Thursday, July 10, 2014

KISAH SA'LABAH


kekayaan antara nikmat dan ujian
Siang itu Rasululloh sedang sholat berjamaah bersama para sahabat beliau, Diantara sederetan sahabat yang makmum di belakang Rasululloh, nampak seorang yang berpakaian lusuh, Ia dikenal sebagai seorang sahabat Rasululloh yang tekun beribadah. Setelah selesai sahabat tersebut langsung meninggalkan tempat sholat tanpa berdzikir terlebih dahulu. Rasululloh menegurnya, “ Tsa’labah!,mengapa engkau tergesa-gesa pulang. Tidakkah engkau berdoa terlebih dahulu. Bukanlah tergesa-gesa keluar dari masdjid adalah kebiasaan orang-orang munafik..”
Ia sangat malu ditegur oleh Rosululloh, terpaksa ia berterus terang kepada Rosululloh. “ Wahai Rosullloh, kami hanya memiliki sepasang pakaian untuk sholat dan saat ini istriku di rumah belum melaksanakannya sholat karena menunggu pakaian yang aku kenakan ini, Kami sangat miskin.”

Rosululloh tersenyum mendengar penuturan Tsa”labah, lalu beliau berkata,” Tsa”labah sahabatku, engkau dapat mensyukuri hartamu yang sedikit itu lebih baik dari pada engkau bergelimangkan harta tetapi engkau menjadi manusia yang kufur.” Karena tidak tahan dengan kemiskinana yang dia alami maka keesokan harinya ia kembali menemui Rosulullloh, dan memohon agar beliau mau mendoakannya agar menjadi orang kaya.
 Kali ini Rosululloh tidak bisa menolak keinginan Tsa’Labah, beliau menengadahkan tangan kelangit. “Ya…ALLAH…limpahkanlah rejekiMU kepada Tsa’Labah”. Kemudian Rosululloh memberikan kambing betina yang sedang bunting kepada Tsa’Labah, ”Peliharalah kambing ini baik-baik”, pesan Rasulullloh.
Hari-berganti hari, bulan berganti bulan Tsa’Labah yang dulu miskin dan lusuh telah berubah menjadi orang yang kaya yang terpandang, Kambingnya berjumlah ribuan, disetiap lembah dan bukit terdapat kambingnya Tsa’Labah. Tsa’Labah setiap hari disibukkan terus dengan harta kekayaannnya, Ia yang dulu setiap Sholat lima waktu selalu berjamaah di masdjid sekarang datang kemasjid hanya pada waktu sholat dhuhur dan ashar saja.
Sampai Rosululloh bertanya” Wahai sahabatku. sudah sekian lama Tsa’Labah tidak keliahatan di masdjid…taukan kalian kemana dan bagaimana keadaannya sekarang. “Wahai Rosulullloh. Tsa’ Labah sudah menjadi orang kaya. “Benarkah.. mengapa ia tidak pernah menyerahkan Shodakahnya sedikitpun?”.
Setelah Alloh menurunkan ayat tentang kewajiban Zakat. Rosulullloh mengutus dua orang sahabat untuk menjadi amil zakat dan meminta bagian zakat kepada Saklabah.
Tak disangka Tsa’Labah mukanya berubah merah, ia berang. “Apa-apaan ini. Kalian mengatakan ini zakat tetapi menurutku ini lebih tepat disebut upeti!. Pajak!. Sejak kapan Rosulullloh menarik upeti Hah.!? Aku bisa rugi” ucap Tsa’Labah. “Kalian pulang saja aku tidak mau menyerahkan hartaku ..!”
Kedua utusan Rosulullloh kembali menghadap Rosulullloh dan menceritakan semua perbuatan Tsa’Labah, beliau bersedih telah kehilangan seorang sahabat yang dulu tekun beribadah ketika miskin namun setelah kaya ia telah terpengaruh dengan harta kekayaannya. “Sunggu celaka Tsa’Labah.. Celakalah ia..”
Sampai ada salah seorang sahabat Tsa’Labah yang datang memberi tahunya. Celakalah engkau Tsa’Labah, Allah telah menurunkan ayat karena tingkah perbuatanmu. Tsa’labah tertegun, ia baru sadar bahwa nafsu angkara murka telah lama memperbudaknya. Tsa’labah ia bergegas menghadap Rosulullloh dengan membawa zakat dari seluruh hartanya, Namun Rosulullloh tidak berkata apa-apa kecuali hanya sepatah kata, “Sebab kedurhakaanmu Alloh melarangku untuk menerima zakatmu.”

Akhirnya Saklabah kembali jatuh miskin dan kembali kepada keadaan semula. Dengan kemiskinan akan menjadikan lebih dekat kepada Allah. Dan kekayaan telah melalaikan kewajiban kepada Allah SWT. Demikian cerita yang saya sampaikan semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya. Assalamualaikum warohmatullohi wa barokatuh.

No comments:

Post a Comment

Hamzah bergaya dengan burung hantu