Monday, November 19, 2012

idola yang ideal untuk anak kita

Tak Layak Jadi Idola
               Hari Selasa, 13 November 2012 kemarin, saya mendapatkan tugas dari sekolah untuk menemani anak Study Tour ke daerah Jogja. Dalam perjalanan dari bus yang disiapkan oleh biro cukup bagus lah. Bus Full AC ada juga video tv nya. Rekan-rekan sudah mengantisipasi untuk kaset yang dipersiapkan oleh Biro Perjalanan. Taulah macam apa lagu kaset CD yg disiapkan oleh biro perjalanan, pasti lagu dewasa yang terkenal kalau tidak dangdut koplo dengan goyang penyanyi yang yahuuuddd........ Rekan-rekan guru mengantisipasi dengan membawa sendiri kaset yang bertemakan islami seperti Opick, Hadad Alwi dan beberapa lagu Nasyid. Namun ketika lagu-lagu tersebut diputar, anak-anak sama sekali tidak tertarik dan terkesan mencela lagu tersebut. 
                Si Guide pariwisata kemudian memutarkan lagu band Noah yang salah satu personilnya adalah seorang pezina. Yang membuat saya berfikir dan mengelus dada hampir semua anak khususnya perempuan berteriak histeris...haaa...yeee...yaaaaa....!!!! Seakan mereka baru saja bertemu dengan seorang idolanya. Yang membuat saya mengelus dada [lagi] adalah si idola tersebut seorang pezina. Bahkan pernah dipenjara untuk kasus asusila. Ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi para fans untuk tetap tergila-gila kepada sang vokalis. 
                Dimasa kecil kita anak-anak memiliki idola sendiri, khusunya tentang lagu dan seni. Disaat itu ada  Eno Lerian, Joshua, Cikita Meydi, Sherina, Tasya dan banyak lagi. Dimana mereka khusus hanya menyanyikan lagu bertema anak-anak. Namun sekarang mereka sudah dewasa dan tidak kita jumpai lagi anak-anak sebagi pengganti mereka yang menyanyikan lagu khusus anak-anak. Lebih parahnya lagi sekarang bermunculan boy band, dimana ada satu grup vokal yang sekarang menjadi idola anak-anak. Mereka anak-anak tetapi menyanyikan lagu bertema remaja, dan tema yang paling menarik tentunya percintaan. Beberapa murid saya ketika saya jumpai mereka ternyata banyak yang mengidolakan Boy Band dan Girl Band seperti cheribell, smash dan lainya. 
          Jika seorang anak sudah mengidolakan orang dewasa, dia akan mengikuti gaya orang dewasa walaupun mungkin secara berfikir si anak belum sampai tahap berpikir sang idola. Sebenarnya dalam Islam sudah memiliki idola Dunia-Akhirat dia adalah Nabi Muhammad SAW. Arahkan anak kita untuk mengidolakan beliau, karena hanya dengan mengidolakan beliau kita bisa bahagia dunia akhirat. Minimal buat anak kita untuk suka kepada orang-orang yang sholih, yang memiliki sifat Rosululloh Tabligh, Amanah, Fatonah dan Sidiq.
ada sebuah kata mutiara :

anda adalah kepada siapa anda bergaul dan mengidolakan....
anda adalah apa yang anda baca...

Thursday, November 1, 2012

anak putri dan jilbab..!!!!

tiket bahagia dunia akhirat

Dewasa ini secara sadar maupun tidak sadar banyak orang tua yang lebih memperhatikan keadaan anak mereka dalam masalah agama. Semua orang tua tentunya menginginkan anaknya menjadi anak yang soleh dan sholihah. Banyak hal yang mereka lakukan untuk menjadikan mereka anak yang sholeh, walaupun mereka tidak turun tangan secara langsung. Hal ini berlaku untuk orang-orang kaya yang sangat sibuk dengan bisnisnya. Mereka sanggup membayar berapa pun untuk menjadikan anaknya menjadi anak yang sholih. Dimasukan anak nya ke sekolah yang bernafaskan islam dan berorientasi pada akhirat, dicarikan guru les mengaji dan banyak lagi yang dilakukan oleh orang tua untuk menciptakan anak yang sesuai dengan harapan.
       Namun sayangnya banyak orang tua yang hanya menyerahkan anaknya kepada sekolah dan guru "ngaji" untuk menjadikan anak mereka menjadi sholeh. Sedangkan mereka tidak mau campur tangan dalam proses itu, mereka hanya mencukupi kebutuhan secara jasmani semata. Ada beberapa kasus yang pernah kami jumpai dalam sebuah sekolah dasar Islam. Setiap datang ke sekolah siswa putri harus mengenakan pakaian yang menutup auratnya (jilbab) sedangkan siswa putra mengenakan celana panjang. Mereka dibiasakan diri untuk menutup aurat selama di sekolah, hal ini bertuujuan untuk menanamkan kepada mereka selalu menutup aurat dimanapun berada. Tetapi, ketika mereka di rumah apakah mereka sudah mapu mengenakan jilbab sama ketika di sekolah?. Banyak dari anak anak yang sudah dibiasakan untuk memakai jilbab disekolah, namun sampai di rumah jilbab itu lepas dari kepalanya. Bahkan mereka berani membuka apa yang seharusnya mereka tutupi. Tanggung jawab siapakah ini??? Ketika anak sudah berada di rumah tentunya yang paling bertanggung jawab adalah prang tua, bukan guru "ngaji" ataupun bapak/ibu guru. Celakanya lagi, ada orang yang justru melarang anaknya untuk memakai jilbab dengan berbagai alasan, ada yang bilang masih kecil lah, ntar aja kalau kamu udah dewasa lah bahkan yang lebih menyedihkan orang tua bilang kalau kamu memakai jilbab kamu terlihat kurang cantik. Hal tersebut diatas terjadi di sekolah Islam, lalu bagaimana dengan sekolah yang lain??? silahkan anda cermati sendiri.
Mereka (para orang tua) menginginkan anak yang sholih dan sholihah, tetapi tidak mau bersusah payah untuk mewujudkan hal itu. Sungguh sangat ironis, ketika mereka hanya mengandalkan sekolah Islam dan orang lain. Ingatlah wahai para orang tua, anak pada dasarnya adalah investasi kita di dunia maupun akhirat. Jadi berharap kita sebagai orang tua maupun calon orang tua memperhatikan betul investasi kita yang satu ini......Jangan ajarkan mereka untuk mengambil jalan ke Neraka walupun jalan ke Nereka terasa nikmat di dunia, Kita tentunya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Rabbul Alamiin...

Tulisan diatas terinspirasi dari keprihatinan sikap orang tua terhadap pendidikan agama bagi anak-anaknya di salah satu Sekolah Islam di karesidenan Surakarta..

Hamzah bergaya dengan burung hantu