Saturday, August 29, 2015

Obat penenang bagi yang sakit

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ "(Dan apabila aku sakit. Dialah yang menyembuhkan aku)." [QS. Asy-Syu'ara': Ayat 80]

Thursday, August 27, 2015

Hamzah's Trauma

Hamzah beberapa hari ini dia selalu menolak saat diajak ke masjid,terutama sholat Magrib dan sholat Isya'. Ini anak kenapa???
Setelah ditanya ternyata ini anak ada trauma (takut) sama salah satu jamaah masjid yg namanya Hr. Siapa si Hr?? Salah seorang pengidap (maaf) epilepsi. Awal mula si Hamzah takut karena waktu itu dia dimasjid dan kebetulan tepat di belakangnya ada Hr yang menatap kosong dan "menakutkan" bagi anak-anak.
Hamzah melihat ke belakang dan terkejut melihat si Hr dengan tatapan kosong dan tajam. Nampaknya kejadian itu masuk ke "alam bawah sadarnya", hal inilah yang membuat dia menjadi ketakutan yang berlebihan. Biasa disebut dengan phobia. Yang salah satu penyebabnya adalah pengalaman traumatis.
Kita sudah berusaha menyembuhkan si Hamzah dengan beberapa cara. Salah satunya kita dongengkan dia tentang penderitaan seorang yang kena epilepsi. Terkadang kami juga mengajaknya membayangkan saat bermain sepakbola bersama si Hr. Bahkan kita juga beberapa kali mengilustrasikan dia menolong si Hr.
Wallahu 'alam, sampai saat ini Hamzah masih cukup takut dengan si Hr. Kaget yang bikin takut karena masuk ke alam bawah sadarnya. Suatu saat nanti Insya Alloh dia akan berani kembali. Hilang ketakutanya akan si Hr.

Monday, August 17, 2015

Keadaan Umat Islam (sebuah ilustrasi)

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam.

Di tangan kirinya ada kapur, ditangan kanannya ada penghapus.
Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah
“Penghapus!”

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti.

Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan.

Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”.
Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya.

Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.
Sang guru tersenyum kpd murid-muridnya.

“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yg haq itu haq, yg bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh-musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yg haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tsb, tetapi karena terus disosialisasikan dg cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dg hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya.
Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”

“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yg pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yg lumrah, sex pra-nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain.

Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kpd murid-muridnya.

“Paham Bu Guru”

“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan.

“Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yg dimisalkan karpet.

Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.

Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dg buku lain, tanpa memijak karpet?”

Murid-muridnya berpikir. Ada yg mencoba alternatif dg tongkat, dan lain-lain,tetapi tak ada yg berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dg buku Filsafat materialisme.Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasa pun tak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar".

Jika seseorang ingin membuat rumah yg kuat, maka dibina pondasi yg kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yg kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau pondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”

“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yg mereka inginkan.”

“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak, Bu Guru?” tanya mereka.

“Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan
sadar, lalu mereka bangkit serentak.
*****
Semoga bermanfaat

Friday, August 14, 2015

Belajar Akidah dari Beo dan Kucing


كان هناك شيخ يعلم تلاميذه العقيد
Ada seorang guru agama yg mengajarkan Aqidah kepada murid2nya

يعلمهم لا إله إلا اللـه يشرحها لهم
Dia mengajarkan "La ilaaha illallah" kepada mereka & menjelaskan maknanya

يربيهم عليها أسوة بما كان يفعل رسول الله صلى الله عليه وسلم
Mendidik mereka dengan keteladanan Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-

عندما كان يعلم أصحابه العقيدة ويغرسها في نفوسهم
Ketika mengajarkan aqidah beliau berusaha menanamkanya ke dalam jiwa murid-muridnya

وكان الشيخ يحب تربية الطيور والقطط
Sang guru itu senang memelihara burung & kucing

فأهداه أحد تلاميذه ببغاء
Lalu seorang muridnya pun menghadiahkan padanya seekor burung kakak tua

ومع الأيام أحب الشيخ الببغاء
Makin hari sang guru pun makin suka dgn burung itu

وكان يأخذه معه في دروسه
Dan sering membawanya pada saat mengajar murid-muridnya

حتى تعلم الببغاء نطق كلمة لا إله إلا الله.
Sehingga kakak tua itu pun belajar mengucapkan kalimat tauhid "La ilaha illallah"

فكان ينطقها ليلا ونهارا…
Burung kakak tua itu pun mampu mengucakan (laa ilaaha illallah) siang & malam

وفي مرة وجد التلاميذ شيخهم يبكي?
Suatu ketika murid-murid mendapati sang guru sedang menangis

وينتحب وعندما سألوه
Ketika ditanya beliau pun menjelaskan dengan terbata- bata

قال لهم هجم القط على الببغاء وقتله
Kucing telah menerkam kakak tua dan membunuhnya

فقالوا له لهذا تبكي .
Mereka pun bertanya dgn hairan: kerana inikah engkau menangis!!

إن شئت أحضرنا لك غيره وأفضل منہ ..
Kalau engkau menginginkan, kami mampu datangkan burung yang lain bahkan yg jauh lebih baik

رد الشيخ وقال لا أبكي لهذا …
Sang guru berkata: bukan kerana itu aku menangis

ولكن أبكاني أنه عندما هاجم القط الببغاء
Tetapi... Yang membuat aku menangis adalah: ketika diserang kucing

أخذ يصرخ ويصرخ إلي أن مات
Burung itu hanya menjerit2 saja sampai matinya

مع أنه كان يكثر من قول لا إله إلا الله
Padahal dia sering sekali mengucapkan kalimat "laa ilaaha illallah"

إلا أنه عندما هاجمه القط نسيها
Tetapi ketika diterkam kucing ia lupa kalimat tersebut

ولم يقم إلا بالصراخ .
Tidak mengucapkan apapun kecuali hanya menjerit & merintih!!!

لأنه كان يقولها بلسانه
Kerana waktu hayatnya ia hanya mengucapkan "laa ilaaha illallah" dengan lisannya saja

فقط ولم يعلمها قلبه ولم يشعر بها .
Sementara hatinya tidak memahami dan tidak menghayatinya

ثم قال الشيخ :
Sang guru pun berkata

أخاف أن نكون مثل هذا الببغاء
Aku khawatir kalau nanti kita seperti kakak tua itu

نعيش حياتنا نردد لا إله إلا الله
Saat kita hidup mengulang-ulang kalimat "laa ilaaha illallah"

بألسنتنا وعندما يحضرنا الموت ننساها
Dengan lisan kita, tapi ketika maut datang kita pun lupa

ولا نتذكرها؛ لأن قلوبنا لم تعرفها
Tidak mampu mengingatnya, kerana hati kita belum menghayatinya

فأخذ الطلبة يبكون؛ خوفا من عدم الصدق في لا إله إلا اللـه
Kemudian para muridnya pun menangis, khawatir tidak jujur terhadap kalimat tauhid ini

ونحن.... هل تعلمنا لا إله إلا الله بقلوبنا !!!!
Dan kita sendiri... adakah kita telah menanamkan kalimat "laa ilaaha illallah" ini ke dalam hati sanubari kita?

ما ارتفع شيء إلى السماء أعظم من الإخلاص ،
Tidak ada sesuatu pun yg naik ke langit yang lebih agung berbanding keikhlasan

و لا نزل شيء إلى الأرض أعظم من التوفيق
Dan tidak ada sesuatu pun yang turun ke bumi yang lebih agung dari taufiq Allah

..و بقدرالإخلاص يكون التوفيق
Sesuai kadar keikhlasan kita taufiq Allah kita dapatkan

من روائع ما وصلني ..
Ini termasuk hal-hal menarik yang sampai kepadaku

إهداء لمن أحبهم
Hadiah buat org2 yang kucintai...

.......................

أبو عمر المالكي
Abo Omar Al-Maliki (PG) —

Friday, August 7, 2015

Stop Marah, Stop Nangis....!!!!!


Si Farhan, seorang anak yang suka marah. Setiap hari dia pasti marah, meskipun hanya sekali. Selain marah dia juga suka menangis. Abi sama uminya merasa sedih dengan hal tersebut. Suatu hari dipanggilah si Farhan sama abinya. " Han, sini nak tak bilangin abi!". Dengan segera si Farhan mendatangi abinya, " ada apa bi?". 
"Farhan, kamu hari ini marah nggak sayang?" tanya abi
" Marahh..... lha tadi si zaenal ambil mainanku.... ya aku marah!!!" jawab Farhan.
" lha kamu hari ini nangis nggak??"
" nangis jugaaa, lha minta jajan sama umi nggak boleh...!!" kata Farhan.
Dengan nada rendah, abi Farhan memeluk Farhan  sambil berkata, “ Farhan sayang…. Abi sama umi tu sediihhh banget kalau melihat adik marah sama nagis tiap hari. Khan anak sholih dan hebat nggak boleh marahh…apalagi nangis….!!”. Farhan hanya melihat abinya sambil terdiam. “Nanti adik kalau marah abi akan buat tanda silang di bukunya adik. Jadi tiap adik nangis, abi akan buat tanda silang di bukunya adik”. Tambah abi Farhan.
“ trus bukuku habis no bi….” jawab Farhan.
“ Kalau kamu marah dan nangis abi kasih tanda silang. Tapi kalau adik nggak marah dan nangis, tanda silangnya di hapus abi! Gimana?” tanya abi Farhan.
Farhan hanya terdiam, “ ya bii….” Jawabnya singkat.
**
Hari berlalu, tampaknya si Farhan masih suka marah dan meangis. Abinya pun dengan konsisten memberikan tanda silang pada buku si Farhan.
Selang dua minggu kemudian, ternyata belum ada perubahan yang cukup baik pada diri FArhan. Dia masih sering nangis dan marah. Buku si Farhan hampir penuh dengan tanda silang dari abinya. Sampai suatu hari dengan sengaja Abi memasukan buku yang penuh tanda silang tersebut ke dalam tas si Farhan.
Saat sampai sekolah, bu guru meminta anak-anak untuk mengeluarkan buku tulis, “anak-anak sekarang keluarkan buku tulis kalian!”
Farhan pun mengambil buku tulis di dalam tasnya. Tapi dia terkejut sepertinya ada buku yang bukan milikinya, kemudian dia mabil buku yang sudah agak kumal dan dibukanya. Dia terkejut ketika melihat buku itu penuh dengan tanda silang.
“ternyata abi selalu memberikan tanda silang kalau aku marah dan menangis” katanya dalam hati.
“ Farhan, ayo di buka bukunya. Lho kok bukumu penuh tanda silang?” tanya bu Guru.
“ ini abi saya bu… setiap marah dan nangis abi membuat tanda silang di buku saya!” jelas Farhan.
“ coba ibu lihat, lhoo ini banyak sekali tanda silangnya. Berarti kamu sering nangis dan marah yach?” tanya bu Guru.
Farhan hanya terdiam mendengarkan kata-kata ibu Guru.
**
Sore hari saat bertemu dengan Farhan, abi bertanya “ Gimana tadi di sekolah mas? Belajar dan bermain apa aja kamu?”
“Tadi aku bawa buku yang banyak silangnya Bi, ternyata udah banyak ya bi? Aku sampai nggak bisa nulis.” Jawab Farhan. “Aku di tanya bu Guru kenapa banyak tanda silangnya di bukuku.” “Trus kamu bilang apa?” potong Abi. “Ya aku bilang kalau marah dan nangis ibu ngasih tanda silang di buku” jawab Farhan.
“Mulai sekarang aku nggak mau marah sama nangis, biar bukuku bersih.!” Kata Farhan.
“Alhamdulillah, nanti kalau dalam sehari kamu nggak nangis dan marah maka abi hapus tanda silangnya!”
Mulai saat itu si Farhan sudah jarang menangis dan marah lagi.
**
Pernah suatu hari setelah kejadian itu, si Farhan minta es krim sama uminya. “ Mii, aku minta es krim yach..!!!
“ndak boleh sayang, khan kemarin habis belie es krim?” tolak umi Farhan. Alhamdulillah Farhan tidak nangis dan marah saat minta es krim namun tidak dituruti.
Uminya bilang sama abi tentang kejadian hari itu. Selang 3 hari abi pulang dari kerja, dia memanggil si Farhan. “ Han, sini nak. Abi mau bilang sesuatu!”
Farhan pun datang menghampiri abinya. “ Alhamdulillah abi lihat kamu sekarang udah jarang marah sama nangis lagi. Apalagi pas kemarin minta es krim tapi dibilangin umi manut. Joss!!” kata abinya ke FArhan.
“Karena kamu udah nggak suka marah dan nangis, abi kasih hadiah mau nggak?” tanya abinya.
“ mau dong bi, hadiahe apa?” tanya Farhan kegirangan.
Kemudian abi mengeluarkan sebuah es krim dari plastic dan di hadiahkan untuk si Farhan. Dia kelihatan senang, dan menikmati es krim dengan lahab.

*) cerita menjelang tidur karena Hamzah masih suka marah dan nangis.

Hamzah bergaya dengan burung hantu