dicermati tetapi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil hikmah dari sebuah nasehat yang saya tulis diatas.
Banyak cerita tentang kenikmatan yang menjauhkan diri kepada Alloh, dalam sejarah Islam kita tahu kisah yang sangat terkenal. Kisah dimana ketika berbalut kemiskinan selalu mendekatkan diri kepada Alloh. Begitu kekayaan dilimpahkan, secara perlahan menjauhkan diri dari Alloh. Kisah Saklabah.
Yang terhebat adalah suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Kita tahu bagaimana pribadi Rosululloh, dalam suasana apapun selalu mendekatkan diri kepada Alloh. Walaupun sudah dijamin SURGA oleh Alloh, Nabi kita masih selalu mendekatkan diri kepada Alloh dengan beristighfar minimal 100 kali perhari..Subhanalloh....semoga kita bisa selalu mendekatkan diri kepada Alloh disaat lapang maupun sempit...aamiin.

Hamzah bergaya dengan burung hantu